Alaska Arnolda, CEO terkenal Arnolda, terpaksa menanggalkan jas mewahnya. Misinya kini: menyamar diam-diam sebagai guru di sebuah SMA demi mencari informasi tentang pesaing yang mengancam keluarganya. Niat hati fokus pada misi, ia malah bertemu Sekar Arum Lestari. Gadis cantik, jahil, dan nakal itu sukses memenuhi hari-hari seriusnya. Alaska selalu mengatainya 'bocah nakal'. Namun, karena suatu peristiwa tak terduga, sang CEO dingin itu harus terus terikat pada gadis yang selalu ia anggap pengganggu. Mampukah Alaska menjaga rahasia penyamarannya, sementara hatinya mulai ditarik oleh 'bocah nakal' yang seharusnya ia hindari?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 - Jalanan Malam
Beberapa saat sebelum nya…
Saat Arum sudah memejamkan mata nya hangat di balik selimut kamar yang dia tempati adalah bekas gudang yang dia bersihkan kamar yang hanya beralaskan kasur lipat tipis tapi dia tidak pernah mengeluh.
“Arum bangun!”teriak Ibu Sarah dengan kuat menarik tangan gadis itu.
Arum yang tertidur sontak kaget, dia memegang tangan nya yang kesakitan. Dia melirik sarah yang berdiri di sana, Arum mengusap rasa sakit nya dia melirik jam dinding di kamar nya menunjukkan pukul 1 dini hari.
“Ibu ada apa? Udah malam,”ujar gadis itu kepada Sarah.
“Arum besok ibu mau jual rumah ini, ibu mau pindah keluar kota sama Bayu ke tempat keluarga kami, gara gara menikah sama bapak kamu kehidupan ibuk dari keluarga kaya harus melarat, mereka ga mau biayain ibuk dan nerima ibu ke rumah, sekarang ibu udah punya uang sendiri, jadi kamu keluar dari rumah!”kesal gadis itu kepada.
“Terus, kita mau pindah kemana bu?”tanya gadis itu dengan polos.
“Kita? saya dan Bayu saja, kamu cari tempat tinggal mu sendiri, malam ini kamu pindah!”teriak wanita itu melempar tas di depan wajah Arum.
“Ma ma maksud ibu apa?”tanya gadis itu dengan kaget nya.
“Arum jangan tanya hal yang udah jelas kayak gini. Kamu itu bukan anak kandung saya, saya nunggu semu surat wasiat dari ayah kamu sampai umur 19 tahun, lalu baru bisa saya jual rumah ini, saya juga ogah ngurus anak yang bukan darah daging saya sendiri, kemasi barang mu,”ujar wanita itu emosi.
“Buk Arum gamau, Arum ga punya siapa-siapa bahkan keluarga ayah sama bunda ga ada lagi,”geleng gadis itu langsung menjatuhkan air mata nya.
Arum menangis sejadi jadi nya, gadis itu menggeleng menolak. Tapi tanpa belas kasihan Sarah sendiri lah yang memasuk kan baju gadis itu ke dalam tas dan semua barang nya, tidak semua nya karena tidak muat.
Setelah melakukan itu Sarah menyeret Arum yang hany menggunakan baju tidur kelinci lucu itu, ya baju tidur nya pake celana ya. Gadis itu menahan tangan nya tapi Sarah benar benar menyeret nya seperti karung beras.
“Bu Arum ga mau, Arum ga mau,”teriak gadis itu menangis.
Dia mendorong Sarah dengan kuat ke tanah, gadis itu tidak peduli akan hal itu. Dimana Bayu? Anak nya itu sudah dia suruh menginap di rumah teman nya, karena kalau ada Bayu mengusir gadis itu pasti akan sulit.
“Arum jangan buat saya banyak drama begini saya udah ga sanggup urusin kamu lagi, pergi sekarang dari sini!”teriak wanita itu dengan emosi nya.
“Bu, ibu serius? Tapi Arum udah sama ibu sejak SMP kenapa baru sekarang bu?”tangis gadis itu.
“Udah jelas kan, jangan banyak tanya pergi,”teriak Sarah tanpa belas kasih.
