Jiang Xia Yan merupakan putri bungsu dari seorang jenderal perang pada masa kekaisaran Ming Qi adalah wanita bodoh yang jatuh cinta dengan pangeran kedua Ming Shin yang pada akhirnya mati mengenaskan atas nama cinta.
Bukan hanya mati ditangan suaminya sendiri, Jiang Xia Yan juga menyebabkan Klan Jiang musnah ditangan Ming Shin.
Padahal Jiang Xia Yan sudah berkorban banyak untuk Ming Shin hingga bisa membuat lelaki yang sangat dicintainya itu bisa menjadi kaisar Ming setelah berhasil menggulingkam kekauasaan sang ayah.
Jiang Xia Yan mati dengan dendam yang mendalam....
Pada saat yang sama, ada seorang CEO wanita yang berhati dingin dan kejam bernama Agatha Wein yang juga mati mengenaskan ditangan sekelompok lelaki yang cintanya ditolak dengan kasar olehnya.
Agatha diberi kesempatan hidup didalam raga Jiang Xia Yan....
Mampukah Agatha bertahan hidup & membalaskan dendam Jiang Xia Yan?
Bisakah Agatha menemukan cinta dijaman kuno ini dan membuat hatinya yang dingin menjadi hangat ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERBINCANGAN IBU DAN ANAK
Didalam kediaman rumah tangga ketiga, tampak dua orang perempuan beda usia terlihat sedang bercengkerama dengan hangat sambil menikmati kudapan yang ada di atas meja.
“ Xin’er…bagaimana pendapatmu tentang nona muda ketiga ?.... ”, tanya Ruo Xinxin penasaran.
“ Masih sama seperti sebelumnya, bodoh dan naïf. Jika bukan karena reputasi paman tertua, mungkin tak akan ada orang yang mau memberinya wajah. Dia sangat buruk, bahkan julukan sampah masih cukup bagus untuknya….”, ucap Jiang Xialun sinis.
Siapapun yang mendengar ucapan kasar Jiang Xialun barusan pasti tak mengira jika dia adalah nona muda kedua Jiang yang selama ini dikenal sebagai orang yang lemah lembut dan sopan.
Jiang Xialun akan menunjukkan sifat aslinya jika hanya berdua dengan sang ibu. Didepan sang ayah dia akan menjadi sosok wanita anggun dan sopan serta bermartabat seperti image yang selama ini dibentuknya diluaran.
Mendengar ucapan anaknya yang seperti itu, Ruo Xinxin hanya bisa menyungingkan senyum tipis karena ternyata putri semata wayangnya masih belum dewasa seperti perkiraannya dalam menanggapi suatu persoalan.
“ Mungkin dulu Jiang Xia Yan seperti itu…tapi setelah dia tercebur ke dalam danau, ibu lihat nona muda ketiga telah banyak berubah. Entah itu sikap maupun sifatnya….”, ucap Ruo Xinxin sambil menerawang jauh.
Sebenarnya Ruo Xinxin juga sangat terkejut jika Jiang Xia Yan mampu mengatakan hal seperti itu tadi pagi waktu sarapan bersama keluarga besar Jiang.
Kata – kata yang diucapkannya mengandung banyak makna dan cukup beracun. Hal yang tak mungkin bisa gadis itu lakukan dulu.
Jika dia tak melihat langsung jika itu adalah nona muda ketiga Jiang, mungkin Ruo Xinxin akan menganggap gadis yang mengatakan hal tersebut adalah orang lain.
Mendengar ucapan sang ibu, Jiang Xialun terdiam sejenak. Diapun kemudian mengingat kembali bagaimana perubahan adik ketiganya itu selama berada di akademi tadi.
“ Kenapa ibu bisa berasumsi seperti itu ?....”, tanya Jiang Xialun penasaran.
Jinga Xialun yang sedari tadi cukup penasaran terhadap perubahan drastis adik ketiganya itu, akhirnya malam ini dia bisa mendapatkan jawabannya waktu sang ibu mengungkit hal tersebut.
“ Menurut ibu, dia berubah begitu karena cukup malu dengan pangeran kedua Ming Shin….meski begitu, ibu harap kamu tidak fokus pada Jiang Xia Yan tapi fokuslah pada pangeran kedua Ming Shin….”, ucap Ruo Xinxin sambil membelai rambut anaknya dengan lembut.
Melihat anaknya masih belum begitu memahami ucapannya, Ruo Xinxin kembali bersuara dengan nada lembut sambil terus mengusap pucuk kepala Jiang Xialun dengan penuh cinta.
“ Karena kamu sudah memutuskan untuk menjadi pendamping pangeran kedua Ming Shin, maka fokuslah padanya…..”
“ Xin’er tak perlu pusing memikirkan bagaimana dan apa yang akan Jiang Xia Yan lakukan untuk menarik perhatian pangeran kedua Ming Shin….”
“ Jika Xin’er sudah mendapatkan hati pangeran kedua Ming Shin….”
“ Seberapa keras usaha paman tertuamu, pangeran kedua Ming Shin tak akan pernah mau menikahi gadis bodoh dan konyol seperti Jiang Xia Yan….”
