NovelToon NovelToon
Mereka Yang Membelokkan Takdir

Mereka Yang Membelokkan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Sistem / Mengubah Takdir / Trauma masa lalu
Popularitas:377
Nilai: 5
Nama Author: Rizky

seorang anak yang bermimpi untuk menjadi penulis,namun anak itu terus berperang dengan pikirannya hingga dimana bencana waktu membuatnya hidup di tubuh seseorang namun dia hidup di cerita yang dia buat saat menjadi penulis dengan alur penuh kejutan dari takdir yang kosong.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12~ Mengungkapkan kebenaran di langit yang Retak

h-3 sebelum pertarungan arena, Kyio memutuskan untuk singgah di sebuah toko di tengah kota yang kini menjadi pusat teknologi tersembunyi. Negeri yang dulunya kumuh itu sekarang bersaing di pasar global berkat perkembangan pesat yang tak terdeteksi dunia luar.

“Sungguh terima kasih, Tuan. Produk kita kini bisa menembus pasar global,” ucap salah satu penjaga toko penuh rasa hormat.

Kyio tersenyum kecil, mengangguk tanpa banyak bicara. “Ya, ya. Omong-omong, barang yang aku pesan, sudah siap?” tanyanya santai.

“Tentu, Tuan. Sepatu roda khusus yang Anda pesan sudah selesai. Ini akan menjadi gaya bertarung baru untuk ekspedisi Anda. Kami tak sabar menantikan hasilnya!” jawab penjaga toko sambil menyerahkan sepatu roda itu.

Kyio segera mencobanya. Dengan satu gerakan, ia menggabungkan sepatu roda itu dengan teknik pedang yang mematikan—membentuk gaya bertarung yang cepat dan lincah, menciptakan harmoni yang indah antara kekuatan dan kecepatan.

Saat matahari mulai tenggelam, Kyio mendekati Klea, memintanya menjadi lawan latihannya. Klea, yang masih marah akibat perlakuan Kyio kemarin, segera menyetujui tawaran itu dengan tatapan tegas.

“Kamu boleh melukai aku sebagai tebusan atas kesalahan kemarin,” ujar Kyio dengan tulus. “Aku minta maaf untuk yang terjadi.”

Klea hanya mengangguk tanpa sepatah kata, lalu segera memulai serangannya. Dengan gerakan yang begitu cepat, ia menyerang Kyio tanpa ragu, mengayunkan pedangnya dengan presisi.

Kyio memerhatikan setiap gerakan Klea. Dia mempelajari teknik terjang samping yang memukau, hingga melihat Klea melompat ke udara, siap meluncurkan serangan pamungkas—‘Terjangan Langit’.

“Ini giliranku,” ujar Kyio saat sinar senja menyelimuti langit. Serangan mereka semakin panas, dan Kyio mulai mengadopsi beberapa gerakan Klea, lalu memodifikasinya dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Kombinasi gaya bertarung sepatu roda dan pedang meningkatkan kecepatannya hingga sepuluh kali lipat. Klea mulai terpojok, dihantam oleh terjangan Kyio dari kanan dan kiri. Pedang Klea mulai retak akibat tekanan bertubi-tubi.

“Aku akan tunjukkan akhir yang memukau untukmu, Klea.”

Kyio meluncurkan serangan Terjangan Langit yang telah disempurnakannya. Klea, yang tak ingin kalah, mencoba menahan serangan itu dengan pedangnya. Namun, kekuatan serangan Kyio terlalu hebat. Pedang Klea hancur berkeping-keping, meninggalkan serpihan yang berserakan di tanah.

Klea terdiam, matanya berkaca-kaca saat melihat pedang satu-satunya telah hancur.

Kyio mendekatinya, mengusap air mata yang mulai mengalir di pipi Klea.

“Klea, kamu tidak apa-apa?” tanyanya lembut.

Ia lalu mengeluarkan pedang baru dari balik jubahnya. “Ini, anggap saja sebagai permintaan maaf dariku.”

Klea terkejut, “Tapi, bagaimana denganmu? Bukankah kau butuh pedang untuk pertarungan di arena? Apa kau yakin memberikan ini padaku?”

Kyio mengelus kepala Klea dengan lembut. “Jangan khawatirkan aku. Pertarungan itu akan mudah. Bahkan tanpa pedang, aku bisa mengalahkan mereka dengan tangan kosong.”

Klea tertawa, meski masih tersisa sedikit kesedihan. “Kamu selalu saja bertingkah sok kuat.”

Kyio tersenyum, senang melihat Klea akhirnya bisa tersenyum kembali. Klea menerima pedang itu, menyimpannya erat, seakan melupakan pedang lamanya yang kini hanya tinggal kenangan.

Setelah menerima pedang dari Kyio, Klea menatap senja yang mulai memudar di ufuk barat. Hatinya terasa campur aduk—antara terharu dan tertekan. Pedang itu lebih dari sekadar senjata baginya; itu adalah simbol perjalanan panjang yang telah dilaluinya. Namun, sekarang, dengan pedang baru dari Kyio, Klea merasa seperti babak baru telah dimulai dalam hidupnya.

“Kyio…” Klea membuka suara setelah beberapa saat hening, suaranya terdengar sedikit gemetar. “Kenapa kamu begitu percaya diri? Bukankah di arena nanti akan ada lawan yang jauh lebih kuat?”

