NovelToon NovelToon
The Big Families 2

The Big Families 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO
Popularitas:101.1k
Nilai: 5
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Sekuel ke empat Terra The Best Mother, sekuel ke tiga Sang Pewaris, dan sekuel ke dua The Big Families.

Bagaimana kisah kelanjutan keluarga Dougher Young, Triatmodjo, Hovert Pratama, Sanz dan Dewangga.
Saksikan keseruan kisah pasukan berpopok dari new generasi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TEROR 2

Ting!

Satu notifikasi diterima di ponsel Khasya. Ia mengerutkan kening. Ketika dibuka, matanya melebar.

Sebuah foto sangat intim — vulgar, bahkan menurutnya. Tapi yang membuat dadanya mengencang adalah sosok yang ada di dalam foto itu.

“Mas Herman?” bisiknya lirih.

(Kamu tahu... ciuman pria ini sangat memabukkan!)

Teks itu terpampang di bawah foto, ditulis dengan font merah muda mencolok.

Khasya menatap lama tulisan itu. Tak ada air mata. Tak ada amarah. Hanya ketenangan yang aneh. Sorot matanya tajam, seolah menembus setiap piksel gambar itu, mencari kebenaran.

Lalu senyum miring terbit di wajahnya — senyum yang justru membuat hati siapa pun gentar.

“Bunda?” suara Terra terdengar pelan. Ia memperhatikan perubahan ekspresi di wajah Khasya.

Khasya menoleh. “Ada apa, sayang?” tanyanya lembut.

“Bunda pasti mengalami sesuatu?” tebak Terra.

Khasya mengangguk pelan. Ia menyerahkan ponselnya. Terra menatap layar, lalu menahan napas.

“Ya Allah...” gumamnya. “Siapa yang berani kirim hal sekeji ini?”

Khasya tetap tenang. “Seseorang yang tidak mengenal siapa Bunda," jawabnya datar.

Terra menatap lama istri pamannya itu. Sosok lembut berhati lapang. Semua orang di rumah ini menganggapnya ibu, termasuk Terra.

"Te, nggak percaya ini Ayah!' ucapnya yakin.

"Bunda tau sayang. Mereka gagal jika ingin meneror ...."

Ting, ponsel Khasya di tangan Terra berbunyi, sebuah foto kembali terkirim. Adegan tak senonoh terpampang. Mata Terra melebar, Khasya langsung mengambil ponselnya di tangan Terra.

"Ini jelas-jelas teror!' desis Khasya.

"Siapa.yang mau teror Bunda?" tanya Terra, urat pelipisnya menegang. Ia sangat tak suka jika ada yang mengganggu keluarganya, terlebih pada ibu yang sangat ia sayangi, Khasya.

Virgou, Bart, Darren, Saf dan lainnya masih di lantai dua. Terra berdiri, Khasya menahannya.

"Sayang, ini tidak penting. Mereka hanya ingin meneror Bunda!"

"Tidak Bunda ... Bunda adalah ibu kami. Tak ada yang boleh menyakiti barang sedikit pun!" tolak Terra tegas.

Suara Terra yang cukup keras, terdengar oleh beberapa pengawal.

"Siapa.... Siapa yang mau mencelakai Bunda?" seru Andormeda marah.

'Nyonya ... tolong beritahu kami!" seru Deri.

"Netnet, spasa yan bawu dandutin Yeyan Butli ... Pilan mama Ayi!' seru Ali ikutan marah.

"Sudah, biar Te yang bilang ini sama Kak Virgou. Kalian berjaga lah!" putus Terra lalu pergi ke lantai dua.

Andormeda dan lainnya langsung mengerubungi Khasya. Mereka tentu tak terima jika ada yang mau mencelakai ibu mereka.

"Tenang sayang, Bunda tidak apa-apa!"

Andormeda mengepalkan tangan, matanya merah menahan amarah.

