NovelToon NovelToon
Cewek Galak Itu Milikku

Cewek Galak Itu Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Playboy / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: nlras

playboy x cewek bar bar x musuh jadi cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nlras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4 | Merasa lelah

"beraninya dia sama gue" gerutu Arga dengan menggenggam tangannya.

"udah lah ga,Lo juga yang udah keterlaluan. Lo udah buat dia malu di depan banyak murid,gue tau lo kesel sama dia tapi gak gitu caranya bro..." ucap

Rafi.

**

"Nau lo gak papa kan?"tanya Feni khawatir kepada Naura

Naura sedang mengatur nafasnya,yang masih terbawa emosi. Naura tidak terima dengan perlakuan Arga tadi. "gue gak papa,cuman kesel banget sama perlakuan Arga ke gue"

Feni hanya terdiam,karena dia tidak tau harus bagaimana. Seharusnya dari awal Naura tidak mencari masalah dengan anak Valkyrie,jika dia tidak mau hal seperti ini terjadi pada dirinya.

**

Sesampainya dirumah Naura menjatuhkan dirinya ke sofa, hari ini menjadi hari paling menyebalkan di dalam hidupnya. Arga semakin menjadi-jadi, perlakuan Arga tidak lagi manusiawi semenjak kejadian merobek buku tugas cowok itu. Naura seperti pembantu yang harus selalu ada, membawa tas mereka, membeli apa pun yang mereka mau, dan tentunya harus mengerjakan apa saja yang mereka perintahkan.

"Wihh sangar banget tuh muka," celetuk Satya.Kakak kedua Naura, jarak umur mereka dekat tidak terlalu jauh karna mereka hanya berbeda 1 tahun.

Naura memutar malas manik matanya sambil mendengus kesal, kedua tangannya terlipat di dada, menatap tajam manik mata Satya. Untuk saat ini Naura malas bicara, energinya terkuras karena meladeni Arga dan teman-temannya seharian. Melihat muka Satya saja dia sudah kesal, teringat kelakuan Satya yang tidak jauh beda dengan kelakuan Arga.

"Kayaknya lo nyaman banget sekolah di SMA Nusa Bangsa," sindir Satya.

"Diem lo!"

Dihari pertama masuk sekolah Naura sudah merengek ingin pindah, sayangnya kedua orang tua mereka tidak mengizinkan. Satya tidak tahu apa alasan Naura mendesak mama dan papanya agar memindahkan dirinya sekolah, tapi dia yakin terjadi sesuatu dengan adiknya itu. Karena beberapa hari ini Naura pulang dengan wajah kesal, mata memerah seperti ingin menangis.

"Makanya lo dengerin apa kata gue. Lo sih belagak pengen beda sekolah sama gue, gak nyaman kan lo sekarang."

"Diemm gue lagi gak mau ngomong," ucap Naura ketus.

"Terus barusan itu suara apa? Suara kucing?"

Naura memejamkan matanya, jangan sampai amarahnya kembali terpancing.

"Ada apa nih?" tanya Bara. Mulutnya masih berisi coklat yang dia ambil dari kulkas, kehadiran kedua adiknya di ruang tengah mengundang dia untuk datang menghampiri mereka. Bara mengernyit melihat wajah Naura, Bara terheran apa yang terjadi pada adik bungsunya itu.

"Lo apain lagi siih Sat adik kesayangan gue iniii?" tanya Bara pada Satya.

"Mana ada gue gak ngapa-ngapain dia yaa, tuh muka udah kusut dari tadii," jawab Satya.

Naura menoleh ke arah Bara, dia melihat Coklat miliknya di tangan Bara. "Ihhh kak Baraaaaa!" teriak Naura.

"Apaa sih, dekk. Gue di depan lo nii, gak perlu teriak-teriak siii," ucap Bara berusaha menutup kedua telinganya. Naura, manusia paling sering teriak-teriak di rumah mereka.

"Itu Coklat gue, ngapain lo makan kakkk." Naura menghentak-hentakan kedua kakinya ke lantai, dia heboh sendiri melihat coklat yang sengaja disisakan malah dimakan oleh Bara. Saking kesalnya Naura tidak lagi bisa menahan air matanya, sudah cukup sehari ini kesabarannya diuji oleh manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab.

"Argghh gue benci sama kalian semua," ucap Naura terisak.

Bara dan Satya saling memandang, tidak biasanya Naura menangis apalagi hanya karena Makanannya diambil. Bara merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dia berkuliah di salah satu universitas terbaik di pulau Jawa.Sekarang dia sedang liburan semester dan punya banyak waktu untuk bersantai di rumah.

"Wah parah kakak macam apa ini tega bikin adiknya nangis seperti ituu," kata Satya dengan menggelengkan kepalanya.

