Ini adalah kisah dari seorang dewa yang memiliki julukan Dewa Pelahap. Dia yang merasa bosan karena telah berada di puncak kultivasi dan tidak mampu naik ke alam primordial, akhirnya berbuat nekat dengan memasuki siklus reinkarnasi menggunakan teknik tertentu dan menyegel ingatannya agar tidak menghilang saat bereinkarnasi.
Entah sebuah takdir atau kesialan yang menimpa Dewa Pelahap, sehingga dia bereinkarnasi menjadi menjadi manusia fana dengan dantian tersegel.
Namun ketika dia sedang dalam titik terendahnya, dia menemukan sebuah benda aneh yang mampu mengikis segel dalam dantiannya secara perlahan. Dan awal kisah Reinkarnasi Dewa Pelahap pun dimulai!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keturunan Sun Wukong
Sehari berlalu. Yu Jireu terus berkultivasi menyerap energi yang terkandung dalam inti dari binatang spiritual rusa karnivora. Dia tidak menggunakan cara ekstrem untuk menaikkan kultivasinya seperti pada saat mengkonsumsi buah abadi, Buah Bodhi.
Pusaran angin berwarna hitam di samping kanan kiri dan depan belakangnya juga menyedot energi alam dengan kecepatan stabil. Meski begitu, ini masih sangat mengerikan untuk kultivator biasa.
Krak!
Inti terakhir dari rusa karnivora yang ada dalam genggamannya hancur karena telah kehilangan energinya. Tidak lama kemudian, aura yang lumayan kuat meledak dari dalam tubuh Yu Jireu lalu ledakan terendam terdengar dari dalam tubuhnya.
Bam!
Yu Jireu telah berhasil menerobos! Kultivasinya saat ini sudah berada di Tingkat Langit Tahap 4 dan akan setara dengan kultivator atau binatang spiritual Tingkat Langit Tahap 7 jika bertarung.
Ini terjadi karena segel dalam dantiannya semakin sedikit dan hanya tersisa seperempatnya saja. Akan tetapi sepertinya dia akan membutuhkan waktu cukup lama agar segel terakhir ini sepenuhnya terkikis. Segel misterius yang terakhir ini berbeda dengan segel-segel sebelumnya.
'Sebenarnya segel apa yang menyegel dantianku ini?' Yu Jireu merasa keheranan, karena dia yang memiliki ingatan dari Sang Dewa Pelahap yang ahli dalam segala macam persegelan dan formasi tidak mengetahuinya.
'Lalu yang lebih membingungkan lagi adalah batu yang memiliki aura yang mampu mengikis secara perlahan segel dalam dantianku. Mungkinkah ini telah direncanakan? atau mungkin hanya kebetulan saja?' Yu Jireu semakin frustasi ketika memikirkan akan hal aneh tersebut.
Yu Jireu tidak ingin terlarut-larut dalam pemikiran yang tidak memiliki jalan keluar itu. Dia segera bangkit dan bersiap melawan hewan buas atau binatang spiritual yang menghadang. Tatapan matanya begitu intens dan menyorotkan tekat yang sangat kuat.
Untuk menapaki ketinggian langit, seorang kultivator memang harus mengambil banyak sekali resiko yang mempertaruhkan nyawa. Jika tidak, maka lebih baik pulang saja lalu jadilah anak mama yang bisanya cuma menyusu!
Yu Jireu mungkin manusia yang bar-bar dan suka bertingkah semaunya sendiri. Namun jika itu menyangkut masalah meningkatkan kultivasi dan orang-orang yang disayanginya, maka dia akan menjadi yang terdepan dalam hal keseriusan.
Dia tidak akan pernah menganggap enteng akan dua hal ini, karena pengalaman yang telah dia miliki tentang kultivasi adalah dia akan selalu ditindas jika lemah. Sedangkan untuk keluarga atau orang-orang yang disayanginya, dia lebih pentingkan lagi mengungguli segalanya, karena di kehidupannya yang sebelumnya, dia tidak memiliki satu keluarga pun.
Yu Jireu melangkahkan kaki dengan mantap lalu melompat dari satu dahan ke dahan lainnya menggunakan ilmu meringankan tubuh. Yu Jireu memang sudah mencapai ke Tingkat Langit dan dia dapat terbang sesuka hatinya, karena pada tingkatan ini sudah dapat melawan gravitasi. Akan tetapi dia tidak melakukannya, karena sangat memboros energi. Dia takut jika tiba-tiba dia bertemu dengan hewan buas atau binatang spiritual sedangkan energi Qi yang tersisa di dalam dantiannya sudah menipis.
