NovelToon NovelToon
Tentang Rasa

Tentang Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Asrar Atma

Menyukai seseorang tanpa tahu balasannya?
tapi dapatku nikmati rasanya. Hanya meraba, lalu aku langsung menyimpulkan nya.
sepert itukah cara rasa bekerja?

ini tentang rasa yang aku sembunyikan namun tanpa sadar aku tampakkan.
ini tentang rasa yang kadang ingin aku tampakkan karena tidak tahan tapi selalu tercegat oleh ketidakmampuan mengungkapkan nya

ini tentang rasaku yang belum tentu rasanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asrar Atma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berlomba dengan diri sendiri

pov Daniza

Haneul masih menulis dimeja nya dan aku mempercepat gerakan ku menulis. Aku melirik lagi ke arah Haneul, Rina berdiri disamping mejanya melihat tulisan Haneul lalu duduk lagi setelah mendorong bahu Haneul.

"Sudah sampai sini saja kamu Han, benar-benar cepat gerakan tanganmu. Mana bagus lagi.."suara mereka keras sekali padahal seisi kelas juga sedang ribut, tapi kenapa aku masih bisa mendengarkan pembicaraan mereka. Kuping ku seakan disetel khusus saja.

Tapi aku tidak akan mau kalah lagi hanya karena cemburu yang tidak berdasar sebab sebelum nya Haneul telah memberiku pertanda, bahwa aku lah yang ada dihatinya. Dan Rina, mungkin itu hanya teman yang digunakan agar aku cemburu lalu aku jadi tidak tahan dan segera mengungkapkan perasaanku. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, karena aku akan tetap bertahan dengan perasaan yang aku sembunyikan sampai...?.

"Terima saja kekalahan Rina, ini sudah yang ke berapa kali kamu mengajak ku berlomba seperti ini. Aku sampai ngga tertarik lagi dengan perlombaan siapa yang paling cepat selesai "

"Aku nggak akan kalah lagi Haneul Kamandaka" Haneul tertawa, Rina menggerutu.

"Coba buktikan lah Arina" mereka bertatapan sebentar, dan aku menekan pulpen menjadi lebih kuat.

Oh...mereka sedang berlomba siapa penulis tercepat, romantis dan menjengkelkan. Aku semakin membungkuk dimeja ku dengan kepala setengah miring dan mulut mendikte lalu pulpen, ku gerakan cepat menulis.

MEMAHAMI KONSEP TENAGA KERJA,ANGKATAN KERJA, BERBAGAI JENIS TENAGA KERJA, SISTEM UPAH, SERTA PERMASALAHAN PENGANGGURAN DAN UPAYA MENGATASINYA.

Sambil harus melihat tiga arah dalam pergantian detik yang cepat pada tiga tempat yang berbeda, pertama buku paket, kedua buku tulis, dan ketiga adalah Haneul.

"Siap-siap kalah Haneul" aku ikut perlombaan penulis tercepat meskipun mereka tidak mengajak bahkan tidak tahu aku anggota diantara mereka. Mengikut sertakan diriku didalam perlombaan, tapi jika aku yang menang maka itu berarti tandanya aku berjodoh dengan Haneul. Siapa yang membuat hadiah nya seperti itu ?, Aku sendiri.

Aku melirik lagi Haneul saat tinggal beberapa kata lagi tulisan ini selesai, dan ternyata dia berdiri seraya mengangkat bukunya memberi tahu Rina bahwa dia sudah selesai dan Rina menggerutu. Lalu aku lihat ke buku paket dan beralih ke buku tulis dan...titik, selesai.

"Sudah selesai Dan, ? Aku segera berdiri dan melangkah terburu-buru menuju meja guru, tidak sempat lagi memikirkan jawaban pertanyaan Winda.

Buku ku yang lebih dulu mendarat dimeja guru baru punya Haneul diatasnya, kedua buku itu bertumpuk- itu lebih romantis dibandingkan perlombaan Haneul dan Rina. Salah sendiri sambil mengobrol, dia sekarang akan menjadi jodohku itu adalah persyaratan yang aku buat sendiri.

Aku mendongak dan mata kami bertemu digaris lurus yang sama tapi dengan cepat juga terputus karena aku memilih berpaling lebih dulu, itu karena Haneul mengajak Rina bercanda tadi jadi dia tidak akan bisa bertatapan dengan ku lebih lama.

"Cepat bangat kamu nulis Dan, tapi tulisannya ngga bagus" aku baru duduk dikursi ku tapi sudah mendengar hinaan yang tidak terhingga

"Yang penting bisa kebaca" Winda menarik buku tulis ku yang lain -sejarah. Dan membuka nya, hanya untuk mendukung pernyataan nya.

"Tapi aku ngga bisa baca nih, ber-das-arkan"Winda melihatku dan aku mengangguk membenarkan tulisan apa yang dia baca

"apa ? Kas-ih, kas-la, kas apa ?" Winda sampai menyipitkan mata dan semakin mendekatkan buku ku ke wajah nya

"Kasta"ujarku menjawab kesulitan nya dalam membaca tulisanku, Winda memundurkan kepalanya sambil melihatku dengan kening terangkat

"jelek bangat tulisan kamu.."Aku lalu terdiam tidak lagi bisa mendebat ejekan Winda, hanya mampu melihat nya dan buku sejarah ku yang dihina dengan bahu merosot.

