Leon salah satu pewaris perusahaan terbesar di Eropa. Bertemu dengan Pamela gadis sederhana yang berkerja sebagai pelayan bar. Leon menikahi Pamela karena ingin membuat mantan kekasihnya cemburu akibat meninggalkannya pergi bersama seorang pengusaha muda pesaingnya. Pamela menerima tawaran yang diberikan oleh Leon, ia pun memanfaatkan situasi untuk menukarnya dengan uang yang akan digunakan sebagai biaya pengobatan neneknya.
Sejak awal menikah Pamela tidak pernah mendapat simpatik, kasih sayang bahkan cinta dari Leon. Pria itu pergi pagi dan pulang malam hari, Leon hanya menjadikannya wanita pelampiasan. Pamela yang memang memiliki perasaan pada Leon memilih bertahan di satu sisi ia memerlukan uang Leon untuk pengobatan neneknya, batin serta raganya kerap menangis di saat suaminya tidak ada di rumah
Simak kelanjutannya dalam Novel
Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 TIDAK MENYERAH
BAB 12
Tok...tok
Pamela dan neneknya menoleh pada pintu, lalu keduanya pun saling berpandangan.
“Apa dokter selalu memeriksa nenek malam seperti ini?”, tanya Pamela.
“Tidak, biasanya hanya perawat tapi ini terlalu larut, bisa kamu pastikan siapa yang datang?”, tutur Nenek Pamela.
“Iya nek, tunggu sebentar”
Pamela berjalan hati-hati, ia takut sosok yang mengetuk pintu adalah Leon atau mungkin anak buahnya. Tapi ada baiknya jika Leon melihat langsung neneknya di rumah sakit dan ia tahu alasan sebenarnya Pamela menerima pernikahan, namun bagaimana jika anak buah Leon pasti akan menyeretnya pulang dengan paksa.
“Semoga bukan seperti apa yang aku pikirkan”, gumam Pamela memegang handle pintu dan menariknya.
“T-tuan?”, Pamela tak percaya pria yang menabraknya kini mengikuti sampai rumah sakit bahkan di depan pintu masuk ruang rawat.
“Apa yang anda lakukan disini?”
“Kamu”, jawab Dylan menggoda.
“Saya? Apa mobil anda lecet sampai harus mengikuti kemari? Saya akan menggantinya tuan, tapi mohon setelah itu jangan mengganggu saya lagi”, tegas Pamela.
“Oh, begitu kah. Rupanya Leon membayar mu sangat mahal kalau kau bisa mengganti kerusakan mobilku”, tatapan tajam Dylan.
Pamela hanya bergeming, pria di depannya ini selalu menimbulkan masalah baru baginya, dan Pamela tidak ingin Leon melakukan ancamannya menjadi nyata dengan menghentikan aliran dana yang mengalir ke rekeningnya.
“Kenapa diam?, benarkan Leon membayar mahal jasamu?”
“Jasa?”, bingung Pamela.
“Ya. Jasa menghangatkan ranjang pria kejam itu”, bisik Dylan sontak membuat mata Pamela melebar.
“Pamela siapa yang datang? Kenapa tidak masuk?”, suara neneknya terdengar dari dalam.
“Boleh aku masuk? Aku ingin menjenguk nenekmu”
“I-iya tentu tapi tidak bisa lama karena nenek harus istirahat”, ucap Pamela gugup.
Dylan memperkenalkan dirinya pada wanita lemah di atas ranjang rumah sakit sebagai bos tempat Pamela berkerja.
Merasa sangat terbantu dan terharu bisa bertemu seorang Dylan Manassero, nenek itu pun mengucap banyak terima kasih, Dylan menanggapi hanya tersenyum simpul karena nenek tua itu mudah di bohongi.
“Sebaiknya anda keluar”, bisik Pamela ia tidak suka Dylan mengaku yang membantunya selama ini.
“Hey, sebaiknya kita duduk di sana, aku ingin mengatakan sesuatu padamu cantik”, nada suara menggoda Dylan.
Dylan menawarkan hal yang sama pada Pamela, ia akan membantu wanita itu terbebas dari genggaman Leon, “Jadilah wanita ku, aku akan memberikan uang yang sama dengan apa yang Leon berikan”, papar pria berlabel casanova ini, kalau hanya masalah uang ia pun bisa asalkan Pamela bersedia meninggalkan Leon. “Tinggalkan Leon, datanglah padaku, Pamela dia tidak mencintaimu, kau tahu itu? Berbeda denganku, aku jatuh cinta saat pertama kali melihatmu”, kata-kata Dylan jauh lebih berbahaya dibanding Leon.
Dylan masih menggunakan cara lama, sama seperti dirinya merayu dan merebut Megan.
“Tidak, saya tidak akan meninggalkan Leon. Uang anda sebaiknya digunakan untuk hal yang bermanfaat bukan membayar wanita untuk memuaskan anda”, dengan tegas istri dari Leonard Torres ini menolak mentah-mentah tawaran Dylan.
“Tapi Pamela....”
“Silahkan anda pergi, ini bukan jam besuk pasien atau saya akan memanggil pihak keamanan”, ucap Pamela.
