NovelToon NovelToon
Jandaku, I Love You

Jandaku, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Romansa / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:93.9k
Nilai: 5
Nama Author: Delima Rhujiwati

Menjadi janda bukanlah sebuah pilihan bagiku,

Tahun pun telah berlalu dan waktu telah menjawab segala perbuatan seseorang.

Cinta itu datang kembali namun tidak sendiri, suamiku yang telah mencampakkan diriku dengan talak tiga yang ku terima secara mendadak. Kini Dia datang kembali di saat sebuah cinta yang lain telah menghampiri diriku yang sebenarnya telah menutup hati untuk siapapun..

Siapa yang harus aku pilih? Sedangkan hati ini masih ragu untuk melangkah kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima Rhujiwati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan Final

Surat panggilan yang kutunggu tunggu pun telah tiba, enam bulan adalah waktu yang sangat lama aku rasakan untuk sekedar menunggu ketuk palu dari pengadilan agama, dan predikat baru bagiku tentunya.

Rupanya kasus persidangan dan proses seluruhnya, telah mas Iwan limpahkan kepada pengacara, sehingga semua berjalan dengan lancar dan cepat, mengenai biaya ataupun lainnya jelas aku tidak tau, dan untuk bertanya pun tidak pernah terlintas dipikiran ku, yang ada saat ini hanya segera status jelas yang aku dapatkan.

Seorang janda dengan usia yang terbilang masih muda, akan tetapi mau tidak mau aku harus tetap menerima segala keputusan hakim dan kemauan mas Iwan.

Aku kenakan baju setelan dengan hijab yang sepadan dengan baju yang aku kenakan, riasan yang hanya tipis-tipis saja, karena jujur dalam soal merias wajah aku kurang pandai dan tidak terbiasa.

Rupanya mas Iwan membawa mbak Rahma sahabat sekaligus istri dan perusak rumah tangga ku, walaupun sengsara hidupku saat bersamanya sebenarnya aku sangat menikmati hidup bersama dalam naungan rumah tangga dengan mas Iwan.

Tapi sudahlah itu cerita lama, sekarang aku harus tetap fokus pada putriku dan pada pekerjaan yang baru saja aku rintis, demi anakku dan masa depannya kelak.

Aku berjalan dengan langkah pasti menuju tempat yang sudah di beri tahukan oleh petugas pengadilan.

Ketika memasuki ruangan yang asri dengan bau khas tanaman yang berada disisi tempat duduk yang sudah di siapkan untuk para pengunjung, rasa bergetar akan kerinduan dan kebahagian ketika pertama berjumpa dengan mas Iwan, binar tatap mata yang saling merindu dan berharap. Kini hilang sudah semua, sedikitpun tidak aku rasakan kecuali hal biasa seperti pertemuan pada umumnya orang-orang yang akan melakukan sebuah perjanjian kerja saja.

Perut buncit khas orang hamil membuat mbak Rahma semakin cantik dengan riasan yang cetar dan baju yang sedikit ketat, akan membuat pandangan mata serasa aneh. Karena biasanya orang hamil kebanyakan akan memakai baju yang longgar dan nyaman, tapi biarlah...! Mungkin itu sudah menjadi stylenya dan aku bisa apa jelas-jelas aku sudah bukan bagian dari mereka.

Aku melangkah sesantai mungkin, dan melempar senyum kepada sepasang manusia pecundang yang telah sama sama melukai hatiku.

"Hi Lintang, kamu apa kabar! Kulihat tubuhmu makin kurus dan kulitmu makin kusam, kasihan kamu yah, aku sarankan berdandan lah biar sedikit cetar, dan merubah penampilanmu Setidaknya akan mengurangi ke kusaman wajahmu yang mungkin kurang vitamin," mbak Rahma berkata seolah dia tanpa kekurangan saja.

Ku pandangi mbak Rahma dengan speechless motion, ahhhh.... Entah apa yang dia pikirkan dengan kata-katanya.