"Daniza.."panggilnya, aku mendongak memasang wajah sedih, sedangkan Winda mengulum senyum lalu sedetik setelahnya tawa meluncur diantara kami berdua.

Jam istirahat tiba, Kelas jadi sepi dan hanya tinggal aku sendiri seperti biasa, karena aku jarang ke kantin. Sambil menunggu teman-teman ku datang, aku mengambil buku novel Winda dikolong meja.

Aku buka lembaran baru dan ternyata bacaan novel ku baru sampai di bab 12. tokoh utama laki-laki masih pendekatan dengan tokoh utama perempuan menggunakan alasan mengajak jalan. Mereka pergi ke kabupaten, melihat usaha elektronik, kata tokoh utama laki-laki sekaligus mencari kesempatan berdua dengan tokoh utama perempuan tapi diganggu oleh saudara yang tidak peka.

"Daniza..."suara setengah berteriak itu membuat perhatian ku teralih dari novel, aku menoleh kesamping ke arah sumber suara itu datang.

Dari jendela kaca, nampak Ali tersenyum dengan lebar seraya melambaikan tangannya.

Aku menegang saat Ali mulai beranjak dari posisi nya berdiri dan dengan setengah berlari menuju ruang kelas ku.

"Dan, kamu ngga ke kantin lagi hari ini?, ngga punya uang atau lagi nabung buat beli sesuatu ?" Ali masuk dan langsung memberikan pertanyaan, yang seakan menunjukkan bahwa kami dua orang yang dekat- mengenal satu sama lain.

"Ngga aja, aku lagi malas" aku berdiri merasa tidak nyaman

"Malas?, kamu ngga lapar atau haus mungkin?"dan langkahnya semakin dekat

"Aku masih kencang dan aku juga bawa air minum dari rumah jadi ngga perlu ke kantin" dia berhenti didekat meja Lani, membuatku diam-diam menghela napas lega.

"Kalau gitu aku belikan buat kamu jajan" begitu katanya sambil tersenyum lalu langsung berbalik tanpa menunggu persetujuan ku

"Ngga usah, aku udah titip sama Winda"aku bohong, mencoba mencari peruntungan.

"Tapi aku ngga nerima penolakan, Dan.."Ali hanya menengok dari balik pundaknya lalu tetap melanjutkan langkahnya menjauh, aku mencoba menahan dengan memanggil namanya tapi tanpa ku sangka suara ku melebihi dari yang ku maksud-terlalu nyaring, aku sampai terkejut sendiri.

Tapi Ali malah semakin menjauh sampai tidak terlihat lagi di jendela kaca, aku pun keluar dan berlari mengejar. Menarik pelan ujung jas almamater nya sampai dia berhenti, lalu baru aku melepaskan kain itu dari cubitan ku saat Ali berbalik.

"Ngga usah Ali, Mama ngelarang. Kata Mama ngga boleh jajan sembarangan karena..."mataku berkeliaran menatap sekeliling, berpikir alasan apa yang tepat.

"Karena apa?"

"Karena...aku juga ngga tahu. Tapi Mama ngelarang, berarti ngga boleh dan aku harus nurut" aku mendongak, mencoba mengatakan nya dengan serius agar Ali percaya.

"jadi Karena itu kamu jarang jajan, bukan karena uangnya ngga ada" aku mengangguk, terserah Ali berpikir bagaimana? Asalkan ini cepat selesai.

"Yaudah kalau gitu, tanyakan nanti sama Mama kenapa alasannya" lalu Ali cekikikan sambil berlalu dari hadapan ku.

Aku menghela napas merasa aman tidak berhutang budi apapun pada Ali. Takutnya suatu hari nanti Ali menagihku jika aku menerima jajan dari nya hari ini. Dan gimana kalau nanti dia minta bayarannya buat nikah sama dia, membayangkan nya saja sungguh mengerikan jangan sampai itu terjadi. Jika tidak, aku tidak bisa menikmati hadiah lomba tulis ku tadi pagi. Tenang Haneul aku sudah menyingkirkan sainganmu sebelum dia bisa menjeratku, kamu aman disini- dihatiku.

1
Abel Peony
Seliar Lalat
Abel Peony
Kacamata/Shhh/
Abel Peony
Awas, bau jigong!
Abel Peony
Jahil Banget, sumpah, deh!
Abel Peony
Jahil, yah!
rina Happy
haruskah aku mnunggu tamat dulu novelmu baru aku baca author?
aaaaaaa aku tak sanggup menungguuuu
Asrar Atma: hehehe sabar yaa, rina.
total 1 replies
Kesini
panas hanul
Kesini
sopan lah begitu
Kesini
wahhhh intens
Abel Peony
Huh/Shhh/
Abel Peony
Daniza itu anak alam
Abel Peony
Gatot, Hanul/Good/
Abel Peony
Masa langsung nanya bawaan orang, sih, Bu?
Kesini
kan benar Gato tau segalanya
Kesini
mertua mu kejam hanul
Kesini
walah Bu Gato itu
Kesini
banyak sekali pertanyaan
Abel Peony
Banyak duit, Si Han, ini. Pantesan Daniza suka.
Abel Peony
Masa, Dim?
Asrar Atma
wah...makasih Rina Happy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!