Warren Frendata Rafaeyza, seorang CEO dari perusahaan Desainer frough yang berpengaruh di kota Jakarta,
Dia menjadi mualaf karna wasiat sang ayah yg mengatakan bahwa sebenarnya ayahnya adalah gus yg telah ingkar masuk ke agama lain dan ingin anak dan istrinya masuk islam. Diusianya yang sudah matang Warren belum menikah karena masih terjebak dengan cinta pertamanya saat remaja. Dia Citra Bayu Antriza, Wanita cantik yang berhasil memporak porandakan hatinya. Suatu ketika Tuhan menjawab keinginannya untuk memiliki hati Citra sepenuhnya. "7 tahun bukan waktu yg mudah aku lalui ya Alloh, untuk menemukannya, sekarang aku sudah menemukannya! izinkan aku memilikinya, dia yg selalu aku sebut di sepertiga malamku" "Aku, Warren memang bukan yang pertama, tapi aku akan menjadi yg kedua untuk yg terakhir"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaIsw31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecelakaan
Warren terbangun dari tidurnya, dia melihat ke sekelilingnya yang masih berantakan namun yang membuat dia panik adalah nit dari ayahnya yang mengatakan dia ke cabang perusahaan karna ada musibah.
Hatinya tak tenang! Dia juga merasakan kegelisahan yang tak bisa ia jelaskan! Dia hanya tertidur sebentar tapi dia bermimpi mengerikan ayahnya pergi! Tapi pergi untuk selamanya.
Harusnya dia memimpikan Citra yang menikah karna dia sakit hati tapi entah kenapa sekarang malah ia khawatir pada ayahnya, ini masih di kota yang sama, biasanya juga beda negeri Warren bodo amat karna tau ayahnya bisa mengatasi semua.
Dia bangun menunjukan jam setengah 6 dia turun ke basement dan mengambil motor nya, hatinya mengatakan harus ke tempat ayahnya.
Disisi lain Antaka tengah dikerubungi orang orang, dia dibawa kerumah sakit terdekat, kondisinya mengenaskan, wajah dan tubuhnya penuh luka bakar akibat mobil yang terbakar, tangan dan beberapa tulang lainnya patah.
Disela sela dia digotong warga dia meminta pada salah satu orang disana agar membimbingnya mengucap kalimat syahadat sebelum hilang kesadaran.
Warren berhenti di tengah perjalanan akibat polisi yang tengah bertugas karna adanya kecelakaan.
"Komandan, kabel rem mobil seperti dipotong oleh seseorang, anehnya mobil terbakar tapi dibagian situ terselamatkan baik baik saja".
" Mungkin ini adalah pertolongan allah, kasus ini sepertinya bukan kecelakaan lalu lintas biasa ini sepertinya kasus pembunuhan berencana. Apa sudah dapat identitas keluarga korban? ".
" Belum komandan, karna ponsel dan identitas pria itu terbakar".
Seperti itulah kira kira yang didengar Warren karna dia lewat di samping pembatas polisi yg ada mereka disana. Warren melajukan motornya namun dia mengerem mendadak kala melihat pantulan plat mobil di kaca spion.
Degh, degh, deg
Dia menoleh dan melepas hlemnya, dia berlari menerobos masuk ke tempat kejadian walau sudah ditahan polisi.
"I-ini,,, " Ucap Warren dengan syok.
"Anda harus pergi tuan,tolong jangan menghalangi kami bekerja, disini baru terjadi kecelakaan bukan adanya opera! Jangan asal menerobos masuk! Anda bisa dalam bahaya! ".
" Ti-tidak, "Warren mendorong polisi yang ingin menariknya " Papah! " Gumamnya.
" Dimana korban kecelakaan ini! " Warren dengan lirih, hatinya sangat cemas dia benar benar ingin memastikan dia salah! Ia. Semoga dia salah!.
"Apa Anda kenal dengan korban? Pasien dibawa kerumah sakit terdekat, wajahnya tak bisa dikenali karna luka bakar namun dia masih hidup disaat dibawa kerumah sakit".
Hati Warren terasa mencelos dari tempatnya, jantungnya berdetak ribuan kali lipat saat mendengar itu, dia berharap salah tapi tidak mungkin! Karna walau mobil ini ringsek dan rusak parah nomor platnya sama dengan mobil ayahnya yang biasa dia pakai untuk bekerja.
Warren mengabaikan pertanyaan polisi dan komandan yang ada disana dia menepis polisi polisi itu dan menuju rumah sakit terdekat dari sini.
Tak ada waktu untuk bersedih, hanya ada waktu untuk memastikan.
