NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Allah

Takdir Cinta Allah

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: ell lestari

Kehidupan Nazela begitu terasa sesak. Iya,dia bisa menajali hidup sesuai keinginan nya namun,tak ada hari tanpa berdebat dengan sang mamah yang ingin anaknya menjadi dokter. Keputusan Nazela menjadi seniman membuat sang mamah murka setiap harinya,hingga membuat Nazela sesak setiap kali melihat mamahnya.


Namun kehidupannya mulai berubah ketika sang sahabat mengenal kan nya pada Islam. Nazela memang seorang muslim namun ia cukup jauh dari kata taat karna background keluarga nya. Pola pandang Nazela mulai berubah ketika Sabrina mengenalkan nya pada tempat bernama pesantren. Ia mulai belajar mengenal Islam lebih dalam hingga ia merasa nyaman dengan hijab dan baju baju panjang yang tak membentuk lekuk tubuh nya. Ia akhirnya ia harus menghadapi berbagi macam ujian hidup termasuk ujian percintaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ell lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sedikit lebih dekat

Dengan setelan jas yang membuatnya terlihat begitu berkharisma, Afkar dengan sikap kalem nya itu berubah jadi laki laki gagah penuh pesona. Dia berdiri di depan stage yang sudah berdiri kokok dengan sentuhan background 3D ber lukiskan istana yang di dominasi dengan warna gold, emerald dan sedikit warna putih itu membuat nya terlihat nyata dan luxury.

Pancaran spotlight membuat tampilan panggung begitu mengagumkan. Siapa sangka, bahwa panggung semegah ini di bangun oleh para santri yang masih berusia muda, mereka bekerja keras dan kompak dalam mengumpulkan imajinasi mereka dalam ber kreativitas. Beberapa meja dan ribuan kursi tertata rapih di depan panggung, dengan tertib para santri mengambil alih tempatnya masing masing untuk menyaksikan acara yang sudah mereka nantikan setiap tahunnya.

Afkar berdiri di depan panggung sambil memperhatikan tiap detailnya, ia takut ada sesuatu yang kurang atau salah. Afkar juga mengarah kan santri yang akan tampil, agar mereka berusaha menampil kan yang terbaik. Afkar di tunjuk sebagi penanggung jawab acara tersebut dengan begitu ia banyak ambil andil selama kegiatan. Afkar bekerja di dua tempat berbeda sekaligus namun, dia tidak pernah meninggalkan tanggung jawabnya pada pesantren karna memang itu lah janji yang di ucapkan pada sang abi dulu sebelum iya membuka restoran dan studio foto.

"Waaaaa..hhh gokil sih ini"

Ujar Malik terpana ketika melihat kilatan cahaya lampu yang memancarkan mewah nya panggung dengan detail 3D background nya itu. Malik duduk tepat di sebelah Afkar yang juga baru menempati tempat duduk nya.

"Keren yo mas?"

"Keren banget sih ini"

Jawab Malik dengan mata yang masih berbinar kagum

"Aku juga ndak nyangka sih kalo hasilnya bakal sebagus ini"

"Itu karna kamu bisa bimbingan mereka begitu hebat, mangkannya mereka bisa bikin ini jadi se keren ini. Aku jadi nyesel dulu gak sekolah di pesantren, biar hebat kaya kamu. Kaya mereka "

"Mas Malik itu juga udah hebat kok"

Puji Afkar membuat keduanya tersenyum dan kembali menyaksikan keindahan stage yang berkilau.

*****

Hampir dua jam lamanya Nazela mencoba beberapa baju muslim Sabrina, karna ia jarang mengenakan pakaian muslim pada keseharian nya itu membuat Nazela merasa aneh melihat dirinya. Sabrina yang pusing melihat ke bingungan Nazela akhirnya memutuskan Nazela untuk mengenakan satu pakainan nya dan tak boleh ganti lagi karna mereka akan tertinggal acara, sedangkan jarak antara kos an Sabrina pesantren lumayan jauh.