"Iya mbak nanti saya coba berdandan yang cetar dan menggaet berondong yang lebih cakep dan tajir, ha.. ha... ha..." Entah jiwa usil ku tiba-tiba saja muncul dan sedikit geram aku menjawab ucapan mbak Rahma.

"Wah.... Sekarang yang di pikir berondong ternyata, uuhhh nggak sia-sia deh kamu ceraikan dia lebih awal mas, ha ha ha," sorot dengki itu jelas aku rasakan dari matanya yang bersinar penuh kebencian padaku.

"Tenang mbak, habis ini akan ku bikin tubuhku se se xy mungkin dan secantik melebihi kecantikan mbak Rahma, nanti kalau ada waktu luang kita agendakan untuk bertemu ya, heeem!" Kalau dia bisa menghinaku, aku juga boleh berjuang mempertahankan harga diriku dong!

Ku lirik mas Iwan berdiri dan menenangkan mbak Rahma, yang mungkin sedikit tersulut emosinya karena ucapan ku padanya.

"Lintang apa kabar Shasy, kenapa tidak di ajak?" Mas Iwan memulai membuka suara, walau aku tau mungkin itu hanya basa-basi belaka, karena setelah ucapan talak itu, jangankan uang nafkah, berkabar pun tidak pernah mas Iwan lakukan, setidaknya menanyakan kabar putriku yang putrinya dia juga.

"Tidak mas, ini pengadilan agama bukan tempat yang layak untuk anak-anak seusia Shasy, kabar dia baik dan sudah mulai masuk playgroup," jawabku yang ku bikin sesantai mungkin, debar kemarahan dalam hatiku sekuat mungkin ku tepis dan ku pendam dalam-dalam, bagaimanapun mbak Rahma juga telah mengandung anak dari mas Iwan, walaupun dengan cara yang salah.

"Maaf, Lintang ini hanya sedikit untuk Shasy," tangan mas Iwan mengulurkan sebuah amplop, namun siapa sangka mbak Rahma merebut dan memasukannya kedalam tas branded yang selalu dia pakai.

"Rahma!" Suara mas Iwan berat dan seolah mengiba untuk di kembalikan amplop tersebut.

"Mas! Kamu ini masih saja bodoh! Shasy belum tentu anak sah dari mas, sedangkan sejak kehamilannya saja dia sudah akrab dengan dokter Dian, bisa jadi dia juga selingkuh dengan pria lain," mbak Rahma berbicara begitu keras, dan tidak pernah sedikitpun menjaga perasaan lawan bicaranya.

Aku diam mematung mencari letak kesalahan yang selama ini aku perbuat, semua tidak masuk akal dan ini tidak benar.

"Mbak, kalaupun aku selingkuh! Setidaknya aku tidak pernah merebut suami orang, dan maaf mbak itu bukan tipe saya untuk menjadi istri yang tidak setia, atau.... Jangan-jangan mbak sendiri yang hamil bukan anaknya mas iwan, ups maaf," ucapku sambil menutup mulut ku dan duduk agak menjauh dari mereka.

"Mas.... Dia... Beraninya dia ngelunjak bicara seperti itu, kurang ajar!" Sungut mbak Rahma sambil berkacak pinggang, sorot matanya memberikan kebencian paripurna kepadaku.

"Lintang! Apa maksudmu bicara itu pada Rahma seperti itu, huh kamu sungguh tidak sopan!" Jelas saja mas Iwan membela mbak Rahma ketimbang aku.

"Mas, dengar baik-baik yah, aku tidak sedang ingin berdebat, aku kesini karena memenuhi panggilan pengadilan, dan bukan mengemis tentang uang wajib yang seharusnya kamu nafkahkan kepada anak kita, darah dagingmu sendiri," mau tidak mau aku harus tegas dan aku tidak ingin ditindas mereka, sebab aku juga tidak melakukan perselingkuhan seperti yang mbak Rahma tuduhkan padaku.

