NovelToon NovelToon
Kenangan Lama Dan Baru Mora

Kenangan Lama Dan Baru Mora

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Keluarga
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Herwanti

“Duaar,”suara tembakan mengarah ke kepala Sara. Setelah Sara tewas ada truk yang menabrak mobilnya dari belakang membuat dia tewas di wajah yang tidak dikenali.
“Kenapa mama lama sekali menjemputku,”ucap Mora yang menuggu di depan taman kanak-kanak bersama dengan gurunya.
Bagaimana kisah Mora setelah mamanya meninggal?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KLdBM 12

Malam yang melelahkan dimana saat semua sudah tidur nyenyak apa lagi matahari belum tampak datang pelayan. Dimana pelayan itu membangunkan Mora dengan menyirapkan air dingin. Mora yang tertidur pulas sepontan terbangun dan berkata,”Kenapa kamu membangunkan aku dengan air dingin.”

Tapi pelayan itu sedikit tidak perduli dia hanya memberikan sapu dan kain pel untuk Mora. Mora yang menggigil menatap ke pelayan itu.”Mulai sekarang nona adalah pelayan di rumah ini mulai pagi ini ada harus membersihkan rumah dan menyiapkan makan untuk keluarga anda. Ini adalah perinta dari nyonya Sari,”ucap Pelayan yang segera pergi keluar. Mora segera mengeringkan tubuhnya dan memakai baju yang kering dia melihat sapu dan kain pel yang sudah ada dilantai kamarnya.

Mora menghela nafas yang dikira dirinya akan bisa santa setelah dia datang ke sini. Karena tidak ada pergerakan yang lain tapi setalah pesta malam itu dia harus membersihkan semuanya.”Tapi aku akan dibayar tidak ya jika aku mengerjakan semua ini,”guman Mora.

Mora berjalan dan mulai membersihkan semua apa lagi semua penghuni masih tidur saat Mora mulai bekerja. Tapi anehnya dia tidak melihat pelayan sama sekali,”Apa ini namanya mengurangi biaya hidup rumah ini dengan memperkerjakan diriku.” Mora menggelengkan kepalanya dimana dia harus segera menyelesaikan semuanya sebelum dia harus berangkat sekolah paginya.

Mora yang telah menyiapkan makanan melihat Bram dan Sari keluar dari kamar dan disusul oleh Bela. Dimana mereka bertiga sama sekali tidak perduli dengan Mora. Karena semua telah selesai Mora naik keatas kerena sudah selesai hanya tinggal memberishkan tempak makan mereka saja. “Kamu mau kemana?,”ucap Bram dengan dia membaca koran paginya.

“Saya ingin naik ke atas untuk mempersiapkan ke sekolah,”ucap Mora.

“Aku lupa kalau kamu akan pergi ke sekolah, tapi kamu harus menyelesaikan semua urusan rumah tangga sebelum kamu pergi sekolah. Untuk makan siang kamu tidak usah mempersiapkan tapi untuk makan malam harus ada makananan apa kamu mengerti,”ucap Bram.

Mora mendengar itu hanya menganggu saja tanpa berkata dia pergi ke atas. Di saat Mora di atas Sari berkata kepada Bram,”Kurasa anak buangan itu sudah  sadar posisi kamu sayang.”

“Tentu saja dia harus sadar apa lagi dia itu bukan siapa-siapa kita bukan, hanya uang yang harus kita dapatkan dari warisan anak itu saja,”kata Bram.

“Ayah tapi jika dia terus berlama-lama disini bukan akan menjadi masalah untukku dan Taizan,”ucap Bela.

“Kamu tidak usaha khawatir putriku dia tidak akan tahu rencana kita. Karena ayah akan membuat dia menyesal seumur hidupnya saat dia tidak memberikan hak warisnya kepada kita,”kata Bram yang dengan penuh rencana yang akan membuat Mora menderita.

“Itu baguslah tapi Bela bukan katakan Taizan akan menjemput kamu berangkat sekolah bersama kamu,”ucap Sari.

“Iya ibu hubungan kita berdua sangat baik hanya saja untuk pengumuman pernikahan kita masih menuggu warisan yang dipegang oleh Mora,”ucap Bela. Sari hanya tersenyum hingga dia mengelus kepala Bela. Pelayan datang memberitahukan kalau Taizan sudah datang menjemput. Bela yang senang segera pergi ke luar didepan pintu Taizan dengan wajah ceriahnya memeluk Bela.

Tapi saat mereka berpelukan Mora dari atas loteng melihat mereka berdua. Tampak wajah keduanya yang serasi dan pakaian mereka yang sama membuat Mora berpikir,”Jadi mereka satu sekolahan, aku tebak perubahan dari Taizan selama ini karena Bela.”