“ Yang Mulai pangeran kedua Ming Shin adalah salah satu anggota keluarga kekaisaran, jika dia benar – benar menikahi Jiang Xia Yan….”
“ Bukankah itu hanya akan menjadikannya lelucon di ibukota….”, ucap Ruo Xinxin mencoba menanamkan pemikirannya kepada putri semata wayangnya tersebut.
“ Tapi bu….”, belum sempat Jiang Xialun menyanggah ucapan sang ibu, Rua Xinxin kembali bersuara.
“ Dengarkan nasehat ibu. Tetaplah menjalin hubungan baik dengan Jiang Xia Yan, bertemanlah....jangan menjauhinya. Dan terus pengaruhi dia agar mengejar cinta pangeran kedua Ming Shin. Dengan kamu berada didekatnya, maka kamu akan bertambah bersinar….”, ucap Ruo Xinxin menjelaskan.
Jiang Xialun terlihat menganggukan kepala sebagai tanda dia mengerti dengan semua ucapan ibundanya tersebut.
Jika dia terus berada disamping Jiang Xia Yan, sewaktu adik ketiganya itu melakukan kebodohan dan bertindak konyol maka dirinya lah yang akan lebih terlihat bersinar dan bermartabat.
Dan jika dia terus mengejar cinta pangeran Ming Shin, yang ada lelaki tersebut akan semakin jijik dan membencinya.
Pada saat seperti itu maka Jiang Xialun akan menjadi orang bijak yang ada ditengah – tengah, seperti apa yang dilakukannya selama ini sehingga dia bisa menjalin hubungan baik dengan pangeran kedua Ming Shin melalui tindakan bodoh dan konyol yang dilakukan oleh adik ketiganya itu.
“ Ibu…aku mengerti sekarang….”, ucap Jiang Xialun yang langsung membenamkan kepalanya kedalam pelukan hangat sang ibu.
Jika dikeluarga ketiga, ibu dan anak tersebut bicara dari hati ke hati dengan hangat dan penuh kelembutan lain halnya dengan apa yang terjadi didalam keluarga kedua.
Jiang Xiuying merasa sakit hati dengan apa yang diperbuat oleh Jiang Xia Yan pagi tadi. Bahkan perubahan sikap dan sifat adik ketiganya yang lebih tenang dan tak mudah terprovokasi membuat nona muda tertua Jiang tersebut sangat geram.
“ Ibu…ibu harus memikirkan cara agar saat paman tertua datang dia tak mengajukan pernikahan Jiang Xia Yan dengan pangeran kedua Ming Shin….”, ucap Jiang Xiuying dengan penuh amarah.
“ Kamu tenang saja…sekeras apapun usaha paman tertuamu membujuk kaisar, pangeran kedua Ming Shin tak akan pernah mau menikahi gadis bodoh dan lemah seperti Jiang Xia Yan…… ”, ucap Qianyi menjelaskan.
“ Justru yang harus kamu waspadai sekarang adalah nona muda kedua….dia tampak tenang namun dibelakangmu hubungannya dengan pangeran kedua Ming Shin cukup dekat….”, Qianyi kembali bersuara untuk mengingatkan anak keduanya itu akan bahaya yang mengancam.
“ Apa ?!!!...Jiang Xialun juga menyukai pangeran kedua Ming Shin ?!!!...Tidak mungkin !!!....”, tanya Jiang Xialun dengan kedua mata melotot terkejut.
“ Ck….kamu terlalu fokus pada musuh yang lemah hingga tak bisa menyadari ada musuh kuat menusukmu dari belakang….”, ucap Qianyi berdecak kesal.
Dia sama sekali tak menyangka jika anaknya itu akan sebodoh ini hingga tak tahu pergerakan Jiang Xialun selama ini.
Jiang Xiuying yang masih terkejut sama sekali tak menyangka jika adik keduanya itu memiliki rasa bahkan berhubungan dekat dengan lelaki yang sangat dia cintai.
“ Meski begitu….adik kedua masilah berada dibawahku jadi aku tak perlu cemas akan hal itu karena disini akulah yang lebih unggul. Sebagai nona muda tertua Jiang dan disayangi nenek, tentunya akulah yang cocok untuk menikah dengan pangeran kedua Ming Shin nantinya….”, ucap Jiang Xiuying bangga.
Jiang Xiuying merasa jika ucapan ibunya tersebut sangatlah berlebihan. Bagiamanapun Jiang Xialun adalah putri dari keluarga ketiga.
Nyonya besar Jiang pasti akan lebih mengedepankan dirinya daripada adik keduanya tersebut karena sang nenek lebih menyayangi keluarga kedua karena bisa memberikan pewaris daripada keluarga ketiga yang sama sekali tak memiliki pewaris.
Menurut Jiang Xiuying, justru Jiang Xia Yan lah yang harus secepatnya disingkirkan. Meski gadis itu bodoh, tapi dia memiliki kedua orang tua yang memiliki nama besar di ibukota.
Apalagi status Jiang Xia Yan yang merupakan cucu sah dari tetua Jiang, membuat status gadis bodoh itu lebih tinggi dibandingkan gelar nona tertua Jiang miliknya.