NovelToon NovelToon
Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Matabatin
Popularitas:23.9k
Nilai: 5
Nama Author: Matatabi no Neko-chan

Dituduh sebagai pemuja Iblis, Carvina melakukan bunuh diri dengan meminum racun.
Terombang-ambing dalam kegelapan sembari membawa luka dan menjadi tawanan iblis, tiba-tiba saja dia terbangun dalam tubuh seorang anak kecil yang ternyata memiliki keterbelakangan mental.
Diperlakukan layaknya hewan, dia mulai membalas perlakuan mereka satu persatu.
Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Belas

Albert menghajar Ikhsan dengan brutal lalu menghempaskan tubuh pria itu kasar di lantai kamar. Pria itu jatuh tersungkur sambil mengusap wajahnya yang terluka dan meludahkan darah yang keluar di sudut bibirnya. Dia menatap Albert nyalang penuh permusuhan.

Albert segera merampas Ragna yang tengah menangis di pelukan Joshua dan mendorong pria yang berprofesi sebagai dokter dari sana. Pria itu berusaha menenangkan keponakan kecilnya yang tampak terguncang.

Joshua terhuyung akibat dorongan Albert; meski pria itu menyenggolnya sedikit, dan dengan sengaja menginjak aset berharga Ikhsan dengan keras, membuat pria itu berteriak, dia memegang asetnya yang sakit luar biasa sambil meringkuk kesakitan.

"Maaf, sengaja. Habisnya kau ingin merusak anak orang, sih," Cemooh Joshua sambil memasang wajah puas setelah berhasil menginjak aset berharga pria malang itu.

Ikhsan menatap Joshua penuh permusuhan. Dia berjanji akan membalas mereka setelah ini.

"Maafkan aku, maaf." Albert memeluk Ragna dan menenangkan keponakan kecilnya.

'Sial! Aku kecolongan. Aku ingin sekali melemparnya dari jendela ini, tapi sayangnya dia merupakan orang berkuasa,' Albert membatin kesal sambil melayangkan tatapan membunuh ke arah Ikhsan yang berguling-guling.

Di balik tangisannya, Ragna menyeringai. Dia berbisik pada Albert yang menggeram marah, "Apakah Paman mendapatkan darahnya? Atau Paman mendapatkan rambutnya? Kalau sudah, oleskan ke boneka jeramiku."

Albert menatap Ragna heran, "Untuk apa?"

"Kau akan tau nanti."

Tiba-tiba derap langkah kaki terdengar mendekat ke kamarnya, terlihat Lina, Kian dan Theo berdiri di pintu dan menatap penasaran ke dalam kamar.

"Astaga! Ikhsan!" Pekik Lina saat melihat Ikhsan yang meringkuk kesakitan.

"Apa yang terjadi? Ada yang sakit?" Tanya Lina beruntun. Lalu wanita itu menatap Albert dan Joshua bergantian, "Apa yang terjadi?"

"Dia hendak melecehkan keponakan ku." Desis Albert dingin.

Kian dan Theo memilih diam. Dia tidak ingin ikut campur. Dengan mengantuk, Kian memilih meninggalkan kamar Albert sambil menguap lebar.

"Tidak mungkin. Ikhsan bukan orang yang seperti itu. Ini pasti salah paham." Lina membela Ikhsan dan menatap Joshua menuntut.

"Iya, salah paham dengan memasuki kamar orang. Apalagi ada anak perempuan di kamarnya yang sedang tidur siang," Sarkas Joshua tak habis pikir.

Joshua melihat Ikhsan mengendap-endap memasuki kamar Albert, lalu pria itu menghampiri sang pemilik apartemen yang sedang menyajikan minuman dan mengatakan apa yang dia lihat.

"Paman, aku perlu rambut tante itu juga," Bisik Ragna yang membuat Albert heran bertambah heran. Untuk apa gadis kecil itu menginginkan rambutnya?

Albert memutuskan mengangguk, bermaksud menenangkan Ragna yang kini melanjutkan tangisan di pelukannya. Tanpa menyadari gadis kecil itu menyeringai senang membayangkan memiliki mainan baru untuk nanti malam.

Joshua menggendong Ragna menuju jendela, mengajak Ragna melihat pemandangan kota dari ketinggian.

Joshua memperhatikan penampilan Ragna yang terlihat berbeda. Kulitnya yang terlihat bersih dan wangi, rambut sebahu yang halus, tubuh yang sedikit berisi serta bawah matanya tidak lagi cekung. Apalagi binar bahagia terpancar dimata gadis kecil itu.

Joshua menebak jika gadis kecil di gendongannya akan tumbuh menjadi gadis cantik yang diincar banyak orang.

