Setelah Aku Tahu Suamiku Selingkuh

Sementara itu di pengadilan, sebenarnya sudah terlambat untuk mendaftarkan gugatan itu. Sudah terlalu sore. Namun gugatan itu tetap di proses, karena Steven yang mendaftarkannya.

"Membuatnya menyesal, dan tak bisa menemukan Rosa. Itu yang akan aku lakukan!" kata Steven saat Nesia bertanya apa yang akan dilakukan Steven selanjutnya.

"Kamu masih mencintainya?" tanya Nesia.

Setahu Nesia, keduanya memang sangat dekat sejak SMA, bahkan saat awal-awal masuk kuliah, mereka bahkan lebih dekat lagi. Steven memang lebih tua, dia kuliah saat Rosa masih SMA. Sebenarnya, Steven adalah teman kakaknya Rosa, Jasmine. Kakaknya itu juga sudah punya dua anak saat ini.

Diberi pertanyaan seperti itu oleh Nesia. Steven tersenyum lirih.

"Aku tidak pernah melupakannya" jawabnya yang langsung membuat Nesia paham. Kenapa dia sampai seperti ini, membantu Rosa.

**

Satu minggu berlalu. Sikap Andre pada Rosa sungguh begitu manis. Hingga saat Rosa mengantarkan makan siang buatkan ibu mertuanya ke Andre. Sebenarnya bukan inisiatif Rosa. Dia sudah menghindari pekerjaan macam itu. Jika suaminya peka, suaminya pasti juga sudah merasa ada yang berbeda. Hanya saja, Andre sama sekali tidak peka.

Tangan Rosa menggandeng tangan mungil Violet. Saat mereka masuk ke dalam lift, beberapa karyawan yang tidak tahu atau belum tahu tepatnya, kalau dia adalah istri Andre segera bergosip di depannya.

"Kamu lihat tadi, wanita itu sombong sekali. Dia main pecat OB. Katanya pak Andre tidak mungkin marah. Dan pak Andre benar-benar tidak marah, tidak juga bertanya atau menyelidiki siapa yang salah. Main pecat saja!"

Rosa mengangkat kelopak matanya agak tinggi. Dia pun segera berbalik, dan berusaha mengalihkan perhatian Violet.

"Kamu benar, Sandra benar-benar jadi semena-mena. Dia bahkan tidak lulus kuliah kan? kenapa bisa jadi manager? hanya dia bahkan yang bebas keluar masuk perusahaan..."

"Dan bebas keluar masuk ruangan pak Andre!" sela salah satunya dengan cepat.

Rosa hanya bisa menghela nafasnya, dan begitu pintu lift terbuka. Dia segera keluar dari sana sambil menggenggam tangan Violet.

"Ibu, apa yang mereka bicarakan tadi itu ayah?" tanya Violet.

"Sayang, ada banyak orang bernama Andre. Oke!" kata Rosa.

Sebenarnya Rosa juga tidak berbicara bohong kepada putrinya itu. Dia bahkan tidak membenarkan atau tidak menyalahkan, dia hanya mengatakan kalau di dunia ini banyak sekali orang yang bernama Andre.

Namun Violet yang cukup cerdas itu mengangguk paham.

Saat mereka akan tiba di depan ruangan Andre. Kenny menghalangi langkah Rosa.

"Nyonya..."

Rosa hanya tersenyum sangat tipis. Kenny sebelumnya tidak pernah menghalanginya masuk seperti ini. Jika dia melakukan hal ini. Mungkin saat ini Sandra bahkan ada di ruangan Andre.

Rosa memutuskan untuk tidak masuk ke sana. Dia membawa Violet. Akan sangat tidak baik bagi Violet, jika melihat Sandra benar-benar ada di ruangan Andre.

Nanti Violet akan berpikir, kalau semua yang dikatakan orang-orang di dalam lift tadi benar.

Rosa pun mengulurkan kotak makanan yang dia bawa.

"Kenny, ini masakan ibu. Ibu minta aku berikan ini pada mas Andre, kalau memang dia sedang sibuk. Maka aku akan kembali saja dengan Violet, sekarang!"

Kenny menerima kotak makanan itu.

"Baik nyonya. Maafkan saya" kata Kenny yang sepertinya sudah tahu sesuatu.

Rosa hanya tersenyum.

"Tidak apa-apa, kami pergi dulu"

"Iya nyonya"

Kenny melihat Rosa dan Violet dengan sangat tidak enak. Dia tadi mendengar suara-suara yang tidak pantas di dengar. Makanya dia menghadang Rosa dan Violet di jarak yang cukup jauh dari pintu ruangan Andre.