Sesampainya dirumah sakit dia bertanya pada suster dia menuju dimana orang yang kecelakaan itu, dia harap seorang wanita atau anak muda tapi dia salah! dia melihat jam tangan mahal ayahnya melingkar di tangan pasien itu, dia tak salah mengenali dia menggedor pintu ruangan itu dia menggedor kaca dimana dia melihat ayahnya terbaring ditangani beberapa dokter.
"Papah! Papah! Buka pintunya! Papah!".
" Maaf tuan jangan membuat keributan dirumah sakit! " Tegur suster yang mendengar keributan itu.
"Suruh dokter didalam buka pintunya Sus, yang kecelakaan itu, ay-ayahku" Dengan air mata yang sudah berjatuhan.
"Sabar tuan! Jika anda mengganggu malah bisa membuat keadaan pasien bahaya karna dokter terganggu! Lebih baik Anda sabar dahulu jika anda keluarga korban tolong tandatangani beberapa persetujuan dari dokter dan administrasi".
Warren menatap kaca, dia menyadari tindakan bodohnya, dia harus kuat dia kan udah dewasa.
" Setelah ini, rawat ayah saya di ruangan terbaik! " Warren bergegas menuju tempat administrasi, dia menanyakan juga dimana orang orang yang membawa ayahnya dan berkata mereka sudah pulang, hanya ada satu pria yang menunggu itupun sedang solat.
Dia menunggu dengan cemas dimana ayahnya ditangani dia juga baru menandatangani izin dimana ayahnya harus dioperasi untuk bagian bagian tulang yang patah.
Warren menunggu dengan cemas sampai datang pria menggendong tas .
"Ini salah satu orang yang menolong ayah Anda tuan," Suster dengan ramah karna tadi mendapat amanah jika si penolong untuk dibawa menemuinya.
"Terima kasih telah menolong ayah saya, " Peluk Warren pada pria berkepala 4,emang pria itu sudah 40 tahun lebih muda dari ayahnya.
Orang itu memeluk Warren "jangan seperti ini mas, saya malah hanya membantu sedikit yang membantu adalah warga di sekitar sana saya hanya perantau yang akan pulang kebetulan menyaksikan kejadian ini, " Saut pria itu, pria itu menunggu juga karna menunggu Travel baru yang ia pesan karna yang ia tumpaki mobilnya kan tadi ditabrak ayah Warren,pas kejadian itu travelnya mogok diarea sana.
"To-tolong jelaskan kejadiannya"Warren dengan tangan bergetar.
"Jadi travel yang saya tumpaki mogok, dan semua penumpang disana disuruh turun, lalu dari arah kiri datang mobil dengan kecepatan tinggi pontang panting , perkiraan saya mungkin ayah anda dari pada menabrak tempat yang ada banyak orang dia memilih untuk banting stir ke pembatas jalan yang ada pohon besarnya namun yang dia perkirakan salah ada mobil dari arah berlawanan yg melaju membuat pengemudi menancap gas hingga terbalik mobilnya menabrak travel kami yang berada tak jauh disisi pembatas jalan yang alhamdulillah tidak ada orang disana, travel kami terpental keluar pembatas jalan dan mobil ayah Anda terbalik menabrak pembatas jalan yang sudah rusak dan meledak sampai datang warga di area sana berbondong bondong " Jelas pria itu.
Warren menegang dia meremas kepalanya dia mengaitkan penjelasan orang yang kebetulan saksi di depannya dengan ucapan para polisi tadi, ayahnya ingin dibunuh dengan secara berencana. Siapa? Namun yang membuatnya heran jika separah itu kenapa ayahnya masih bisa ditolong kan mobilnya meledak? .
"Ayah saya diselamatkan dimobil at-" Karna ucapan Warren yang bergetar pria di depannya mengusap pundak Warren, menyalurkan ketabahan dan ketenangan agar Warren tenang.
"Sabar nak, ini memang berat tapi semua sudah takdir, ayahmu memang mendapat luka bakar akibat mobil depannya dulu yang memercikan api, ayahmu melompat dengan sekuat tenaga dengan sisa kesadarannya saat apa sepenuhnya menjalar kemobil".
Warren hanya terdiam dia akan menghubungi sekertaris ayahnya untuk mengurus ini, dia harus tenang. sampai pria yg menemaninya dan menenangkannya itu mendapat telfon. Dia berpikir mengenai langkah selanjutnya yang harus ia ambil, namun dia masih bisa mendengar suara pria yg menolong ayahnya itu berkata menggunakan bahasa Jawa.