Iklas Dalam Takdir

setelah Bram mendapatkan beberapa bungkus makanan lalu Bram menuju rumah sakit lagi untuk memberikan makanan tersebut kepada anak dan istrinya.

sesampainya di rumah sakit anak dan istrinya talah menunggu sambil asyik bercerita dan bergurau,akhirnya mereka makan bersama.

bagaikan menyambut kebahagiaan yang tidak ada batasnya mereka tetap mensyukuri apa pun kondisinya.

*

*

 sementara Dika yang tadinya menyadari keberadaan Bram hanya menganggap tidak terlalu penting,kiranya Bram hanya keluar untuk mencari makan,namun tidak mengetahui jika Sovia sedang di rawat di rumah sakit.

Bram sendiri pun sengaja tidak memberitahu Dika dan keluarga nya dengan alasan tidak ingin merepotkan saudaranya.

setelah usai menyeduh segelas kopi Dika langsung pulang dan ia tidak berniat untuk kerja hari ini karena pikirannya sedang kacau dan bingung jika perempuan yang sudah ia nodai akan melaporkan Dika ke polisi,sehingga dia memutuskan untuk tidak Banyak keluar kantor mau pun rumah.

sesampainya Dika di rumah ia tidak menemukan keberadaan istri dan anaknya di ruang tamu,namun setelah ia masuk kedalam kamar baru lah ia menemukan Maya sedang menidurkan anaknya.

"eh mas sudah pulang?..pasti mas belum makan kan sebentar ya mas aku siapkan dulu makanannya".

segera Maya ingin bangkit dari tidurnya dan menyiapkan makanan untuk suaminya,namun siapa sangka sikap Dika kini sudah berubah terhadap Maya bahkan Dika membentak Maya dengan kata-kata yang menyakitkan hati Maya.

"mau kemana kamu....berhenti sok perduli pada ku jika kamu sendiri tidak bisa menjadi istri seperti yang ku harapkan dan jangan kamu pikir aku akan makan..makanan yang kamu masak dasar istri iblis.."

bentakannya sangat kuat sehingga membuat anaknya yang tadinya tertidur pulas harus kaget dengan suara ayahnya bahkan sampai menangis.

"itu kamu urusi aja anak mu jangan kamu urusin aku"

mendengar perkataan suaminya,hati Maya benar-benar serasa di tusuk dalam sedalam-dalamnya,membuatnya sedikit syok karena baru kali ini ia di bentak oleh suaminya.

"kok tega kamu bilang seperti itu kepada ku?...aku ini siapa mu mas?..kok sampai kamu perlakuan aku seperti itu,apa kamu gak sadar yang kamu bentak ini adalah istrimu?...cuman gara-gara aku belum sanggup melayani mu lagi karena anak kita masih kecil...kamu sampai bentak aku?.."

setalah itu Maya menggendong anaknya dan keluar dari kamar,sakit luar biasa hati Maya saat ini melihat kelakuan suaminya yang tidak pernah mau memahami situasi dan selalu ingin menang sendiri.

"ahhh....terserah mu lah mau ngomong apa aku capek tau nggak".

maya berusaha mengabaikan suaminya dan terus berjalan sambil memeluk anaknya menuju kamar tamu.

rasanya ingin sekali Maya menelpon ibunya,namun Maya tidak memiliki cukup keberanian bahkan Maya hanya berusaha memendam luka ini sendiri.

akhirnya Maya dan anaknya tertidur di kamar tamu bahkan Maya sampai ketiduran sangking lamanya ia menangis,untungnya saja si anak tidak setelah berusaha mengontrol emosi Dika mencoba mencari keberadaan anak dan istrinya,namun setalah ketemu siapa sangka seketika emosi Dika meledak lagi karena mengingat kata-kata istrinya yang membuatnya harus menodai perempuan lain.

lalu Dika berusaha menarik tangan Maya dan menamparnya dengan keras sampai Maya kesakitan,namun tetap saja Dika tidak memberi ampun,seakan tidak ada maaf bagi Maya,setelah puas menampar istrinya ia lalu beralih menjambak rambut istrinya bahkan ingin melukai anak kandungnya sendiri.

seketika aksi Dika berhasil Maya cegah dan Maya berusaha melindungi anaknya meski harus dirinya merasakan sakit yang amat sangat dalam.