“Ok, aku pergi. Tapi pertimbangkanlah tawaranku. Aku akan menerimamu kapan pun kamu datang”.
Dylan hanya tersenyum licik sembari berjalan keluar ruangan setelah diusir oleh Pamela. “Aku tidak akan menyerah begitu saja Pamela, darah Manassero selalu mendapatkan apa yang diinginkannya”, Dylan mengepalkan tangan.
Rival bisnis Leonard ini sangat terobsesi ingin memiliki Pamela, akan menggunakan segala cara untuk memilikinya. “Aku ingin melihat Leon, ah maksudku Aleandro Leonard Torres menangis untuk kedua kalinya karena mainannya ku rebut”, desis Dylan memandang lurus ke lorong rumah sakit.
“Tidak, kau tidak bisa pergi sekarang”, Dylan melihat benda mahal yang melingkar di tangannya, ia sangat penasaran pada Pamela.
Bukannya pergi tetapi Dylan setia menunggu wanita pujaannya di lobby rumah sakit, “Disini cukup sepi”, Dylan duduk dan menyilangkan kaki, bahkan pria tampan ini terlelap di sofa pengunjung rumah sakit.
.
.
“Sial”, umpat Dylan.
Pagi-pagi sekali Dylan terbangun, tubuhnya sangat sakit karena tidur di sofa kecil, pertama kali baginya tidur di tempat kecil seperti ini. “Hah hanya demi wanita aku rela menyakiti aset ku, tubuhku”, gumam Dylan dengan mata yang mulai kembali menutup apalagi di luar matahari belum nampak jelas.
“Pamela”, lirih Dylan masih setengah mengantuk, pria tampan dengan senyum menggoda ini langsung membuka kedua matanya semakin lebar melihat Pamela melangkah keluar.
“Ah kenapa jalannya cepat sekali”, kesal Dylan, ia benar-benar kerepotan hanya untuk menarik simpati seorang Pamela.
“Pamela tunggu”, panggil Dylan sebelum wanita itu berjalan semakin jauh.
“Ada apa lagi tuan?”, kecut Pamela karena Dylan tidak menyerah.
“Kamu mau kemana?”, tanya Dylan sedikit terengah-engah.
“Bukan urusan anda”
“Oh, ayolah ini masih pagi jangan bersikap dingin padaku”, perih hati Dylan mendapati sikap Pamela yang masih ketus.
Tak tinggal diam ia pun berusaha mendekati kembali, mengajak Pamela menikmati sarapan.”Bagaimana kita menikmati sarapan dan minimum coklat panas untuk menghangat tubuh?, kau harus mengisi perut sebelum kembali pada Leon”, kata Dylan.
Hanya sebuah jawaban berupa anggukan kepala di terima oleh Dylan dari Pamela.
Mendapat persetujuan dan usahanya tidak sia-sia Dylan pun senang ternyata meraih perhatian dan hati wanita ini tidaklah cukup dengan uang. “Kau membutuhkan perhatian”, ucap Dylan dalam hati.
“Baru pertama kali ini uangku dianggap tidak berharga oleh wanita, kau memang sangat berbeda Pamela. Aku akan menghentikan petualangan ku jika kau bersama ku. Kau wanita baik yang ditakdirkan hanya untukku”, monolog Dylan dalam hati.
“Anda mau sarapan atau tidak tuan?”, tanya Pamela karena Dylan hanya bengong menatapnya.
“Oh ya, tentu saja. Aku lapar”.
“Dimana kita akan sarapan?”, tanya Pamela.
“Bagaimana kalau di dekat sini? Ada cafe yang menjual aneka sarapan”
“Baik”, Pamela berjalan lebih dulu padahal Dylan hendak meraih jemari tangannya namun sayang hanya angin yang berhasil ia genggam.
“Benar-benar membuatku semangat mendapatkan mu Pamela”, Dylan tersenyum pada dirinya sendiri.
Keduanya menikmati sarapan sederhana di sebuah cafe. “Kamu tidak masalah kita makan dan duduk di luar seperti ini?”, tanya Dylan karena ia tidak biasa memperlakukan wanita incarannya tanpa kemewahan.
“Tidak”
“Apa kamu tidak merasa panasa atau bising dengan kendaraan yang lewat?”
“Tidak”
“Sepertinya kamu biasa makan di tempat seperti ini, aku rasa Leon tidak pernah mengajakmu makan ditempat umum begini”.
“Tuan, anda bilang ingin sarapan?”
“Iya tentu saja perutku lapar Pamela”
“Sebaiknya cepat makan dan habiskan, sebelum makanan anda menjadi dingin”, papar Pamela memasukan potongan roti dan sup krim ke dalam mulutnya.
“Rupanya kamu sangat perhatian padaku, terima kasih calon istriku”, goda Dylan tidak tahu malu.
Tanpa keduanya sadari sepasang mata elang mengamati dengan kepalan di kedua tangannya.
"Brengsek"
...TBC...
../Good/
juga kelahiran putera ke dua Pamela dan Leon dilanjutin thor ditunggu juga karyamu yang lain semangat