Setelah hampir setengah jam melesat ke arah bagian dalam jurang kematian, Yu Jireu akhirnya bertemu dengan hewan buas Kera Api yang memiliki kekuatan setara dengan kultivator Tingkat Langit Tahap 6.
Tap!
Yu Jireu mendarat sekitar 10 meter dihadapan Kera Api yang sedang duduk sembari menatapnya dengan tajam. Hewan buas jenis Kera Api ini memang memiliki kultivasi yang tidak terlalu besar, namun dia memiliki elemen api yang sangat kuat, sekaligus tubuh fisik luar biasa.
Saat ini Kera Api itu sudah berada dia Tingkat Langit Tahap 6, maka kekuatannya akan setara dengan para kultivator yang sudah berada di Tingkat Langit Tahap 7 mengandalkan kekuatan elemen serta tubuh fisik.
"Grrraaa.." Kera Api itu mengaum dengan sangat keras, karena ingin mengusir manusia lemah dan mungil yang tidak berhenti menatapnya. Dia mungkin sedang dalam kondisi suasana hati yang baik, sehingga lain dari hewan buas atau binatang spiritual lainnya yang sangat mudah terprovokasi saat melihat manusia.
Namun apakah seorang Yu Jireu akan membiarkan Kera Api itu begitu saja, sedangkan inti hewan buas milik kera api itu dapat meningkatkan kekuatannya? Tentu saja jawabannya adalah tidak mungkin!
Yu Jireu tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan untuk meningkatkan kultivasinya, meski harus melewati berbagai macam rintangan yang membahayakan nyawanya.
Yu Jireu lalu berjalan mendekat ke arah Kera Api itu sembari mengeluarkan pisau kerambit, pusakanya. Wajah kera api itu langsung menjadi sangat masam, saat melihat bocah berumur 10-an tahun itu malah berjalan mendekatinya sembari mengeluarkan senjata. Padahal dia telah berbaik hati untuk tidak menyerangnya, lalu menjadikannya sebagai makanan, karena dia sedang dalam suasana hati yang sangat baik.
"Grrrr.." Kera Api menggeram sangat marah dan mulai berdiri. Auranya yang setara dengan kultivator Tingkat Langit Tahap 6 dan dibarengi dengan elemen api yang berkobar di sekujur tubuhnya meledak dengan sangat gila.
Bhuushh...
Udara di sekitar bahkan terasa berdenyut-denyut karena panas dari elemen api yang dikeluarkan oleh Kera Api sangat menakutkan. Bisa dikatakan api tersebut merupakan api semi abadi yang hanya dimiliki oleh hewan buas berjenis Kera Api.
Kera Api sendiri merupakan hewan buas yang memiliki garis darah keturunan khusus, yang mana mereka merupakan salah satu dari sang raja kera, yang merupakan salah satu Dewa yang pernah membuat kegemparan di Alam Dewa atau istana langit.
"Seperti yang diharapkan dari keturunan Sun Wukong! Kalian memang memiliki elemen api yang luar biasa menakutkan! Aku yakin tubuh fisikmu juga sangat kuat sehingga meskipun kekuatanmu barulah berada di Tingkat Langit Tahap 6, tapi Kau pasti sudah bisa mengalahkan hewan buas lainnya yang berada di Tingkat Langit Tahap 7!" ucap Yu Jireu memuji dengan tulus.
"Grrrraaaaa.." Kera Api itu tidak merasa senang sama sekali saat mendengarkan pujian dari Yu Jireu. Dia justru semakin marah karena suatu alasan tertentu saat mendengarkan penuturan Yu Jireu yang menyebut bahwa dia merupakan keturunan dari Sun Wukong.
Kera Api itu memukul-mukul dadanya sendiri lalu bergerak dengan kecepatan tinggi menggunakan tinju apinya untuk menyerang Yu Jireu. Sedangkan untuk bocah berumur 10 tahunan itu, sudut bibirnya langsung memancarkan seringai tipis, karena apa yang diharapkan olehnya telah berhasil. Yu Jireu mengalirkan sedikit energi Qi pada bagian kakinya lalu bergerak untuk menghindari tinjuan api dari sang Kera Api.
Boommm...
Tinju api itu berhasil meluluh-lantakan tempat sekitar dan menjadikannya kobaran api yang sangat panas.
Yu Jireu masih tersenyum seperti biasanya yang semakin membuat hati dari Kera Api semakin jengkel. Dia kemudian melayangkan tujuan yang lain ke arah bocah 10 tahun itu.
Boommm...
seru soalnya
tetap semangat berkarya thorr.. semoga sehat selalu amin