Dengan pasrah akhirnya Nazela menurutinya, setelah ia selesai dengan pakaian nya Sabrina langsung menyuruh Nazela duduk di depan meja rias nya agar mempermudah dirinya mengenakan hijab pada Nazela, dengan sentuhan tipis makeup Nazela terlihat menjadi orang yang berbeda. Hijab pashmina panjang berwarna taupe yang menyimpan rambutnya di dalam sana, membuat Nazela terlihat manis dan sejuk. Hijab yang hanya melilitkan sebelah sisinya ke bahu, dan yang sebelah nya lagi dibiarkan menempel pada bagian depan detail gamis yang memiliki desain simple namun elegan itu. Gamis hitam polos dengan sedikit sentuhan model desain sang desainer membuat Nazela terlihat sopan namun tetap fashionable. Sabrina yang melihat Nazela dari sisi berbeda langsung menatap nya takjub.

"Waaaahhh, iki sopo iki? "

Cetus Sabrina kagum sambil berjalan memutari Nazela

"Lebay lo ah!!"

"Beneran loh Zel, Maa syaa allah. Kamu iku cantik banget pake hijab, coba setiap hari kaya gini"

"Terus kenapa kalo setiap hari kaya gini?"

"Yo adem aye lihat e, koyo perempuan perempuan timur tengah sana"

Ujar Sabrina mendeskripsikan tampilan Nazela saat ini, membuat Nazela langsung melihat dirinya ke cermin

"Gak ah, dah ayo !! dah telat kan?"

"Yo kamu milih baju dua jam sendiri. Liat tu kamer ku!!"

Seru Sabrina sambil mengarahkan pandangan pada kamarnya yang berantakan karna ulah Nazela, hampir seluruh kasur nya di penuhi gamis dan hijab yang di keluarkan Nazela dari dalamnya lemari nya. Dengan rasa bersalah Nazelah hanya diam sambil menunjukan giginya.

"Nanti gue beresin. Ayo ah!!!!"

Ucap Nazela lalu menarik tangan Sabrina agar segera berangkat

"Sek tok!! tas ku"

Tukas Sabrina sambil bergerak cepat mengambil tasnya yang tergelatak di atas kasur.

"Oh iya tas gue juga"

Sambung Nazela, yang kemudian ikut mengambil tasnya di atas meja rias.

Kini keduanya telah keluar kos an, meninggalkan kamar Sabrina yang berantakan. Seperti yang di katakan Sabrina tadi, Nazela terlihat seperti wanita timur tengah, dengan kulit putihnya yang tidak pucat itu membuat dirinya begitu berkilau ditambah paduan hidung mancung dan tatapan mata yang dalam serta bulu matanya yang lentik. Sabrina sendiri sudah rapih dari pertama Nazela mencoba beberapa gamisnya. Dengan gamis bercorak bunga bunga kecil berwarna merah muda dan ungu membuat Sabrina terlihat begitu manis dan feminin, ia memadu padankan dengan hijab segitiga polos berwarna merah muda yang sisinya di putar ke arah belakang kepala dan sisi lainnya di lilitkan ke leher. Membuatnya terlihat begitu anggung dan sopan.

Sabrina sendiri punya detail wajah yang kecil dengan bola mata yang bulat bak boneka. Tubuhnya yang tidak terlalu berisi dan tidak terlalu kurus membuat nya terlihat ideal di tambah tinggi badannya yang semampai. Begitu pun Nazela, Nazela punya tinggi badan seperti Sabrina namun ia terlihat lebih kurus.

*****

Sabrina menggandeng erat tangan Nazela untuk mengajaknya duduk di kursi tamu yang telah di sediakan. Dengan hati hati Nazela mengikuti langkah Sabrina melewati beberapa baris kursi agar mereka dapat duduk di barisan depan, namun ternyata sudah penuh, akhirnya mereka memilih duduk di barisan ketiga. Sorotan spotlight yang berwarna memberikan efek kilauan pada wajah Nazela, ia tak bisa mengalihkan pandangan nya dari stage. Para santri yang sedang tampil membuatnya terkesan di tambah sentuhan background 3D yang menakjubkan.

"Waw.....itu siapa yang buat?"

Tanya Nazela dengan sorot mata takjub nya

"Itu mereka semua yang buat, poro santri. Hebat tok?"

