Ada yang kayak mereka nggak sih? Jodoh lewat chat? Ya ampyuun CHAT?? Iya ho'oh! Mereka nggak pernah ketemu, cuma bertukar kabar melalui pesan ketikan, nggak ada pidio kol (video call). Cuma deretan huruf tapi membuat hidup mereka semprawut!
Giliran ketemu secara nggak sengaja di dunia nyata, mereka malah kayak musuh bebuyutan! Pas kembali ke aplikasi, weeeh sayang sayangan lagi.
Di sini yang koplak siapa sebenarnya? Lintang nya? Bang Baga? atau.... Yang nulis cerita??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sandiwara di depan mereka
Bukan lagi mendebarkan tapi yang terjadi pada Baga saat ini adalah membuat jantungan. Bayangkan aja, mukanya ditutup karung, tangannya ditelikung ke belakang, berontak pun nggak bisa dia lakukan karena kanan kiri depan belakang dijaga petugas berseragam.
"Ini saya salah apa, pak? Saya nggak ngerti kenapa tiba-tiba saya dibekuk kayak gini." Baga mencoba bicara meski suaranya terhalang oleh karung yang ngerubungin wajahnya.
Udah nggak ada harga dirinya sama sekali anaknya bapak Abhi ini, percuma ganteng kalau ujungnya disuruh kerudungan karung.
"Kami mendapat laporan, jika anda diduga berniat atau akan melakukan tindakan bunuh diri. Laporan itu diperkuat dengan gerak-gerak anda selama berkendara. Anda tampak tidak fokus dalam mengemudi mobil."
Meski dalam karung, nggak ada larangan kan untuk Baga mangap melongo karena tuduhan dari pak polisi? Bunuh diri katanya? Yang bener aja!
"Tunggu, pak! Kayaknya ada miskomunikasi di sini. Bisa lepasin dulu ikatan di tangan saya? Dan sekalian karung ini juga, jujur karung ini bau banget pak. Saya udah tahan-tahanin dari tadi biar nggak muntah saking baunya." mohon Baga dengan suara memelas.
"Miskomunikasi apa? Laporan yang masuk pada kami jelas. Dan karung ini memang bau karena habis dipakai buat melepas liarkan biawak ke alam bebas, mungkin biawak itu sempat buang air di sana. Jadi meninggalkan aroma amoniak yang tidak begitu sedap."
'Tidak begitu sedap?? Heiiii.. Ini sih bisa bikin orang meninggal hidup lagi, Bambaaaaang.' Pekik Baga dalam hati.
"Tapi saya memang nggak ada niat buat bunuh diri, pak! Beneran!" udah mau nangis rasanya.
Karena kasihan, dan juga takut Baga engap kehabisan napas dalam karung nyampe kehilangan nyawa karena kebauan, bapak damkar dan bapak polisi akhirnya membuka kerudung aesthetic yang mereka pakaikan pada Baga.
"Ini, pak. Sekalian borgolnya dilepas juga. Ya Allah, mimpi apa aku semalam sampai diganjar kejadian kayak gini." Baga menoleh ke belakang meminta agar tangannya juga dibebaskan dari belitan gelang polisi.
Setelah dua tiga menit berunding, akhirnya borgol di tangan Baga dilepaskan juga. Tapi tentu Baga belum bisa bernapas lega karena setelah diperhatikan dia masih jadi objek konten orang-orang di sekitarnya.
"Perempuan mana yang menyakiti mu anak muda, satu lelaki tersakiti, semua lelaki merasakan.." (Merasakan berkahnya karena punya bahan ngonten)
"Kasihan ya, padahal ganteng. Tapi kok bisa sampai mikir bundir. Ini semua gara-gara Jule!"
"Emang orang sekarang suka aneh ya, nggak bersyukur banget sama apa yang dia punya. Ganteng iya, tajir iya, gila juga iya. Semua diborong semua."
Semua itu membuat kuping Baga panas. Baru kali ini, hidup selama dua puluh dua tahun dia dibuat sedongkol ini. Tapi ini bukan waktunya Baga untuk menunjukkan gimana dia bisa bete banget. Dia perlu meluruskan permasalahan yang ada di depan mata.
Baga menjelaskan sejelas jelasnya alasan dirinya bisa sampai di jembatan gantung Rajawali, dia hanya ingin mencari.. Pacarnya! Baga mengaku jika Lintang adalah wanita yang sedang dia cari keberadaannya. Karena mereka bertengkar dan ada beberapa hal yang harus dijelaskan, makanya Baga nggak fokus berkendara karena sepanjang jalan kenangan selalu memikirkan nasib hubungan mereka.
Dari kejauhan, ada mobil hitam mengkilap melaju mendekati kerumunan. Ketika pintu mobil terbuka, muncullah seorang wanita yang kecantikan nggak bisa diragukan.
Gadis itu berlari membelah kerumunan polisi dan petugas damkar. Wajah cantiknya dihiasi kepanikan. Tangannya memegang erat ponsel seakan benda tersebut adalah tangan kekasihnya yang musti dia kuatkan.
