NovelToon NovelToon
Nobis

Nobis

Status: tamat
Genre:Romantis / Teen / Komedi / Tamat
Popularitas:11.9M
Nilai: 5
Nama Author: Anna

(Proses Revisi) Kaisar adalah salah satu gelar penguasa monarki, kedudukannya bahkan lebih tinggi dari seorang raja. Namun, Kaisar Wira Atmadja adalah penguasa kegelapan di muka bumi ini. Sebut saja, berkelahi, mabuk-mabukan, dan seks bebas. Itu semua sudah menjadi kebiasaannya.

Status sebagai cucu pemilik yayasan membuat Kai sangat ditakuti di sekolah. Siapapun yang mengganggu kesenangannya, dia yakin orang itu tidak akan selamat.

Kai tumbuh dewasa tanpa cinta. Baginya hidup ini hanya miliknya. Tidak peduli pada ayah, ibu ataupun teman-temannya. Kai hanya mencintai dirinya sendiri.

Namun... semua itu berubah saat seorang gadis kutu buku bernama Krystal menciumnya di tengah lapangan.

"Jadi pacar aku."

Adakah yang lebih mengerikan daripada menjadi kekasih seorang Kaisar Wira Atmadja?

Bagaimana caramu untuk merubah Iblis, menjadi Malaikat?

Non Nobis Solum

Kita diciptakan tidak untuk diri kita sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maaf

WARNING :

CERITA INI SEDANG DALAM PROSES REVISI YA. BEBERAPA PART KE BELAKANG AKAN BERBEDA

...****...

NOBIS

Chap 11

"Krys ... gue minta maaf atas nama Kai." Suara Sean memecahkan kesunyian di dalam ruangan itu.

Setelah Kai menyetujui ajakan taruhan dari Randu, mereka bertiga membawa Krystal ke dalam ruangan yang ada di dalam gedung dekat arena balapan.

Krystal hanya menundukan wajahnya sedari tadi, tidak ada emosi atau amarah yang keluar darinya. Justru hal itu membuat ketiga cowok yang ada di sana merasa bingung untuk bersuara.

"Lo jangan marah ya. Gue yakin Kai bakalan menang kok." Sahut Chandra yang kini saling bertatapan dengan kedua temannya.

Keterdiaman Krystal malah membuat mereka saling melempar pandangan, menyuruh satu sama lain untuk mengucapkan sesuatu.

"Kai nggak bermaksud ngejadiin lo barang taruhan, Krys. Lo harus percaya dia nggak setolol itu kok."

Entah bagaimana Krystal harus meresponnya, karena di sela ucapakan Sean barusan, Krystal masih terus terngiang oleh perkataan Kai sebelum meninggalkannya tadi.

"Tapi si Kai kenapa setuju ya?" tanya Bara sedikit bingung.

"Tahu tuh si monyet." Chandra ikut menimpali.

Hatinya sakit. Krystal tidak membutuhkan apapun saat ini, dirinya hanya ingin mendengar penjelasan dari Kai atas apa yang cowok itu lakukan padanya. Kai menyetujui ajakan Randu untuk menjadikannya barang taruhan dari balapan hari ini, dan itu benar-benar menyakiti hati Krystal.

"Emang kampret tuh anak, kalo terima taruhan nggak dipikir dulu."

Sean sontak menoyor kepala Chandra, membuat cowok itu melirik kesal ke arahnya.

"Kenapa? Benerkan ucapan gue?"

"Lo bisa diem nggak?" Sean kembali menatap Krystal. "Gue tahu ini semua bikin lo takut, tapi percaya deh Kai nggak mungkin menyanggupi taruhan itu kalo Randu nggak nantang dia tadi. Gue yakin dia cuma kebawa emosi."

"Emang tolol kan si tai!"

Sean lagi-lagi menoyor kepala Chandra. "Krys, jangan diem aja dong, kita bertiga jadi takut nih."

