NovelToon NovelToon
Takdir Cinta

Takdir Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Cinta Murni / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sweet'Candy

"Bawa foto ini, dan temui seseorang dialamat ini! Saat kau melihatnya nanti, tunjukan foto masa kecilmu itu maka dia akan mengenalimu dengan mudah! ingatlah Sayang, dia yang akan menjaga dan menyayangimu persis seperti mama dan papa. Hiduplah bersamanya dengan segala sikap dan sifat baikmu, jangan pernah kecewakan dia!"

Itu adalah pesan terakhir mama sebelum meninggal!! Kehidupan Metta berubah sepeninggal kedua orang tuanya, Metta amat disayang dan dicintai oleh Levin. Namun, Metta amat dibenci oleh Monica yang tak lain adalah mamanya Levin.

Akan seperti apa Metta menjalani dan melewati setiap luka dan bahagia disetiap detiknya, jika ketika ingin menyerah, wasiat sang mama terus saja memaksanya untuk bertahan!



Yuk simak dan tinggalkan jejak manisnya ya Readers 💞

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweet'Candy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tetap Ingat

Suasana yang diharapkan nyaman itu tak berhasil dirasakan, karena yang ada hanya canggung satu sama lain. Metta ingin sekali pergi meninggalkan mereka, tatapan Monica dan Sandrina sangat membuatnya kesal.

"Metta, kamu mau tambah makanannya?" tanya Levin.

"Tidak! Aku bisa ambil kalau mau!"

"Metta, kalian pacaran?" tanya Monica.

"Tidak/Iya," ucap Metta dan Levin bersamaan.

Metta mengernyit dan melirik Levin dengan kesalnya, alih-alih ikut kesal, Levin justru tersenyum seraya menaik turunkan sebelah alisnya. Sandrina menatap keduanya dengan kesal, jadi Levin menyukai wanita itu, bagaimana bisa apakah Monica tidak pernah bercerita tentang dirinya pada Levin.

"Metta, sejak kecil Levin tidak pernah sembarangan mengenal orang. Dan saya tidak mau Levin salah memilih pasangan, kamu harus tahu kalau seorang Ibu paham benar apa yang terbaik bagi Anaknya, bukankah Ibumu juga seperti itu?"

Metta seketika menghentikan pergerakannya, mengunyah pun tak lagi dilakukannya. Ibunya.... Ibu Metta tentu selalu menjaga dan mengkhawatirkannya setiap saat, Ibu Metta selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk putrinya. Tapi mana Ibu Metta sekarang, bukankah mereka sudah tidak ada bersama Metta lagi.

"Sama seperti Ibumu, saya juga tidak mau Anak saya sembarang memilih. Wanita seperti apa yang menjadi pilihannya saya harus tahu dari hal terkecilnya, dan jika saya tidak suka, maka siapa pun wanita itu tidak bisa bersama Anak saya!"

"Mami, apa kita harus seserius itu sekarang? Tenanglah, ini hanya makan siang biasa!"

"Ini pertemuan pertama kita semua, dan dipertemuan pertama kita harus bisa mengenal satu sama lain dengan sebaik mungkin. Bukankah begitu Metta?"

Metta berpaling, matanya sudah berkaca-kaca sekarang, Metta ingin bersama ibunya dan bersama ayahnya saja bukan bersama mereka. Indah yang kebetulan duduk berhadapan dengan Metta, tentu bisa melihat wajah Metta dengan jelas, dan begitu juga dengan matanya, ada apa dengan wanita di depannya itu.

"Bukankah seperti itu tidak sopan? Kamu memalingkan muka saat orang tua bicara!"

Metta mengerjap dan menoleh, sudah benar seharusnya Metta tidak datang siang ini. Ini terlalu menyulitkannya, Metta belum bisa terima dengan kepergian ibunya itu dan seharusnya tidak ada yang membahasnya juga sekarang.

"Maaf, Tante. Boleh aku ikut ke kamar mandi?" tanya Metta.

Monica mengernyit, memang tidak sopan, diajak bicara justru mencari alasan untuk pergi.

"Begitu cara kamu bersikap terhadap orang tua?"

"Kamu ke sana saja, toilet di dapur paling dekat!" sela Levin.

Metta tak menoleh dan memilih pergi begitu saja, sesaat Indah menatap Levin, mungkin saja mereka berdua sedang ada masalah saat ini. Indah mengangguk pelan, kemudian meneguk minumannya.

Uhuk.... Uhuk.... Uhuk.... Air yang diteguk Indah telah membuatnya tersendak, Monica dan yang lain cukup terkejut karenanya.

"Indah," ucap Monica.

"Berhati-hatilah, apa harus sampai seperti itu, Indah?" tambah Sandrina.

Indah mengangkat tangannya, karena masih terbatuk Indah tidak bisa berkata untuk menjawabnya. Indah bangkit dan berisyarat untuk pergi sebentar saja, Indah membungkuk hormat dan berlalu meninggalkan ketiganya

"Ceroboh sekali dia, heran tidak pernah sekali saja dia berniat lebih tenang" ucap Sandrina.

