NovelToon NovelToon
The Guy Next Door

The Guy Next Door

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Mafia / Kriminal
Popularitas:206.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lady Magnifica

Aku hanya sesekali berpapasan dengannya, di lift, di koridor. Ya, dia tampak seperti pria biasa. Hanya sedikit aneh. Wajahnya dingin, tanpa senyum, bahkan nyaris tanpa ekspresi. Walaupun kuakui sebenarnya dia sangat tampan, dengan rambut cokelat berantakan dan mata birunya. Aku baru melihatnya beberapa hari ini. Sepertinya dia baru pindah ke gedung apartemen ini. Dan sepertinya, dia tinggal tepat di samping flatku. Kupikir dia semacam nerd atau apalah itu - Kirana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady Magnifica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 11

Kirana menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Lengannya diletakan ke atas dahinya. Pandangannya menerawang ke langit - langit kamar.

Dia masih sedikit shock dengan apa yang dilihatnya di toko beberapa jam yang lalu.

Tidak. Kirana tidak bisa memikirkan wajah tampan Hayden sewaktu melihatnya menodongkan pistol ke kepala Keemo. Yang dia lihat adalah wajah bengisnya yang membuatnya benar - benar takut. Auranya pada saat itu begitu gelap.

Sweet dream.

Lalu apa maksud dari kata - katanya itu. Kirana sekilas melihatnya tersenyum. Hanya sepersekian detik.

Apakah Hayden sedang berpikir untuk bersikap baik padanya agar dia tidak melaporkannya pada polisi?

Tapi apakah dia memang tidak salah dengar? Apakah kata - kata itu benar keluar dari mulutnya?

Kirana meremas wajahnya dengan kasar.

It's too much to think about (terlalu banyak yang dipikirkan).

Dia menyalakan speaker pintar Amazon Echo yang ada di atas nakas. Lalu mengotak - atik ponselnya.

Lagu dari The Rebellion featuring Lamia Kusuma berjudul Icarus With You mengalun. Dia ingin sejenak melupakan kejadian yang dialaminya.

Kirana memejamkan matanya. Menikmati perpaduan indah alunan biola dan cabikan gitar dalam lagu.

Tak lama kemudian nafasnya mulai naik turun dengan teratur. Dia pun terlelap.

***

Keemo dengan wajah memarnya menghampiri Kirana yang baru saja keluar dari toilet. Dadanya berdegup kencang. Dia menelan ludahnya pahit.

"Kalau kau berani menceritakan kejadian semalam, aku tidak hanya akan memecatmu. Tapi aku juga akan membuat hidupmu tidak tenang. Kau mengerti?" ancamnya setengah berbisik.

"Aku mengerti." Kirana mengangguk.

Gerakan dagu Keemo mengisyaratkan padanya untuk segera kembali bekerja.

Kirana bergegas menemui seorang pengunjung toko yang sepertinya sedang membutuhkan bantuan untuk mencari barang yang dibutuhkannya.

"Sebelah sini," ujarnya pada seorang wanita tua seraya menunjukkan barang yang dicarinya.

Sandra menghampiri Kirana yang tengah menunggui pembeli itu memilah - milih barang. Gadis itu menoleh ke sana kemari, memastikan mereka jauh dari pengawasan Keemo.

"Kau tahu apa yang terjadi pada wajah Keemo?" tanya Sandra sembari berpura - pura merapikan barang yang sebenarnya sudah rapi.

"Aku tidak tahu." Kirana mencebik seraya mengedikkan bahunya.

"Vou juga tidak masuk kerja hari ini, kemana dia?"

Kirana kembali mengedikkan bahunya. "Mana aku tahu."

Sandra mendecak. "Kau ini kenapa?"

"Memangnya aku kenapa?"

"Kau terlihat murung hari ini. Apa Hayden menolak ajakanmu lagi?" ejek Sandra seraya terkekeh.

Kirana memutar bola matanya. Jauh lebih buruk dari itu.

"Kira, kita minum tequila nanti sepulang kerja."