Krystal menatap ketiga cowok itu bergantian, kemudian menghembuskan napasnya berat. Lalu menunduk, memilin kedua tangannya.

"Gue juga minta maaf karena nggak bisa cegah si monyet itu buat ngikutin ajakannya Randu." Ucap Bara putus asa.

"Gua tahu Krys, lo kesel banget sama tuh kambing, gue juga sama, kesel. Tapi tenang aja, entar dia dateng lo boleh kok tonjok mukanya." Sambung Chandra. "Apa mau gue wakilin?"

Krystal masih terdiam. Dia tidak tahu harus mengucapkan apa. Jauh di dalam lubuk hatinya, ini sangat menyakitkan. Krystal ingin menangis, tapi tidak bisa, air matanya seolah tidak bisa tumpah sedikitpun.

"Diem lo!" Suara lantang Kai yang berdiri di ujung pintu membuat mereka menoleh pada satu titik.

Krystal bergeming sementara ketiga cowok yang sejak tadi menemaninya sudah beranjak berdiri.

"Udah selesai lo balapannya?" Tanya Sean.

Kai tidak menjawab, cowok itu hanya berjalan lurus menghampiri Krystal. Ia menarik tangan gadis itu hingga membuatnya berdiri.

"Lo pada urus semuanya, gue mau nganter dia balik dulu."

"Lo menang kan?"

Kai tidak menggubris pertanyaan Chandra barusan. Cowok itu berjalan meninggalkan ketiga temannya dengan menggenggam tangan Krystal yang kini juga ikut melangkahkan kaki di belakang tubuhnya.

Krystal masih terdiam dengan bibir terkunci rapat ketika Kai memberikannya helm dan meminta gadis itu untuk naik ke atas motornya. Tidak ada penjelasan apapun yang keluar dari bibir Kai saat ini, mereka sama-sama terdiam bahkan ketika Kai membawa motornya pergi menjauh dari tempat itu.

Krystal merasakan kedua sudut matanya mengenang, dia ingin menangis saat ini juga. Krystal hanya butuh penjelasan Kai, dia ingin mendengar Kai mengatakan kata maaf padanya lalu menjelaskan semuanya. Tapi seolah tidak terjadi apa-apa, Kai mengantarkan Krystal pulang tanpa suara.

Selama perjalanan baik Krystal maupun Kai tidak ada yang membuka suaranya. Mereka hanya larut dalam pikiran masing-masing. Tidak ada aksi mengebut di jalan, tidak ada pegangan erat pada pinggang Kai. Semuanya terasa canggung.

Satu-satunya kalimat yang keluar dari bibir Kai adalah saat pria itu bertanya dimana rumah Krystal berada, dan satu-satunya kalimat yang Krystal ucapkan juga hanya saat menjawab pertanyaan Kai barusan.

Kai menghentikan motornya di depan pagar besi kumuh yang sebagian catnya sudah mengelupas. Krystal segera turun dari motor itu dan mengembalikan helm yang dia pakai dalam dia.

Krystal sama sekali tidak bersuara, dia hanya menyerahkan helm dan berbalik membuka pintu pagar dan melangkah masuk ke halaman rumah. Dia benar-benar ingin menangis. Air mata itu sudah menggenang di pelupuk matanya, bahkan sekali saja dia berkedip, cairan bening itu akan tumpah.

"Gue minta maaf."

Langkah Krystal terhenti. Jantungnya berdebar keras dengan mata terpejam erat. Cairan bening itu tahu-tahu menetes melewati pipinya. Krystal masih bergeming, terdiam di tempatnya dengan bibir terkunci rapat sebelum suara Kai lagi-lagi terdengar di telinganya.

"Sorry.."

Krystal berbalik, matanya memandang lurus ke arah Kai yang sudah turun dari motor dan berdiri tepat di depan pagar rumahnya.

"Maaf karena udah ngejadiin lo barang taruhan." Kata Kai lagi.