"Kau terlihat lebih baik. Badanmu juga terasa sedikit berat," Komentar Joshua sambil mengingat Ragna saat pertama kalinya ditemukan.

"Paman selalu menjejaliku dengan makanan. Apalagi makanan buatannya sangat enak," Ragna berkata dengan ceria.

Joshua tersenyum mendengar jawaban Ragna. Pria itu melirik ke dalam, dimana terlihat ketegangan menguar di sana.

Joshua pertama kalinya melihat Albert semarah itu. Yah, siapa, sih yang tidak marah saat melihat anak gadis ataupun keponakan yang hendak dilecehkan oleh orang terdekat atau orang lain di depan mata sendiri? Jika Joshua berada di posisi Albert, dia pasti akan melakukan hal yang sama atau lebih kejam darinya.

"Aaarrgghhh!!!!"

Ragna dan Joshua tersentak kaget saat mendengar jeritan kesakitan yang menggema di ruangan itu. Terlihat Albert meringkuk kesakitan sambil memegang wajahnya, sementara di depannya berdiri Theo dengan sebelah tangan memegang sebuah botol berisi cairan yang tersisa setengah.

"Paman!" Pekik Ragna dan menurunkan diri dari pelukan Joshua. Gadis kecil itu hendak menghampiri Albert, tetapi di cegah oleh Joshua.

"Jangan dekati dia, Nak. Pamanmu di siram air keras. Itu sangat berbahaya!"

Ragna menatap Joshua yang mengetatkan rahangnya dengan datar. "Apakah pamanku akan baik-baik saja?" Tanyanya penasaran dan terselip kekhawatiran di nada bicaranya.

Joshua memasang wajah ramahnya kembali, "Dia harus dilarikan ke rumah sakit. Kau tunggu di sini sebentar, ya."

Ragna mengangguk.

Joshua berjalan mendekati Albert yang menahan sakit. Pria yang berprofesi sebagai dokter berjongkok memeriksa kondisi wajah Albert yang terlihat melepuh dan mengelupas. Dia berdiri dan menatap Theo dengan marah, "Apa yang kau lakukan, hah?! Menyakitinya di depan seorang anak kecil?!"

"Dia tidak sengaja, Josh." Ucap Lina dengan mata berkaca-kaca.

"Ya, tidak sengaja menyiram wajahnya dengan air keras," Sarkas Joshua tajam membuat Lina menundukkan kepala, tak lupa dengan tubuhnya yang bergetar ketakutan.

"Jangan bentak Lina, Joshua!" Kesal Ikhsan dan menatap pria itu marah.

Joshua mengabaikan dan memutuskan pergi dari sana. Dia menuju tas kerja yang berisi perlengkapannya yang terletak di atas nakas dekat dapur dan mengambilnya.

Joshua menghampiri Albert dan memapah pria itu ke kamarnya, meninggalkan empat orang itu di sana yang memasang wajah kemenangan, tanpa menyadari seorang anak kecil menatap mereka dengan seringai tipis.

Lalu Ragna berekspresi layaknya anak kecil. Dengan langkah buru-buru dan penasaran dia berlari menuju pintu kamar Albert. Dia menggedor-gedor pintu kamar sambil berteriak.

"Paman! Apakah pamanku baik-baik saja? Jangan sakiti pamanku! Aku tidak memiliki siapapun lagi! Ku mohon buka pintunya!"

Keempat tersentak dan menatap Ragna dengan tatapan rumit.

'Cklek'

Joshua muncul hanya melongokkan kepalanya. Dia menatap Ragna sambil tersenyum ramah, "Dia baik-baik saja."

"Aku ingin bertemu pamanku. Apakah dia tidak apa-apa?" Ragna terisak yang membuat Joshua panik.

Dia mempersilahkan Ragna memasuki kamar Albert. Lalu pria itu menatap tajam keempatnya yang masih setia di sana.

"Pergi dari sini, sialan!"

'Blam'

Ragna menatap Albert yang tak sadarkan diri dengan datar. Entah kenapa, pria yang berstatus sebagai paman pemilik tubuh ini memiliki perjalanan hidup yang berat.

Untungnya Joshua segera menangani Albert, sehingga wajahnya tidak mengalami luka yang serius meski harus menjalani rawat inap di rumah sakit untuk mencegah hal yang tak diinginkan.

'Cklek'

Ragna mengalihkan perhatiannya dan mendapati Joshua memasuki ruangan dengan murung. Ragna menggunakan kemampuan membaca pikirannya dan mendengar isi hati pria baik hati itu.

'Sial! Kenapa bisa seperti ini? Aku kehilangan pekerjaan dan di blacklist dari seluruh rumah sakit?! Sh*t!'

"Om," Panggil Ragna pada Joshua.

