Selir Sang Mafia

Selir Sang Mafia

Mencari kesepakatan

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Ahhhh"

Aura berteriak cukup kencang saat tali pengikat di kedua matanya tiba-tiba di lepas dengan kasar oleh seseorang.

Mata gadis muda itu nampak mengerjab-ngerjab mencari Tau siapa orang yang sudah berani menculiknya.

"Kau lagi" Ucap Aura dengan nada penuh kekesalan.

Bagaimana tidak kesal sementara Seseorang yang selalu mengganggunya hidupnya kini berdiri di hadapannya dengan tatapan tidak berdosa sama sekali sudah menculiknya.

"Hai nona manis, kita bertemu lagi, senang bisa kembali bertatap muka denganmu!" Ujar Devan dengan seringai licik di bibirnya.

"Cih. Tidak usah ber basa basi lagi, pilihanku masih tetap sama. Aku tidak mau menyetujui permintaan mu itu!! Aku tidak Sudi menjadi kendaraan politik mu Tuan Devandra Mahendra."

Gumam Aura dengan sarkas.

"Benarkah? Tapi kenapa aku tidak perduli dengan itu!!"

Gumam Devan Seraya bangkit dari Posisinya yang tadi berjongkok di depan Aura, kini memilih berdiri dengan sorot mata yang tajam menatap gadis yang saat ini masih dalam keadaan terikat tangan dan kakinya.

Devan nampak menyeringai Licik kala menemukan cara lain untuk menaklukkan Wanita manja yang kini menjadi tawanannya.

Kini ia mengubungi seseorang yang dapat membuat kesombongan gadis itu Lulu lantah di hadapannya.

"Ingat sampai kapanpun, bahkan sampai mati pun Aku tidak mau menjadi kendaraan politik untukmu! Art.Tv bukanlah tempat untuk di setir atau tempat propaganda manusia tidak bermoral seperti dirimu!"

Devan tersenyum licik kala mendengar jawaban dari seseorang Via telepon itu. Lalu ia menarik rambut seorang gadis yang terduduk di bawah kakinya itu dengan gerakan yang sangat kasar hingga membuat gadis itu mengaduh.

"Ahhhh sakit." Ringis Aura.

"Aku sudah berbaik hati padamu dengan menawarkan keuntungan yang cukup besar. Namun sepertinya kau tidak suka di ajak bicara dengan halus." Ucap Devan sembari menatap Tajam pada Aura seakan ingin menguliti gadis itu hidup-hidup. " Jika ini menjadi hari terakhir kau melihat wajah cantik putrimu maka ingatlah selalu jika pelakunya itu adalah Aku!!" Ucap Devan dengan tegas.

"TIDAK LEPASKAN AKU!!" Teriak Aura yang kini mulai menitikan Air mata karena ketakutan. Ia tidak mau nasibnya strategis itu, harus kehilangan nyawa hanya karena keegoisan kedua orangtuanya yang lebih memilih Mempertahankan Stasiun televisi mereka dan memilih mengorbankan anak semata wayang mereka. Ini benar-benar tidak adil untuknya.

"HEI BANGSAT BA*JINGAN JANGAN SAKITI PUTRIKU!! DIA TIDAK TAU AP_________"

Tiba-tiba Sambungan terputus dari Pihak Devan yang memang sengaja mematikannya secara sepihak. Devan tak menggubris Ucapan Tuan Tanu Yang notabene adalah Ayah biologis Aura yang kini tengah menjadi tawanannya.

"Kenapa kau tega melakukan ini padaku? Memangnya apa salahku?" Teriak Aura yang mulai putus asa.

Devan nampak menatap Aura dengan bengis tanpa belas kasihan. "Sebelumnya aku sudah memperingatkan pada Daddymu agar jangan terlalu sombong, Tapi dia mengabaikan Ucapanku." Ucap Devan dengan Nada tajam serta Aura dingin menyelimutinya. "Setelah ini aku yakin Pria Tua itu akan begitu menyesali keangkuhannya, keputusannya yang sudah mengorbankan Putri semata wayang untuk menjadi selirku." Ucap Devan Menakut-nakuti.