“Siapa pun yang berani mengusik Bunda, akan berurusan langsung dengan kami!” suaranya berat, penuh tekad.

Khasya menatap semua anak dan pengawal yang kini berdiri di hadapannya. Ada ketegangan, tapi juga kasih yang dalam di sana. Ia tersenyum pelan, lembut seperti embun pagi.

“Anak-anakku…” katanya lirih, “jangan gunakan amarah untuk membela Bunda. Gunakan akal. Karena orang yang ingin menjatuhkan kita... akan menunggu kalian kehilangan kendali.”

Seketika suasana hening.

Hanya napas berat yang terdengar di antara dinding ruang tengah itu.

Ali yang mengetahui situasi genting memberitahukan pada semua saudaranya.

"Talaw dithu pita jadayin Yeyan butli!' seru Naka mengkomando.

Semua mendatangi Khasya, wanita itu bingung Issa heboh sendiri, Issa mengambil panci kecil dan dikenakan di kepalanya, lalu ia ambil sapu lidi. Batita itu berdiri paling depan

"Yan bawu wewat ... lapon pulu mama Saa!" ujarnya galak.

Sementara di lantai dua, Terra membuka pintu.

'Kakak, ada yang teror Bunda!' teriaknya.

"Apa?!" seru semuanya menoleh pada Terra.

Sementara di tempat lain, Rion masih menatap layar laptop milik ibunya. Sebuah pergerakan kecil hendak meruntuhkan sistem keamanan Savelived. Ia membiarkan lama, bahkan memberikan jalan-jalan palsu dan umpan besar.

Di tempat lain sekelompok orang bersorak gembira. Mereka mengepalkan tangan ke udara, seperti dapat Jack pot besar.

"Kerja bagus Irwan, Narwo!" seru pria berperut buncit.

'Kalian akan dapat bonus besar ...."

'Tuan ... Kita dapat data sedemikan banyak!" seru salah satu tim IT.

"Bagus. .. Kopi paste semuanya! Kita akan ambil alih perusahaan Heliyah Perkasa!" seru pria berperut buncit tertawa puas.

Di tempat Rion, pria itu hanya tertawa melihat sekelompok data berada di satu kotak.

'Nggak apa-apa, main-main dulu!" ujarnya lalu memberi umpan pada akses itu.

'Hahahaa ... sampah doang!' merasa bosan ia mengklik 'Delete Sistem!"

Blar! Sebuah ledakan terjadi, dua belas orang panik. Terjadi goncangan hebat di tempat itu. Semua berlari menyelamatkan diri.

"Gempa!"

Kembali ke kediaman Terra, seisi rumah tegang, anak-anak pulang dijaga ketat. Bahkan perusahaan SaveAcounting ikut dijaga ketat.

Virgou dan lainnya turun, mereka mendatangi Khasya. Herman langsung memeluk istrinya.

"Sayang, kamu baik-baik saja kan?" tanyanya khawatir.

"Janan tawatil Yeyan butla! Saa lada pi syimi jadayin!" jawab Issa dan semua menatap batita itu tersenyum.

'Bunda tidak apa-apa," jawab Khasya lembut.

Virgou mengambil ponsel Khasya, ia menatap foto dan video yang dikirim peneror itu. Tangannya mencengkram kuat ponsel seakan-akan ingin mematahkannya.

"Sayang," perintah Khasya lembut.

"Bunda ... Bunda percaya kan sama Putra Bunda?" Khasya mengangguk kuat.

Khasya memejam sejenak, lalu menatap Virgou dalam-dalam. Suaranya lembut, tapi tegas—seperti tali sabuk yang ditarik kencang.

“Jangan habisin semuanya, Boy. Bunda tidak mau ini jadi perang terbuka. Cukup satu titik — yang bisa kita tahan dan kita bawa ke ranah hukum. Kita ingin membersihkan, bukan membakar segalanya sampai habis.”

