NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Berondong

Suamiku Seorang Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

'Apa - apaan ini?'

Aira Tanisa terkejut saat melihat lelaki yang baru saja menikahinya.

Lelaki itu adalah salah satu juniornya di kampus! Disaat Aira sudah menginjak semester 7, lelaki itu baru menjadi maba di kampus mereka!

Brian Santoso.

Lelaki yang dulu adalah mahasiswa dengan sikap dinginnya.

Dan sekarang Lelaki dingin itu telah resmi menikahinya!

Aira sangat lemas memikirkan semua ini. Bagaimana ia menghabiskan setiap harinya dengan lelaki berondong yang dingin itu?

Terlebih saat mereka menikah karena dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29

"Pak Brian."

Arsen dengan cepat menguasai diri dan segera berdiri dari kursinya. Ia menghampiri Brian dan mendekati lelaki itu.

"Selamat pagi Pak Arsen." Brian menoleh pada Arsen dan memindai lelaki yang berhasil membuatnya merasa marah sejak pagi.

"Kami sedang mengadakan rapat untuk peluncuran produk terbaru, yang baru saja selesai diproduksi oleh perusahaan kita pak." Mencoba menjelaskan situasi yang sedang ada di ruang rapat, Arsen sedikit tersenyum kepada Brian yang hanya memasang wajah datar dengan sorot tajamnya.

"Itu yang membuat saya heran Pak Arsen." Seringai miring yang terlihat di wajah Bryan membuat Arsen sontak terdiam.

"Jika ada produk yang akan diluncurkan oleh perusahaan ini. Bukankah seharusnya saya sebagai CEO di sini, harus dilibatkan untuk rapat ini?"

Ucapan Brian yang penuh dengan nada intimidasi itu membuat ruangan rapat seketika hening dan mencekam. Bahkan tak terkecuali oleh Aira. Ia seperti melihat sosok Brian yang lain yang berdiri di hadapannya sekarang.

Laki-laki itu penuh dengan intimidasi kuat dan begitu otoriter. Serta tidak terbantahkan. Tidak seperti Brian suami berondongnya yang posesif dan kerap bertingkah menyebalkan.

"Maafkan saya pak Brian." Arsen kembali bersuara, memecah kesunyian yang mencekam di ruangan itu.

"Karena selama ini kami mengadakan rapat untuk peluncuran produk terbaru, tidak melibatkan seorang CEO yang tidak pernah memiliki jabatan di perusahaan ini. Saya pikir masih tetap berlaku seperti itu. Hanya kami yang mengadakan rapat dan saya akan memberikan laporannya kepada Pak Brian beserta Pak Harry nanti."

Penjelasan dari Arsen membuat tatapan Brian semakin tajam. Terasa sangat jelas sekali, jika lelaki ini memang benar tidak mau meribatkan Brian.

Entah itu karena ucapannya semata atau memang menganggap Brian tidak sepenting itu.

"Jika memang seperti itu kebiasaan yang dilakukan oleh Pak Arsan beserta yang lain di perusahaan ini. Sudah saatnya kebiasaan itu dirubah. Karena sekarang perusahaan ini memiliki CEO, saya sendiri. Dan saya memiliki suara mutlak di dalam setiap rapat yang kalian lakukan." Brian menatap Arsen dengan tajam. Tidak memberikan ruang bagi Arsen untuk membantah.

"Daripada saya menerima Laporan mengenai hasil rapat kalian di ruangan ini. Bukankah lebih bagus jika saya ikut serta dalam rapat ini? Menyaksikan bagaimana orang-orang penting di perusahaan saya, berdiskusi soal peluncuran produk terbaru." Tatapan Brian yang penuh mengintimidasi terpencar ke seluruh ruangan.

Beberapa orang yang ada di ruangan itu, bahkan hampir mencapai 20 orang seketika menelan ludah dengan gugup. Mendapati tatapan tajam sang CEO benar - benar membuat mereka merasa gugup.

