Cinta Di Waktu Yang Salah

Matahari sudah mulai terbit. Cici membuat sarapan untuk Irwan dan Barry. Tidak memerlukan waktu lama Cici menyelesaikan pekerjaannya. Kali ini Cici membuat nasi goreng buat sarapan. Setelah selesai masak,Cici membangunkan Irwan dan Barry untuk sarapan.

"bang... Bang...! Bangun bang...!" ujar Cici.

"hhmmm...! Iya....!" jawab Irwan dan Barry.

"buruan bangun,mandi,ayo kita sarapan bareng. Aku sudah buat nasi goreng." ucap Cici.

Barry langsung duduk dan menatap ke Cici.

"kamu buat apa?" tanya Barry.

"nasi goreng...! Buruan mandi sana. Aku sudah lapar ini...!" jawab Cici.

"kan aku belum belanja bahan-bahan?" tanya Barry.

"tadi malam aku sudah belanja. Sudah aku susun di dapur itu bahan-bahan. Untuk stok abang 1 bulan." jawab Cici.

"tidak usah panggil aku abang lagi deh! Kita ini seumuran kali Ci...! Kenapa lo baik sekali sih Ci? Terbuat dari apa hati lo Ci?" ujar Barry.

Cici mencubit tangan Barry. Kenapa Barry bicara seperti itu kepada Cici? Cici pikir bahwa Barry masih terbawa mimpi.

"hei.... Sadang bang...! Ngelantur saja ih bicaranya...! Buruan mandi sana. Bang Irwan,bangun....!" ujar Cici.

"iya....! Aku sudah bangun. Ci,maaf ya! Barry itu sadar kok Ci. Dia sudah tahu siapa kamu. Gara-gara Teguh chat aku tadi malah." jelas Irwan.

"apa? Teguh...! Emang dasar tuh orang ya...!" jawab Cici.

"kenapa lo bohong sih ke gue Ci?" tanya Barry.

"siapa yang bohong? Aku tidak pernah di ajarkan berbohong." jawab Cici.

"terus,apa maksud lo? Lo sembunyikan identitas lo yang asli dari gue. Gue itu sudah anggap lo teman gue Ci. Kenapa tidak jujur saja sih?" marah Barry.

"hhhuufffttt...! Kenapa susah sekali ya buat aku untuk hidup sederhana saja? Aku itu hanya ingin menikmati hidup sama seperti kalian semua...! Tidak dengan kemewahan. Aku ingin merasakan betapa susahnya mencari pekerjaan di luar sana. Tapi...! Ada-ada saja yang memberitahu siapa aku sebenarnya. Dan 1 hal lagi ya! Aku itu ingin memiliki teman atau sahabat yang tidak memandang harta. Itu sangat sulit bagi aku." jelas Cici mengeluarkan air mata.

"asal lo tahu saja ya Ci? Gue,Irwan,dan Riki itu berteman mana pernah memandang harta Ci. Sekarang ini gue marah sama lo ya...!" ujar Barry.

"maafkan aku ya...! Jika aku mengecewakan kalian semua. Baik lah! Kalau begitu kamu sudah tahu siapa aku sebenarnya,terimakasih ya atas tumpangan tempat tinggalnya beberapa hari ini. Aku pamit ya...!" jawab Cici.

"kamu mau kemana?" ujar Irwan.

"pindah ke kost aku saja. Terimakasih ya bang Irwan...! Sudah baik sama aku selama ini." jawab Cici.

"apa lo tidak mau dengarkan aku selesai bicara?" tanya Barry.

"apa lagi?" ujar Cici.

"gue itu marah sama lo,karena...! Hati lo itu terbuat dari apa? Kenapa lo sebaik ini orangnya Ci? Jujur ya Ci,gue sering baca berita tentang keluarga lo. Gue mendapat inspirasi dari abang lo. Pak Wanto Suherman! Adik perempuan pak Wanto yang tidak mau tersorot media itu bernama Cici. Sekarang....! Gue malah bertemu dengan orangnya langsung. Ternyata adik pak Wanto sangat-sangat mulia sekali hatinya. Beruntung sekali gue bisa mengenal lo Ci. Gue senang sekali bisa berteman dengan lo." jelas Barry.

