Apa jadinya jika Alice gadis manis tapi buta,harus bertemu dengan tuan muda kaya raya tapi arogan dan sombong??
Alice sangat membenci sosok Dion,karna diawal pertemuannya ia harus menerima penghinaan hanya karna dia buta.
Begitu juga dengan Dion sendiri,menganggap Alice hanya penipu yang memanfaatkan kebutaannya.
Tapi siapa sangka jika Dion telah mengetahui Alice ternyata adalah saksi bisu kematian kedua orang tuanya dimasa lalu.
Akankah Dion bisa meluluhkan hati Alice yang sudah terlanjur membenci dirinya??
Follow IG : Mitha_shin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ovelia.shin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Setelah Dion dan Arga pergi,tak berapa lama Cecilia pun datang.
"Alice ,maaf aku lama." sahut Cecilia.
"Tidak apa-apa Cil,ayo kita kembali ketoko." jawab Alice tersenyum tipis.
Cecilia pun mengajak Alice pergi meninggalkan kantor tersebut,tapu sesaat Cecilia merasa heran.Melihat banyak orang memperhatikan mereka sambil berbisik dan menunjuk kearah Alice.
"Alice,kenapa semua orang melihat kita??Tidak ada yang aneh dengan kita kan??"tanya Cecilia yang penasaran.
"Tidak Cil,mungkin karna melihat ku yang buta." jawab Alice yang terpaksa berbohong karna tidak ingin menceritakan apa yang terjadi sebenarnya pada dirinya tadi.
"Oh..tapi tidak seharusnya kau diperhatikan,karna kau bukan menjadi pusat perhatian mereka??." ujar Cecilia yang menganggap aneh dengan pandangan mereka yang terus memperhatikan Alice.
"Biarkan saja..Lebih baik kita cepat kembali ketoko saja." kata Alice terus mengalihkan pertanyaan Cecilia.
"Hemm.. kau benar." ujar Cecilia mengikuti perkataan Alice.
Dan akhirnya Alice dan Cecilia pun kembali ke toko.
Sementara Dion yang sudah tiba diruang kerja,langsung menghempaskan tubuhnya di sofa secara kasar.
Arga yang melihat hanya menggelengkan kepala.
"Kenapa kau menarik ku tadi??aku belum selesai bicara gadis miskin itu..!!" tanya Dion masih dalam perasaannya yang sangat emosi dan menatap tajam kearah Arga.Karna menganggap Arga sudah menghalangi dirinya untuk meluapkan seluruh amarahnya pada Alice.
"Karena menurut ku kau sudah keterlaluan Dion,kan sudah kubilang gadis itu buta..dan bukankah dia sudah mencoba meminta maaf padamu??dia juga sudah berniat ingin mengganti kemeja mu..Seharusnya kau menerimanya dengan baik dan selesaikan secara baik-baik juga..Gadis itu masih punya itikad baik meminta maaf padamu ." kata Arga mencoba memberi penjelasan dan pengertian pada Dion.
Dion langsung mendengus kesal.
"Tahu apa kau tentang gadis miskin itu??kenapa kau percaya kalau dia buta??kau tidak tahu,sudah banyak orang menggunakan taktik sampah itu hanya demi memanfaatkan orang lain untuk dikasihani." ucap Dion masih memandang rendah Alice.
Arga sesaat memilih diam.
"Itu cuma taktik dia,dia bersandiwara agar bisa mencari simpatik orang-orang seperti aku..dan itu sangat membuatku muak..!!" timpal Dion lagi masih meluapkan emosinya.
"Tapi bro,kan tidak semua orang seperti itu..ku lihat gadis itu sangat polos dan benar-benar buta..aku bisa melihat dari sorot matanya..apa kau tidak bisa membedakan dari mata orang yang normal dengan buta??dan gadis itu terlihat memang buta..bukan pura-pura." ujar Arga masih terus memberi nasehat pada Dion.
"Tolong lah,bersikap dewasa..kau seorang CEO,pemilik perusahaan besar ini..jangan selalu menunjukkan sikap arogan dengan kekuasaan yang kau miliki..kalau kau ingin menjadi panutan atau contoh yang baik untuk orang-orang yang mengagumimu,seharusnya kau menunjukkan sikap bijaksana dan berperasaan..bukan seperti tadi,kau sudah berlebihan..Apa lagi kau menghina seorang gadis buta..itu bukan cerminan yang mencontohkan sebagai pimpinan perusahaan yang baik.." kata Arga panjang lebar dan mencoba menyadarkan Dion.
Bukannya menerima nasehat Arga,Dion justru beranjak bangkit dan mengusir Arga untuk keluar dari ruangannya.
"Kau pulang lah,saat ini aku tidak butuh nasehatmu..Kalian semua sudah membuatku sangat muak.." ujar Dion langsung menutup pintu ruangannya.
Melihat sikap Dion yang masih arogan dan egois,Arga kembali menggelengkan kepalanya.
"Kenapa aku bisa punya teman seperti dia..Kurasa dulu aku sudah gila punya teman seperti dia..Ck.."gerutu Arga bicara sendiri.
Arga pun meninggalkan perusahaan Dion.sementara Dion memilih memejamkan matanya sesaat diatas sofa panjangnya.
nyuruh orang ngaca sendirinya ga bisa ngacaaa 😒
gw mah ogah ma orang kek gitu...
ga punya empati. ntar kalo butuh aja mohon²...