NovelToon NovelToon
Selir Sang Mafia

Selir Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Teen Angst / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: queenindri

Aura Harus menerima takdirnya menjadi salah satu bagian dari Wanita penghibur seorang Devandra Mahendra.

Pria tampan dengan sejuta pesonanya. Namun siapa sangka jika di balik ketampanannya itu menyimpan Rahasia yang cukup besar hingga menarik Aura untuk.asuk dalam hidupnya.

Akahkan Devandra melepaskan Aura, ataukah Devandra menahannya seumur hidup bersamanya?

Ikuti kisah mereka hanya di Judul Novel Selir Sang Mafia
Brak

"Ah maaf Tuan, saya tidak sengaja!!" Ucap Aura seraya membersikan Jas mahal milik Pria yang baru saja di tabraknya.

"It's Oke tidak masalah" Ujar Pria itu yang ternyata sejak tadi terpaku menatapnya.

Hingga tanpa sengaja tatapan mereka beradu saat Aura ingin mengangkat kepalanya menatap Devan. Dalam beberapa menit tatapan mereka terkunci sebelum pada akhirnya Aura memutuskannya lebih dulu."

"Maaf" Sekali lagi Aura meminta maaf dan berusaha untuk pergi meninggalkan Acara perayaan Ulang tahun Stasiun televisi milik keluarganya. Kebetulan Devan datang hari itu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemunculan Oppa

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Ku kira ini adalah akan menjadi akhir dari kekuasaanmu Dev." Edgar menarik tangan Devan untuk ia genggam.

Devan tersenyum miring memandang wajah sepupunya yang memang sejak dulu begitu perhatian padanya, Edgar adalah simbol kesetiaan untuk dirinya. Walau sudah sering Devan abaikan, Devan hukum pengasingan bersama adiknya, Edgar justru sama sekali tidak protes dan menikmati masa pengasingannya! Beda dengan sang adik yang selalu saja mengeluh karena tidak bisa kemana-mana. bahkan saat kembali bebas, Faldo berubah semakin kurang ajar dan pembangkang padanya.

Cklek

Pintu terbuka dari Luar, Munculah Sosok yang paling di segani di Tubuh Black Venom yang tiba-tiba saja datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu.

"Opa" Gumam Devan dan Edgar bersamaan.

"Kalian masih mengingatku?"

Sindir Opa Mahendra seraya tersenyum kecut.

Devan dan Edgar nampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena merasa tersindir. Sementara itu tak jauh dari tubuh Opa Mahendra ternyata Faldo tengah berdiri di sana seraya mencuri dengar.

"Sedang apa kau di situ?"

Ucap Devan saat melihat Sang adik tengah mencuri dengar dari belakang pintu rumah kerjanya.

Deg

Bagai ketahuan mencuri, tentu saja Faldo gelagapan karena ketahuan sudah menguping tadi.

"Ahh Maksudmu aku?" Tanya Faldo seraya meruntuki dirinya sendiri karena salah bicara, "Aduh dasar bodoh, kenapa kau malah bertanya begitu? Jelas-jelas dia bicara padamu!! Jangan sampai setelah ini dia akan kembali menghukummu!!" Imbuh Faldo namun hanya dalam hati.

"Dia datang bersamaku Dev, aku yang mengajaknya!"

Tuan Mahendra agaknya tau jika hubungan kedua cucunya belum sepenuhnya membaik. Terlihat jelas dari mata Devan yang masih menyimpan luka saat melihat Faldo muncul di hadapannya saat ini. Meskipun Devan pernah berucap sudah memaafkan kedua orang tuannya namun akan tetapi luka itu masih ada sampai saat ini.

Devan menghela nafasnya dengan sangat kasar seraya kembali duduk k atas kursi kerjanya. Kini pria tampan berusia 30 tahun itu nampak memijat keningnya yang terasa sakit akibat begitu banyak masalah yang sudah terjadi akhir-akhir ini.

"Apa kau sakit? Apa aku bisa membantumu?" Tanya Faldo dengan gerakan cepat berlari ke kamarnya guna mencari peralatan kerjanya sebagai dokter.

Belum juga sempat menjawab pertanyaannya, Faldo sudah lebih dulu pergi hingga membuat devan lagi-lagi harus menghela nafasnya dalam-dalam. Kini tatapan matanya tertuju kepada sang Opa yang tiba-tiba saja datang tanpa memberi tahu lebih dulu.

"Ada apa Opa tiba-tiba saja datang kemari? Apa ada sesuatu yang sangat urgent hingga membuat Opa tiba-tiba harus turun tangan sendiri?"

Devan mulai berani mengungkapkan isi pikirannya karena ia hafal betul jika tidak ada yang Penting mana mau opanya turun tangan sendiri.

"Ck. Kau memang cucuku yang pintar!" Pujinya

Tentu saja pujian untuk Devan itu terdengar seperti ejekan di telinga Edgar yang hampir tidak pernah mendengar pujian seperti itu dari sang Opa.

"Ck.Opa dan Cucu sama saja, sama-sama tidak peka." Gumam Edgar Lirih.

"Ed aku masih bisa mendengarnya!"

