NovelToon NovelToon
Batas Waktu Bersamamu

Batas Waktu Bersamamu

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Meyliana

Rayyan mendadak menceraikan Ayu begitu saja sepulangnya dari tempat pekerjaannya sambil membawa Wanita yang sedang hamil. Akankah Ayu bertahan dengan pernikahannya yang sudah berjalan selama 16 tahun itu, atau lebih memilih untuk berpisah ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meyliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Kekecewaan Bu Lastri terhadap Rayyan

Pak Bayu terdiam setelah mendengar perkataan Ayu. Dia paham dengan sifat putri bungsunya itu yang tidak ingin membuatnya khawatir. Setelah beberapa saat Pak Bayu tersenyum samar sambil mengusap puncak kepala Ayu kemudian berkata,

" Kamu tak bisa membohongi Ayahmu ini, Nak. Tidak apa-apa, yang semestinya terjadi biarlah terjadi. Namun, meskipun kamu tidak mengatakannya, kami memahaminya. Kami mengerti tanpa mendengar penjelasan darimu tentang semuanya. Sudahlah, jangan terlalu banyak di pikirkan, yang terpenting saat ini kamu sudah berada di sini bersama kami."

"Maafkan Ayu, yang sudah mengecewakan kalian" mendengar ucapannya Ayu hanya bisa menangis dalam pelukan Pak Bayu.

" Harusnya Kami yang meminta maaf padamu. Kalau bukan karena paksaan perjodohan dari kami dulu, kamu tidak akan seperti ini."

" Apa yang Ayah katakan? Aku sama sekali tidak menyesal dengan semua itu, sungguh." Ayu melerai pelukannya dan menatap sendu wajah keriput dihadapannya, meyakinkan ucapannya.

" Maafkan Ayahmu ini, Nak ."

" Ayah, jangan berkata seperti itu. Semuanya bukan karena kesalahan kalian, mungkin Aku dan Mas Rayyan tidak berjodoh sehingga kami harus berpisah."

" Sudahlah, tak perlu lagi kita membahas masalah ini. Semuanya kehendak Allah, kita hanya bisa menjalaninya. Ayah harap ini adalah jalan terbaik untuk kamu, Nak. Namun, satu hal yang perlu kamu ingat. Jangan sampai kamu ada dendam terhadap Rayyan dan keluarganya. Maafkanlah kesalahan mereka." mendengar ucapannya Ayu mengangguk sambil tersenyum kemudian berkata,

" Jangan sampai Ayah merasa bosan memberikan nasihat kepadaku. " setelah mengatakannya Ayu memeluk kembali cinta pertamanya itu. Disampingnya, Bu Ratna tersenyum mendengar ucapan keduanya. Dia bersyukur melihat keadaan putrinya baik baik saja. Setelah merasa cukup melihat interaksi keduanya, Bu Ratna mengingatkan kepada mereka untuk segera masuk ke dalam rumah.

"Kalian ini, sepertinya lebih betah berada diluar sini ya ? Sebaiknya kita masuk kedalam anak anak pasti menunggu lama." ajakan Bu Ratna hanya ditanggapi dengan anggukkan kepalanya oleh Ayu sambil melepas pelukannya kemudian menyeka air matanya.

"Entah apa yang akan anak anak katakan ketika melihat kamu yang seperti ini ? Ayo kita masuk, Ibumu sudah menyiapkan makanan kesukaan mu " ucap Pak Bayu sambil menggandeng tangan Ayu dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"Putri kecil kita yang dulu telah kembali, ya Pak." mendengar ucapan Bu Ratna, Ayu mengerucutkan bibirnya. Melihatnya, Pak Bayu dan Bu Ratna saling memandang sesaat kemudian tertawa bersamaan.

* * *

Di kediaman Rayyan, setelah semua orang selesai dengan santapan makannya mereka berkumpul diruang tamu. Karena permintaan dari Rayyan, dengan terpaksa semuanya menurutinya.

Rayyan memandangi wajah setiap orang seakan meminta penjelasan dengan apa yang telah terjadi.

" Sesuai dengan keinginanmu, Ayu sudah pergi dari rumah ini." Setelah beberapa saat Yudi memulai pembicaraan memberikan penjelasan kepada Rayyan. Dengan sengaja menghentikan perkataannya sambil terus melihat kearah Rayyan, ingin tahu bagaimana reaksinya. Berpikir, adiknya ini pantas mendapatkan sedikit hukuman. Menghela nafasnya kemudian melanjutkan,

" Reva dan Davin ikut bersamanya. " mendengar ucapannya, Rayyan melihat kearah Kakaknya itu dengan tatapan tidak percaya. Dia geram, kepergian Ayu bersama dengan kedua anaknya tidak ada yang memberi tahunya sama sekali. Sebenarnya Rayyan sudah menduga akan hal itu. Namun, setelah memikirkannya tetap saja ada rasa kecewa dengan sikap keluarganya terutama kedua Orang tuanya yang seakan membiarkan kedua anaknya ikut bersama dengan Ayu tanpa sepengetahuannya. Rayyan menghela nafas berat menahan kemarahannya kemudian berkata,

" Kenapa tidak ada yang memberi tahukan padaku tentang kepergian mereka ?" perkataan Rayyan seolah menyalahkan semua orang yang terlibat.