Merasa sudah berhasil balas dendam kepada istrinya lalu Dika pergi begitu saja meninggalkan istrinya yang sangat kesakitan dan tentu anaknya juga merasa sangat ketakutan melihat dengan mata kepala sendiri ayahnya sangat lah kejam.

Dika hanyalah berjalan tanpa arah sampai lah Dika di depan rumah Sovia yang terkunci rapat,berkali-kali Dika mengetuk pintu rumah tapi tetap saja Dika tidak mendapat jawaban.

lalu Dika berniat untuk mencari keberadaan Sovia,sekarang Dika telah di kuasai dengan amarah bahkan ia tidak bisa lagi membedakan antara yang baik dan yang buruk yang Dika tau hanyalah bagaimana cara Dika memuaskan diri sendiri.

Dika kembali ke rumah,namun lagi-lagi ia tidak menemukan Mayat bahakan di kamar tamu atau pun di dapur,sampai lelah Dika mencari sampai seluruh ruangan.

setelah itu Dika berusaha mengabaikan kepergian anak dan istrinya yang tanpa ia sadari Maya sedang otw menuju rumah orang tuanya.

saat ini yang Dika pikir kan bagaimana cara menemukan Sovia,karena saat ini Dika benar-benar haus karena nafsu.

setelah berkali-kali Dika mencari,namun tetap saja Dika tidak menemukan Sovia.

akhirnya Dika hanya bisa kembali ke apartemen dan mencari wanita yang telah di nodai,karena sebelum ia pergi Dika sempat mengunci apartemen tersebut.

sekitar setengah jam Dika sampai di apartemen dan Dika segera memberikan mobilnya,lalu ia mulai membuka kunci pintu apartemen,namun tak di duga perempuan tersebut sudah tidak berada di dalam apartemen.

dengan murkanya Dika keluar dan membeli sepuluh anggur merah untuk menghilangkan nafsu ingin berbuat kepada wanita.

setelah membelinya Dika lalu meminum anggur tersebut sampai habis,dengan ke tidak sadar nya di botol ke sembilan menuju botol ke sepuluh terakhir ia minum ia sempat mengatakan bahwa ia sangat membenci wanita.

sampai saatnya Dika benar-benar tak sadarkan diri karena mabuk,sampai ia berhalusinasi dan berjalan tanpa arah.

Sedangkan Maya yang baru saja sampai di kampung halamannya berusaha pura-pura tidak terjadi padanya dan mulai memeluk ibunya.

"loh Maya kok sendirian suami kamu mana?...".

dengan senyum Maya mengajak ibunya masuk ke dalam rumah terlebih dahulu dan ayahnya mengajak cucunya untuk bermain-main.

setalah sampai di dalam rumah sebenarnya Maya bingung mau berkata jujur atau tidak,jika ia jujur bahwa suaminya telah KDRT pasti ibunya meminta untuk segera bercerai dengan Dika,sedangkan ia memikirkan nasib anaknya jika benar-benar terjadi sebuah perceraian.

sejenak Maya terdiam mencoba merangkai kata dan mencari alasan agar ibunya tidak curiga,namun ibunya malah melihat pipi maya memar karena bekas tamparan dari Dika,kemudian berlanjut lah pertanyaan ibu sampai Maya benar-benar bingung menjawabnya.

"itu pipimu kenapa kok sampai memar gitu,kayak baru saja kena tampar?..."

firasat seorang ibu benar-benar kuat,tapi maya mencoba mencari alasan yang tepat agar ibunya tidak curiga lagi.

"nggak bu ini tadi Maya gak sengaja terjatuh tapi terjatuhnya meteng jadi kena wajah Maya dan kan gak mungkin juga mas Dika menampar Maya,sedangkan dia sedang dinas di luar kota".