Karina terjebak dalam pernikahan yang pahit dengan Ryan, sebuah ikatan yang dipaksakan untuk menyelamatkan keluarganya dari kebangkrutan. Namun, pernikahan itu hanya membawa kesedihan dan perselingkuhan yang menyayat hati.
Setelah berhasil melepaskan diri dari cengkraman Ryan melalui perceraian, Karina bertekad untuk memfokuskan diri pada karirnya. Namun, nasib memiliki rencana lain.
Karina dipertemukan kembali dengan Zaian, pria yang dulu jatuh cinta padanya dan kini telah bertransformasi menjadi seorang CEO sukses di tempat Karina bekerja. Pertemuan itu membuka kembali kenangan lama dan memicu konflik batin yang mengguncang hati Karina.
Apakah Karina akan memberi kesempatan kedua pada cinta atau memilih untuk mempertahankan kemandirian yang telah diraihnya dengan susah payah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsiana 97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10
Sudah lima hari Zaian dan karin berada di Dubai, hari ini adalah hari terakhir mereka menyelesaikan pekerjaannya.
Saat mereka tiba di kamar hotel setelah seharian sibuk menghadiri beberapa pertemuan, karin berinisiatif bertanya kepada Zaian kapan mereka akan pulang.
"Apakah kita akan pulang? Karena seluruh jadwal pekerjaan sudah di selesai kan," Tanya karina dengan hati-hati
"Belum, besok aku mau bawa kamu ke suatu tempat."
"Kemana," Tanya karin penasaran
"Nanti aja kalau udah di sana baru aku kasih tahu kamu," Jawab Zaian meledek
"Yah udah, kalau gitu aku gak mau ikut."
"Kita lihat aja besok."
Saat malam hari, Zaian mengajak karina untuk makan di restoran. Namun restoran tempat mereka makan kali ini sedikit berbeda, restoran itu bernuansa romantis dengan lilin di atas meja dan beberapa kelopak bunga yang di tabur di sepanjang jalan menuju meja tempat mereka akan makan.
Karin bingung dibuatnya, mengapa Zaian memilih restoran seperti itu padahal mereka bukan sepasang kekasih.
Setelah mereka selesai makan, saat sedang ingin memakan hidangan penutup. Karin di buat terpanah dengan indahnya kempang api yang sedang menyala di langit, saat kembang api itu bersatu dan membentuk beberapa kata membuat karina terpanah. *I Love You Karina* begitulah kata-kata yang tertulis.
Seketika saja karina berbalik dan menatap Zaian yang juga sedang melihatnya.
"Apa kamu yang melakukannya?" Tanya karin pada Zaian memastikan
"Iya."
"Apa kamu bercanda," Ucap karina dengan pelan takut orang lain mendengarnya
"Mana mungkin aku bercanda, memang apa untungnya," Elak Zaian
"Lalu apa maksud dari tulisan itu."
"Itulah isi hatiku," Jawab Zaian dengan sungguh-sungguh sambil menggenggam tangan karin
Namun karina yang mendengar pernyataan Zaian itu merasa tidak bahagia.
"Maaf Zaian dulu aku menolak mu karena aku berada di atas sementara kamu berada di bawah, sekarang pun sebaliknya aku menolak mu karena kamu berada di atas dan aku dibawah. Masih banyak wanita yang lebih pantas dan layak denganmu," Ucap karin dengan penuh keyakinan
"Tapi untukku hanya kamu wanita satu-satunya yang pantas dan layak denganku."
"Stop Zaian! Kita sama sekali tidak bisa bersatu."
"Tapi_," Kalimat itu hanya bisa terhenti karena karin langsung berjalan meninggalkannya.
Karin berjalan menuju mobil, sedangkan Zaian berlari kecil menyusul karin.
"Rin tunggu.., karin aku mohon beri aku alasan yang masuk akal." Kekeh Zaian sambil mengejar karin
Karin berbalik dan menatap Zaian. "Aku itu sekarang seorang janda, dan keadaan aku sekarang sangat tidak pantas jika harus bersanding denganmu," Ucap karin memberi pengertian
"Tolong beri aku kesempatan Rin.. Tolong jangan selalu patahkan hati dan semangatku," Mohon Zaian
"Ok aku kasih kamu kesempatan, tapi tolong jangan pernah memaksakan perasaan kamu untuk aku apa lagi karena rasa kasihan, jika kamu sudah tidak memiliki perasaan terhadapku kamu cukup memberi tahu aku dan aku akan pergi."