Joshua menoleh dan mendapati Ragna yang menatapnya penasaran. Pria itu memasang wajah ramah didepan Ragna dan menghampiri gadis kecil itu, "Iya, Nak. Apa kau butuh sesuatu?"

"Kenapa mereka begitu pada paman? Padaku juga?" Tanya Ragna memasang wajah murung.

Joshua menghela nafas lelah, tak tau harus menjawab apa.

Dia juga tidak menyangka jika mereka berempat begitu kejam pada Albert, yang notabene sahabat mereka sendiri. Seingatnya, Albert tak pernah memiliki musuh dan tak pernah membuat masalah.

"Entahlah. Om juga tidak tau." Joshua menghela nafas dan menggeleng lemah.

"Paman bilang mereka merupakan penguasa," Pancing Ragna membuat Joshua menoleh ke arahnya.

"Benar. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan. Orang tua mereka adalah orang-orang kaya yang memiliki perusahaan besar. Sementara Albert tidak diketahui asal usulnya, apalagi setelah Albert keluar dari penjara. Mereka berubah."

Ragna menyeringai tipis.

"Apa karena pamanku miskin?" Tanya Ragna sambil memasang wajah polos.

Joshua menatap gadis kecil itu dengan melotot. Hei, darimana dia mengetahui tentang hal itu?!

Ragna yang mendengar isi pikiran Joshua hanya bisa terkekeh. Dia melanjutkan perkataannya, "Soalnya, nenek pernah bilang kalau ibuku orang miskin yang tak diketahui asal usulnya dan pantas diperlakukan seperti hewan. Dan katanya orang miskin itu tidak pantas bahagia." Ragna berkata sambil mengingat kenangan pemilik tubuh ini.

Joshua menatap Ragna dengan tatapan sulit diartikan.

"Semua mahkluk pantas bahagia. Baik manusia atau hewan. Dan cara mereka bahagia pun berbeda-beda dan tak selalu sama. Darimana nenekmu mendapatkan perkataan semacam itu?" Joshua bertanya tak habis pikir.

"Entahlah, Om. Soalnya nenek selalu bicara seperti itu."

Joshua terdiam. Anak sekecil itu, apa yang sudah dia alami?

"Lalu ayahmu?"

"Aku tak pernah melihatnya. Yang aku tau, dia hanya pergi pagi pulang pagi, atau tidak pulang sama sekali. Jika dia libur, dia pergi bersama nenek dan lainnya. Sementara aku dan ibu hanya di rumah." Ragna menceritakan ingatan pemilik tubuh ini sambil merencanakan balas dendam manis pada mereka.

Joshua terdiam. Keponakan sahabatnya mengalami hal sulit di usianya yang masih belia, apalagi sekarang ini dia melihat satu-satunya keluarga tengah terbaring tak sadarkan diri.

Dan dirinya juga kehilangan pekerjaan karena menolong Albert. Entah kenapa dia merasa ada kejanggalan dalam kejadian ini.

1
Fatin Fiqah
Luar biasa
safira
cerita menarik tapi membinggungkan..sbb tadinya d cafe dengan pamannya serta dokter jushua kenapa tetiba ada adik dari sebelah bapanya..dan berani keluar sulur berduri..bukan ka d tempat awan..🤔
Daniela Whu
ivanka kan seharusx nama perempuan ya 😏 kok ini jd nama cowok 🤭
Cahaya yani
akhr ny raja iblis kmbli
Cahaya yani
lah iy tinggalkn sja
nury
Luar biasa
Daniela Whu
astoge mulut anak SD lo itu sdh kyak mulut jalang
Cahaya yani
sampah teriak sampah
Lina Sofi
jgn kelamaan up thor ak nungguin g nongol2 sedih/Cry//Cry//Cry/
Lina Sofi
bantai musuh2y leon alan
Suzana Diro
jeremy nya cool sekali
Daniela Whu
ragna sama leon juga dokter siapa itu belum balas dendam ke orang" yg berniat membunuh x kh
Daniela Whu
kok bisa leon berubah jd iblis ya gimna cerita x awal kn dia cuma pemuda biasa gk ada tuh hawa" keiblis san
Tati Suriyati
lanjutkan ceritanya, menarik menegangkan 😊
deria
wah thor lama amat upnya😂
siapa tuh yang punya aura hitam😣
Lina Sofi
bumi hanguskan tuh desa
Daniela Whu
la kapan nih mereka balas dendam ke keluarga yg telah membuat mereka hancur? kok sdh lain lg ceritax
Lina Sofi
keren thor up kurang thor
deria
ayo ragna santet aja dia kayak dulu nyantet lina biar sekalian tuh ama anaknya😂😂😂 kalo dah cerai dari ayahmu🤣🤣🤣
Lina Sofi
bodoh cerai aj damai hidup bertiga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!