Celetuk Devan dengan senyum devil nya.

Glek

Edgar lantas menelan ludahnya dengan sangat kasar karena sudah ketahuan mencibir Kakak sepupu beserta Opanya, karena Malu Edgar lantas menyengir kuda seraya mengangkat kedua jarinya ke atas. "Peace Dev, damai itu indah." Kelakarnya.

Devan Geleng-geleng kepala karena memiliki dua adik yang sama-sama bodoh dan cerobohnya Seperti keledai. Keledai saja masih mending mau belajar dari kesalahannya agar tidak jatuh ke lobang yang sama, namun dua adiknya benar-benar bodoh hingga begitu mudahnya mereka selalu mengulangi kesalahannya.

"Kau lihat Dev, Dua adikmu begitu menyayangimu, kenapa kau masih bersikap dingin pada mereka?"

Kali ini sang Opa mulai mengeluarkan unek-uneknya, Ia begitu kasihan dengan ketiga cucunya yang hidup dalam hati yang saling salah paham. terutama Devan yang hidup dalam balutan kekecewaan di sertai dendam.

"Jika opa datang hanya untuk membahas soal itu maka lebih baik opa kembali saja ke Singapura!"

Tegas Devan langsung mengatakan itu.

"Bagaimana mungkin kau bicara seperti itu kepada Opa mu sendiri Dev? Dia yang membesarkan mu! Kau boleh benci pada kamu dan orang tua kita namun tidak dengan Opa Dev!"

UCap Faldo yang tiba-tiba saja muncul, ia membawa alat dokternya untuk memeriksa sang kakak yang nampak tidak sehat. Ya, sebegitu sayangnya Faldo pada Devan namun ia sangat kesulitan untuk Mengekspresikannya mengingat hubungan mereka sejak kecil tidak terlalu akur.

"Sudah-sudah lupakan saja, ini hanya masalah kecil dan kau tuan Muda cepat periksa kakakmu itu, aku takut jika tekanan darahnya naik lagi. Aku heran dia masih muda tapi kondisinya seperti opa-opa saja." Kelakar Tuan Mahendra seraya menahan tawa.

Devan merenggut kesal setelah mendengar cibiran dari Opa Mahendra yang membandingkan kondisinya seperti seorang Opa-opa. Sementara Faldo nampak menganggukkan kepalanya seraya berjalan mendekat ke arah Sang kakak penuh percaya diri. Ia yakin kakaknya kali ini tidak akan menolak bantuannya karena ini langsung perintah sang Opa.

"Berikan tanganmu Dev!"

Ucap Faldo seraya mengulurkan tangannya untuk membantu Devan, namun sayangnya uluran tangan itu tiba-tiba di cekal oleh Devan dengan sorot mata yang Tajam seakan ingin menemukan tulang-tulang para musuhnya.

Glek

Sontak Faldo reflek ingin menarik tangannya karena takut, beberapa kali ia menelan Ludahnya dengan sangat kasar karena melihat sorot mata tajam sang kakak yang seakan ingin menguliti dirinya hidup-hidup seperti pada para musuhnya.

"Opa tolong Faldo!"

Gumam Faldo seraya menatap ke arah sang Opa.

Namun bukannya mendapatkan respon yang baik, Tuan Mahendra malah mengabaikan dirinya dan malah memilih Duduk di sofa yang tidak jauh darinya. Sementara Edgar hanya menyengir kuda tidak berani bertindak apa-apa karena tadi dirinya juga sudah membuat Devan kesal padanya! Jujur saja ia tidak mau kalau sampai dirinya kena imbas hingga kembali harus merasakan hidup di pengasingannya sepeti dulu.

Melihat opa yang cuek Faldo memutuskan untuk menatap ke arah sang kakak dengan mengiba. "Dev maafkan aku, Apa salah________"

"Lakukan!"

Tegas Devan mengucapkannya seraya melepaskan cekalan tangannya pada lengan sang adik bungsu.

Hal itu langsung membuat Ketiga orang lawan bicara Devan yang kebetulan berada di sana sampai melongo tak percaya. Bahkan Faldo sampai beberapa kali mengedipkan mata Shock saat melihat untuk pertama kalinya Devan tidak membuat masalah dengannya. Dulu saja sekecil apapun masalahnya Devan pasti akan meributkannya hingga kedua orang tua mereka pasti akan turun tangan yang berujung pengasingan untuk Devan seperti yang sudah-sudah, Devan pasti akan di jemput oleh Opa Mahendra ataupun Opa Bramantyo untuk tinggal bersama mereka.

1
Nagita Marbun
kenapa aku selalu nunggu² update kelanjutannya ya, karena sepenasaran itu dibuat sama alur ceritanya. mudah mudahan update nya lebih banyak lagi y thorr, semangat thorr🔥
Khoirun Nisa'
udah aku kasih mawar nih thorr, yg cepet ya update nyaa, gak sabarr pengen baca kelanjutan nya
Sulastri Sulastri
lanjut
Efi Yusiyanti
judulnya selir dah nanti segini masih aja kalah, mafia apaan tuh dev
Naila
nice
Naila
nice
hazana channel
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!