"Devandra Mahendra, Kau benar-benar pria licik dan kejam." Umpat Aura dengan sarkas.

Alih-alih merasa bersalah, Devan malah terkekeh-kekeh sinis. "Agar menjadi pemenang kau perlu menjadi orang Licik sebagai opsi pengganti kata beruntung. dan aku menyukai julukan itu." Ucapnya.

Aura berusaha melepaskan diri dengan meronta sekuat tenaga. Namun kekuatan Devan yang saat ini tengah memeluknya jauh lebih besar ketimbang kekuatannya yang kini sedang terikat kuat di bagian tangan dan kakinya.

Aura tidak bisa melawan hingga kini terpaksa menjatuhkan harga dirinya agar Devan mau melepaskan dirinya.

"Tolong lepaskan aku!!" Pinta Aura dengan mengantupkan kedua tangannya. Gadis itu nampak mengiba dengan amat sangat agar di bebaskan.kini cairan bening nampak mengalir tanpa ijin dari matanya. Agaknya gadis cantik itu mulai putus asa dengan nasibnya. "Tuan Devan, kau tau jika Minggu depan aku akan menikah dengan kekasihku, jadi tolong bebaskan aku!!" Mohon Aura sekali lagi.

Devan menarik tengkuk Aura dengan cukup kasar seraya membalas ucapan gadis itu. "Maafkan aku Nona Aura tapi aku berubah Pikiran. Aku tidak akan melepaskan mu kecuali Daddymu yang aku itu mati di hadapanku!!"

Kini Devan menghempaskan tubuh Aura ke lantai hingga gadis itu tak kuasa menahan tangisnya.

Ia sudah berusaha bernegosiasi namun agaknya Devan tidak mau mengerti dan memilih untuk menahannya.

Saat melihat Devan berjalan keluar dari ruangan itu jantung aura semakin terpompa kencang. Kini amarah mulai menguasai rongga dadanya. Ada dorongan kuat untuk melawan hingga ia memberanikan diri untuk kembali berbicara.

"Dasar Biadab, mana mungkin orang sepertimu bisa memimpin suatu negara jika kau memiliki kelainan mental seperti itu!! Cih dasar menjijikan." Aura nampak berbicara dengan tatapan tajam ke arah Devan seperti harimau yang sedang mengintai mangsanya.

Gadis itu seperti tidak menyadari jika dirinya seperti sedang membangunkan singa yang tengah tertidur, bahkan dengan sekali Hab ia bisa mati di tangan Devan yang memang memiliki julukan pembunuh berdarah dingin di dunia bawah tanah.

Devan nampak berbalik arah seraya berjalan mendekat kembali pada Aura yang kini masih setia menatapnya dengan tajam.

"Apa katamu?" Tanya Devan yang kini sudah menarik kembali rambut Aura dengan Kuat.

"Kau dengar Tuan Arogan, Jika di negara ini 99% penduduknya memilih dirimu sebagai calon pemimpin mereka, maka aku akan menjadi 1% dari mereka yang tidak akan memilihmu!" Teriak Aura tepat di depan wajah Devan yang kini menatapnya dengan tajam

Bukannya marah. Devan malah melepaskan cekalan tangannya dari surai Aura seraya bertepuk tangan dengan nyaring.

"Jika ada 90% memilihku maka seekor tikus sepertimu tidak akan berarti apa-apa untukku." Cibir Devan seraya bangkit dari duduknya. Pria tampan itu nampak tersenyum mengejek ke arah Aura yang kini berwajah Pias tanpa expresi apapun.

Tanpa menunggu Aura kembali berbicara tidak penting padanya kini Devan sudah berbalik menatap ke arah salah satu anak buahnya untuk melakukan Tugasnya. " Joe bawa gadis itu ke mansion dan kurung dia di dalam kamar selir!!" Perintah Devan kepada sang asisten pribadinya yang bernama Jonathan.

