Kematian Winarsih sungguh sangat tragis, siapa sebenarnya dalang di balik pembunuhan wanita itu?
Gas baca!
Jangan lupa follow Mak Othor, biar tak ketinggalan updatenya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKW Bab 11
Saat Wati masuk ke dalam gudang itu, tempat itu sangatlah bersih dan juga rapi. Semua barang yang ada di sana walaupun bekas tetapi tidak berantakan sama sekali, lantai gudang itu juga tidak berdebu sama sekali.
Baginya itu sangatlah aneh, karena ruangan itu tidak nampak seperti gudang yang jarang dimasuki oleh manusia. Justru ruangan itu seperti kamar pribadi yang dijaga dengan baik dan juga epik.
"Kok gudang ini terasa aneh?"
Wati terus menyusuri gudang yang lumayan besar itu, dia memperhatikan keadaan di dalam ruangan itu. Ada beberapa sekat seperti membedakan tempat menyimpan sesuatu sesuai jenis barang, hingga matanya membulat ketika melihat sebuah tempat berisikan alat-alat yang hanya pernah dia lihat di film horor.
"Apa itu? Benda apa itu? Kok kaya pernah liat di film horor yang aku liat di layar tancap?" tanya Wati.
Wati mendekat dan menatap satu persatu barang yang ada di sana, di sana ada dupa berisikan arang. Ada korek api, ada kembang tujuh rupa yang terbungkus rapi, masih segar dan seperti baru dibeli.
Wati juga melihat ada keris dan boneka yang terlihat sangat aneh di sana, ada bungkusan paku, jarum, telur busuk dan banyak lagi yang dia tak tahu benda apa itu.
"Kenapa seperti peralatan dukun ya? Apa iya di sini tempat khusus pemujaan?"
Saat Wati sedang bertanya-tanya dengan apa yang dia lihat, tiba-tiba saja Wati merasakan tubuhnya merinding semua. Dia merasa kalau ruangan itu menjadi panas, Wati sempat mengibaskan kedua tangannya di depan wajahnya.
Lalu, wanita itu tanpa sengaja melihat cermin yang begitu besar di pojok gudang tersebut. Saat dia melihat dirinya di cermin, seluruh tubuhnya tentunya bisa terlihat. Namun, satu hal yang membuat dirinya heran, saat ini dirinya tidak sedang tersenyum.
Namun, dia melihat bayangan wajahnya yang sedang tersenyum ke arahnya. Senyum yang begitu manis, tapi terasa mengerikan dan membuat Wati langsung berlari dari gudang itu.
"Astagfirullah! Kenapa gudang itu terasa menyeramkan?" tanya Wati.
Wati tidak jadi mencari lemari, dia malah langsung masuk ke dalam kamar Cantik. Di kamar itu kebetulan ada Bagas yang sedang memperhatikan putri cantiknya, putri cantiknya itu sedang tidur dengan begitu lelap.
"Ehm! Pak Bagas di sini?"
"Iya, nunggu kamu. Mana lemarinya?"
Bagas memperhatikan Wati, wanita itu seperti ketakutan. Badannya basah dengan keringat, Bagas sampai mengerutkan dahinya.
"Kamu gak jadi bawa lemari? Takut ya karena gudangnya pasti sangat kotor dan juga bau? Atau sangat berantakan dan juga banyak barang yang rusak?"
"Nggak, Pak. Anu, itu loh. Saya---"
Di saat keduanya sedang berbicara, bi Tuti masuk ke dalam kamar dengan begitu tergesa dan menyelak ucapan dari Wati.
"Ada apa ya? Apa ada yang perlu saya bantu?"
"Itu loh, Wati saya suruh ke gudang. Saya suruh ambil lemari bekas, tapi dia saya lihat nggak bawa apa-apa. Apa belum sempat ke gudang atau bagaimana?"
