NovelToon NovelToon
Salah Baca Mantra

Salah Baca Mantra

Status: tamat
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Menikah dengan Musuhku / Preman / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:90.9k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Dyah Galuh Pitaloka yang sering dipanggil Galuh, tanpa sengaja menemukan sebuah buku mantra kuno di perpustakaan sekolah. Dia dan kedua temannya yang bernama Rian dan Dewa mengamalkan bacaan mantra itu untuk memikat hati orang yang mereka sukai dan tolak bala untuk orang yang mereka benci.

Namun, kejadian tak terduga dilakukan oleh Galuh, dia malah membaca mantra cinta pemikat hati kepada Ageng Bagja Wisesa, tetangga sekaligus rivalnya sejak kecil. Siapa sangka malam harinya Bagja datang melamar dan diterima baik oleh keluarga Galuh.

Apakah mantra itu benaran manjur dan bertahan lama? Bagaimana kisah rumah tangga guru olahraga yang dikenal preman kampung bersama dokter yang kalem?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Kejadian di puskesmas tadi membuat Galuh kesal setengah mati. Rasanya dia ingin menenggelamkan diri ke dalam bak mandi berisi es batu, biar otaknya bisa dingin kembali.

Semua gara-gara kecerobohannya membaca mantra pemikat hati. Sejak saat itu, Bagja jadi terlihat berbeda.

Bukan Bagja yang biasanya ia kenal, pria tengil yang suka adu mulut, suka bikin darah naik. Sekarang Bagja terlihat ... memikat. Membuat bulu kuduk Galuh berdiri, bukan karena jatuh cinta, tetapi karena ngeri setengah mati.

Galuh mendengus keras. “Ya Allah, kenapa aku harus iseng baca mantra itu? Bodoh, bodoh, bodoh!” Ia menepuk kening sendiri.

Ketika menoleh ke arah jendela kamar yang masih terbuka, ia teringat kebiasaan lamanya. Biasanya jam lima sore jendela sudah ditutup rapat. Namun, sekarang, jarum jam sudah menunjukkan hampir pukul enam. Senja hampir habis, langit berubah jingga keunguan.

Galuh berjalan mendekat. Tangannya terulur hendak menutup jendela, tapi langkahnya terhenti. Mata gadis itu membelalak.

Di seberang sana, tepat di rumah tetangga yang hanya dipisahkan oleh tanah sepetak, Bagja duduk santai menghadap ke arahnya. Tatapan mereka bertemu, bersirobok dalam suasana yang canggung.

“Galuh,” sapa Bagja. Senyum merekah di wajahnya. Tangannya melambai dengan penuh percaya diri.

Galuh kontan melotot. “Ngapain kamu senyum-senyum begitu!” teriaknya dengan nada kesal.

“Jangan marah-marah, dong! Nanti cepat tua.” Bagja tetap tersenyum, wajahnya seterang papan reklame.

Galuh mendengus. “Senyum-senyum begitu, bukannya terlihat tampan, kamu malah semakin terlihat jelek!” Napasnya memburu, darahnya mendidih.

“Apa? Tampan?” Bagja justru cengengesan. “Kamu bisa aja merayu aku.”

“Hah?” Galuh ternganga. “Kamu budeg, ya? Siapa yang bilang kamu tampan?”

Tekanan darah Galuh langsung naik. Rasanya dia ingin melompat keluar jendela, menghampiri Bagja, lalu menjitak kepalanya agar otaknya kembali ke mode normal.

Mulut Galuh sudah terbuka, siap menembakkan unek-uneknya. Namun, sebelum dia sempat bicara, Bagja mendadak mengangkat tangan, lalu memberikan kiss bye.

Brerrrrr!

Tubuh Galuh merinding bukan main. Ia bergidik, wajahnya memerah. “Bagjaaaa! Dasar gila!”

Dengan cepat ia menarik kedua daun jendela dan menguncinya rapat-rapat. Napasnya terengah-engah. Ia takut tiba-tiba Bagja melompat dari jendelanya sendiri dan tiba di depan kamarnya.