Aira yang berdiri tidak jauh di bangkunya dari keberadaan Arsen, menautkan kedua jemarinya di depan tubuh dan sedikit menunduk. Bahkan ia saja yang notabenenya adalah istri seorang Brian Santoso, benar-benar merasa gugup dan tidak sanggup untuk menghadapi aura intimidasi Brian yang begitu kuat.

Seperti inikah sosok Brian sebagai pemimpin yang sesungguhnya? Jika benar seperti ini, entah akan seperti apa para karyawan yang mencoba bersikap tidak profesional di perus. Berbagai pikiran berkecamuk di dalam benak Aira.

"Maafkan atas keledoran saya Pak. Kami akan segera mengubah kebiasaan itu dan melibatkan Pak Brian untuk setiap rapat yang kami lakukan." Arsen menganggu dan paham dengan kalimat penuh ancaman yang dilontarkan oleh Brian.

"Saya hanya berharap, hanya karena usia saya lebih mudah dibanding Pak Arsen. Pak arsen tidak menganggap keberadaan saya di sini tidak penting. Karena biar bagaimanapun saya adalah CEO sekaligus pewaris tunggal perusahaan ini. Seharusnya dari situ Pak Arsen bisa menilai, sebagaimana pentingnya keberadaan saya untuk setiap keputusan yang kalian ambil."

Lagi dan lagi ucapan penuh intimidasi itu membuat mereka semua terdiam. Arsen yang merasa sejak tadi dicecar oleh Brian terus-menerus, hanya bisa mengepalkan tangan dan sedikit menunduk. Ia sungguh merasa jika kehadiran CEO mereka sangat tidak penting untuk rapat ini.

Bukankah ia hanya perlu memberikan laporannya? Lagian dengan usia yang masih begitu muda, 24 tahun. Pengalaman kerja yang dimiliki oleh Brian belumlah seberapa dibanding pengalaman kerja yang dimiliki oleh Arsen.

Bisa saja Brian menjadi CEO di perusahaan ini, karena ia adalah anak satu-satunya dari Pak Harry. Tapi belum tentu insting bisnis dan pemikirannya akan bisa menyamai Pak Harry. Seperti itulah yang dipikirkan oleh Arsen beberapa hari ini.

Karena itu menurutnya Brian yang lebih muda tidak perlu dilibatkan untuk rapat ini. Tapi ia juga sangat terkejut ketika mendapati Brian di sini. Dari siapa Brian bisa mengetahui jika ada rapat pagi ini.

Lirikan matanya sekilas tertuju kepada Aira, yang pagi tadi ia temukan turun dari lift direksi. Apakah yang menyampaikan ini kepada Brian adalah Aira? Pertanyaan itu bercokol di dalam benaknya. Ia akan mempertanyakan ini kepada Aira nantinya.

"Dan sepertinya Pak Arsen benar-benar menyepelekan keberadaan saya, karena saya lebih muda bukan?" Kembali ucapan Brian membuat Arsen tersentak dan menoleh kepada laki-laki itu.

"Sekali lagi saya tegaskan kepada Pak Arsen. Perusahaan ini adalah perusahaan saya. Apapun yang terjadi di perusahaan ini, tentu saya tahu."

Kalimat pun penegasan itu membuat Arsen sontak terdiam dan tidak membantah sedikitpun. Perkataan Brian adalah mutlak benar dan tidak ada keraguan di dalamnya.

"Jadi apapun yang terjadi di perusahaan ini, tentu saja akan dilaporkan kepada saya. Dan sebagai CEO di perusahaan ini, saya ingin menilai bagaimana sikap para karyawan saya. Apakah bisa bersikap profesional dalam bekerja? Atau hanya merasa paling benar hanya karena pengalaman yang ia miliki di perusahaan ini lebih lama."

Kembali ucapan itu membuat mereka semua terdiam. Aira mengangkat wajahnya sedikit dan ia dapat melihat bagaimana wajah Brian yang menyorot tajam Arsen dengan rahang yang begitu keras.

