Sebagai Putri Tunggal Kaya Raya,Amarta yang berusia 30 tahun terus mendapat petuah dari kedua orang tuanya untuk menikah.
Kegagalan terdahulunya dengan tunangannya yang menghamili sahabatnya,membuat Amarta sulit untuk percaya lagi dengan laki-laki.
Namun pertemuannya beberapa kali dengan lelaki berparas tampan yang bekerja sebagai pelayan disebuah restoran,membuat Amarta memiliki sebuah ide gila.
Amarta terang-terangan mengajak lelaki yang bernama Adrian untuk melakukan nikah kontrak dan menjanjikan uang senilai 10 Milyar.
Namun seiring berjalannya waktu,pernikahan kontrak mereka diuji dengan kehadiran mantan dari Adrian yang masih sangat mencintainya dan melakukan segala cara untuk membuat Adrian kembali.
Sampai suatu ketika Amarta menceritakan semuanya pada Agatha(mantan kekasih Adrian)bahwa pernikahannya dengan Adrian hanyalah pernikahan kontrak.
Bagaimana Adrian menghadapi semuanya saat perasaannya lebih memilih Amarta,Apakah dia akan menyerah?
Ikutin kisahnya disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KNT-12
Febrian meninggalkan Amarta dan Adrian dengan perasaan kacau,keinginannya memanfaatkan kekayaan Amarta kini musnah sudah.
Namun tekadnya untuk bisa menghancurkan Amarta,kini berkobar didalam hatinya,Karena keluarganya kini hidup kekurangan akibat Perusahaan yang bangkrut dalam sekejap setelah Amarta menarik semua sahamnya.
Berbagai rencana buruk kini mengisi kepala Febrian,Ia bertekad akan membuat Amarta jatuh sejatuh-jatuhnya .
"Kita liat saja Amarta!!takkan aku biarkan kamu bahagia diatas penderitaan orang tuaku,coba jika kamu mau disentuh dari awal,maka aku nggak akan selingkuh dengan Fani sahabatmu",gumam Febrian dengan dendam membaranya.
Sedangkan Amarta dan Adrian segera bergegas untuk berangkat ke Perusahaan,karena mereka akan membahas hari pernikahan yang akan dimajukan .
"Adrian....,kamu beneran mau majuin pernikahan kontrak kita?Apa kamu beneran udah siap dengan lingkungan baru yang akan menjadi keseharianmu selama 1 tahun kedepan?aku masih bisa menundanya sampai kamu bener-bener siap",ucap Amarta hati-hati.
Adrian mengusap lembut rambut Amarta yang tergerai indah."Lebih cepat lebih baik sayang....,aku akan tenang jika kamu terus berada disampingku,dan orang tuamu juga akan merasa aman karena kamu telah memiliki aku,jadi sebaiknya kita segera atur pertemuan dengan orang tuamu dan atur bertemu Wedding Organizer".
Amarta tersenyum menanggapi keinginan Adrian.
"Kedatangan Amarta dan Adrian diPerusahaan,mengundang perhatian dari para karyawan yang sempat meragukan bahwa Bos mereka telah memiliki kekasih baru lagi,bahkan mereka mendengar gosip kalau keduanya akan menikah.
"Selamat Pagi Pak...Bu...",sapa salah satu karyawan yang berada dilobby perusahaan.
Adrian langsung menggenggam tangan lembut Amarta dan membawanya keruangan Amarta berada.Jangan tanya bagaimana perasaan Amarta tentu saja dia malu,karena genggaman tangan Adrian yang tiba-tiba membuat para karyawan yang melihatnya tersenyum meledek.
"Adrian....,aku malu kalau kamu tiba-tiba menebar keromantisan didepan para karyawan,nanti mereka akan menganggap bahwa aku Bos yang tak berwibawa dan Elegan,lagian diusiaku yang sekarang,malu kalau harus memperlihatkan keromantisan didepan umum",ujar Amarta dengan memanyunkan bibirnya.