“Apa dia menjadi seperti itu gara-gara mantranya, ya?” batin Galuh. Ia mondar-mandir gelisah, tangannya memegangi dada.

Suara teriakan dari luar pintu membuatnya kaget.

“Galuuuuh, cepat mandi! Sudah magrib, tuh!” suara Nini Ika terdengar.

“Malas mandi, Nin!” balas Galuh, setengah berteriak.

“Heh, anak perawan jangan jorok! Cepat mandi,” sahut Nini Ika yang kini berdiri di depan pintu, mengetuk-ngetuk sambil berkacak pinggang.

Galuh membalik badan dengan wajah manyun. “Tubuh aku enggak bau, Nin. Jadi, walau enggak mandi, enggak akan dikerubungi nyamuk.” Ia bahkan menciumi lengannya sendiri.

“Perawan kok malas mandi! Jangan sampai nanti mertuamu tahu kalau punya menantu yang jorok,” omel Nini Ika dengan suara nyaring.

“Tenang saja, Nin. Aku akan cari mertua yang sayang sama aku, pendiam, dan tidak suka ngomel-ngomel kayak Nin,” balas Galuh dengan senyum nakal.

Nini Ika mendengus, lalu pergi sambil menggerutu, “Dasar budak ayeuna mah, susah diatur!”

Sama seperti kebanyakan anak muda pada zamannya, Galuh punya kebiasaannya di malam hari sehabis Isya. Dia menyalakan radio kesayangannya untuk mendengatkan program favoritnya. Yaitu, musik kawula muda dan sandiwara radio.

Radio itu bukan sekadar hiburan, buat Galuh itu adalah pelarian. Anak-anak muda sepertinya sering mengirim pesan lewat kertas agar dibacakan penyiar, biasanya berisi salam-salam atau permintaan lagu.

Tak lama kemudian, suara penyiar mengudara.

[Pesan selanjutnya dari Pangeran Berdua Putih.]

Galuh sontak bersorak. “Wah, milik si Ryan, nih!”

[Salam-salam buat Nyai Ratu Galuh. Semoga saja semua baik-baik saja dan musuh mu itu bisa kembali normal lagi. Lalu, untuk teman seperjuanganku, Kesatria Zirah Hitam, semoga saja kerja keras kita bisa membuahkan hasil juga. Tadi, kita sudah melihat hasilnya, ternyata manjur. Minta putarkan lagu Selamanya Cinta dari Memes dan Yana Yulio, untuk pujaan hatiku agar bersabar sampai cinta kita dipersatukan.]

Galuh langsung terguling ke kasur, tertawa sampai perutnya sakit. “Astagaaaa, Ryan lebay pisan!”

Galuh rebahan dengan kaki ditumpang satu sama lain. Mendengarkan lagu Selamanya Cinta yang diputar membuat suasana semakin baper. Lagu itu jelas ditujukan Ryan untuk Meilin, gadis yang jadi pujaan hatinya.

Sementara Galuh masih asyik di kamar, sesuatu terjadi di teras rumahnya.

Di depan rumah, Bagja datang bersama keluarganya. Kedatangan mereka membuat Pak Dahi atau Mahardhika—ayah Galuh—sedikit bingung.

“Eh, Pak Wira. Tumben malam-malam datang ke rumah. Ada apa, ya?” tanya Pak Dhika dengan nada penasaran.

Tak lama, Nini Ika muncul dari belakang. “Kalian datang bergerombol seperti ini, ada apa?”

“Eh, ada tamu. Masuk-masuk dulu!” Mama Euis menyusul, ramah menyambut.

Kini semua berkumpul di ruang tamu. Suasana hening sejenak. Pak Wira—ayah Bagja—melirik ke arah putranya. Bagja duduk tenang, wajahnya penuh percaya diri.

Pak Wira menghela napas, lalu berkata, “Sebenarnya kedatangan kita ke sini, ingin melamar Galuh untuk Bagja.”