Ketegangan antara kami bertiga akhirnya reda setelah petugas pengadilan memasuki ruangan, dengan membawa berkas untuk aku tanda tangani dan selanjutnya aku resmi menjadi janda.

Petugas tersebut mempersilahkan kami untuk memasuki ruangan, dan melakukan pembacaan proses perceraian dan ketuk palu yang dilakukan Hakim.

Surat keputusan cerai dari pengadilan sudah resmi aku tandatangani dan aku terima, rasa lega dan cambuk bagiku untuk kembali bangkit dari sakit dan keterpurukan selama ini aku alami, di saat menjadi istri mas Iwan.

Petugas pengadilan dengan sopan keluar dari tempat kami, setelah memberikan pelbagai kata-kata motivasi untuk kami kedepannya.

Mataku menatap pasangan di depan ku yang masih saja mempermasalahkan amplop nafkah untuk putriku yang kukuh mbak Rahma pertahankan.

"Maaf mas, mbak! Aku pamit dulu terima kasih, permisi." Ku potong seluruh pendapat dan ungkapan yang menjadi pemikiran mbak Rahma, kata-kata yang tidak membangun menurutku.

"Lintang maaf! Aku belum bisa memberikan sesuatu untuk Shasy, mungkin lain kali," ucapan mas Iwan terputus dengan kata-kata mbak Rahma yang kalah lantangnya.

"Aku bilang tidak usah!"

"Tapi Rahma, dia putriku dan aku adalah walinya kelak!"

"Sudahlah mas, mbak! Insyaallah aku masih bisa memberikan yang terbaik untuk Shasy dan menyekolahkannya. Kalian tidak usah memikirkan seberapa nafkah yang Shasy butuhkan kelak, aku sudah siapkan segalanya untuk putriku," ku jawab dengan tegas, tanpa basa-basi lagi ku tinggalkan mereka yang masih berdebat.

Walaupun aku tau dari sorot mata mas Iwan ada sebuah penyesalan, entah dalam segi mana penyesalan itu.

🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️

To be continued 😉

Istri muda lukhnut, ingin rasanya ku bejek-bejek tuh jalan sambel.

Dah lah....

Salam Sayang Selalu by RR 😘

1
d
ikutan ngintip🙏🙏🙏
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
duh Bu ....kapan ya tobatmu, emang dasar sombong itu gak ada obatnya ya
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
Yesi.....niat jahatmu balik kedirimi sendiri, sadarrrrr yessss
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
amit amit liciknya si Darius
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
harusnya bersukur dapat Tante Shinta Darius, modal keringett aja dah terjamin hidup muu, hemmmmm dasar serakah
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
jabang bayi dasar bule lamprettt cap badakk
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
Yessi bener bener kurang ajarrrrrrr
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
jujurrr saja linnnnnn
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
hadehhhh......nabung Yee, mumpung ada kucuran dana, ingat hari depannmu
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun dariusss, ....awas ketahuan,di kebiriiiii kau yaa
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun jangan jangan LEKER kui alias bule kere, modal tampang doang🤭🤭🤭
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
kapokkkk....ngilu gakkk, dasarrr mata keranjangggg
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
behhhhh.....itu bule incerannya sasy....dia morhotin Tate girangggg terus gendaan sama sasi kah
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜: ehhh Yessi
total 1 replies
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
so sweeeeeeeeeeeeeeeeettttttttttttttt 🥰
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun nanassss nanassssss, wahhhhhh.....bikin pingin aja nihh ini pengantin baruuu7u
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
astaga pejantannn tangguh, bikin pinginnn oiiiiiiiiii
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
mentang mentang pengantin baru 😂😂😂
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
oalahhhh yessssss ....cari yang sigle kek, ku suka pajadi pelakoooooirrrrr
awassss lohhh anumu ntar di sambel sama bini sahnya
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
akhirnya uhhh ihhhhhh mendesahhhhh......kepedesannbbnn🙈
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
sabarr Ten mantennnnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!