"hahaha....! Aku paling malas tersorot media. Sejak kapan sih suka baca-baca berita seperti itu?" tanya Cici.

"jangan sungkan Ci. Panggil saja gue Barry. Gue itu dulu tidak punya pekerjaan selama 8 atau 9 bulan lah Ci. Gue terus saja mencari pekerjaan Ci. Sampai-sampai gue lelah berjalan kaki untuk anyar surat lamaran kerja,gue duduk di taman kota. Di sana gue kenal dengan pria baik Ci. Dia nolong aku masukan surat lamaran aku ke perusahaanya Ci. Ternyata dia itu manager di perusahaan itu. Besoknya gue di terima kerja." jelas Barry.

"emang kamu kerja di perusahaan apa?" tanya Cici.

"perusahaan maju bersama." jawab Barry.

"nama managernya Willy bukan?" tanya Cici.

"nah....! Iya pak Willy. Tapi sekarang dia di pindah sama bos ke luar negeri kata karyawan kantor Ci. Lo kenal sama pak Willy?" ujar Barry.

"sejak kapan Willy aku pindahkan ke luar negeri? Yang ada aku jebloskan ke penjara. Karena korupsi uang perusahaan 50 miliar." jawab Cici.

"jadi itu perusahaan milik lo Ci? " ujar Barry.

"iya..! Emang kamu kerja bagian apa? Kenapa aku tidak pernah kelihatan di kantor?" tanya Cici.

"aku bagian pengecekan barang di gudang. Gue tidak menyangka pak Willy sejahat itu. Kena berapa tahun dia Ci?" tanya Barry.

"aku meminta sama pengacara aku,dia di penjara sesui UUD,terus minta ganti rugi sebesar 50 miliar. Dan semua aset yang dia miliki aku sita. Aku buat miskin semua keluarganya. Karena dia tidak bisa mengganti semua uang 50 miliar yang sudah di korupsinya. Sebagai hukumannya,aku meminta ke semua pemilik usaha di kota ini,tidak menerima 1 orang pun dari keluarga Willy. Biar jera keluarga dia. Sudah korupsi uang perusahaan,fitnah keluarga aku yang tidak-tidak lagi. Aku boleh minta tolong sama kamu atau tidak?" jelas Cici.

"boleh dong Ci. Aku pasti akan membantu." jawab Barry.

"kalian cerita saja dulu ya. Aku mau mandi. Terus mau sarapan." ucap Irwan

"mandi lah sana....!" jawab Barry.

Irwan meninggalkan Cici dan Barry yang sedang berbincang tentang perusahaan.

"ada beberapa orang karyawan gudang,yang bekerja sama dengan Willy. aku terus mengintai orang gudang. Yang sudah aku kantongi baru 2 orang. Kemungkinan ada 5 orang yang bekerjasama dengan Willy. Kemarin aku memasukkan orang baru buat di gudang. Ini hanya kamu saja yang tahu ya. Orang itu intel yang aku tugaskan buat menyelidiki kasus ini. Terus kenapa kamu tidak bekerja sekarang?" ujar Cici.

"banyak juga ya 5 orang...! Aku ambil cuti Ci." jawab Barry.

"aku boleh minta sama kamu?" tanya Cici.

"minta apa dari gue? Gue tidak punya apa-apa." jawab Barry.

"iihhh....! Cuti kamu di undur dulu deh ya! Siang ini aku mau ke kantor. Kamu selidiki mereka semua dari sekarang ya. Aku mohon...!" pinta Cici.

"hhhuuuffttt....! Baru saja menikmati libur. Karena lo itu teman gue,baik lah bu bos. Akan saya laksanakan perintah bu bos...!" ledek Barry.

"mulai rese deh ah...! Terimakasih ya Barry....! Rencana aku,si Irwan mau aku suruh kerja di karaoke. Tapi aku urung saja deh." ujar Cici.

"lah...! Kenapa?" tanya Barry.

"lebih baik Irwan aku kasih pekerjaan di kantor saja deh! Biar bisa bantuin kamu." jawab Cici.

"ide bagus tuh...! Biar cepat ketangkap semua pelakunya kan....!" ucap Barry.