Tapi Mora yang tidak memiliki bukti hanya bisa menutup perasaannya hingga dia melihat apa yang akan terjadi nanti. Mora yang telah selesai menyiapkan dirinya mengendong tas. Tampak piring dan sayuran yang masih ada. Tapi Mora tidak melihat Sari dan Bram dia membereskan semua agar tidak kena marah. Melihat ada sisa makanan Mora hendak untuk membungkus ke dalam kotak bekal untuk mengurangi biaya.

Semua telah beres segera Mora berangkat sekolah yang di tunjukan oleh kepala sekolahnya. Perjalanan menuju sekolahan Mora naik bus dengan uang yang ada disakunya. Tepat di depan gerbang sekolah dia melihat suasana sekolah yang menurut Mora diluar akal sehatnya.”Ini sekolah apa bangunan untuk perkumpulan para preman ya,”ucap Mora berjalan masuk keruang guru.

Di perjalanan kabar tentang Mora yang pindah dari desa sudah tersebar. Tapi Mora sama sekali tidak perduli hanya bisa berjalan hingga didepan ruang guru dia mengucapkan permisi dengan sopan. Mora masuk dan menemui wali kelasnya yang bernama Toto.”Apa kamu murid pindahan itu?,”ucap Toto.

“Iya pak nama saya adalah Mora Laisara,”ucap Mora dengan sopan. Setelah mengenalkan dirinya Mora diajak ke kelas bersama dengan Toto karena hari itu dia akan mengajar kelas matematika.

Didepan kelas Mora harus memperkenalkan dirinya kepada kawan baruna. Tapi melihat kawan baru Mora yang sedikit berbeda membuat Mora sedikit gelisah. Tapi dia tidak perduli hingga dia mencari bangku kosong untuk dia duduki. Toto mulai memberikan materi untuk para siswa di kelas hingga Mora dipanggil untuk mengerjakan soal yang diberikan. Mora dengan santai berjalan menuju paman tulis dan mulai mengerjakan dengan rumus yang mudah.

Setelah selesai Mora kembali duduk tapi para siswa yang melihat merasa tidak percaya.”Mora apa kamu tidak salah dimasukan ke sekolahan ini oleh kepala sekolah kamu didesa,”ucap Toto yang juga terkejut kalau rumus yang dikerjakan sudah tinggkat profesional.

Mora hanya menggelengkan kepalanya hingga salah satu teman didapan memberikan catatan kepada Mora. Dimana isinya untuk mengajarinya rumu itu kepadanya, Mora yang melihatnya hanya tersenyum. Waktu terus berlalu hingga sekolah dimana Mora berada sudah menganggumi Mora termasuk guru dan kepala sekolahnya.

Pulang sekolah dimana Mora menuggu seminggu untuk dia tidak membeli barang elektronik akhirnya dia bisa memikirkan ide untuk membelinya. Bersama teman satu kelasnya dia pergi membeli ponsel dengan uang yang sudah diambil di bank. Bram dan Sari yang tidak tahu itu sedang sibuk masing-masing menyiapkan pernikahan Bela dan Taizan. Karena Mora masih belum tahu hubungan Taizan dan Bela melihat mereka berdua sedang masuk ke salah satu restoran terkenal. Tampak keduanya sedang bermesraan, Mora yang ingin masuk dihadang oleh penjaga restoran. Mora tidak bisa masuk ke dalam tapi dia merasa hatinya akan sakit jika dia tahu apa yang akan terjadi dengan keduanya.

“Kurasa aku harus mencari dengan diam-diam,”ucap Mora yang telah memberi barangnya yang dia butuhkan. Apa lagi Mora masih belum mendapatkan balasan dari Jeremi dan Putra Jaya tentang informasi yang dia kirimkan beberapa hari yang lalu.

Karena masih ada waktu Mora pergi ke perpustakaan kota untuk mencari buku refesensi untuk membuat artikel ilmiah di blog biasanya.  Di perpustakaan Mora dengan santai mulai menulis apa yang dia inginkan. Setelah semua bahan telah selesai Mora melihat jam di tangannya kalau dia harus segera pulang. Di perjalanan pulang dimana biasa Mora lewat pintu taman belakang dia melihat Bela sedang berciuman dengan Taizan. Mora yang melihatnya sangat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bagaimana dengan Mora setelah melihat keduanya berciuman apa Mora akan menghampirinya dan bertanya atau dia akan tetap diam saja?.

1
Amelia
lanjut Thor
Lhisa Amira Nhatasya
lanjut dong author jgn dibikin penasaran
Lhisa Amira Nhatasya
kasihan skli mora🥲🥲
Tasya ✨
saya mampir yah kak. 😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!