"Anak anak itu?"

Tunjuk Nazela pada gerombolan santri yang ada di belakang dan di atas stage

"Iyo"

"Ini sih bukan cuman hebat, tapi gila dan gokil. Kok lo baru ngajak gue sekarang sih?"

"Aku baru ke pikiran sekarang nek ajak kamu ke sini"

"Pokok nya lo harus sering sering ajak gue kesini!!"

"Iyo tenang aye!!!"

Nazela dan Sabrina kembali menikmati acara yang di tampilkan para santri. Nazela yang baru menyaksikannya pertama kali terlihat begitu excited dan tak menyangka, ia begitu takjub acar semegah ini di susun dan di bangun oleh anak anak yang umurnya jauh di bawah dia. Dengan binaran matanya yang indah karna sorot lampu, Nazela terus mengucapkan "Wa" . "Wa" pada setiap tampilan. Di tengah acara tiba tiba letusan kembang api tercipta hingga melukiskan keindahan langit malam kota Malang yang semakin dingin, sorakan hingga tepukan terdengar begitu riuh membuat acara semakin menakjubkan.

Tiba tiba saja senyum Sabrina tercipta tatkala ia mendapati binaran bahagia pada wajah cantik Nazela.

"Seneng e aku lihat kamu koyo ngene Zel"

Ujar Sabrina dalam hati sambil terus memandangi wajah bahagian Nazela

"Aku ndak akan pergi kemana mana kalo mamah mu belum berubah"

Gumamnya lagi dalam hati.

*****

"Ayo Zel!!!"

Ucap Sabrina mengajak Nazela bangun dari duduknya

"Udah selesai?"

Tanya Nazela kebingungan setelah mendengar MC menutup acara dan beberapa penonton mulai berhamburan meninggalkan kursinya.

"Iyo, ayo tok!"

Ajak Sabrina lagi sambil meraih tangan Nazela mengajaknya pergi

"Kemana?"

"Ketemu bu dek, pak dek ku dulu"

"Lo aja deh!! malu"

Tukas Nazela menolak sambil melepas genggaman tangan Sabrina

"Isin opo tok Zel? aku tuh dah bilang nek ajak kamu kesini. Ayo!!"

Sabrina meraih tangan Nazela kembali, walau berusaha menolak akhirnya Nazela mengikutinya juga.

Dari kejauhan Sabrina terus mencari posisi bu dek dan pak dek nya berada, karena ramainya lalu lalang para santri membuat Sabrina harus menajamkan mata elang nya. Hingga sebuah siluet tiga orang yang sedang mengobrol terlihat.

"Opo iku yo?"

Tanya Sabrina pada dirinya sendiri

"Bu dek!! pak dek!!"

Setelah merasa benar, Sabrina memanggilnya sambil melambaikan tangganya

"Ayok Zel!!"

Ajak Sabrina pada Nazela yang masih dengan raut wajah malas nya. Bu dek dan pak dek nya yang mendengar panggilan Sabrina spontan menoleh begitu pun satu orang yang sedang mereka ajak bicara

"Assalamualaikum bu dek, pak dek!!"

Ucap Sabrina sambil mencium punggung tangan bu dek dan pak dek nya

"Waalaikumussalam"

Jawab mereka bertiga serentak

"Bu dek kira kamu ndak dateng"

"Yo ndak lah, Sabrina kan ndak pernah absen kalo ada acara ini. Oh iya bu dek, pak dek. Iki temen Sabrina namanya Nazela. Tadi siang Sabrina dah bilang sama mas Afkar kalo Sabrina nek bawa temen, iki temen e"

Jelas Sabrina hingga membuat Nazela tersipu malu dan diam tak berkutik

"Ayu e temen mu Sab"

Puji sang bu dek sambil tersenyum kagum melihat Nazela

"Salik tok Zel!!"

