Rumah sederhana yang selalu terdengar riuh gelak tawa antara seluruh penghuni rumah yang terdiri dari sepasang suami-isteri dengan ke-tiga anak mereka.kecerian itu hadir saat bocah dua tahun selalu melakukan aksinya yang diluar nalar,hal itu selalu membuat mereka tertawa.
Akan tetapi ditengah banyak rencana yang sudah disusun rapi tentang masa depan ketiga anak mereka,sebuah kejadian yang tidak pernah terbayangkan oleh siapapun terjadi.Dituduh menggelapkan barang perusahaan dengan jumlah yang sangat fantastis,2M.
Apa yang terjadi pada keluarga itu selanjutnya!Mampukah mereka menyelesaikan masalah itu dan tetap hidup bersama seperti biasanya.
Ikuti kisah dan perjalanan hidup mereka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERMINA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12.Tolong hargai saya.
Manusia bisa merencanakan apa saja, tidak ada larangan bahkan juga gratis,tetapi yang menentukan tetap Allah.Semua rencana yang sudah tersusun rapi bahkan terencana sekarang tinggal angan angan.Tidak bisa digambarkan lagi bagaimana kecewanya Mita saat ini.
Apa yang Mita bayangkan menjadi kenyataan.uang yang terkirim tidak juga ada kabar sampai sekarang.ini sudah hampir sebulan lamanya.Andi terus berkata sabar dan sabar.Dan sekarang lahan yang mereka ingin cicil sudah terjual karena tidak mau menunggu terlalu lama.
"Jangan terus terusan seperti ini lah dek,aku juga pusing jadinya,"Andi akan marah jika Mita mendesaknya menanyakan bagaimana kabar uang yang sudah adiknya gunakan.
"Aku lebih pusing."Meninggalkan Andi sendirian duduk di teras sambil merokok setelah sebelumnya meletakkan secangkir kopi pesanan nya,Mita tidak pernah membuat kopi atau teh kecuali jika andi memintanya.
Perang dingin antara mereka kembali terulang.Itulah yang terjadi jika seorang suami melakukan sesuatu tanpa bertanya lebih dulu pada istrinya, mengambil keputusan sepihak, padahal selama ini mereka akan membicarakan apa saja sebelum mengambil keputusan,lain dengan kejadian ini.
"Yah, antar kami sekolah,kakak sudah selesai"Aida membangunkan sang ayah yang masih terbaring.Tidak biasanya andi kembali tidur setelah sholat subuh.Setelah dibangunin beberapa kali matanya tetap terpejam,hanya mulutnya saja yang berkata.
"Antar mama saja lah,ayah lagi tidak enak badan ini."Mita yang mendengar itu semakin kesal.Tadi malam masih bisa kewarung,tiba mengantar anak sekarang malah sakit.Bibir Mita meruncing, sedikitpun dia tidak senang mendengar ucapan suaminya itu.
"Ayah kok bisa sakit perut, emangnya makan apa semalam?"Aida mendekat dan meraba tubuh ayahnya."Badan ayah panas banget,ayah sakit"Aida meninggalkan suaranya,dia sangat kelihatan panik juga terkejut,saat menyentuh tubuh andi yang panas."Ma ayah sakit ini,aku tidak usah sekolah ya."Aida keluar dan menemui Mita yang sedang memandikan anak bungsunya.
"Nanti di belikan obat."jawab mita datar.padahal sebenarnya dia sangat terkejut saat mendengar suaminya sakit.pantesan dia masih berbaring dari tadi tanpa perduli dengan suara Mita yang bising membangunkan kedua anaknya.jika biasanya Andi akan marah pada Mita jika masih pagi sudah merepet.
Dengan berat hati keduanya berangkat tanpa diantar andi ataupun mita,si bocil tidak mau ditinggalkan olehnya.Ini kali pertama mereka diantar oleh abang sepupu yang tak lain adalah Yudi,anak dari kakak tertua Andi.
"Kenapa bang?"Duduk didekat Andi sambil memangku Dirga.Niatnya hanya bertanya saja,tetapi disambut oleh Andi seperti anak kecil yang ingin dimanja oleh Kelakuan Andi jika sakit tidak pernah berubah, manja.
"Aku gak tau kenapa, badanku panas banget didalam,tapi sebenarnya aku kedinginan, mungkin sebentar lagi aku akan meninggal,jika nanti aku pergi,aku ikhlas kok jika kamu mau menikah lagi."Merebahkan kepalanya dipangkuan Mita,Dirga yang tidak tau apa-apa tertawa senang, mungkin dia mengira jika sang ayah sedang mengajaknya bercanda.