"Aku pastikan hal itu tidak akan pernah terjadi," Ucap Zaian dengan penuh keyakinan
"Yah udah sekarang kita balik ke hotel aja, aku capek."
"Siap my baby!" Sahut Zaian memberi hormat, saking bahagianya mendengar perkataan karin walaupun bukan kata *iya* yang ia terima. Setidaknya karin mau memberinya kesempatan.
"Baby baby, memang aku bayi mu," Protes karin sambil membuka pintu mobil.
"Terus kamu mau di panggil apa? Sayang, cintaku, my lovely, atau... Istriku?" Tanya Zaian sambil tersenyum nakal
"Udah ah aku capek mau pulang tidur."
Zaian pun mulai melanjutkan mobilnya, sekitar 35 menit perjalanan mereka kini tiba di hotel.
Saat masuk ke dalam kamar hotel karin langsung saja membersihkan wajah dan tubuhnya lalu memakai piyama. Setelah memakai piyamanya karin pun naik ke atas tempat tidur karena kelelahan karin pun langsung tertidur.
Selang beberapa menit setelah karin tertidur, Zaian pun keluar dari kamar mandi dan melihat karin yang sudah tertidur pulas, setelah memakai piyamanya. Zaian pun naik ke atas tempat tidur menyusul karin dan memeluk karin.
Malam itu hati kedua insan itu sedang berbunga-bunga, bahkan saat tidur pun mereka saling berpelukan.
Keesokan harinya, mereka terbangun dengan posisi saling berpelukan. Karin yang sadar dengan tindakannya pun langsung melepas pelukannya.
"Ayo bangun, aku mau ajak kamu ke suatu tempat yang indah," Ucap zaian sambil mengelus-elus rambut karin.
Karin pun bergegas bangun dan mandi, setelah membersihkan tubuhnya ia kemudian memakai make up tipis dan memakai dress berwarna merah namun dengan model yang simple. Membuat kecantikannya semakin terpancar.
Zaian pun kini telah selesai bersiap, mereka pun turun ke lobby hotel untuk mengambil mobil.
Mereka kini telah berada di dalam mobil, zaian melajukan mobilnya, setelah berkendara selama kurang lebih 3 jam. Tiba-tiba Zaian memberhentikan mobilnya dipikir jalan, lalu ia mengeluarkan sebuah kain kecil dari laci mobil.
"Kenapa kamu berhenti?" Tanya karin yang bingung mengapa mereka berhenti di tepi jalan
"Aku mau kamu tutup mata dulu, nanti kalau udah sampai baru kamu buka mata biar jadi kejutan," Jawab Zaian sambil menutup mata karin dengan kain kecil itu
Setelah memakaikan penutup mata itu, Zaian kembali melakukan kendaraannya. Setelah 10 menit melajukan kendaraannya kini mereka sudah tiba di tempat tujuannya.
Zaian turun dari mobil, da berlari membukakan pintu mobil untuk karin. Zaian menuntun karin berjalan keluar mobil, setelah sudah dirasa cukup. Zaian kemudian membuka penutup mata karin.
Betapa terkejut dan bahagianya karin saat membuka mata dan melihat apa yang ada di hadapannya,
Zaian membawa karin ke pantai, namun tempat itu sudah ia perintahkan orang untuk mendekorasinya dengan bunga dan beberapa dekorasi tambahan membuat tempat itu menjadi sangat indah dan romantis.
Zain mempersiapkan karin duduk, dan saat mereka sudah duduk. Beberapa pelayan dan seorang koki pun keluar untuk melayani mereka, koki itu pu langsung memasak makanan untuk mereka berdua makan.
Karin yang melihat cara koki itu memasak sangat takjub dengan keahliannya, di tambah dengan suasana pantai yang sejuk membuatnya makin bahagia.
Setelah menikmati beberapa hidangan yang di sajikan oleh koki itu, mereka kini berjalan-jalan menyisiri indahnya pantai. Zaian terus menatap karin, menatap betapa cantiknya wanita pujaan hatinya itu, bibir mungilnya yang semerah buah cerry, bola mata yang kecoklatan dan bulu mata yang panjang dan lentik membuat karin tidak bosan untuk dipandang.
Karin yang melihat Zaian terus menatapnya menjadi malu dan salah tingkah.
"Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya karin yang penasaran mengapa Zaian menatapnya terus
"Tidak ada."
"Lalu mengapa kau terus menatapku?"
"Aku sedang mengagumi betapa cantik dan indahnya pujaan hatiku ini," Ucap Zaian dengan enteng membuat wajah karin merah merona karena malu.