NovelToon NovelToon
Bersaing Dengan Masa Lalu

Bersaing Dengan Masa Lalu

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.

Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.

Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Jasmine mengirimkan chat pada Juna untuk meminta ijin makan siang dengan Dion di kafe depan perusahaan. Sebagai seorang wanita yang sudah bersuami, Jasmine merasakan perlu meminta ijin saat keluar, apalagi dengan rekan kerjanya. Sebab dia tidak mau ada kesalahan pahaman di kemudian hari, jadi sebisa mungkin selalu melaporkan atau meminta ijin untuk apa yang ingin dia lakukan di luar sana.

"Tidak aktif." Gumamnya saat melihat pesan yang dia kirimkan pada Juna hanya ceklis 1. Untuk lebih memastikan lagi, Jasmine akhirnya menghubungi nomor Juna. Tapi panggilan telfonnya tidak tersambung, ponsel Juna sepertinya tidak aktif.

Jasmine tidak ambil pusing, mungkin Juna sedang sibuk jadi harus mematikan ponselnya. Dia kemudian keluar dari ruang kerjanya, di luar sudah ada Dion yang menunggu. Keduanya segera pergi ke tempat tujuan dengan berjalan kaki. Karna posisi kafe dan perusahaan hanya terbelah oleh jalan raya. Mereka hanya perlu menyebrang untuk sampai di sana.

Keduanya memilih tempat duduk di dekat dinding kaca yang menghadap ke luar kafe. Dari dalam sana, mereka bisa melihat kendaraan dan orang yang berlalu lalang. Di sana merupakan kawasan padat, banyak gedung-gedung tinggi dengan jarak berdekatan. Mulai dari perusahaan, kafe, restoran, hotel dan Bank pusat. Sekitar 500 meter dari kafe, ada pusat perbelanjaan.

"Kak Dion tidak berniat mencari pacar.?" Tanya Jasmine. Dia sudah mengenal Dion cukup lama, karna Dion yang selalu di sebut-sebut oleh Papanya sebagai orang kepercayaan diperusahaan. Dion juga yang kerap kali di bawa orang tua Jasmine jika ada perjalanan bisnis ataupun acara-acara penting.

Dion tersenyum simpul sembari menguyah makan siangnya. "Tidak dalam waktu dekat, aku ingin fokus bekerja. Adikku yang paling bungsu masih kuliah, baru semester 4." Tuturnya.

Jasmine mengangguk paham. Dia tidak bertanya lebih jauh soal adik Dion, sebab Jasmine sudah tau tentang histori keluarga Dion. Pria itu menjadi tulang punggung di keluarganya sejak 6 tahun yang lalu dan harus menghidupi Ibu beserta kedua adiknya.

"Pria tidak akan di cibir meski menikah di atas usia 30 tahun, jadi Kak Dion aman dari pergosipan." Seloroh Jasmine sembari terkekeh.

"Tidak juga. Justru digosipkan penyuka sesama jenis, itu lebih parah." Balas Dion seraya bergidik ngeri setiap kali ingat dengan gosip yang sempat beredar itu.

"Benarkah.?" Tawa Jasmine pecah. Dia geli sendiri mengetahui Dion pernah digosipkan penyuka sesama jenis. Padahal tampang Dion sama sekali tidak terlihat seperti pria yang salah jalan.

"Kamu sepertinya sangat senang di atas penderitaanku." Ujar Dion.

"Tidak,, tidak,, bukan begitu maksudku. Aku hanya tidak habis pikir saja dengan orang yang menyebarkan gosip seperti itu." Jelas Jasmine.

Dia hampir bicara lagi setelah menjeda ucapannya, namun sosok di depan kafe yang baru saja keluar dari mobil, membuat Jasmine lupa meneruskan ucapannya.

"Mas Juna,," Lirihnya. Bola mata Jasmine berbinar, menatap sang suaminya yang sedang sibuk berbicara dengan seseorang melalui sambungan telfon. Dari dalam kafe berdinding kaca transparan itu, Jasmine bisa melihat tawa Juna yang lepas. Juna terlihat sangat bahagia, membuat Jasmine penasaran dengan sosok orang yang sedang menelfon Juna.

Dion mengikuti arah tatapan Jasmine ketika wanita itu tiba-tiba terdiam. Setelah melihat Juna, Dion akhirnya tau alasannya. Sejak dulu, Juna memang selalu membuat Jasmine tertarik untuk memperhatikannya. Entah pesona apa yang ada dalam diri Juna, sampai-sampai membuat Jasmine bisa mencintai pria itu sebegitu dalam.

"Sebentar Kak, aku ingin memberi tau Mas Juna kalau aku di dalam." Kata Jasmine seraya merogoh ponsel di dalam tas miliknya. Dia masih memperhatikan Juna yang duduk di luar kafe bersama dua rekan kerjanya. Namun Juna masih sibuk menelfon.

"Chatnya masih ceklis satu." Gumam Jasmine heran. Padahal jelas-jelas Juna sedang menelfon, seharusnya nomor ponselnya juga aktif.

Saat Jasmine kembali menatap ke luar kafe, Juna tampak mengakhiri sambungan telfonnya dan memasukkan ponsel kedalam saku jasnya.

Jasmine yang masih penasaran, dia mencoba menghubungi Juna. Namun masih suara operator yang menjawab.

"Kalau ponselnya tidak aktif, lalu ponsel siapa yang Mas Juna pakai untuk menelfon." Gumam Jasmine dalam hati. Rasa penasarannya semakin tidak terbendung, membuat Jasmine bertanya-tanya sendiri dalam hati.