Sorot wajah Brian kali ini, sama seperti sorot wajah Brian saat ia pertama kali memasuki kampus sewaktu menjadi maba. Banyak orang yang takut kepada Brian saat itu. Meski ia tidak mengucapkan sepatah kata apapun.

Seperti sekarang, sosok Brian mampu membungkam mereka semua yang ada di ruang rapat. Aira juga bisa melihat bagaimana Arsen yang tidak berkutik sedikitpun. Sepertinya ini akan menjadi pukulan besar bagi Pak Arsen karena tidak melibatkan Brian untuk masalah ini.

"Dan saya peringatkan kepada kalian semua." Brian beralih menatap pada karyawan yang ada di ruang rapat.

"Jika ada masalah seperti ini lagi dan kalian tidak melibatkan saya di dalamnya. Maka Jangan heran jika saya tidak akan sungkan untuk memecat kalian semua dari perusahaan ini. Dan saya akan memastikan semua perusahaan di negara ini agar tidak menerima kalian bekerja lagi."

Sontak saja ucapan penuh ancaman yang dilontarkan oleh Brian membuat wajah mereka semua yang ada di ruangan itu memucat.

Sepertinya emosi sang CEO benar-benar tidak main-main. Aira bahkan seketika menahan nafas saat menyadari ancaman Brian begitu mengerikan.

"Apa kalian mengerti?" Raungan suara Brian di ruangan itu membuat mereka semua dengan serentak berdiri.

"Kami mengerti Pak!" Dengan cepat mereka menjawab. Tidak ingin membuat Brian kembali semakin marah.

"Dan apakah Pak Arsen sudah mulai mengerti sekarang?" Brian kembali melirik Arsen yang terdiam di hadapannya.

"Iya Pak. Saya sudah mengerti. Maafkan atas keteledoran saya." Sekali lagi Arsen meminta maaf kepada Brian.

"Baiklah kalau begitu. Kita akan memulai rapatnya."

Ucapan Brian beserta ia yang duduk di kursi yang diduduki oleh Arsen tadi, membuat beberapa orang kembali duduk di kursinya.  Sedangkan Arsen memilih meraih kursi yang berada tidak jauh dari sana, dan duduk di sebelah Riana yang memiliki Space lebih kosong.

Mereka memulai rapat dengan suasana tegang karena diawali oleh emosi sang CEO mereka.

.......................

1
partini
bucin akut itu mah,,bagus sih tapi sayang sang istri belum tau
Lisa Halik
makasih updatenya thor
partini
di cintai lebih baik dari pada mencintai kalau mencintai itu cape nya Ampe ubun ubun,,aihhh coba kalau kamu tau laki lu itu dah jatuh cinta dari awal
masa gitu aja ga tau
kau ini Aira lemottttt
partini
lebih muda ,, jangn menyepelekan kadang lebih muda lebih bijaksana dan tanggung jawab dari pada yg tua
semoga aja suamimu jadi imam yg baik ga melenceng
Lisa Halik
double up thor
partini
mamer idaman
partini
wah ganti oli juga akhir nya bang bri 😂😂😂😂
partini
suka ga suka itu kewajiban nolak dosa susah kan jadi istri
Lisa Halik
thor double up dong
Lisa Halik
semangat thor
partini
wah minta di kirim ke Amazon tuh Arsen
suami istri ada masanya loh kalau berturut turut ga ada nafkah lahir batin jatuhnya apa ?
partini
aira kamu terlalu ,
Lisa Halik
nah ternyata brian memang mau nya sama aira
Lisa Halik
bererti brian memang sudah mula suka aira semenjak kali pertama,walau aira seniornya
Lisa Halik
saya mampir thor
partini
istri mu terlalu besar kepala but she so sweet 🥰🥰🥰🥰
iqbal nasution
0oe
partini
Weh panjang kali lebar masih di depan ruang direktur but is ok
partini
fakta di lapangan ya Aira ,, good job 👍👍👍
partini
barvo 👏👏👏👏 mantappppp
masa karyawan seenak jidatnya
SE Aira you husband very good 👍👍👍
biar berondong bukan sembarang berondong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!