Virgou mengangguk cepat. Wajahnya yang biasanya sering meledak-ledak kali ini menampakkan sesuatu yang lebih berbahaya: kendali penuh. Ia meraih BraveSmart ponsel—handphone tercanggih yang pernah dimiliki keluarga itu—dan layar hitamnya menyala seolah tahu tugas besar menanti. Alis Virgou naik satu, senyum tipis terbit di bibirnya.

Ia menekan beberapa ikon. Sistem BraveSmart menyapu sumber-sumber sinyal yang masuk, mengurai jejak digital yang tercecer seperti benang kusut. Darren yang berdiri di sampingnya menonton layar, bibirnya menegang. Saf mengatur catatan hukum; Seroja sudah on-call, siap menindak secara hukum bila bukti cukup.

“Baby Rion telah menyelesaikan semuanya—tinggal ke langkah hukum!” kata Virgou sambil melihat satu diagram di layar yang menunjukkan lalu lintas data, titik kompromi, dan trayek SIM-card curian. Ada satu node yang menonjol: server relay di sebuah apartemen mewah—koordinatnya jelas, waktu sinkron dengan ledakan tadi.

Khasya menutup mata sejenak, lalu membuka. Ia memegang tangan Virgou—sentuhan singkat, memberi seteguh izin dan peringatan sekaligus.

“Bersihkan total, sayang. Tapi hati-hati. Jangan biarkan emosi kalian yang menentukan, hukum yang akan berbicara.” Nadanya lembut, namun tegas.

“Kita pukul di depan hukum—bukan di linimasa. Kita seret ke meja pemeriksaan, tunjukkan bukti. Mereka takut pada hukum, bukan amarah kita.”

Virgou mengangguk lagi, kali ini dengan senyum yang lebih lembut.

“Dengan senang hati, Bunda.”

Bersambung ..

Wuah ...

Next?

1
Raysah Baper
semangat baby Dimas💪💪
Sugiharti Rusli
dan dasar bocah yah, pertanyaannya suka sotoy sih yah mereka walo belum paham konteks apa yang dibicarakan😆😆😆
Sugiharti Rusli
gimana lah hukum akan ditegakkan kalo aparatnya saja malah juga terjerat kasus hukum juga, sering juga yah di dunia nyata hakimnya tertangkap karena kasus suap
Sugiharti Rusli
nah benar kan yang mau disuap si Nanda salah satu hakim yang mengawal sidang ayah mertuanya,,,
Sugiharti Rusli
itu maksudnya si Nanda mau menyogok siapa dia, apakah hakim yang mengurus perkara ayah mertuanya Danar🙄🙄🙄
Sugiharti Rusli
eh Exel mentang" yang minta es krim Kalila dia jadi kesenangan dunk, walo yang minta dua selaian Ila yah Dewi sih😄😄😄
Sugiharti Rusli
jadi tandemnya si Faza buat nguping si Mala yah, atau dia sedang ditutor in sama yang senior tuh🤭🤭🤭
yonahaku
yah batal lagi tidak gercep Dimas mah jadi nanti dilamar orang lain lagi
Rokhyati Mamih
patlet bial onty Loja bersinal baleng patlet dat pa'a
evvylamora
lah kmrn bukannya sdh ngomong sm Seroja, mau menjadikan istri dia kan
puji indari
rejeki,jodoh dan maut ditangan Tuhan patlet minas jd selamat befjuang. 💪💪💪💪💪
Deyuni12
jodoh gak akan kemana paklek dimas
Oktavia Ariani
serba salah ya pakek dimas
Atik Marwati
Alhamdulillah 😍😍😍
Bak Mis
dasar pria iblis dan serakah gak tau di untung ya
Bak Mis
dasar anak kurang ajr masak ayahnya sendiri di tuduh korupsi
Deyuni12
helleh
nyari mati rupanya
Erma Erpiyana
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Oktavia Ariani
siapa yg mau di sogok uang Nanda?
Lilo Stitch
cari mati namanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!