Gadis itu langsung berlari mendekat ke arah Sarah dia bahkan bersujud di bawah kaki wanita itu menangis dengan sesenggukan nya, dia benar benar takut dia benar benar tidak tau harus pergi kemana.
“Ibu, Arum gatau harus mau pergi kemana. Maafkan Arum bu, Arum akan menurut, Arum tidak akan menyusahkan ibu lagi, Arum janji,”ucap gadis itu menangis bersujud merendahkan harga diri nya.
Dia tidak peduli akan hal lain atau harga diri nya dia hanya ingin Sarah memaafkan diri nya agar dia bisa di bawa ikut ke luar kota, ya wanita itu memang asli Sumatera seharusnya dia tidak di sini, tapi kemana pun itu asal bersama keluarga nya walaupun keluarga tiri dia akan tetap ikut.
Karena dia memang sudah menganggap Sarah dan Bayu adalah keluarga nya dia tidak ingin kehilangan keluarga nya sendiri maka nya dia melakukan hal itu, tapi Sarah tidak peduli dia menendang gadis itu membuat Arum tersungkur.
“Saya bilang pergi, mau kamu nangis juga saya tidak peduli. Hidup saya sudah melarat karena bapak kamu, jadi pergi dari sini,”ucap wanita itu berjalan berbalik.
Sarah langsung berjalan masuk ke dalam pintu rumah nya dia menutup dan mengunci pintu dari dalam, dia tersenyum puas akhirnya dia bisa bertemu keluarga nya lagi. Ya lagi pula Arum bukan anak nya.
Pasti dinas sosial juga akan menampung nya palingan dia hanya perlu menjual rumah ini lalu pergi dengan damai, Arum memukul kuat pintu rumah itu sambil terus menangis dan memohon.
“Ibu tolong buka bu, ibu hiks hiks ibu, Maafkan Arum maafkan Arum. Ibu Arum sayang ibu,”ucap gadis itu menangis memukul mukul pintu itu dengan kuat.
Tidak ada jawaban sama sekali lagi, dia benar benar sudah di terlantarkan gadis itu hanya bisa menangis tidak ada harapan lagi dengan gontai dia berjalan meninggalkan rumah yang banyak kenangan itu membawa segala luka di hati nya.
Hiks… hiks…
“Maafin Arum buk… Arum mau pulang. Arum mau pulang,”tangis gadis itu berjalan di tepi jalan yang sepi.
Gadis itu tidak tau harus kemana lagi, dia menyandang tas nya yang berisi baju bahkan sepersen pun uang tidak ada di tangan nya lagi, Arum terus berjalan di tengah gelap jalanan desa, dia pergi jalan besar berharap menemukan seseorang.
Gadis itu ingin sekali pergi ke rumah teman teman nya, tapi tidak mungkin di tengah malam ini dia datang ke rumah sahabat nya. Bahkan orang tua sahabatnya saja tidak menyukai Arum yang nakal.
“Bunda, Ayah. Arum harus kemana, padahal itu rumah bunda bukan, ibu bilang rumah itu udah punya dia, hiks hiks Arum gatau kemana,”tangis gadis itu terisak menangis sesenggukan.
Gadis itu terus berjalan tidak tau benar benar kemana dia duduk di tepi trotoar dia menangis meringkuk di sana, dia tidak tau harus minta tolong siapa andai saja dia punya bunda dan ayah pasti tidak seperti ini.
“Jika saya Arum masih punya bunda dan ayah pasti tidak akan seperti ini, hiks hiks kaki Arum sakit ayah. Arum lapar, Arum kedinginan Arum ingin tidur bersama ayah dan Bunda, Arum,”gantung gadis itu berjalan gontai.
Gadis itu kembali berdiri entah berapa ratus meter yang sudah dia tempuhi bahkan dia tidak menggunakan sandal kaki nya pasti sudah lecet, dia benar benar kesakitan tapi rasa sakit di hati karena kecewa lebih besar.
“Bahkan ibu Sarah tidak menyayangi Arum juga, lebih baik Arum pergi bersama bunda dan Ayah. Arum rindu kalian bawa Arum saja,”ucap gadis itu di akhir kalimat nya sebelum dia terjatuh terkapar di trotoar jalanan.