"Hmmmm ...." Kirana menghela nafasnya. "Aku tidak punya uang."

"Aku traktir."

Kirana mencibir. "I like that (aku suka itu)!"

Sandra tersenyum senang.

.

.

GEORGETOWN LIQUOR COMPANY, SEATTLE.

Bukan sebuah bar mewah. Hanya bar kecil yang terletak di area miskin Georgetown tempat Kirana tinggal. Pengunjungnya pun kebanyakan adalah imigran dari Mexico dan negara - negara Amerika Selatan yang lain.

Kirana meneguk satu sloki tequila. Merasakan kehangatannya menerobos tenggorokannya. Dia merasakan tubuhnya kini lebih ringan. Dan sejenak dia merasakan ketenangan.

"Owh, ternyata aku memang butuh minuman ini." Kirana terkekeh.

"Thank me (berterimakasihlah padaku)!" sahut Sandra. Dia mengambil beberapa roasted nut yang ada di piring dan mengunyahnya. Sejurus kemudian dengan gerakan cepat Sandra menghabiskan slokinya. "Ughh .. so good."

Ponsel di saku jaket Kirana bergetar. Diraihnya benda itu dan segera memeriksanya. Kirana menghela nafas dengan berat begitu membaca pesan masuk di layar.

Kira, I need money.

"Siapa?" tanya Sandra begitu melihat wajah Kirana berubah sendu.

"My Mom."

"Kenapa?"

Kirana mengedikkan bahunya. "She needs money, as usual (dia butuh uang, seperti biasa)."

Sandra ikut menghela nafas.

"Well, she's gonna have to wait (yah, dia harus menunggu)," kekehnya. "Aku bahkan belum membayar sewa apartemenku bulan ini. Sempurna!"

"Kalau gaji turun, aku akan membantumu sedikit."

"Ah, you don't have to do that (tidak usah repot - repot)."

"No worries (santai)." Sandra memegang lengan Kirana. "That's what friends are for (itulah gunanya teman)."

"Oowh, Sandy, I'm gonna cry (aku mau nangis)," gurau Kirana seraya memasang wajah sedih yang dibuat - buat.

"Shut up (diam)!" Sandra memukul puncak kepala kirana pelan. Tak elak membuatnya tertawa.

Dua sloki yang telah terisi kembali beradu.

"Cheers!"

***

Hayden membuka pintu mobil marcedes berwarna hitam itu dan memasukinya.

Seorang pria berpakaian rapi dengan rambut hitam licin telah menunggunya di kursi penumpang.

Dari tampilan fisiknya, sepertinya usianya baru menginjak empat puluhan.

"Mr. Gagné." Hayden menjabat tangan pria yang dipanggil Mr. Gagné itu.

"Monsieur (Mister) Vestergaard," sapanya dengan logat Perancis yang kental.

"What can I do for you (ada yang bisa kubantu)?"

Mr. Gagné memberi isyarat pada supirnya untuk mengambilkan sebuah amplop besar berwarna cokelat muda yang ada di atas dashboard.

"C'est ma femme (ini istriku)," ujar Mr. Gagné begitu membuka isi dari amplop cokelat itu, dan menunjukan sebuah foto seorang wanita cantik dengan rambut panjang bergelombang. "Dan ini pacarnya." Kini jarinya menunjuk pada satu foto candid seorang pria.

Hayden memeriksa kedua foto dan menyimpan wajah - wajah itu dalam memorinya.

"Aku ingin kau mengikuti istriku." Mr. Gagné berhenti sejenak. Raut wajahnya menyimpan amarah. "Aku ingin kau memastikan apakah wanita jalang ini memang telah berani bermain di belakangku."

"Okay. Then (lalu)?"

"If it's true. Execute him (kalau memang benar, habisi dia)!"

Hayden mengangguk tanda mengerti.

Mr. gagné menepuk - nepuk pundak Hayden sebelum dia keluar dari mobil.

Mobil marcedes itu perlahan melaju meninggalkan Hayden yang berdiri di samping sidewalk tak jauh dari tempatnya memarkir mobil.