"Anda siapa, nona? Dilarang mendekat di area yang dijaga oleh pihak berwajib seperti ini!" sentak seorang polisi yang berusaha menahan gerakan wanita tersebut makin merangsek masuk ke kerumunan.
"Ai yang buat laporan tadi, pak police! Ai yang telpon telpon pemadam kebakaran tadi, you know?!" Ya nggk know lah Ntaang, heran deh!
"Oh, jadi nona ini pacarnya mas mas yang ada di sana?" Pak polisi menunjuk dengan dagu ke arah Baga.
Posisi Baga berdiri sekarang ini membelakangi Lintang, dia fokus menjelaskan ini itu banyak sekali pada polisi agar mereka percaya jika dirinya nggak punya tujuan mengerikan untuk bunuh diri. Lintang yang hanya menatap punggung Baga dari jarak beberapa langkah, membuat jantungnya berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang! Dia merasa speechless akhirnya ada di momen kayak gini. Momen di mana dia ketemu sama pacar online nya. Tapi mok ya bikin momen ketemuan pertama itu jangan seekstrim ini lah, Ntaaaang. Kasihan itu si Baga nyampe klagepan sama karung bekas eeq biawak!
"Yes. He is my boyfriend.." ujar Lintang gugup berjalan makin mendekat ke arah punggung tinggi, tegap, dan gagah itu.
Tangannya terulur untuk membuat Baga menoleh ke arahnya ketika mereka sudah sangat dekat. Mungkin hanya tiga langkah aja untuk bisa benar-benar berada di depan Baga. Baga duluan yang menoleh ke arah belakang. Reflek mata bulat Lintang makin membola. Mulutnya menganga. Dia sampai menjatuhkan ponselnya saking terkejutnya dengan pemandangan mahkluk yang ada di hadapannya.
"You?! O'emjiiiii.... Where is my boyfriend? Kenapa yang ketemu malah manusia purba ini, pak police? Ai nggak nyuruh nyariin dia!"
Agak emosi ternyata si Lintang. Dia sampai meminta penjelasan pada polisi. Pak polisi hanya bisa saling pandang ke arah bapak-bapak damkar. Ini drama model apa sebenarnya? Apa sekarang pekerjaan mereka juga ngurusin hubungan percintaan penduduk di Indonesia? Apa nggak ada pekerjaan lebih nggak penting lagi dari pada ini?
"Heh! Maksud kamu apa bilang gitu, hah?" Sesaat Baga lupa akan cerita karangannya yang menyebut jika Lintang adalah kekasih hati yang sedang dia cari keberadaannya.
"Sebentar, jangan buat kami kebingungan begini mas, mbak. Sekarang saya mau tanya, apa benar mbak tadi yang menghubungi kami meminta bantuan untuk mengevakuasi pacar anda karena diduga pacar anda ini dalam kondisi mental yang tidak baik sehingga berniat melakukan tindakan mengakhiri nyawa atau membahayakan nyawanya sendiri?" tanya bapak damkar dengan kumis paling tebal.
"Yes, pak damkar! Ai yang telpon tadi. But.. Ai bilangnya kan my boyfriend yang dalam kondisi bahaya, pak damkar! Bukan dia!" Lintang sampai menunjuk ke arah muka Baga setelah tadi jongkok mengambil ponselnya yang jatuh saking siyoooknya.
"Sabar dulu, mbak. Sabar. Dan pertanyaan saya selanjutnya untuk mas nya, apa benar mas nya tadi berkendara seperti tidak fokus memperhatikan jalanan dengan alasan ingin mencari pacarnya?" kali ini pak damkar menatap ke arah Baga.
"Iya sih, tapi-- Eh, iya! Iya, pak. Dia yang saya cari!! Pacaaaaar, aduuuuh pacaaar.. Maaf ya, karena aku nggak beliin kamu boneka Pikachu batik di Indomaretapril, kamu jadi ngambek berlebihan kayak gini sama aku. Kamu tau sendiri kan Car, di mana-mana boneka Pikachu batik itu udah sold out! Habis diserbu beling-beling. Kamu mau kan, tak ganti beliin boneka chucky aja? Itu juga nggak kalah imut lho. Miriiip banget kayak kamu!" Baga menoel pipi Lintang sambil melotot tajam.
"What?? Are you crazy?? You panggil ai apa tadi-"
Sebelum semua berlarut-larut, Baga makin mendekati Lintang dan berbisik tepat di telinga gadis itu.
"Kita kerja sama dulu, pacaaar! Perangnya nanti lagi. Bisa kan pura-pura jadi pacar yang baik maksimal lima menit aja??" bisik Baga ke arah Lintang dilihat banyak pasukan berseragam.
Lintang mau ngoceh, nggak terima banget dipanggil pacar sama bentukan Meganthropus Paleojavanicus di depannya, tapi setelah melihat ke kiri kanan, kayaknya emang ini jalan satu-satunya untuk keluar dari masalah yang dia timbulkan sendiri.
Wah meet up Baga dan Lintang nggak ada duanya ya, benar-benar dia luar nurul pemirsa!
aku malah mikirnya dia kasih Paramex tadi🤦🏻♀️ taunya feminax😐
bisa kali Tang ungkap akun² anonim disini yg kurang kerjaan mampir² di trending org 😌