Erina, gadis pekerja keras yang selalu mengedepankan gaya. Dia dijodohkan dengan seorang pengusaha sukses. Namun, apa jadinya jika sang pengusaha mempunyai pujaan hati lainnya?
Mampu kah, Erina menjalin rumah tangga dengan tantangan meluluhkan hati suaminya, agar hanya melihat dirinya seorang?
Yuk ikuti kisahnya!
Terimakasih ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memanfaaatkan Situasi
Paginya, suara interkom terdengar. Seorang pelayan membawakan sarapan untuk pengantin baru.
Sang pelayan langsung tersipu kala melihat kamar yang berantakan. Apalagi, Erina masih setia membalut kan tubuhnya di atas ranjang.
Setelah meletakkan sarapan di meja sudut kamar, dia buru-buru keluar. Karena tidak ingin mengganggu waktu pengantin baru.
"Lihat lah, mukanya memerah, dia pasti salah paham." ujar Ervin menatap nyalang ke arah Erina.
"Salah sendiri, berarti pikirannya memang kotor," balas Erina. "Memangnya, kamu mau aku memperlihatkan tubuh seksi dan mulus ku pada orang lain?" lanjut Erina.
"Bu-bukan begitu, tapi lihat lah kamar kita begitu berantakan." ralat Ervin.
"Salah sendiri, siapa suruh semalam kamu mendekatiku. Ya, walaupun kamu tidak normal, aku juga takut jika lelaki asing menyentuhku." sanggah Erina.
"Lelaki asing? Kamu menganggap ku lelaki asing? Aku ini suamimu." teriak Ervin.
"Suami mana, yang tega video call, sama pacarnya saat malam pertama? Mana menggoda pakai pakaian seksi lagi." cibir Erina.
"Kan kamu tahu sendiri, jika Clara pacarku." lirih Ervin.
"Putuskan pacarmu, sekarang aku siap menggantikannya. Bahkan aku halal kamu sentuh. Dan yang pasti, aku masih ting-ting." lagi-lagi Erina menggoda Ervin.
"Memang kamu pikir Clara tidak ting-ting? Dia juga masih ting-ting. Karena aku belum menyentuhnya sama sekali." bela Ervin.
"Ooo, berarti kamu menegaskan jika kamu masih perjaka ya? Bagus lah ... Berarti, nanti aku akan jadi yang pertama dong." kekeh Erina.
Alih-alih menjawab, Ervin malah mengeram akibat kesal dengan setiap jawaban Erina.
"Baiklah, aku mau kita bekerja sama. Kita pura-pura menjalin hubungan ini, apalagi saat di depan mama, papa ku." pinta Ervin mendekati Erina.
"Apa keuntungan untukku?" tanya Erina.
"Apapun yang kamu minta. Tapi, satu hal yang aku mau. Kamu, harus menyembunyikan hubungan ku dengan Clara. Nanti, kamu akan aku ajak, setiap kali aku dan Clara jalan." jelas Ervin.
"Tawaranmu kurang menarik, aku lebih menarik dengan tawaran mama. Seperti, siapapun terbukti selingkuh, maka pasangan satunya akan mendapatkan keuntungan. Dan aku mendapatkan semua hak waris mu, contohnya." papar Erina.
"J-jadi, mama sudah memberitahumu tentang hal itu?" tanya Ervin setengah tidak percaya.
"He-um ... Bukankah, itu lebih menguntungkan?" balas Erina.
Lagi-lagi Ervin hanya bisa mengeram kesal. Dia selalu kalah jika berargumen dengan Erina. Ini, baru sehari setelah pernikahan mereka. Terus bagaimana jika ia harus hidup dengan Erina selamanya?
Herman dan Belinda turun ke bawah untuk menemani beberapa kolega sarapan. Maunya, sih mereka menikmati makanan di dalam kamar, namun mengingat jika sekarang mereka tuan rumah, maka kemauan mereka bisa dikatakan tidak etis.
"Jadi, menantu kalian, dulunya tidak berhijab ya? Atau dia mulai berhijab saat mengenal keluarga ini?" tanya seorang rekan bisnis Herman.
"Setiap manusia butuh proses untuk menjadi baik. Dan Erina berubah bukan untuk kami, dia berubah untuk dirinya dan Tuhan-nya sendiri. Dan kami, bertemu saat dia sudah menjadi, versi terbaik di hidupnya. Jadi, jika masa lalunya terbongkar sekarang, itu tidak mengubah penilaian kami padanya." jelas Belinda menatap rekan Herman yang tidak berkutik.
Herman pun mulai paham situasi. Dia langsung menyuruh semua orang untuk menikmati sarapan yang sudah disiapkan.
Sebelum pulang, Herman dan Belinda memasuki kamar pengantin. Mereka sudah meminta izin memalui interkom terlebih dahulu.
"Kalian mau bulan madu kemana? Biar papa suruh Noah uruskan." tanya Herman.
"Untuk itu, kami sudah memikirnya Pa."