"Baik Tuan." Jawab Jonathan dengan lantang. Kini pria berperawakan tinggi itu sedang menarik tangan Aura untuk mengikutinya. " Tenanglah Gadis manis, Ayo ikut denganku dan bersenang-senanglah!" Ucap Jonathan terdengar Ambigu.

Kali ini entah apa yang akan di alami Aura karena dia sudah terjebak di lingkaran Hitam dengan sebutan Black Venom. Sebuah genk Mafia yang di bentuk dan di pimpin oleh Devandra Mahendra yang merupakan seorang pengusaha muda sekaligus politisi Muda di negaranya.

Episodes
1 Mencari kesepakatan
2 Jalan Negosiasi
3 Harem
4 Psikopat
5 Perdebatan
6 Selir Sang Mafia
7 Adik kakak sama saja
8 Refaldo Mahendra
9 Awal mula kekesalan
10 Sedikit perhatian
11 Kemunculan Dedengkot Black Venom
12 Kemunculan Oppa
13 Kisah Edgar
14 Lerdric eels
15 Soraya Ganesa
16 Sebuah penawaran
17 REFALDO MAHENDRA Vs DEVANDRA MAHENDRA
18 Cibiran
19 Kegundahan hati Aura
20 Pertemuan Aura Vs Soraya
21 Rahasia soraya
22 Sikap Devan
23 Sekelumit rasa
24 Wujud asli DeVan
25 Rencana
26 Dongeng
27 Berita kehilangan
28 Labirin neraka
29 Labirin kematian
30 Secercah harapan
31 Gadis yang malang
32 Hukuman
33 Ketegangan
34 Ejekan
35 Hampir saja ketauan
36 visual
37 Terenggut paksa
38 Mulai menyimpan rasa
39 Ketahuan
40 Tertangkap basah
41 Hukuman
42 Percobaan bunuh diri Aura
43 Paniknya Devan
44 Rumah sakit
45 Donor
46 Sadar
47 Sadar
48 Memindah Aura
49 Sikap tegas Devandra
50 kehilangan yang paling berharga
51 Perubahan sikap
52 Perubahan sikap 2
53 53
54 54
55 55
56 munculnya masalah
57 Klan Penipu
58 Wajah asli Devandra 1
59 Jiwa psikopat Devan
60 Terjebak
61 Hamil??
62 Mengambil sikap
63 Kerinduan
64 Kerinduan 2
65 penawaran
66 Devan Vz Soraya 1
67 Devan Vz Soraya 2
68 68
69 69
70 Pemaksaan
71 Tertangkap basah
72 Tertangkap basah 2
73 menguping
74 Kecemasan liam
75 Mulai siasat
76 Kemarahan seorang ayah.
77 Kemarahan seorang ayah.
78 Kesepakatan
79 Sedikit rasa
80 Apes
81 Pengusiran.
82 Kembali
83 Janji Aura
84 Kekesalan Soraya
85 Perdebatan
86 Putusan
87 Mulai menyimpan rasa
88 Drama
89 Ketahuan
90 Rencana Soraya
91 Ungkapan Hati
92 Perdebatan antar selir
93 kekacauan
94 Jebakan
95 Senjata makan Tuan.
96 Penolakan
97 Penolakan 2
98 Mulai terbongkar
99 Terbongkar
100 Terbongkar 2
101 Keributan
102 Tamparan
103 Kemarahan Nyonya Bella
104 terbongkar
105 Calon mertua
106 Meminta restu.
107 Soraya vs Amora
108 Meminta restu
109 Terjual
110 Terjual 2
111 Karma
112 Mulai membaik
113 awal mulanya kehancuran
114 Kabur
115 Mansion kedua
116 Konferensi pers.
117 Pembunuhan
118 Pernikahan
119 Kisah sebenarnya
120 kisah sebenarnya
121 Azab diana
122 Dendam Soraya
123 Derita wanita hamil