"Bukankah dia temanmu? Harusnya kamu tidak heran kalau temanmu itu ceroboh!"

Sandrina diam, Levin tersenyum singkat, sepertinya Levin memang tidak suka dengan wanita itu. Memang cantik dan juga menarik, tapi rasanya Sandrina tidak sebaik itu untuk bisa jadi pilihannya.

"Levin, kamu harus menghargai Sandrina lebih dari siapa pun, bahkan wanita itu sendiri!"

"Kenapa? Mami tidak bisa berbuat seperti itu terhadap aku!"

"Benarkah? Kamu mau menentang Mami?"

Levin menggeleng dan meneguk minumannya, tidak ada lagi pemikiran positif sekarang, Monica memang tidak mau menerima Metta. Tapi bagaimana pun Levin juga tidak mau dengan Sandrina, bukankah baik Metta atau Sandrina sama-sama asing bagi Levin dan Monica.

"Metta," panggil Indah.

Metta hanya menghentikan langkahnya tanpa membalik tubuhnya, sesaat Metta menunduk dan mengusap air matanya cepat.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Indah menyentuh pundak Metta.

"Aku tidak apa-apa, tidak perlu seperti ini!" sahut Metta seraya menghindari sentuhan Indah.

Indah mengangguk, sekilas Indah melihat belakangnya untuk memastikan tidak ada orang lain yang akan datang. Indah tersenyum dan memutar tubuh Metta hingga menghadap padanya, kini terlihat jelas merahnya mata Metta yang sudah menangis.

"Kamu ada masalah dengan Levin?"

"Apa? Apa aku harus menjelaskan?"

"Tidak, tapi apa kalian pasangan Kekasih?"

Metta mengangkat kedua alisnya, untuk apa mempertanyakan itu lagi, bukankah tadi Metta sudah menjawabnya di ruang makan. Menyebalkan sekali harus mengatakan kalimat yang sama, Levin memang menyebalkan bagi Metta.

"Jawablah dengan benar, please!"

"Jangan khawatir, kita tidak ada hubungan apa-apa, kita baru saja bertemu dan kalau kamu menginginkannya silahkan saja!"

Indah menggeleng dan kembali memeriksa di belakangnya, Indah tak tertarik sama sekali dengan sosok Levin. Ada hal lain yang harus Indah lakukan untuk dirinya sendiri, dan sepertinya Metta akan bisa membantunya hingga berhasil.

"Maaf aku mau ke toilet!"

"Dengarkan aku dulu!"

Indah menahan Metta yang hendak kembali berpaling darinya, kedua tangannya sedikit kuat menahan pundak Metta. Perlakuan itu berhasil membuat Metta khawatir, apa mereka orang jahat, bahkan Levin pun memaksanya untuk beberapa hal.

"Dengar! Aku tidak tertarik pada Levin, aku juga tidak berniat mengganggu kalian. Aku tidak perduli kalian kenal sejak kapan, tapi satu saja, kalau Levin menyukaimu tolong terima dia!"

"Ini...."

"Tidak, jangan katakan apa pun! Metta, kamu harus ingat perkataan aku dan kamu harus mengikutinya. Kalau Levin menginginkan kamu, tolong terima dia, ingat terima dia!"

"Apa alasannya?"

"Metta," panggil Levin.

Sontak saja suara Levin membuat Indah kaget, Indah tidak bisa ada disana dan terlihat bersama dengan Metta. Sebelum hasilnya bisa Indah dapatkan, maka mungkin selama itu Indah harus bicara diam-dian dengan Metta.

"Kamu kenapa?" tanya Metta.

"Metta, kamu belum selesai?" tanya Levin yang terdengar semakin mendekat.

"Ingat perkataan aku baik-baik, jangan ragukan Levin kalau dia menyukaimu, itu akan jadi yang terbaik buat kamu! Catat perkataan aku ini di otak kamu, kamu mengerti? Kamu harus mengerti!"

Indah menepuk pundak Metta dan berlalu meninggalkannya, bersamaan dengan itu Levin berhasil melihat Metta di sana. Dua pasang mata itu bertatapan, sama seperti Indah, Levin juga bisa melihat mata merah Metta itu.

Tak mau berbicara apa pun, Metta berbalik dan memasuki kamar mandi. Levin sedikit mengangguk, mungkin Levin paham jika Metta tersinggung oleh perkataan Monica tadi.

Dengan sabar Levin menunggu Metta, entah apa yang dilakukan wanita itu di dalam sana karena yang jelas lama juga Levin menunggunya di luar.

1
Inaa lucuu
suka bgtt sama ceritanyaa, semangatt yaa kak jangan lupaa ceritanyaa dilanjutkan lagii heheheee 💗
Inaa lucuu
gada lanjutan kahh?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!