***

Kirana melangkah gontai menuju pintu masuk gedung apartemennya seraya memijit keningnya untuk mengurangi rasa pusing yang menyerangnya.

Beberapa sloki tequila ternyata mampu membuat kepalanya sedikit berputar.

Pintu lift terbuka. Beberapa orang melangkah keluar dan menyapa Kirana. Gadis itu menyahut sekenanya dan segera melangkah masuk. Dia terkejut ketika mendapati seseorang telah berdiri di sampingnya. Dadanya berdegup kencang ketika seseorang itu menoleh kepadanya. Lalu mencondongkan badannya mengintimidasi Kirana yang secara spontan merapatkan badannya ke dinding.

Hayden tersenyum miring. "Kau takut padaku?"

"Emm .. iya, emm .. ti - tidak."

Hayden terkekeh. "Good. Don't be affraid, I'm just an ordinary man .. with a gun (bagus, jangan takut, aku hanya pria biasa .. yang bersenjata)." Hayden membuka mantelnya sedikit guna memperlihatkan pistol yang terselip di pinggangnya.

Kirana menelan ludahnya.

Pintu lift terbuka. Hayden melenggang begitu saja mendahului Kirana yang masih mematung di dalam lift. Beberapa detik kemudian Kirana tersadar dan segera berlarian keluar dari lift menuju flatnya.

Hayden berdiri menyandarkan badannya pada pintu flatnya. Memperhatikan Kirana yang tengah berusaha membuka pintu tanpa menoleh padanya.

"Maaf kau harus menyaksikannya."

Kirana mendongak. "Pardon (apa)?"

Hayden menghela nafas pelan.

"Good night, Neighbor (selamat malam, tetangga)." ucapnya seraya masuk ke dalam flatnya dan lagi - lagi meninggalkan Kirana dalam kebingungan.

***

***

1
Kurda Ningrum
keren nih ceritanya
Fardiana Hamsah
Luar biasa
Mooie Jkt
Menarik ceritanya..
Riska Aprianty
Lumayan
Riska Aprianty
Luar biasa
Dewa Qin
ahhhhh akhirnya.....😍😍
Dewa Qin
sepertinya kania tidak jadi menargetkan hayden dan kirana karna sudah menemukan ben.dan alex tidak benar2 membunuh hayden
Dewa Qin
q malah udah baca duluan novel itu thor...😁
Dewa Qin
kenapa kania sama ben sich thor,kan eman ben dapet anak mafia yg manja.😂
Dewa Qin
wanita akan menjadi bodoh saat jatuh cinta dan wanita akan jadi mengerikan saat hatinya tersakiti.
Dewa Qin
kekuasaan sering kali membutakan matahati manusia
Dewa Qin
ceritanya bagus,gaya bahasa mudah dipahami dan yg paling menyenangkan,ada terjemahnya,jadi yg gak paham bahasa inggris jadi paham maksudnya.
intinya cerita kak lady selalu T O P B A N G E T👍👍
Dewa Qin
beeeh klo gini hayden kok guuuaaaaanteng ya🙈
Dewa Qin
ah...ternyata...si bos kep arat dalangg dibalik kemati an pacar hayden.mafia memang tidak bisa dipercaya
Dewa Qin
mulai tegang ini
Dewa Qin
masak cuma gulang guling keatas kebawah sambil tanya jawab arti tatoo,apa2an iki.....🙈penonton kecewa🤣🤣
Dewa Qin
sepertinya toko keemo dibuka lagi karna malvori ingin menangkap kirana sebagai bentuk balas dendam pada hayden
Dewa Qin
kirana memiliki 2 pelindung,polisi dan pembunuh bayaran.keren👍
Dewa Qin
bagi vou hayden adalah super heronya,makanya dia langsung kesengsem sama hayden yg ganteng.padahal.hayden melakukan itu demi kirana
Dewa Qin
jadi makin takutkan mau ngajak hayden ngopi kira?😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!