Gadis Incaran Vampir

Aline yang berada di dalam tenda, tampak diam dan begitu sedih. Olivia terus memegang tangannya, dia pikir Aline pasti sedih karena Angel hilang. Padahal, penyebab utama kedok Aline bukan hanya tentang Angel yang hilang.

Aline bahkan sesekali melirik ke arah Darryl yahh sejak tadi terlihat sangat cemas. Pria itu terus mondar-mandir di depan tenda. Jelas sekali dia mengkhawatirkan Angel. Dan yang membuatnya sangat sedih adalah, dia tadi mendengar Darryl menyebut Angel pacarnya.

Dia jelas sekali mendengar itu, dia bilang pacarnya hilang. Yang di maksud adalah Angel.

'Apakah mereka benar-benar sudah pacaran? kak Darryl? kenapa? padahal aku yang lebih lama mengenalmu kan? selama ini kenapa kamu tidak bisa sekali saja suka padaku?' batinnya sedih, dia sangat sedih.

Ada rasa cemburu juga, dia merasa tidak senang. Dia harus bicara pada Angel saat Angel kembali nanti.

"Kakak, duduklah! yang mencari Angel, orang-orangnya tuan Nelson kan? pasti Angel ketemu!" kata Olivia yang tambah pusing melihat kakaknya terus mondar-mandir.

Tapi tetap saja Darryl tidak bisa tenang, dia mengulurkan tangannya pada Angel tadi. Dia juga melihat Angel mengarahkan tangannya pada Darryl. Tapi, angin kencang dan jahit hitam itu, tiba-tiba saja membuat dia terpental jauh, saat dia bangkit dan kembali ke tempat dimana Angel berada tadi, gadis itu sudah tidak ada disana. Darryl mengikuti jalan itu, tapi dia sama sekali tidak bisa menemukannya.

Di pikir, mungkin Angel sudah keluar dari labirin. Tapi dia salah, Angel tidak ada dimana pun. Dia benar-benar khawatir.

Saat mereka semua terlihat tidak baik-baik saja. Nelson kembali datang ke tempat itu.

"Angel di temukan, tapi dia pingsan. Dia ada di tenda kami!" kata Nelson, "ikut aku!" kata Nelson lagi.

Darryl mengangguk cepat. Olivia segera mengikuti kakaknya. Tapi, Aline terlihat enggan. Meski pada akhirnya dia juga ikut melangkah keluar dari tenda itu, mengikuti Olivia dengan langkah enggan.

Begitu sampai di tenda keluarga Valleroy, Olivia menelan salivanya dengan susah payah. Di depan tenda, ada banyak sekali penjaga.

Rasanya kakinya sulit di angkat melangkah maju lagi. Lebih tepatnya dia merasa takut. Aline menghampiri Olivia yang berhenti cukup jauh dari tenda, sementara Darryl sudah mengikuti Nelson ke dalam tenda.

"Kita tidak masuk?" tanya Aline.

"Aku takut, kita tunggu disini saja" kata Olivia.

Aline melihat ke arah tenda keluarga Valleroy itu. Memang sedikit menyeramkan maju ke sana. Banyak sekali pria bertubuh besar, berbaju hitam, dengan wajah yang terlihat sangar. Tampaknya lebih baik mereka memang menunggu di luar saja, dengan jarak aman seperti sekarang mereka berada.

Dan begitu Darryl masuk ke dalam tenda. Dia melihat Angel terbaring pingsan di sofa panjang yang ada di dalam tenda itu. Ada dua wanita yang menjaganya.

"Mereka yang menentukannya!" kata Nelson menoleh ke arah salah satu wanita yang merupakan pelayan Nelson.

"Angel" panggil Darryl menyentuh lengan Angel.

"Dia pingsan di balik dinding labirin. Mungkin angin kencang itu menghempaskannya keluar!"

Darryl menoleh ke arah dua wanita itu.

"Terimakasih banyak, kalian sudah membantu Angel!"

Lalu Darryl kembali mengalihkan pandangannya ke arah Nelson.

"Tuan Nelson, terimakasih banyak. Sudah membantuku menemukan pacarku!"

