Buset dah, siapa yang berani parkir sembarangan disini. Jika begini kan, mobil saya tidak bisa keluar! kesal Henderson seorang pria tampan, yang baru beberapa bulan yang lalu menyandang gelar duda. Setelah Sang istri tercinta Mauren meninggal pasca melahirkan sang putri baby Queen mengisahkan luka yang mendalam.
Hingga sang kakek hendak menjodohkannya dengan seorang gadis berparas cantik bernama Mince Norin yang saat ini bekerja di salah satu Bengkel motor. Apakah Henderson akan menerima perjodohan itu? dan bagaimana hubungan keduanya kelak?
by Morata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12. TANGIS BABY QUEEN
Hari sudah semakin malam, Norin berpamitan kepada Tuan Samera dan Nyonya Carlota. untuk segera pulang.
"Pa ...Mom...., Mince pulang dulu. Ini sudah pukul sebuah sembilan malam, takut kedalaman nanti.
"Kenapa ngak nginap disini saja sayang?" tanya nyonya Carlota.
"Maaf Mom, tadi pamitnya sama Mama ngak nginap." sahutnya sambil mengembangkan senyumnya menatap Nyonya Carlota.
Tiba tiba suara tangis Baby Queen mengalihkan atensi semua orang yang ada di ruang tamu.
"Loh, bukankah itu suara tangis Baby Queen?" tanya Nyonya Carlota kepada Tuan samera dan Henderson.
"Iya, itu suara baby Queen." sahut Henderson menajamkan pendengarannya.
Tampak Baby sitter menuruni anak tangga, sambil menggendong baby Queen.
"Loh, kenapa cucu Oma?" tanya Nyonya Carlota sambil meraih tubuh cucunya yang masih menangis dengan suara melengking.
Nyonya Carlota tampak berusaha menenangkan baby Queen dengan menggoyang-goyangkan tubuhmu. Tapi seperti Baby Queen tak kunjung terdiam.
Mendengar suara tangis baby Queen, Norin merasa tidak tega. Henderson meraih putrinya mencoba untuk menenangkan. sambil nyonya Carlota memberikan Susu formula yang sudah di sediakan sang baby sitter. Tapi baby Queen tak kunjung diam.
Nyonya Carlota, memeriksa suhu tubuh sang cucu, tapi terlihat baik baik Saja. Suhu tubuhnya Normal.
"Ada apa ini? mengapa Queen menangis seperti ini?" tanya Nyonya Carlota. Biasanya kalau baby Queen menangis, di kasih susu formula, atau di timang oleh Nyonya Carlota dan baby sitter, Baby Queen sudah merasa nyaman dan diam. Tapi kali ini berbeda, baby Queen terus menjerit menangis. Membuat Tuan Samera dan Henderson Kwatir.
"Maaf, Ma. Boleh saya menggendong baby Queen?" tanya Norin meminta izin kepada nyonya Carlota.
"Jangan! Bagaimana mungkin kamu bisa merawat anak-anak sementara kamu saja tidak bisanya merawat motor." pekik Henderson menggantikan langkah Norin.
"Henderson! Biarkan saja. Tidak perlu mengintimidasi seseorang seperti itu. Kamu yang terlihat lebih baik saja belum tentu lebih baik dari Norin!" pekik Tuan Samera.
"Silakan Nak, Mince." ujar Tuan Samera
Norin meraih tubuh baby Queen dari gendongan Henderson.
"Hello anak manis, salam kenal dari Kakak Norin." ucapnya sambil langsung mengecup wajah cantik baby Queen sambil menggoyangkan tubuhnya.
Norin mendendangkan lagu. "Bintang kecil di langit yang biru." membuat baby Queen langsung terdiam. Lalu Norin memberikan susu formula yang disediakan oleh baby sitter yang tak kunjung diminum Baby Queen.
"Ya, Ampun Queen diam dan nyaman di pangkuan Mince." ucap Tuan Samera sambil terkekeh.
"Itu artinya baby Queen juga menginginkan Nak Mince menjadi ibu sambungannya." timpal Nyonya Carlota. Yang dibalas tawa dari Tuan Samera dan juga sang baby sitter.
Sementara Henderson hanya menatap Mince Norin begitu telaten memberikan Susu formula untuk baby Queen. Kemudian setelah Baby Queen menghabiskan susu formula yang ada di botol minumnya, Mince Norin menepuk pelan tiga kali punggung baby Queen, agar baby Queen mengeluarkan sendawa.
"Eh...kenapa kamu menepuk putriku!"