Adrian dengan kepercayaan dirinya yang tinggi ditambah ketampanannya yang bersinar,langsung mengutarakan isi pikirannya pada Amarta."Justru aku mau memperlihatkan pada karyawan-karyawanmu,kalau aku beruntung memilikimu,aku akan memberitahu semuanya bahwa kamu adalah pasanganku yang sebentar lagi akan menjadi istriku".jawab Adrian dengan senyum bahagianya.
Amarta memilih sibuk dengan pekerjaanya dibantu Rania yang masuk memberikan laporan.Namun tiba-tiba pintu ruangannya diketuk oleh seseorang yang membuat mereka bertiga saling pandang.
"Tolong Rania...,siapa tamu yang bisa naik keruanganku tanpa konfirmasi apapun".ucap Amarta dengan tegas.Rania yang hendak membuka pintunya, sudah lebih dibuka dan memperlihatkan Ibunya Amarta datang menyapanya.
"Ha....Lo ",sapa Ibu Ambar kaget.Tatapan matanya langsung tertuju pada seorang pria yang berada diruangan anaknya,tau bahwa kondisinya penuh tanda tanya,Rania keluar dan menutup pintunya dengan hati-hati.
"Kamu bukannya yang waktu itu diacara kondangan ya?siapa namamu?Tante lupa".
"Saya Adrian Tante",jawab Adrian tegas.
Adrian mempersilahkan Ibu Ambar untuk duduk dan memberi kode kepada Amarta untuk ikut bergabung.Kini mereka duduk membentuk segitiga dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Tante....,kebetulan Tante datang kesini,karena ada hal penting yang ingin saya sampaikan sama Tante.Jadi gini,Saya dan Amarta ingin meminta restu kepada Tante,karena kami akan menikah dalam 1 bulan lagi,saya telah melamar Amarta secara pribadi,namun Amarta masih mencari waktu yang tepat untuk saya datang kerumah Tante dengan membawa perwakilan keluarga saya,jadi kira-kira kapan saya bisa membawa perwakilan keluarga saya untuk datang melamar secara resmi Amarta pada Tante dan Om?",
Ibu Ambar menatap anaknya yang duduk terdiam,Ia melihat anaknya yang telah mengenakan cincin berlian dijari tangannya.
"Adrian...,Om sama Tante terserah bagaimana Amarta,kapanpun kamu akan dateng kita siap,tapi kalian harus lebih dulu menyatukan keinginan kalian dulu,karena keluarga hanya bisa memberi restu,kalianlah yang tau baiknya seperti apa,tapi kalau boleh Tante kasih saran,Amarta kan pernah gagal tunangan sebelumnya,kalau bisa pernikahannya tidak terlalu jauh dari waktu lamaran,karena keluarga dan terutama Amarta akan malu untuk kedua kalinya,dan Tante tidak mau itu terjadi ".
Adrian menatap Amarta yang masih diam ditempat duduknya,Adrian langsung mendekat dan menggenggam tangan Amarta dengan erat.
"Saya sangat mencintai anak Tante,jadi Saya nggak akan melakukan hal yang akan membuat Amarta dan tante merasa malu atau tersakiti,kalau bisa saat ini juga saya akan menikahinya,hanya saja semuanya butuh persiapan,apalagi Amarta yang memiliki banyak kolega bisnis,pasti dia akan mengundang mereka semua dan memamerkan betapa tampannya saya...hahaha".
Amarta mencubit pinggang Adrian yang cukup membuat Adrian meringis kesakitan.
"Nanti Amarta yang atur semuanya ya Ma,Mama nggak perlu capek-capek membantu Amarta,karena Adrian cukup bisa diandalkan ".
Ibu Ambar yang niat kedatangannya ingin mengajak Amarta untuk bertemu dengan anak teman anaknya,mau nggak mau harus membatalkan pertemuan dengan temannya,karena apapun keputusan anaknya,Ibu Ambar akan merestuinya.