Sudah hancur pertahanan Krystal, air mata itu mengalir begitu saja membasahi pipinya saat melihat Kai di depan sana. Krystal melangkahkan lagi kakinya menuju Kai hingga berhenti tepat di depan cowok itu.

"Kenapa baru minta maaf?" Lirihnya. "Kenapa baru sadar kalo kamu itu salah? Begitu susahnya kamu bilang maaf sama saya?"

Air mata Krystal sudah mengalir deras menuruni pipi mulusnya. Kai menatap gadis di depannya itu dengan miris.

"Kamu tahu saya takut banget tadi. Saya sampai nggak mau lihat siapapun karena terlalu takut." Krystal terisak.

"Saya takut kalo tiba-tiba aja yang masuk ke ruangan itu bukan kamu, tapi cowok lain. Saya sampe nggak bisa bilang apa-apa sama teman teman kamu tadi." Isakan Krystal semakin lama semakin terdengar kencang. Gadis itu menangis di hadapan Kai sembari mengeluarkan seluruh unek-unek yang ada di dalam dirinya sejak tadi.

"Kamu tahu kalo saya-"

Kai langsung menarik pundak Krystal membuat wajah gadis itu menubruk tubuhnya langsung. Kai membawa tubuh Krystal masuk ke dalam pelukannya.

Seketika Krystal merasakan ketakutan itu menghilang. Dia merasa aman dan juga nyaman begitu lengan Kai merengkuh tubuhnya erat, bahkan Krystal sampai merenggut sisi jaket Kai dengan keras. Tangisanya pecah saat itu juga.

"Hiks.. hikss..."

Bulir bening yang tertahan itu semakin deras ketika dia merasakan usapan di punggung dan belakang kepalanya dari tangan Kai.

"Sorry, gue terpaksa terima taruhan itu. Lo tahu kan kalo cowok gampang emosi, dan gue juga nggak mau dia nginjek-nginjek harga diri gue." Akhirnya penjelasan yang Krystal tunggu-tunggu keluar juga dari bibir Kai.

"Gue juga mikirin lo sepanjang balapan tadi." Kai menghela nafas. "Gue mikirin lo, sampe yang ada di kepala gue saat itu cuma harus ngendarain motor secepat mungkin terus bawa lo keluar dari sana."

Isakan Krystal semakin deras. Dia merasa lega luar biasa, apalagi ada di posisi seperti ini. Krystal merasa nyaman, ternyata Kai masih memikirkannya, ternyata cowok itu masih mencemaskan dirinya yang ketakutan sepanjang balapan tadi.

"Saya hikss ... sampe mikir kalo nanti ... hiks ... kamu kalah gimana sama saya?"

"Gue nggak kalah."

"Tapi kalo kamu kal-"

"Gue nggak akan kalah." Kai meletakan dagunya di atas kepala Krystal. "Dia nggak akan bisa menang lawan gue."

"Tapi saya takut ..." Kai mengusap punggung Krystal lagi.

"Kan sekarang ada gue, nggak usah takut."

Tangisnya yang pecah di bahu kokoh milik Kai meninggalkan jejak basah hingga Kai kini bisa merasakan air mata Krystal meresap ke dalam bajunya.

Mereka masih diam dalam posisi berpelukan di depan pagar rumah kontrakan Krystal. Melewati menit demi menit yang tak terasa. Entah sudah berapa lama Krystal memeluk Kai, membiarkan baju cowok itu basah karenanya, membiarkan rasa takut yang dia tahan menghilang bersama kehangatan yang Kai beri lewat pelukan itu.

Krystal merasa nyaman dan aman saat lengan Kai melingkar di tubuhnya, saat detak jantung cowok itu bisa dia dengar dari jarak sedekat ini. Krystal tidak memeperdulikan lagi, karena kini Kai ada bersamanya.

"Mau sampe kapan pelukannya?" Celetuk Kai kemudian.