124 Menghilangnya melinda
125 Kembalinya sang Nyonya.
126 Kelahiran
127 Kembalinya Arlan
128 Kerja sama.
129 Perubahan sikap Melinda
130 Sifat asli Melinda
131 Saga Dewangga Mahendra
132 Tamat
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Mencari kesepakatan
2
Jalan Negosiasi
3
Harem
4
Psikopat
5
Perdebatan
6
Selir Sang Mafia
7
Adik kakak sama saja
8
Refaldo Mahendra
9
Awal mula kekesalan
10
Sedikit perhatian
11
Kemunculan Dedengkot Black Venom
12
Kemunculan Oppa
13
Kisah Edgar
14
Lerdric eels
15
Soraya Ganesa
16
Sebuah penawaran
17
REFALDO MAHENDRA Vs DEVANDRA MAHENDRA
18
Cibiran
19
Kegundahan hati Aura
20
Pertemuan Aura Vs Soraya
21
Rahasia soraya
22
Sikap Devan
23
Sekelumit rasa
24
Wujud asli DeVan
25
Rencana
26
Dongeng
27
Berita kehilangan
28
Labirin neraka
29
Labirin kematian
30
Secercah harapan
31
Gadis yang malang
32
Hukuman
33
Ketegangan
34
Ejekan
35
Hampir saja ketauan
36
visual
37
Terenggut paksa
38
Mulai menyimpan rasa
39
Ketahuan
40
Tertangkap basah
41
Hukuman
42
Percobaan bunuh diri Aura
43
Paniknya Devan
44
Rumah sakit
45
Donor
46
Sadar
47
Sadar
48
Memindah Aura
49
Sikap tegas Devandra
50
kehilangan yang paling berharga
51
Perubahan sikap
52
Perubahan sikap 2
53
53
54
54
55
55
56
munculnya masalah
57
Klan Penipu
58
Wajah asli Devandra 1
59
Jiwa psikopat Devan
60
Terjebak
61
Hamil??
62
Mengambil sikap
63
Kerinduan
64
Kerinduan 2
65
penawaran
66
Devan Vz Soraya 1
67
Devan Vz Soraya 2
68
68
69
69
70
Pemaksaan
71
Tertangkap basah
72
Tertangkap basah 2
73
menguping
74
Kecemasan liam
75
Mulai siasat
76
Kemarahan seorang ayah.
77
Kemarahan seorang ayah.
78
Kesepakatan
79
Sedikit rasa
80
Apes
81
Pengusiran.
82
Kembali
83
Janji Aura
84
Kekesalan Soraya
85
Perdebatan
86
Putusan
87
Mulai menyimpan rasa
88
Drama
89
Ketahuan
90
Rencana Soraya
91
Ungkapan Hati
92
Perdebatan antar selir
93
kekacauan
94
Jebakan
95
Senjata makan Tuan.
96
Penolakan
97
Penolakan 2
98
Mulai terbongkar
99
Terbongkar
100
Terbongkar 2
101
Keributan
102
Tamparan
103
Kemarahan Nyonya Bella
104
terbongkar
105
Calon mertua
106
Meminta restu.
107
Soraya vs Amora
108
Meminta restu
109
Terjual
110
Terjual 2
111
Karma
112
Mulai membaik
113
awal mulanya kehancuran
114
Kabur
115
Mansion kedua
116
Konferensi pers.
117
Pembunuhan
118
Pernikahan
119
Kisah sebenarnya
120
kisah sebenarnya
121
Azab diana
122
Dendam Soraya
123
Derita wanita hamil
124
Menghilangnya melinda
125
Kembalinya sang Nyonya.
126
Kelahiran
127
Kembalinya Arlan
128
Kerja sama.
129
Perubahan sikap Melinda
130
Sifat asli Melinda
131
Saga Dewangga Mahendra
132
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!