Ujar Sabrina berbisik sambil menyenggol legan Nazela dengan siku nya

"Assalamualaikum tante, om"

Ujar Nazela kikuk sambil mencium punggung tangan bu dek dan pak dek Sabrina

"Waalaikumussalam, panggil abi ummi aja! kalo ndak bu dek pak dek koyo Sabrina"

Ujar sang pak dek pada Nazela yang masih terlihat malu malu

"Abi ummi aja! biar iso jadi mantu"

Celetuk Sabrina menggoda Nazela dengan tatapan matanya dan alisnya yang di naik turunkan. Tingkah Sabrina itu mampu membuat bu dek dan pak dek nya tertawa, namun Nazela justru menatapnya sinis.

"Loh Nazela!!"

Ujar seseorang yang sedari tadi menyaksikan obrolan mereka

"Loh pak Malik! bapak di sini jug?"

Tanya Nazela heran

"Iya, karena emang saya tinggal di sini. Saya hampir gak ngenalin kamu loh"

"Aneh ya pak saya pake hijab?"

"Oh nggak kok. Cantik"

Puji Malik membuat keadaan hening seketika hingga membuat Nazela bertambah malu

"Iyo kan bu dek? pak dek?"

Tanya Malik pada bu dek pak dek nya untuk mencairkan suasana

"Iyo betul iku"

Jawab bu dek nya membenarkan

"Kalian dah saling kenal tok?"

Tanya bu dek nya penasaran dengan ke keakraban Nazela dan ke ponakan nya itu

"Iya bu dek, jadi Nazela ini mahasiswi bimbingan Malik"

Ujar Malik menjelaskan

"Owalahhhh. Jadi ini tok pak Malik dos pem mu yang waktu itu nemuin cincin mu?"

Tanya Sabrina pada Nazela dan di jawab dengan anggukan kepala Nazela

"Dan Sabrina ini pak, mahasiswi di kampus kita juga tapi dia ambil jurusan desain interior"

Ucap Nazela menjelaskan

"Ohhh jadi ini Sabrina yang di maksud, ponakannya pak dek itu?"

"Iyo. Sabrina iki ponakan kesayangan e pak dek"

Jawab pak dek nya membuat Sabrina tersenyum manja

"sek!!! tadi pak Malik bilang tinggal di sini? ko iso?"

Tanya Sabrina yang baru menyadari adanya ke janggalan

"Yo iso. Malik iki ponakan e bu dek dari Bandung"

Ujar sang bu dek menjelaskan

"Loh kok Sabrina ndak pernah tau"

"Yo wis nanti bu dek jelaskan di rumah. ndak enak tok kita ngobrol sambil diri koyo ngene"

"oh iyo"

Tukas Sabrina yang baru menyadari kalau mereka mengobrol di tengah jalan. Akhirnya bu dek dan pak dek nya serta Malik jalan di depan Sabrina dan Nazela menuju rumah yang bu dek nya maksud.

Tanpa mereka sadari ternyata ada Afkar yang memperhatikan obrolan mereka dari jauh namun masih bisa mendengar apa yang mereka bicara kan tanpa niatan untuk menghampiri nya.

"Namanya Nazela.."

Gumam Afkar dalam hati ketika melihat satu gadis yang langsung mencuri perhatian nya.

1
Alisa AlfaMadda
masa udah ending aja sihhh🥺🥺
Musdalifa Ifa
bagus sekali Thor ceritanya 👏
Alisa AlfaMadda
ikut bahagia 🥰
Alisa AlfaMadda
lanjuuttt kak
Alisa AlfaMadda
suka part ini....💐💐💐💙
Alisa AlfaMadda
lanjuutttt
Alisa AlfaMadda
😭😭😭
Alisa AlfaMadda
💐💐💐
Alisa AlfaMadda
♥️♥️♥️
Alisa AlfaMadda
lanjut.....
Indah Lestari: tunggu update nya ya kak!! mungkin malem ini baru bisa di up😊😊
total 1 replies
Alisa AlfaMadda
semangat kak...
laelathul munawaroh
kerenn 👏
laelathul munawaroh
semangattt author ku 💪👏👏
Alisa AlfaMadda
semangat kak....update yg banyak lagi...☺️🥰❤️❤️
Nick and Judy
Suka banget sama karakter dalam cerita ini, semoga terus berkembang 🌟
Rukawasfound
Romantisnya cerita ini bikin saya ingin merasakan kisah seperti ini😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!