'Nyonya, maafkan saya. Bukan saya ingin menutupi. Tapi nyonya adalah istri yang sangat baik. Sebentar lagi wanita itu pasti akan tersingkirkan, bagaimana pun tuan sangat mencintai nyonya' batin Kenny.

Bahkan seorang asisten pribadi saja. Bisa menilai sebuah situasi. Namun bagus juga, Rosa mengetahui semuanya sekarang. Kalau Sandra sendiri tidak membongkar perselingkuhan suaminya dengan Sandra. Mungkin sampai kapanpun Rosa tidak akan pernah tahu, dan masih terus memuja Andre suami idaman, suami terbaik di dunia. Tanpa cela.

"Ibu, kenapa kita tidak mengetuk pintu?" tanya Violet.

Rosa yang sudah berada di lobi perusahaan menoleh ke belakang sekilas.

"Ayahmu saat ini sedang sibuk. Ibu akan kirim pesan pada ayahmu. Sebentar ya!"

Violet menganggukkan kepalanya dengan patuh.

'Mas, aku dan Violet datang ke perusahaan. Ibu masak sup iga, dia ingin kamu mencicipinya selagi hangat. Kata Kenny, kamu sedang sibuk. Aku titipkan makanan itu padanya. Selamat bekerja mas, jangan lupa makan!'

Tanpa emot love, seperti biasanya. Kata-kata itu memang kata-kata yang menunjukkan perhatian dan kata-kata yang lembut. Seperti biasanya yang kerap dikirimkan oleh Rosa pada suaminya.

Tapi, kalau Andre menyadarinya. Sekarang Rosa tidak pernah mengatakan love you. Di akhir pesan atau di akhir dia bicara di telepon dengan Andre.

Rosa tersenyum dan menyimpan ponselnya.

"Sudah! sekarang kita beli eskrim yuk, di toko yang ada di depan sana!" ajak Rosa pada Violet, yang membuat gadis kecil bergaun biru itu melompat-lompat senang.

"Yeyyy, beli es krim!"

Rosa segera membawa Violet pergi dari perusahaan. Sementara di ruangannya, ponsel Andre bergetar, saat dia sedang merapikan dasinya.

Andre yang kebetulan melihat siapa yang mengirim pesan. Segera meraih ponsel itu.

Namun Sandra yang belum puas bermanja-manja dengan Andre lantas menarik lengan pria itu, bergelayut manja di lengan Andre.

"Mas, aku lelah sekali. Bagaimana kalau aku makan disini saja. Kita pesan makanan saja, boleh ya mas!"

Andre segera menarik tangannya yang di rangkul oleh Sandra.

"Diam dulu, Rosa mengirimkan pesan padaku!"

Mendengar nama Rosa di sebutkan. Semakin membuat Sandra merasa kesal. Dan merasa kalau dia harus mencegah Andre membaca pesan itu.

"Mas, tapi..."

"Diam! kamu mengerti tidak! aku akan baca pesan Rosa dulu!" katanya dengan menaikkan nada suaranya.

Begitu membaca pesan Rosa. Andre langsung meraih jasnya.

"Mas, mau kemana? kita makan siang..."

"Pergi kamu dari ruangan ini. Suruh Kenny bersihkan! aku akan mengejar Rosa!"

"Mas... Mas..."

Andre pergi terburu-buru dari tempat itu. Dia yang mengetahui istrinya tadi datang, dan ingin mengejarnya. Mungkin belum jauh.

"Tuan, ini..."

"Kamu bersihkan ruanganku!" pandangan mata Andre segera tertuju pada kotak makanan di tangan Kenny. Andre meraih kotak makanan itu, "Batalkan semua meeting. Aku akan makan siang bersama istri dan anakku!" kata Andre yang langsung pergi.

"Baik tuan!"

Kenny melihat Andre pergi dengan buru-buru. Apa yang dia pikirkan memang benar. Wanita bernama Sandra itu, tidak lebih hanya seperti sandal cadangan yang digunakan oleh Andre, ketika dia merasa kakinya panas mengunakan sepatu mahal yang bahkan sangat melindunginya dari apapun.

Sandra keluar dari ruangan itu dengan kesal.

"Pesankan aku makan siang, kirim ke ruangan ku!" katanya memberi perintah pada Kenny.

"Kamu manager, aku asisten pribadi CEO. Jangan melampaui batas!" tegas Kenny yang melayangkan tatapan sinis ke arah Sandra.

"Kamu..."

Kenny sama sekali tidak perduli, dia dengan cepat pergi ke ruangan Andre.

Sandra menghentakkan kakinya ke lantai beberapa kali.

"Dasar! awas saja, Rosa semua ini gara-gara kamu. Lihat saja, sebentar lagi hari-hari bahagia dan baikmu akan berakhir!" ujar Sandra yang begitu percaya diri.

***

Bersambung...