Krystal yang mendengar itu segera membuka matanya. Mengerjap karena merasa malu telah memeluk Kai dengan erat. Perlahan dia menarik diri, mundur beberapa langkah untuk memberi jarak antara dirinya dan tubuh Kai.

"Udah jangan nangis lagi. Muka lo jelek tau gak kayak gitu."

Krystal menghapus air matanya. Memberengut mendengar ucapan Kai barusan.

"Besok pagi gue ke sini lagi."

"Mau ngapain?" Tanya Krystal bingung.

"Jemput lo."

Mata Krystal membulat. Terlalu terkejut dengan ucapan Kai barusan, padahal awal mereka bertemu sungguh sangat tidak baik. Membayangkan bagaimana dia sekarang menjadi pembimbing Kai saja rasanya masih terlalu sulit untuk Krystal mengerti, lalu dengan tiba-tiba cowok itu mengatakan ingin menjemputnya besok pagi.

"Nggak usah."

"Kenapa? Takut cowok lo marah."

"Saya nggak punya pacar kok." Krystal mengibaskan tangannya di depan Kai. "Nggak mau aja, nanti kamu repot kalo jemput saya."

"Gue nggak terima penolakan." Kai memutar tubuhnya, kembali menaiki motor sport itu. "Besok pagi, jangan lupa."

Krystal menghembuskan nafasnya pasrah. Kai memang sulit untuk ditolak. Cowok itu selalu melakukan apapun sesuka hatinya, semaunya dan tidak suka dibantah

"Iya..."

Sebelum memakai helmnya, Kai menoleh ke arah Krystal, melihat wajah cewek itu yang sembab karena telah menangis begitu lama. Terselip rasa bersalah saat melihat itu, bagaimanapun dia turut andil atas tangisan Krystal hari ini.

"Jangan nangis lagi, muka lo beneran jelek!"

Krystal mencebik kesal, sementara Kai kembali memakai helmnya dan melajukan motor sportnya pergi dari hadapan Krystal begitu saja.

"Dasar ngeselin." Gerutu Krystal namun tak lama kemudian kedua sudut bibirnya tertarik. Dia tersenyum.

• • •

hai . . . terima kasih sudah mampir. jangan lupa jadiin nobis sebagai cerita favorite kalian ya, dan tekan like serta berikan komentar . . .

jika suka dengan ceritanya, tolong beri rating lima bintang ya genksss . . .

love you all

❤ ❤ ❤

1
Ummi Nza
/Facepalm//Grin/
Puput Febrian
novel ini GK nyediain yg bisa didengar kk
scoup
kerenn
Enny Na70
lagi rindu ma kai dan kristal, dh beberapa kalinya D baca👍👍👍
𝖕𝖆𝖜𝖆𝖓𝖌 𝖙𝖚𝖆𝖓 𝖐𝖎m🐯
baca ulang
Yanni Santoso
duh author aq nyesek banget ikutan nyesek baca bab ini
Air
Luar biasa
Yulie Anti
halo aku dari 2025😁 kangen sama kaisar
Feny Kurniawati: sama kakak...😀nyari2 judul e..wkwk...dan memang novel baru bikin bosen.wkwkw
total 1 replies
Shee
pokoknya wajib baca novel ini, bagus ceritanya kosa katanya mudah di pahami
Ningning
bikin baper😍
Nitya Pradnyani
Luar biasa
Ahla Nayla
kisah yg plg buat aq nyesek..krn crtanya gntung.. bca brkali² pun gk kan bosan
Aisyah Pratama
belum bisa move on dari nobis,,,
sdh tidak terhitung berapa kali sudah membacanya... keren banget ceritanya
rian silviani
ending nybikin patah hati banget ya ampun 😭
Murni Asih
ka Anna kata2 nya Jd bikin sy pengen SMA lg.....
bunga cinta
salah satu karya yang luar biasa
Azaria Dwi
Luar biasa
Jeissi
kevin terlalu pengecut
Julia Rosdiana Dewi
Luar biasa
Neng Raishanum
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!