Bara duduk di sebelah Naura, meskipun sering menjahili sang adik tetap saja dia tidak tega melihat adik bungsunya menangis. Bara memberikan sisa Coklat yang masih tinggal setengah pada Naura, dia pikir Naura menangis karena Coklat miliknya yang telah dimakan. Tangis Naura makin pecah, dia tidak mau lagi makan Coklat bekas Bara.

"nihh coklatnya masih ada kokk,"memberikan sisa coklat yang ada ditangannya.

"Gak gue gak mau makan bekas lo!" Naura mengambil tas sekolahnya, dia langsung pergi meninggalkan ruang tamu.

"Biasanya Naura nggak pernah nangis kayak gitu kalau kita usilin, tapi kenapa sekarang beda ya?" tanya Bara pada Satya.

Satya mengangkat kedua bahunya acuh. "Punya masalah kali di sekolah barunya, kan beberapa hari lalu dia ngerengek tuh minta pindah sekolah."

"Lo cari tau deh, Ya. Siapa tau ada yang ngebully dia di sekolah," suruh Bara pada Satya.

Mana mungkin sih ada yang berani ganggu tuh bocah, di sekolah lamanya aja dia galak. Prinsip dia tuh senggol bacok," jawab Satya.

"Ya juga sihh, mana mungkin adik kita yang galak itu di-bully. Lagi PMS kali ya, mood Naura suka gak jelas kalau lagi menstruasi," kata Bara mencoba menebak-nebak apa yang sedang terjadi pada adiknya.

Sesampai di kamar Naura langsung mengunci pintu dan segera menjatuhkan dirinya ke kasur. Hari ini kesabarannya dihajar habis-habisan, tidak di sekolah maupun di rumah tetap saja ada yang membuat dirinya kesal.

"Masa hidup gue bakalan gini terus sampai beberapa bulan ke depan sihh, bisa gila nih gue kalau lama lama kayak gini terus arghhh." Naura mengacak kasar rambutnya, dia bingung bagaimana cara lepas dari Arga. Merasa hidupnya tidak seseru saat sebelum kenal anggota Valkyrie.

***

Naura menyeka keringat yang bercucuran di pelipisnya, siang ini matahari bersinar terik. Dia dan Feni terduduk di pinggir lapangan, memandangi anak laki-laki kelas mereka yang sedang bertanding sepak bola dengan anak laki-laki kelas kelas XI IPA 1. Kebetulan sekali jadwal olahraga Naura sama dengan Arga dan teman-temannya. Jika bagi anak siswi lain adalah keberuntungan karena bisa melihat ketampanan Arga,tetapi tidak bagi Naura.

"Kenapa sih setiap murid cewek lihat Arga tuh teriak-teriak gak jelas kayak gitu?" tanya Naura.

"Ya karena dia ganteng, apa lo tidak menyadari itu Nauraa?" Feni balik bertanya.

Naura menggelengkan kepalanya, baginya Arga dan seluruh anak Valkyrie memiliki ketampanan yang rata-rata. Tidak perlu berlebihan untuk memuja apalagi harus berteriak tidak jelas saat bertemu. Dia yakin sikap perempuan-perempuan seperti itu yang membuat Arga besar kepala.

"Mungkin karena lo udah benci duluan yaa, jadi lo ngerasa gak ada yang wah dari Arga." tukas Feni.

Naura mengangguk pelan, mungkin saja. Pandangan Naura tertuju pada Arga, diam-diam dia memperhatikan cowok itu. Arga menepi, mengambil ponselnya di dalam saku. Sepertinya Arga sedang mengetik sesuatu di ponselnya.

Drrrtttt. Ponsel Naura bergetar, dia yakin itu pesan dari Arga. Bergegas dia merogoh saku celana, mengambil ponselnya dan membaca pesan baru.

Arga

"Beli minum untuk kita semua!"

Naura berdecak, makin ke sini ada saja yang Arga minta, tidak untuk dirinya sendiri tapi semua anak laki-laki yang ikut bermain bersamanya. Naura mengajak Feni untuk ke kantin, sedikit paksaan agar temannya itu mau menemaninya ke kantin.

Sebenarnya Feni tidak mau tapi karena kasihan melihat Naura sendirian terpaksa dia menemaninya ke kantin.

"Hah ini seriusan satu dus?" tanya Feni melihat Naura membeli satu dus air mineral.

Naura mengangguk, tanpa meminta bantuan dia mengangkat satu dus air mineral tersebut. "Dia minta buat semua, berarti teman-temannya juga dong otomatis."

"Ini pakai uang lo sendiri?" tanya Feni.

"Nggak dong, kemarin dia udah transfer ke gue," jawab Naura.

Kemarin Naura memarahi Arga, cowok itu hanya bisa menyuruh membeli ini itu tapi tidak memberikan uang sepeser pun. Sebagai manusia penuh perhitungan Naura menuntut kerugiannya, terpaksa Arga mengirim uang detik itu juga agar Naura berhenti mengoceh. Sekarang Naura tidak perlu takut saat disuruh membeli sesuatu karena Arga mengirimkan dia uang dengan nominal banyak.