"Kami akan melakukan umrah terlebih dahulu. Karena itu impian orang tua ku yang belum pernah terwujud. Jadi, karena sekarang aku istri Ervin, jadi aku mau mewujudkan impian mereka melalui aku." potong Erina.
"Jika itu impian mereka, kenapa kita tidak melakukan badal umrah saja?" tanya Belinda.
"Setahu saya, melakukan badal umrah, harus dengan orang yang pernah umrah. Tapi, untuk lebih jelasnya lagi, kita tanyakan pada ustad Uzair aja." ujar Erina.
"Baiklah, jika itu mau mu. Kalian pergi ibadah umrah saja dulu, setelahnya pilih lah, sah sagu negara untuk berbulan madu." ucap Belinda.
"Ma, mana bisa begitu. Aku harus ke kantor." rengek Ervin.
"Kamu libur aja, kantor biar papa yang urus." balas Herman.
"Tapi ..."
"Apa? Kamu takut kantor akan rugi? Ingat, aku pemilik saham terbesar disana. Jadi, aku bisa. memutuskan apapun." tekan Herman, membuat Ervin menghela napas berat.
...🍁🍁🍁...
Sudah seminggu semenjak Erina dan Ervin menikah. Hari ini, karena permintaan dari Clara, Ervin membawa Erina untuk menemuinya.
Ervin sudah memesan sebuah resort yang memiliki ruang vip. Dia memilih resort dengan pemandangan yang langsung ke laut, serta bukit-bukit yang menambah kesan mewah itu.
Ervin dan Erina sampai terlebih dahulu, dan Clara sampai beberapa menit setelahnya.
"Aku sudah memesan steak kesukaanmu." ujar Ervin, berharap Clara merasa diperhatikan.
Clara menyukai potongan tenderloin, dengan tingkat kematangan medium-well.
Tenderloin adalah, Potongan daging dari bagian dalam sapi, sangat lembut dan rendah lemak.
"Makasih," lirih Clara.
Erina memutar mata malas melihat interaksi pasangan di depannya.
"Aku ke toilet bentar, kalian bicaralah, mungkin melepaskan rindu, karena tidak bertemu sejak seminggu." ujar Erina sembari berdiri.
Kemudian, dia melangkah keluar dan menanyakan toilet, pada seorang pelayan yang sedang membersihkan meja.
"Kenapa juga aku harus jadi obat nyamuk dalam hubungan mereka." gumam Erina kesal.
Dia memilih mencuci tangan dan juga merapikan sedikit hijabnya.
"Pelakor ..." sindir Clara yang datang tiba-tiba.
"Memang ya, penampilan tidak menjamin sikap seseorang." ungkap Clara.
Alih-alih menjawab, Erina malah abai dan melangkah keluar.
Geram dengan sikap Erina. Clara menarik jilbabnya dari belakang.
"Apa yang kamu lakukan?" teriak Erina.
"Semua yang kamu pakai ini adalah milik aku. Aku yang paling berhak." balas Clara.
"Lantas? Kamu mau apa? Disini, aku lah istrinya Ervin. Jadi, aku yang berkuasa." tekan Erina menekan-nekan bahu Clara.
"Lancang kamu ..." teriak Clara hendak melayangkan tangannya. Namun, dengan sigap Erina menepisnya.
Hidup yang keras, mengajarkan Erina tentang betapa pentingnya menjaga diri.
Dia dengan sempurna bisa menangkis tangan Clara yang sedang melayang.
Tanpa memperdulikan hijabnya yang berada di tangan Clara, Erina malah keluar. Beruntung, dia memakai ciput, sehingga rambutnya, tidak terlalu kelihatan.
Begitu masuk ruang vip, Erina langsung mengambil tasnya, dan Ervin langsung mencekal tangan Erina.
"Kamu kenapa? Dan jilbab mu mana?" tanya Ervin mengernyit dahinya.
Erina langsung menoleh dengan berlinang air mata.
"Katakan sama pacarmu, aku bukan pelakor. Dan hijab ku, tidak ada hubungannya dengan sikap ataupun perilaku ku." ungkap Erina melepaskan cekalan dari tangan Ervin.
"Apa maksud mu." tanya Ervin semakin bingung.
"Dia melepaskan hijab ku, karena katanya aku gak pantas memakainya." bohong Erina.
Baru saja Ervin hendak membuka mulut, Clara datang dengan jilbab Erina di tangannya.
"Aku pulang, dan selamat bersenang-senang." lirih Erina.
"Tunggu Erina ... Clara, aku kecewa sama kamu." ujar Ervin kembali menarik hijab dari tangan Clara.
ya ampun..
msih bgusan istrimu ke'mana2.... jgn nyesel ya... klo setelah ini km makin trsiksa dgn pnampilan aduhai istrimu.... tpi km g bisa mnyentuhnya... krn pasti erina jga males km jdikan cadangan di saat km trhianati😎😎
apa gunanya kekuasaanmu ervin....😅😅
kotoran upil ,ervin saja tidak punya
kekuasaan atasmu.