Kyio hanya tersenyum kecil. Ia mengarahkan pandangannya ke arah langit yang mulai gelap. “Percaya diri datang bukan dari kekuatan pedang atau kecepatan sepatu roda. Tapi dari keyakinan di dalam hati bahwa apapun yang terjadi, aku tidak akan menyerah. Aku tidak bertarung untuk menang atau kalah. Aku bertarung untuk sesuatu yang lebih besar.”

Klea mengernyit, tidak sepenuhnya memahami apa yang dimaksud Kyio. “Sesuatu yang lebih besar? Apa maksudmu?”

Kyio berdiri tegak, matanya memancarkan keyakinan yang mendalam. “Aku bertarung bukan hanya untuk diriku sendiri, Klea. Aku bertarung untuk orang-orang yang kucintai. Untuk masa depan yang lebih baik. Untukmu.”

Ucapan terakhir itu membuat hati Klea bergetar. Ia tak menyangka Kyio akan mengucapkan sesuatu yang begitu tulus dan mendalam. Senyum hangat perlahan terbentuk di wajah Klea.

“Kalau begitu,” katanya sambil menatap pedang barunya, “Aku akan bertarung di sisimu. Untuk masa depan yang kita impikan bersama.”

Keduanya berdiri di bawah cahaya senja yang terakhir, bersiap menghadapi hari-hari penuh tantangan yang menunggu di depan.

Malam itu, udara dingin merasuk hingga ke tulang, sementara langit kelam tanpa rembulan menggantung di atas kota. Kyio melangkah keluar dari asrama dengan diam-diam, suaranya nyaris tenggelam dalam desiran angin malam. Tanpa banyak bicara, ia menuju toko New Stail, tempat di mana para anggota berkumpul untuk membicarakan berbagai hal rahasia.

Di sana, Kyio memulai percakapan serius dengan mereka, membahas tentang teknologi inovatif yang tengah dikembangkan oleh negeri ini.

“untuk memasarkan produk aku akan memanfaatkan konflik sang putri dengan cara yang tak terduga,” ujar Kyio sambil menatap seluruh anggota dengan mata penuh determinasi. “Dan kita harus terus tetap berkembang.”

Salah satu anggota tiba-tiba angkat bicara, memecahkan keheningan. Ia mengeluarkan sebuah buku tua dan berdebu, tampak jelas bahwa itu bukanlah buku biasa.

“Aku menemukannya di perpustakaan bawah tanah yang tersegel. Buku ini menyimpan rahasia gelap, termasuk cara sabotase perangkat sihir yang tersembunyi selama ini.”

Mereka saling pandang, sadar bahwa informasi ini bisa mengubah segalanya. Dengan penuh hati-hati, mereka membuka lembar demi lembar buku terlarang itu, mengungkap satu demi satu rahasia kelam negeri tersebut. Setiap halaman yang dibuka seakan mengguncang suasana ruangan, terutama ketika mereka menyadari bahwa kekuatan seseorang di dunia ini terbagi menjadi tujuh bagian.

“Kekuatan itu digambarkan dalam tiga simbol dasar,” anggota itu menjelaskan, “Batu, Gunting, dan Kertas. Namun, di tingkat menengah ada Paku, yang mampu menghancurkan ketiga kekuatan dasar tersebut.”

Kyio terdiam sejenak, lalu bertanya, “Apa lagi yang bisa kita ketahui dari buku ini?”

Anggota itu tersenyum kecil, lalu menambahkan, “Tingkat dasar dan menengah bisa berevolusi menjadi sesuatu yang lebih tinggi, sebuah kekuatan sempurna yang disebut As dan Joker dan sebuah halaman kosong ini tertulis kekuatan anomali jauh lebih tinggi dan sempurna. Dua tingkat tertinggi ini tak memiliki celah. Hanya dua orang penyihir dari masing-masing wilayah yang bisa mencapai tingkatan itu.”

Ruangan tiba-tiba terasa lebih sempit, penuh dengan ketegangan. Kyio memandang seluruh anggota dengan tajam, seakan ingin memastikan bahwa mereka semua menyadari beratnya situasi ini. “Kita akan mengungkap seluruh kebusukan ini. Cerita lama akan kita hancurkan, dan kita tulis cerita baru. Mulai sekarang, lakukan apa yang harus dilakukan. Rapat ini selesai.”

Di luar, malam semakin larut, namun tak ada suara kecuali angin yang berhembus kencang. Kyio keluar dari toko dengan langkah tegas, mengambil hoverboard nya, dan melesat dengan cepat menuju asrama. Dalam kesunyian itu, tak seorang pun tahu bahwa di balik wajahnya yang tenang, tersimpan rahasia besar yang tak akan ia ungkapkan pada siapa pun.

Di balik pintu kamar tepat Kyio berdiri bersandar “ dulu ada tempat yang ku sebut rumah, di malam yang abadi hati ini tetap saja kosong .”

1
AteneaRU.
Menarik dari setiap sudut
RIZKYs: 😉 sungguh ini akan semakin menarik
total 1 replies
Ryoma Echizen
Terima kasih thor, cerita ini membuatku semakin mencintai dunia literasi. ❤️
RIZKYs: sungguh hal yang hebat kamu menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini , jgn lupa besok update episode terbaru tentang kelanjutan " pesan terakhirku untuk takdir"/Smirk/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!