Dihianati, di Fitnah dan diperlakukan curang oleh orang-orang yang disayangin dan dipercaya membuat kematian Azzura tidak terima dan bersumpah bahwa dendamnya akan terus menghantui mereka yang menyakitinya.
Azzura dihukum mati karena difitnah telah berzina dengan pamannya yang seorang jendral. yang mana sanga Paman juga dihukum mati.
Saat itu Azzura mengucapkan sumpahnya dihadapan para penghianat dengan tatapan mata tajam penuh dendam.
Setelah sadar ternyata dia kembali dikehidupan saat umurnya berusia 15 tahun. Disaat sang Ayahnya akan diangkat menjadi Raja.
Dan dari sinilah balas dendamnya dimulai.
Bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikuti cerita Azzura...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon young bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Acara makan malam yang diadakan dikediaman Tuan Cariann ini karena beberapa hari lagi dia akan diangkat sebagai Raja. Acara makan malam sedehana namun dibuat sekaligus memberitahu bahwa Raja mereka kelak adalah Raja yang perduli pada rakyat, dan tidak membeda-bedakan.
Pengamanan dirumah Tuan Cariann cukup ketat, dan Acara malam ini lebih seperti pesta rakyat. Semua kalangan hadir dan menikmati santapan yang disediakan.
Azzura sudah selesai berkemas, dia bersiap untuk pergi keacara makan malam tersebut. Sesampainya dipintu Lola sudah kembali. Azzura yang melihat Lola mendekat langsung bertanya.
“Bagaimana?”
“Aku sudah menemuin orang itu Nona,"
“Nanti malam kita bicar dikamar,” Ucapnya pelan.
“Baik,”
Azzura berjalan ke Aula tempat diadakannya makan malam besar namun sederhana tersebut, dengan mengenakan gaun merah muda membuat nya terlihat anggun meski tidak terlalu mencolok dengan pakaiannya. Azzura tetap bersinar diantara para Gadis muda lainnya. Membuat semua mata lelaki tidak dapat lepas darinya.
Azzura memerhatikan para tamu undangan, semua mata tertuju padanya. Dia merasa aneh, dikehidupan masa lalunya orang-orang yang hadir jauh lebih sedikit hanya ada beberapa orang-orang penting dan tidak semeriah ini dan para pangeran pun tidak ada yang hadir.
Apa karena dulu Vanesa langsung menolak lamaran Pangeran Choki, dan kali berbeda. Bahkan ada Pangeran Vargas yang mengajaknya makan malam.
Jika semuanya berubah apakah rentetan kejadian yang terjadi padanya dimasa depan juga akan berubah. Azzura berfikir selama berjalan menuju orang Tuannya yang menunggu untuk menyambut kedatangannya.
“Cih, senang sekali dia menjadi pusat perhatian semua orang.” Bisik Lily.
“Diam,” tegur Selir Luisa. Lily langsung menunduk.
Azzura melewati mereka dengan begitu saja tanpa memberi hormat. Rasanya dia sudah benar-benar tidak perduli dengan para Selir dan anak-anaknya. Dendam dihatinya terlalu besar untuk diabaikan.
“Azzura sayang,” Sambut sang Ayah yang melihat Putrinya semakin bersinar dan cantik.
Azzura tersenyum dan memberi hormat pada Ayah dan Ibunya. Lalu berdiri disamping mereka. Setelah melihat Azzura dan yang lain telah lengkap Tuan Cariann siap untuk memberikan pengumumannya.
Azzura mengingat dikehidupannya yang lalu, setelah pertemuan malam mini sang ibu kembali terjatuh pingsan dan menjadi pembicaraan seluruh Negri. Setelahnya sampai mendekati Acara penobatan Ayahnya sang ibu pun belum sadarkan diri, Azzura yang hanya bisa menangis karena sang ibu tidak kunjung sadar. Namun keajaiban datang, dipagi hari Nyonya Elena tersadar dan dapat mengikuti rangkaian Acara penobatan bersama suaminya.
Meski tubuhnya lemah Nyonya Elena tidak mau memperlihatkan kelemahannya didepan para rakyat Kerajaan dan dari hari itulah banyak penghianat mulai memperkeruh keadaan.
Azzura juga bingung, sejak malam ini sang Ayah tidak mau lagi mendekati ibunya dan sifat nya berubah drastis. Ini menjadi masalah yang sangat penting untuk dia cari tahu ada apa dengan Ayahnya.
“Aku mohon perhatian semuanya malam ini.” Teriaknya dengan tegas.
Semua tamu undangan menengok kearah Tuan Cariann dan keluarganya.
“Aku mengundang kalian semua malam ini untuk memberitahukan bahwa aku yang akan menjadi Raja kalian kelak akan berlaku adil dan medengarkan keluhan para rakyat semua.” Ucap Tuan Cariann dengan bangga.