" Apakah itu perlu ?" disamping Yudi, Mira bertanya dengan nada yang sedikit ketus. Lama kelamaan dia juga merasa jengkel dengan sikap adik bungsunya itu.

" Tentu saja, ini tentang kedua anakku. Kenapa tidak ada yang mencegah kepergian mereka ? Keduanya pergi membawa kemarahan terhadap Ayahnya ini. Kalian puas melihat hubungan kami, Ayah dan anak tidak harmonis ? Bagaimana jika mereka ingin tinggal selamanya dengan Ayu ? Tidakkah kalian memikirkan bagaimana kehidupan kedua anakku jika tinggal bersama dengan Ayu ? Aku yakin mereka pasti menderita disana. Kalian tahu kan bagaimana kondisi keluarga Ayu di Kampung ? Kalian benar benar keterlaluan, sama sekali tidak ada yang bersimpati pada kedua anakku. Aku kadang berpikir, kalian keluargaku atau bukan ?" mendengar ucapannya, Bu Lastri yang sudah lama terdiam bangkit dari duduknya menatap tajam kearah Rayyan. Kekecewaannya terhadap putra bungsunya itu semakin bertambah besar setelah mendengar ucapannya barusan. Dengan nafas yang memburu Bu Lastri berkata,

" Rayyan, jaga ucapanmu. Tidak sepantasnya kamu berbicara begitu tentang Ayu dan keluarganya. Ternyata setelah sekian lama kamu bersamanya, kamu tidak mengenal Ayu dan keluarganya dengan baik. Tapi,

bisakah kamu tidak selalu menyalahkan orang lain terhadap apa yang menimpa dirimu ? Harusnya kamu bersyukur. Kalau bukan karena Ayu, kami sama sekali tidak akan membiarkan kamu dan Istri barumu itu tinggal di rumah ini. Seharusnya kedua cucuku itu yang tinggal disini, bukannya kalian. Dan ingat, sampai kapanpun Ibu tidak akan merestui pernikahan keduamu ini, apalagi menganggap Wanita ini sebagai menantuku. Sebaiknya setelah keadaan Istri barumu membaik, segera tinggalkan rumah ini dan segera urus perceraian mu dengan Ayu. " setelah mengatakannya Bu Lastri melihat kearah Pak Wahyu dan berkata,

" Mas antar aku ke dalam kamar, aku tidak ingin berlama lama di sini. Stok kesabaranku menghilang begitu cepat menghadapi sikap kekanakan putra bungsu kita. " Pak Wahyu mengangguk sebagai jawaban kemudian bangkit menghampiri Bu Lastri yang terlihat menahan air matanya. Dia paham, Istrinya itu sangat teramat kecewa terhadap sikap Rayyan. Sebelum melanjutkan langkahnya melihat sekilas kearah Rayyan dan berkata,

" Sebelum kamu menyadari kesalahanmu, sebaiknya jangan temui kami." Rayyan tidak mengerti dengan ucapan Ayahnya itu dengan cepat berkata,

" Maksud Ayah ?"

" Pikirkanlah, Ayah harap kamu tidak akan menyesali semuanya. " Setelah mengatakannya Pak Wahyu menggandeng tangan Bu Lastri kemudian berlalu meninggalkan ruangan itu.

Rayyan kesal setelah mendengar ucapan kedua orang tuanya. Wajahnya memerah begitu saja, terlihat jelas dia berusaha menahan amarahnya terhadap keduanya. Namun, biar bagaimanapun mereka tetaplah orang tuanya. Rasanya tidaklah pantas baginya untuk marah terhadap Ayah dan Ibunya.

" Sabar Mas, kendalikan emosimu. " disampingnya, Intan berbisik sambil mengusap usap punggungnya berharap bisa meredakan amarah suaminya itu.

" Aku sangat yakin, Ayu lah penyebab semua ini, Mas. Dia tidak ingin melihatmu bahagia denganku. " mendengar ucapannya, Rayyan menoleh sekilas kearah Intan. Dalam hatinya, membenarkan perkataan Istrinya itu. Ayu, satu nama yang selalu dia benci dan tidak ingin mengingatnya.

Kebenciannya terhadap Ayu semakin bertambah besar, dia yakin Ayu telah menghasut keluarganya agar mereka membenci dirinya.

Melihat kekesalan di wajah Rayyan, Intan tersenyum puas. Sayangnya Rayyan tidak menyadarinya.

Melihat Intan membisikkan sesuatu pada Rayyan, Mira menggelengkan kepalanya. Seakan bisa menebak apa yang dikatakan Intan pada Rayyan. Setelah membuang nafas, kemudian berkata,

" Sudahlah Rayyan, tak usah mempermasalahkan kedua anakmu yang pergi bersama Ayu. Mereka pasti baik baik saja, aku yakin Ayu tidak akan menelantarkannya. Jangan menambah rumit keadaan setelah semua yang terjadi. Ibu benar, sebaiknya segera urus perceraian mu dengan Ayu. Dan, lebih baik lagi kamu fokus pada Istri barumu saja, bukankah dia sedang hamil ?"

1
Rafkalia28
Jelasin semua dengan detail
Godoy Angie
Saya merasa seperti berada di dalam cerita itu sendiri. 🤯
Meyliana Firdaus: Terimakasih Kak, semoga suka.
Maaf apabila ada kata/kalimat yang kurang pas, sy masih amatiran 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!