"Maaf Tuan Henderson yang terhormat, Bayi yang baru saja meminum susu harus terlebih dahulu memeluk pundaknya pelan dan membenarkan posisi si bayi seperti ini. Agar si bayi mengeluarkan sendawa. Dan setelah mengeluarkan sendawa, dia pasti akan merasa nyaman. Karna susu yang ia minum sudah masuk kedalam perutnya dan tidak tertahan di tenggorokan dan dada.
Jika minum atau makanan tertahan disana, itu yang mengakibatkan si bayi merasa gelisah dan tak nyaman. Karna terasa tidak leluasa untuk bernafas." ucap Mince Norin, mencoba menerangkan kepada Henderson.
"Wah ....wah ..calon menantu Papa ternyata Memahami merawat bayi. Memang papa Ngak salah memilih menantu." ucap Tuan Henderson yang dibalas tatapan tajam dari Henderson.
"Tidak perlu menatap Papa seperti itu. Memang benar kok. Iya kan, Mom?"
"Iya, benar." sahut Nyonya Carlota yang mampu membuat Henderson langsung terdiam.
Sekitar lima belas menit kemudian setelah Norin menimang Baby Queen, terlihat baby Queen tertidur pulas.
"Baby Queen sudah tidur pulas, sebaiknya dia di baringkan di tempat tidurnya." ucap Norin
"Ya sudah, ayo Saya antar nyonya kamar baby Queen ada di samping kamar Tuan Henderson." ucap sang baby sitter yang di balas anggukan dari Norin.
Norin berjalan mengikuti langkah baby sitter Queen. Setelah tiba di kamar, dengan hati-hati Norin membaringkan Baby Queen di atas tempat tidurnya.
lalu dia bangkit kembali, menitipkan Baby Queen kepada babysitter yang selama ini menjaga Baby Queen.
Norin menuruni anak tangga."Pa....Mom...., ini sudah larut aku harus segera pulang.Takut mama dan papa mencari." ucapnya sambil langsung memakai jaket dan helm yang tadinya ingin ia gunakan, saat berpamitan tadinya kepada Tuan Samera dan Nyonya Carlota.
"Ini sudah malam, lebih baik menginap disini."
"Tidak apa apa Ma, Norin udah biasa pulang dari bengkel jam segini." ucap Norin sambil melirik jarum jam yang ada di pergelangan tangannya.
"Biar saya antar kamu!"
"Eh maaf, tidak perlu Tuan, saya sudah biasa." ucapnya sambil langsung menaiki Motornya yang terparkir di halam rumah Utama keluarga Tuan Samera.
"Pa...Mom..., Pamit ya!" ucap Norin sambil melambaikan tangannya. Lalu melajukan motor CBR nya keluar gerbang rumah utama keluarga Samera.
"Kamu ini laki-laki macam apa sih!"ucap Tuan Samera menatap putranya dengan tatapan tajam.
"Kan, dia yang ngak mau Henderson antar Pa."
"Itu karna melihat sikap kamu yang dingin dan angkuh. Apa kamu tidak lihat begitu telatennya dia dapat merawat baby Queen." gerutu Tuan Henderson sambil melangkah masuk kedalam.
"Kamu ini memang! sampai kapan kamu seperti ini terus? hah! celetuk Nyonya Carlota.
"Sudah dong Ma! jangan ikut ikutan nyalahin Henderson."
"Memang kamu salah! mau sampai kapan kamu larut dalam kesendirian mu, apa kamu tidak lihat. Baby Queen membutuhkan figur seorang ibu!" pekik Nyonya Carlota.
"Iya Ma, akan aku pikirkan nanti."
"Jangan asal kamu pikirkan.Lakukan yang terbaik untuk putrimu. Kamu jangan egois." ujar Nyonya Carlota sambil langsung meninggalkan putranya disana begitu Saja.
"Aduh! kok jadi begini." gerutu Henderson.
"Apa aku harus menerima perjodohan ini?Tapi wanita itu sudah membuat aku kesal dan hampir kehilangan klien ku. Apalagi usianya masih bocil. Bagaimana mungkin papa memiliki niat untuk menjodohkan aku dengan wanita seperti Norin. Yang usianya terpaut jauh denganku." gumamnya dalam hati.
Malam ini Henderson benar benar tidak bisa memejamkan matanya. Apalagi Tuan Samera sudah memberikan ultimatum, kalau esok hari mereka akan pergi ke rumah orang tua Norin untuk melamar Norin menjadi istrinya.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA TEMAN EMAK.
semuga maorin dan bayi nya selamat🤲
lanjut kakak yg semangat up-nya. uji dulu tu si nenek peot buat dia sakit lalu ga ada yg perhatikan, baru deh kasih Lina tu yg rawat. bisa tidak dia berkutik .