"Biar saya yang ambilkan, gudang sudah lama tak saya bersihkan. Tak perlu ada yang ke gudang, Bapak sama Neng Wati santai saja."
Tanpa menunggu perintah dari Bagas, bi Tuti langsung pergi dari sana dan melangkahkan kakinya menuju gudang. Melihat kepergian dari bi Tuti, Wati langsung mendekat ke arah Bagas.
Wanita itu menolehkan wajahnya ke kanan dan ke kiri, lalu dia menatap ke arah pintu. Bagas sampai merasa heran dengan apa yang dilakukan oleh wanita itu.
"Kamu itu kenapa sih?"
"Anu, Pak. Apa Bapak nggak curiga sama bi Tuti?"
"Nggak dong, bi Tuti itu sudah lama kerja sama saya. Sejak saya tinggal di sini, sekitar lima tahun lalu."
Wati sampai mengerutkan dahinya mendengar apa yang dikatakan oleh Bagas, dia baru beberapa hari saja tinggal di sana merasa curiga dengan tingkah dari bi Tuti.
Menurutnya bi Tuti itu bertingkah tidak seperti biasanya, bahkan mendengar kata gudang saja langsung seperti ketakutan akan ada orang lain yang masuk. Padahal, dia sudah masuk dan tahu apa isi dari gudang tersebut.
"Tapi, Pak. Saya melihat gelagat aneh loh dari bi Tuti, apa Bapak tidak merasakannya?"
Bagas menatap Wati dengan dalam, tiba-tiba saja dia merasa kalau wanita itu sedang memprovokasi dirinya. Bagas takut kalau Wati ingin menjadi istrinya, makanya berusaha untuk menyingkirkan bi Tuti.
"Kamu itu ngomong begitu tujuan dan maksudnya apa? Mau menjelekkan bi Tuti biar saya pecat gitu?"
"Eh? Mana ada kaya gitu, saya itu cuma membicarakan masalah fakta. Bi Tuti itu sangat aneh, saya rasa dia itu punya kepribadian lain."
Sebenarnya Wati ingin menceritakan tentang masalah apa yang dia temukan di gudang, dia curiga kalau apa yang ada di sana merupakan milik dari bi Tuti. Namun, dia belum memiliki bukti.
"Udah jangan ngomong gitu, kamu urus aja anak saya dengan baik dan juga benar. Kalau anak saya sehat dan pertumbuhannya sangat baik, saya akan sangat berterima kasih sama kamu."
"Iya, iya. Maaf kalau saya lancang," ujar Wati.
Wati mencebikkan bibirnya, lalu dia menggendong Cantik karena kebetulan anak itu terbangun dari tidurnya. Lalu, dia memilih untuk keluar dari dalam kamar itu karena merasa kesel terhadap Bagas.
"Dasar lelaki aneh, dibilanginnya nggak mau. Dasar gak peka, awas aja kalau nanti dia dikecewakan sama bi Tuti, aku akan sorakin yang kencang!" ujar Wati pelan penuh penekanan.
wis kapok mu kapan bjo gaib mu wis modyarrr
hadiahnua bisa diambil dirumah kk othor ya...😂😂😂
Bu Tuti syok berat ini.. udah beli segala macam perlengkapan pemujaan lagi.. /Facepalm//Facepalm/
secara suami gaib nya musnah tp apakh nnti akan menuntut blas yg lebih kejam lagi ga yaaa /Smug//Smug//Smug//Smug/
trus kalau bi Tuti pulang nanti bagaimana ya....
Bagas kok masih bisa menahan emosinya saat melihat bi Tuti... keren banget kamu bagas
setanya marah yaaa tp.klo marah masa iya g bisa sih dinlwan dgn doa
minta sm yg esa gtu 🤔
dan si tuti dpt karmanya
undg pak uztad ngajiin biar keluar tuhh mahkluk gaib biar aman rumah
Halah... paling geh nanti Bagas juga suka sendiri sama Wati. 🤭