"Mau bicara dengan suamimu.? Kesana saja." Kata Dion. Suaranya membuyarkan lamunan Jasmine yang sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Hem,, nanti saja setelah kita selesai makan." Jasmine tampak memaksakan senyum di tengah-tengah rasa penasarannya.

Keduanya melanjutkan makan siang, Dion lebih dulu menghabiskan makanannya.

"Aku sudah selesai, mau aku temani menemui suamimu atau aku tinggal ke perusahaan.?" Tawarnya.

"Kak Dion duluan saja, aku akan menemui Mas Juna." Jawab Jasmine. Tatapannya tertuju pada Juna yang tidak mengetahui keberadaannya.

Dion mengangguk paham, dia lantas beranjak meninggalkan Jasmine untuk kembali ke perusahaan sebelum jam makan siang berakhir.

Jasmine masih duduk di tempatnya, dia sejak tadi memperhatikan suaminya. Ketiga pria itu tampak serius mengobrol. Sesekali menatap layar laptop mereka masing-masing.

...******...

"Mas Juna,," Jasmine menghampiri meja Juna setelah memastikan mereka sudah tidak membahas pekerjaan lagi.

Ketiga pria itu menoleh bersamaan, mereka tidak terkejut melihat Jasmine ada di sana. Sebab di depan kafe ini adalah perusahaan milik orang tua Jasmine.

"Sayang,, mau makan siang.?" Juna berdiri dari duduknya.

"Aku baru selesai makan siang. Mas Juna sudah lama disini.?" Tanya Jasmine. Dia sebenarnya tidak ingin pura-pura, tapi pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutnya. Padahal Jasmine jelas-jelas melihat kedatangan Juna.

Juna melirik arlojinya. "Sekitar 1 jam yang lalu. Kamu mau kembali ke perusahaan.? Biar aku antar."

Jasmine tidak menolak, dia membiarkan Juna pamit pada rekan kerjanya.

"Aku simpan laptop dulu di mobil." Kata Juna. Jasmine mengangguk dan mengikuti langkah suaminya. Juna menyimpan tas laptop di jok belakang, pria itu juga terlihat merogoh saku jasnya untuk mengambil sesuatu dan di simpan juga di dalam mobil. Jasmine melihatnya, namun dia pura-pura tidak tau.

...*****...

Juna duduk di sofa, Jasmine menyusul dengan duduk di sebelahnya. Keduanya baru sampai di ruang kerja Jasmine.

"Ponsel Mas Juna mati ya.? Tidak bisa di hubungi." Jasmine memindai wajah suaminya, dia sangat menantikan jawaban Juna setelah apa yang dia lihat di kafe.

"Aku tidak sengaja menjatuhkan, ponselnya mati. Tapi sedang di perbaiki, mungkin nanti sore sudah di antar ke perusahaan." Jawabnya cepat. Dari cara Juna menjawab, sama sekali tidak ada indikasi berbohong. Sepertinya ponsel Juna benar-benar rusak. Tapi yang masih menjadi pertanyaan di benak Jasmine, ponsel siapa yang di gunakan Juna untuk menelfon saat berada di kafe. Lalu untuk apa Juna menyembunyikan ponsel itu dengan menyimpannya di dalam mobil.?

Jasmine reflek memijat pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut nyeri. Kepalanya mendadak sakit karna memikirkan hal itu.

"Kamu sakit.?" Juna menangkup sebelah pipi Jasmine dan mengusapnya lembut.

"Aku baik-baik saja. Mas Juna boleh kembali kalau memang sedang sibuk. Kita bertemu lagi nanti di rumah." Ujar Jasmine.

"Aku masih punya waktu 1 jam sebelum kembali ke perusahaan. Kamu sedang sibuk tidak.?" Usapan tangan Juna di pipi Jasmine perlahan turun ke leher.

Seperti terhipnotis, Jasmine langsung menggeleng cepat.

"Tidak masalah kan kalau disini.?" Tanya Juna. Dia tidak perlu bertanya lebih detail, karna Jasmine sudah paham maksudnya.

1
Eti Alifa
ya Alloh sesabar itu jasmine.Mlm pertama pke pengaman hanya dan baru pertama kali di dunia pernovelan🤭
Eti Alifa
baru baca kok nyesek thor, si juna kebangetan😬
Wiwit
wkwkwkwkwkwk
Yelly _16
Luar biasa
momo2
ceritanya ringan tapi bikin nyesek dada
Awey
Kenapa Vie manggil mama sich,ke mama Dewi . kenapa tidak Tante aja.
Awey
Ich nyesek bnget di bab ini,😭😭😭
Rswt Slv
Biasa
Nissa Zafa
kasihan Jasmin. tpi kasihan Juna juga. 7 th terpisah dari anak dan wanita yg di cintai. walaupn itu juga bukan smua slh Juna.
Yani Mulyani
Biasa
Datu Zahra
malem pertama, pake pengaman. asli kalau gue ogah sih, enggak mau bikin bini hamil ada cara lain. penghinaan sumpah
Dee
Luar biasa
Dee
Ucapan adalah do'a kalau jadi berarti baby nya made in rumah sakit 🤭
Elicia Yeung
Luar biasa
Rina Rina
Alhamdulillah akhirnya
Shisiel Afwan
Kecewa
Shisiel Afwan
Buruk
Rina Rina
aduh Juna gk jentel bgt sih
Rina Rina
Thor tega bgt sih Ama Jasmine kasian Lo dia
berbaik hati la sama dia
Rina Rina
amin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!