"Ngomong apa sih,gak usah sembarangan deh bang,mana ada orang yang mau sama aku dengan anak tiga, sudah tua pula, rambut juga sudah ubanan."Andi sangat jarang sakit,tapi jika sakit sangat manja dan sampai berhari-hari.Tak jarang pula disaat sakit seperti ini dia akan merengek memanggil sang ibu sambil menangis.
"Buat apa aku disini jika kamu tidak menganggap aku ada, tolong lah hargai aku,aku ini suami kamu dek.Dari kemarin sikap kamu berubah banget, tidak perduli sedikit pun sama aku,nanti jika dapat suami baru jangan gitu lagi ya."Andi terpaksa diam karena mulutnya sudah dipukul oleh jari tangan Mita yang kecil.andi tidak akan merasa kesakitan,sebab Mita juga memukul dengan perasaan, bukan karena emosi.
"Bang, memangnya kamu tidak pengen melihat mereka tumbuh besar dan sukses,kamu mau menyiksaku dengan membesarkan mereka sendirian,kamu egois ya ternyata."Terdengar kasar tapi,Mita ingin Andi sadar dengan segala ucapan yang dia lontarkan pada Mita, seolah olah itu adalah pertanda dia akan pergi meninggalkan mereka,apalagi sempat berkata jika dia iklas Mita menikah lagi.Aneh.
"Mau gimana lagi, sekarang saja kamu sudah sangat cuek padaku,hanya gara gara uang.Aku doa' kan nanti kamu ketemu dengan suami yang lebih kaya dan pengertian ya dek."
"Aku tanya sekali lagi yah,kamu tega ninggalin aku dan tidak mau melihat mereka tumbuh besar? Kemarin aja sibuk mau nambah anak, sekarang anak masih kecil malah mau pergi, kalo memang niat mau pergi seharusnya dari dulu saja, sebelum kita menikah.ngomong kok tidak disaring dulu sih bang bang."memijit kepala suaminya perlahan.Ada sesal atas perlakuannya selama ini pada Andi, pernikahan Kiki adalah penyebab semua ini,perang dingin terjadi didalam keluarga kecil mereka.
Seandainya saja mungkin semua ucapan mereka benar,Mita tidak akan seperti ini Andi juga tidak akan mengalami sakit karena memikirkan perubahan sikap mita terhadapnya.Sakit yang Andi rasakan berawal dari pikiran dan mentalnya sekarang sedang diuji.
"Nanti WA ke grup kerja ya, bilang ayah sakit tidak masuk kerja hari ini.panas banget tubuh ayah,tapi kok dingin banget, tambah selimut nya lagi dek,sini peluk ayah."
"Mau aku masakin apa yah,biar selesai makan kita pergi berobat?jadi kan kita tau apa yang membuat abang seperti ini!.Mita mengambil selimut tebal dari lemari,benda itu jarang mereka gunakan, cuaca di kota ini sangat panas siang maupun malam,jadi mereka menggunakan selimut saat musim penghujan saja atau mungkin seperti saat ini.
"Terserah mau masak apa dek, berobat kemana emangnya?"Dari balik selimutnya Andi masih sempat bertanya.
"Ke bidan,atau tempat mantri yah,atau mau ke puskesmas."Andi paling tidak suka ke puskesmas.Sebuah pengalaman saat kakinya tertusuk duri salak, kakinya bengkak dan bernanah, tubuhnya panas dingin tapi tidak diberi izin libur kerja.Setelah dibawa kerumah sakit ternyata kakinya sudah infeksi.
"Terserah dek, yang penting aku bisa sembuh dan tidak merasakan hal seperti ini, rasanya gak enak banget."
Mita tersenyum."Gak jadi ninggalin kami?"Meledek sang suami,menimpa tubuh andi dari atas,Mita tidak mungkin lagi memeluk sesuai perintah Andi, selimut tebal sudah membungkus tubuhnya.
Tidak ada lagi jawaban, Andi pasti memilih diam agar Mita berhenti mengeluarkan isi kalbunya.Membiarkan tubuhnya ditimpa sampai dia benar benar merasakan tidak lagi kedinginan.
Tidak mau abai pada putranya,Mita meninggalkan Andi dan melanjutkan pekerjaannya yang lain membuat sarapan agar nanti Andi bangun makanan sudah tersedia dan bisa pergi berobat ketempat pak mantri, Dokter langganan mereka.
komen dan dukungan anda sangat penting buat ku.terimakasih.
boleh kasi saran, dengan senang hati akan diperbaiki jika ada yang salah.