Nelson mengangkat alisnya. Dia merasakan aura kemarahan di tenda ini, rasanya menjadi panas.

"Aku akan segera membawanya pulang"

'Coba saja kamu biarkan dia menggendong Angel! aku akan buah keributan di tempat ini!' gertak Zevran dalam telepatinya pada Nelson.

Nelson menoleh ke luar tenda. Zevran memang tidak ada di tempat ini, tapi dia tetap memperhatikan apa yang terjadi.

'Pemarah sekali! dia pacarnya. Kalau aku melarangnya menggendong Angel, justru aku terkesan aneh kan?' balas Nelson.

'Kamu serius?' tanya Zevran dengan nada seperti mengajak berperang.

'Iya iya, kenapa aku harus bangkit satu klan dengan makhluk tidak waras macam kalian!' keluh Nelson kesal.

"Jika kamu menggendongnya, itu akan menjadi pusat perhatian semua orang di tempat ini. Begini saja, tunggu dia sadar. Aku akan coba memeriksanya! boleh?" tanya Nelson minta ijin pada Darryl.

Darryl pikir, Nelson kan memang seorang dokter. Tentu saja dia bisa melakukan itu.

Darryl mengangguk dengan cepat.

"Aku akan merepotkanmu!" kata Darryl.

Nelson menyentuh pergelangan tangan Angel. Seolah sedang memeriksa nadi. Padahal dia sedang menyalurkan energi yang bisa membuat Angel bangun dari pingsannya.

Nelson yang yakin, kalau Angel akan segera sadar, dengan cepat menarik tangannya. Lama-lama dia menyentuh tangan Angel juga tidak baik untuknya. Dua makhluk mengerikan itu bisa saja membuatnya terluka.

Dan ketika Nelson berdiri, Angel membuka kelopak matanya perlahan. Angel melihat ke arah Nelson, dia terkejut dan segera berusaha bangkit, saat itulah Darryl membantunya.

"Angel!"

"Kak Darryl, ini..."

"Kamu di tenda tuan Valleroy, dua wanita itu menemukan kamu di balik dinding labirin. Maafkan aku..."

"Aku mau pulang!" sela Angel.

Dia memang tidak melihat keberadaan pria itu, tapi dia bisa merasakannya. Mungkin karena dia sudah di tandai, dia akan tahu, ketika Zevran hadir di dekatnya.

Darryl mengangguk.

"Terimakasih banyak atas bantuannya. Kami permisi" kata Darryl dengan ramah.

Darryl keluar dari tenda itu sambil memapah Angel.

"Aline" panggil Angel.

Tapi Aline terlihat mengacuhkan Angel pada awalnya. Hingga ketika Darryl dan Angel berada di depannya. Alone baru menarik tangan Angel, supaya tidak di gandeng oleh Darryl.

"Biar aku saja kak!" katanya cepat mengambil posisi di antara Angel dan Darryl, di tengah keduanya.

Angel menghela nafas berat. Dia berusaha berjalan dengan cepat. Di bagian, dimana dia di tandai. Dia merasa nyeri luar biasa. Dan perasaannya tidak tenang. Dia tahu, pria itu masih memperhatikannya, mengawasinya entah darimana.

Begitu Angel meninggalkan tempat itu. Kael tiba-tiba saja muncul di depan Zevran.

"Pecundang!" katanya dengan nada penuh ejekan.

Zevran terkekeh tanpa suara.

"Makanya sekolah, jadi kamu akan tahu makna kata pecundang itu sebenarnya. Pecundang adalah, orang yang tidak berani ambil resiko. Dan pada akhirnya, kalah"

Tangan Kael sudah terkepal. Terlihat api biru di tangannya.

"Hei, hei, sudah cukup! kita sedang berada di keramaian. Kalian bikin keributan, aku laporkan pada pemimpin klan. Kalian ini menyebalkan sekali. Biarkan aku bersantai dan bersenang-senang sedikit di tempat ini. Kenapa harus jadi juru pisah perkelahian kalian terus!" keluh Nelson yang segera berada di tengah antara Kael dan Zevran.

***

Bersambung...