"udah,ayo keburu Arga ngomel." ajaknya kepada Feni

"Wah parah nih si Arga, cewek sekecil itu dipaksa buat ngangkat satu dus air mineral. Mana jalannya oleng kayak gitu," celetuk Andre melihat Naura berjalan menuju lapangan. Lebih dari seluruh tubuh Naura tertutupi oleh dus dan jalannya tidak lagi stabil.

Arga mengernyit, mengalihkan pandangannya ke arah datangnya Naura. Tanpa pikir panjang Arga berlari menghampiri Naura, takut tiba-tiba gadis itu tidak kuat dan malah terjatuh.

"Lo udah gila yaa," ucap Arga seraya mengambil alih dus minuman tersebut.

"Lo yang gila! Ngapain nyuruh gue beli sebanyak ini," sungut Naura. Tubuhnya terasa pegal mengangkat dus seberat belasan kilo itu.

"Heh gue gak ada yaa nyuruh lo beli sebanyak ini. Kapan sih lo makai otak lo buat mikir Naura." Arga berdecak kesal.

"Udah ah, kebanyakan bacot lo! Gue mau pergi dulu, pinggang gue sakit!" Naura bergegas meninggalkan lapangan, takut kalau tiba-tiba disuruh lagi oleh Arga.

***

Naura berlari keluar kelas sesaat bel pulang berbunyi, siang ini dia bertekad untuk kabur dari Arga. Kapan lagi dia menikmati hari tanpa penindasan. Sebelum pulang Naura singgah terlebih dahulu di warung kecil dekat sekolah, di depan warung tersebut ada pedagang cilok kesukaan Naura.

"Eh Neng Naura," sapa Mang Dadang. Meskipun baru tiga kali ke sana Naura sudah dikenal oleh pedagang cilok tersebut.

"Kayak biasanya ya, Mang."

"Bentar ya Neng," kata Mang Dadang, dia harus menyiapkan pesanan siswi-siswi lain sebelum Naura. Dagangan Mang Dadang selalu diburu oleh murid dari dua sekolah. SMA Nusa Bangsa dan SMA Bhakti yang hanya berjarak beberapa meter.

Naura mengedarkan pandangannya, tidak sengaja pandangannya bertabrakan dengan pandangan seorang cowok yang tidak jauh dari tempat dia berdiri. Ini bukan pertama kalinya Naura melihat cowok itu, selalu ada disaat dia sedang membeli cilok Mang Dadang. Dari badge yang terjahit di bajunya jelas dia bukan anak SMA Nusa Bangsa. Cowok itu tersenyum tipis, tampangnya seperti anak baik, dia malah melangkah mendekati gerobak Mang Dadang.

"Pelanggan baru ya, Mang?" tanyanya pada Mang Dadang.

"Iya, Den. Pelanggan paling cantik ini mah, namanya Neng Naura."

Cowok itu manggut-manggut, dilihatnya penampilan Naura. Terlihat seperti siswi pada umumnya, tidak ada yang mencolok. "Lo anak baru ya? kok gue gak pernah lihat lo sebelumnya di sekolah ini."

"I-iya, gue siswi pindahan."

"SMA Nusa Bangsa?"

Naura mengangguk pelan, tiba-tiba merasa gugup saat didekati.

"Nama gue Zaidan, gue anak sekolah sebelah. Tapi sering nongkrong di warung ini dan kebetulan gue selalu di sini setiap pulang sekolah."

"G-gue Naura," ujar Naura memperkenalkan dirinya.

"Neng Naura ngobrol dulu sama Den Zaidan ya, hitung-hitung buat nambah teman neng, syukur kalau nambah pacar hehehe," goda Mang Dadang.

"Tch.. apaan sih, Mang." Naura berdecak pelan, dia malah salah tingkah.

Naura tidak tahu kenapa dirinya merespon setiap ucapan Zaidan, pembawaan yang tenang dan bertutur kata dengan lembut membuat Naura nyaman. Zaidan bertanya banyak hal salah satunya alasan Naura pindah ke SMA Nusa Bangsa. Tidak jarang Naura terpana memandangi wajah tampan Zaidan, dia menyesal kenapa dia tidak memilih SMA Bhakti.

1
rfah
semangat thorrrr nulisnyaa
azalea
jangan lupa di like yaa man temann :)
azalea
jangan lupa like gaisss:)
rfah
semangat thorrrr
Marry Pang
bagus
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
baguss
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
bagusss
Jannah Sakinah
semangat Thor nulisnya. rajin update ya🌺
ist_goliteratur
AAAAA jadi keinget teman aku, yang punya sifat yang hampir sama kayak Nau.
rfah
lanjuttt
azalea
bantu support yaa gaiss heheheh
rfah
lanjuttt
rfah
bagusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!