Semua tamu undangan terlihat senang dan membicarakan ketegasan serta wibawa Tuan Cariann dan Putri-Putrinya.
“Aku rasa Keluarga Tuan Cariann adalah berkah dari langit, lihat keharmonisan Istri dan anak-anak mereka,“ Ucap salah satu tamu undangan dan diiyakan oleh yang lain.
Sementara Tuan Cariann melanjutkan Pidatonya. “aku juga akan mengubah Mansion ku ini menjadi pusat pengaduan kalian yang akan langsung berhubungan dengan Kerajaan. Sehingga semua permasalah kalian akan cepat teratasi.” Tepuk tangan riuh meriah semua orang yang mendengar pernyataan Tuan Cariann.
Azzura tersenyum sinis, dulu memang Mansion ini dirubah menjadi tempat pengaduan, tapi tidak pernah ada yang sampai ke Kerajaan. Dia sudah mengetahuinya bahwa semua pengaduan disabotase oleh Paman dari Selir Luisa. Sejak saat itu Selir Luisa bertindak seperti Ratu, meski sampai Ibunya meninggal gelar Ratu tidak diturunkan padanya, karena Azzura tidak menyetujuinha dan menolak dengan keras.
Semua usaha yang dilakukan Azzura saat itu itu sia-sia ketika fitnah yang diberikan padanya dan membuatnya dihukum pancung. Jika mengingat hari itu hati Azzura terasa sangat sakit, detak jantungnya berdenyut lebih kencang. Azzura mengepalkan tangannya dan mencoba mengatur emosinya lagi. Sungguh bukan hal yang menyenangkan untuk diingat.
Acara makan malam berlangsung dengan khitmat serta riuh gembira para tamu terdengar. Mereka sangat senang jika Tuan Cariann yang menjadi Raja. Ayahnya ini dikenal sangat dermawan, keluarga yang harmonis dan anak-anak yang cantik dan baik hati.
Sungguh keluarga yang sempurna dan sangat pas menjadi keluarga Kerajaan. Tapi kenyataannya tidak seindah yang diperlihatkan kepada semua orang.
Satu persatu tamu undangan pergi meninggalkan Mansion karena sudah cukup larut malam, Azzura juga sudah lelah dengan semua basa-basi yang dipaksakan Ibunya untuk menyapa dan tersenyum pada semua orang.
Azzura pergi diam-diam ketaman matahari, karena taman ini cukup dalam dikediaman, sehingga jarang orang yang datang kemari.
Azzura duduk pada kursi yang ada dibawah pohon rindang. “ Ah, ibu mengapa selalu memaksakan aku bersikap ramah pada semua orang. Ini sungguh menyebal kan.” Kesalnya dengan memijat-mijat kakinya sendiri.
Dua mengingat dulu karena ibunya sakit jadi tidak bisa mamaksanya seperti ini. Sang ibu hanya duduk diam dikursi dengan tersenyum. Azzura pun hanya diam menemani sang Ibu tanpa mau menyapa tamu yang lain.
ketika sedang bersantai Azzura merasakan seperti ada yang memperhatikan dirinya dan dengan cekatan dia waspada.
“Sepertinya ada yang melarikan diri diam-diam.” Ucap seseorang dari belakang membuat Azzura terkejut dan berbalik siap untuk memberi perlawanan.
Sikap waspadanya yang sangat baik karena sudah lama berlatih taktik perang membuatnya cekatan dengan segala pergerakan aneh dari para penyusup.
“Pangeran Vargas?” Batin Azzura yang melihat sosok Pangeran itu muncul dari belakang.
“Gadis kecil yang penuh kewaspadaan, menarik.” Batin Pangeran Vargas.
“Pangeran sedang apa anda disini. Ini tempat yang tidak bisa dimasuki dengan sembarangan.” Ucap Azzura dengan marah.
“Ah, maaf jika seperti itu. Karena sejak tadi kau selalu menghindari ku.” Ucap sang Pangeran dengan santai.
“Aku rasa tidak ada yang ingin aku bicarakan dengan anda Pangeran.” Ucap Azzura Angkuh.
Pangeran Vargas tersenyum. “Apa kau lupa dengan permintaan kemenangan ku.” Ucap nya lagi seperti menagih janji.
“Apakah perihal makan malam pangeran? Itu bisa dibicarakan dengan Ayah ku. Kapan dan bagaimana aku mengikuti perintahnya.” Ucap Azzura dengan berjalan untuk meninggalkan Vargas.
Pangeran Vargas yang seperti mendapat penolakan semakin merasa tertantang dan terus ingin mendekati Azzura. Dia langsung menangkap tangan Azzura dan menariknya.
Azzura dengan cekatan menepis dan berbalik menampar Pangeran Vargas. “Jaga sikap anda Pangeran.” Dengan marah Azzura pergi meningggalkan Vargas yang memegang pipinya karena terasa panas oleh tamparan Azzura.