Kalimat itu membuat ruang tamu bergemuruh. Mama Euis terbelalak, Pak Dhika terbatuk-batuk, Nini Ika langsung menutup mulutnya agar tidak berteriak.

“Lamar?” ulang Pak Dhika seakan tak percaya dengan pendengarannya . Dia melirik Bagja dengan tatapan setengah tak percaya.

Bagja maju sedikit, menatap keluarga Galuh dengan serius. “Pak, aku ingin melamar Galuh untuk dijadikan istri.”

Semua terdiam. Keheningan hanya dipecahkan oleh suara jangkrik dari halaman rumah.

Pak Dhika akhirnya bersuara, pelan tetapi tegas. “Kamu sadar dengan apa yang baru saja kamu ucapkan?”

1
Nar Sih
kmu mesti bersyukur pinya suami seperti bagja ya galuh yg pinter msk kaya dan tampan☺️
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Nar Sih
galuh teryata msih mlu ,tenang galuh bnr kta suami mu
🌸Santi Suki🌸: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Nar Sih
jdi inggat sabrina dan akang zidan nih kak,galuh dan bagja punya pagilan sendiri nih ,yg bikin ngskak😂😂
🌸Santi Suki🌸: 😅😅😅😅😅
total 1 replies
Nar Sih
bnr,,psngan yg luar biasa kocak ,waah gimana nanti klau mereka punya ank pasti lucu juga😂
🌸Santi Suki🌸: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
ms. S
awalnya ga terlalu tertarik tapi malah jadi sng buat baca karena ceritanya real bgt dgn kehidupan kita tanpa ada ceo CEO an yg kdg ga masuk akal. suasan desa dan cita2 meraih hidup lebih baik yg bisa kita dapat disini. good job Thor
Nar Sih
psngn pengantin yg bnr,,kocak 😂
Sugiharti Rusli
bahagia itu memang sederhana, bisa berkumpul bersama orang yang kita sayangi dengan tulus, terkadang bukan sekandung tapi hubungannya bisa sangat erat yah
Sugiharti Rusli
apalagi sekarang mereka sudah jadi sahabat rasa saudara kan,,,
Sugiharti Rusli
semoga persahabatan mereka tetap terjalin sampai nanti mereka punya anak keturunan yah,,,
Sugiharti Rusli
baguslah pada akhirnya mereka sudah punya jodohnya masing" yah sekarang,,,
Sugiharti Rusli
oh ternyata panggilan anaknya Bagja dan Galuh jadi Agung yah😆😆😆
🌸Santi Suki🌸: 😁 Ya. Semua ambil nama tengah untuk panggilan sehari-hari
total 1 replies
Sugiharti Rusli
anak pertamannya laki" ternyata yah, semoga jadi anak yang sholeh, nama panggilannya Muhammad apa Agung tuh jadinya si bayik😁😁😁
Sugiharti Rusli
wah tanggal kelahiran putra pertama Bagja dan Galuh pada akhirnya sama dengan tanggal pernikahan Ryan dan Meylin nih
Sugiharti Rusli
semoga saja segera bisa menghalalkan neng Aisyah juga secepatnya yah Wa, mana tahu tiba" ada rejeki tak terduga kan,,,
Sugiharti Rusli
waduh Dewa kamu sepertinya tinggal menunggu giliran sambil menunggu tabungan cukup yah🤔🤔🤔
Sugiharti Rusli
apalagi walo tidak mewah tapi pernikahan mereka penuh khidmad dan rasa bahagia dari Ryan dan Meylin
Sugiharti Rusli
wah akhirnya si Ryan dan Meylin sudah halal juga dia yah💞💞💞
Sugiharti Rusli
apalagi sekarang ada Bagja yang jadi suami Galuh dan juga berteman dengan mereka sejak kecil,,,
Sugiharti Rusli
kalo Dewa sepertinya sudah menganggap Galuh saudara sendiri karena dia sudah dianggap anak oleh kedua ortu Galuh
Sugiharti Rusli
kalo Ryan dari dulu memang sukanya sa si Meylin kan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!