Dua wanita kembar yang menjalani takdir masing masing. Inha dengan karakter pendiam dan terpaksa menikah dengan seorang duda beranak satu dan Inka yang selalu ceria dan mencintai seorang pria yang terlihat tidak menyukainya .Namun, ternyata ia salah karena pria itu selalu menyukai dalam diam.
Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Mampukah Inha menerima status sebagai ibu sambung di usia muda nya?
Bisakah Inka keluar dari situasi tersulit di hidupnya?
Selamat membaca.... 🥰😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Han_hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Saat ini Inka bertemu kembali Dilan, mereka menyusuri setiap bagian mall dan tentu saja Inka membeli sesuatu untuk dirinya. Ia tidak menyangka bersama Dilan semenyenangkan ini, pria itu tidak kaku dan suka bercanda. Ia juga sopan dan beberapa kali sigap memegang lengan Inka saat gadis itu hampir tersandung secara tak sengaja.
"Pelan-pelan jalan nya tidak perlu tergesa-gesa, apa aku perlu menggandeng tanganmu. " Dilan menggulum senyum
"Tidak perlu, aku memang selalu cepat saat berjalan dan juga pecicilan. Maaf jika kau kurang nyaman. "
"Tidak masalah, aku senang bisa berteman denganmu. Kau apa adanya dan menyenangkan. "
Inka tersipu malu saat ada pria yang memuji dirinya.
"Jika kau butuh sesuatu katakan padaku,Apa kau ingin belanja lagi? " Tanya Dilan
"Tidak, ini sudah cukup dan sebaiknya kita makan,aku lapar. "
Mereka masuk ke sebuah restoran cepat saji dan tanpa disangka Inka bertemu dengan seorang pria yang ia sukai kini duduk bersama seorang wanita cantik. Hatinya begitu bergemuruh, entah siapa wanita cantik itu namun Inka hanya bisa bertanya-tanya dalam hati.
" Kak Antoni sedang disini? " Sapanya. Tak mungkin ia balik badan atau pura-pura tidak melihat karena pria itu pun melihat dirinya juga.
" Oh, iya. "Jawab nya singkat. Antoni melirik pria disamping Inka yang membawa beberapa kantong belanja, yang sudah dipastikan milik Inka.
" Kau mengenal nya? " Tanya wanita cantik itu.
"Bukan urusanmu. " Jawab Antoni dengan ketus
" Kau siapa kak Antoni? "Inka tanpa ragu bertanya saking penasaran nya.
" Aku pacarnya. " Wanita itu mengulas senyum kembali. Cantik.
"Diam kau, dan jangan banyak bicara! " Antoni menekankan setiap ucapan nya. Dan wanita itu langsung terdiam
"Ah, begitu ya. Maaf kami permisi dulu. " Inka seolah salah tingkah dan sedikit terkejut ternyata Antoni memiliki pacar. Hatinya begitu sakit.
Dilan tanpa ragu menggandeng tangan Inka tanpa meminta izin terlebih dahulu. Bahkan saat Inka meminta nya untuk keluar restoran, pria itu menolak. Dilan sengaja memilih kursi yang tak jauh dari Antoni.
"Aku pesankan dulu makanan untuk mu. "
"Memang kamu tahu apa kesukaanku? " Tanya Inka.
"Ini restoran ayam tepung sudah pasti menu nya itu -itu saja. Apa kau lupa, tuan putri? Dilan mengulum senyum, ia tahu Inka sedikit gugup bahkan beberapa kali melirik meja Antoni.
" Oh, iya kau benar. Aku lupa. " Inka terlihat bodoh, entah apa yang ada dipikirkan nya. Hatinya begitu kacau.
Dilan dengan cepat memesan beberapa paket ayam tepung bahkan dia mengambil saus untuk Inka.
"Terimakasih." Inka
"Ini tidak gratis, nona manis. " godanya sembari mengerlingkan mata. " Tentu saja aku akan meminta bayaran untuk kerja kerasku hari ini. "
"Kau itu, baru mengambil saus saja minta bayaran. Tenang saja, aku akan bayar goceng untuk kerja kerasmu. " Kelakar gadis itu
"Itu cuma bisa bayar parkir mobil doang, aku ingin kau membayar nya dengan senyuman manismu itu. " Godanya lagi. Entah mengapa Dilan suka sekali menggoda Inka. Selain ceria, gadis itu tidak mudah terbuai oleh kata-kata manis lelaki.
" Dasar perayu ulung! " Tanpa sadar inka memukul lengan Dilan dengan keras. "Aku tidak mempan dengan gombalan receh mu itu. "
" Karena itu yang membuat aku suka denganmu. Kamu gadis yang menyenangkan. " Ini pertama kali nya Dilan mengungkapkan rasa jujur nya. Inka gadis yang berbeda dari yang lain. Gadis itu tidak mudah terbawa perasaan dan tidak pilih-pilih tempat untuk makan. Ia selalu mengiyakan dan mencoba tempat baru untuk kulineran. Inka gadis apa adanya, tidak manja seperti kebanyakan wanita yang mendekati nya.
"Sudahlah, ayo kita makan. " Inka tak ingin Dilan berharap lebih apalagi menyatakan perasaan nya dengan cepat. Bagaimana ia bisa menerima hati pria sedangkan hati nya sudah terpaut untuk satu nama walaupun pria itu begitu mengabaikan nya. Inka hanya mengela nafas panjang nya.
"Jangan melirik pria itu lagi. " Dilan berkata tanpa melihat kearah Inka
"A.. apa maksudmu? " Inka sedikit terkejut saat tahu bahwa Dilan memperhatikan gerak geriknya. Ia seperti maling yang ketahuan mencuri ayam.
" Aku tahu kau menyukai pria itu kan. "bisiknya
Inka kembali memukul lengan Dilan bahkan sedikit mencubit nya. " Apa aku sangat kelihatan, bagaimana bisa kau tahu. "Bisiknya . Bahkan sekarang wajah Inka bersemu merah.
" Aku pernah jatuh cinta , tuan putri. Kau itu yang masih amatiran. Aww.. " Dilan meringis kesakitan,cubitan Inka cukup keras dan membuat bekas merah di lengan nya
"Maaf."
"Aku memang gadis bodoh, berharap dengan yang tidak pasti pada pria yang belum tentu menyukaiku. " Lirih nya
"Dan kau menyesalinya? " Tanya Dilan.
Dengan cepat Inka menggelengkan kepala
" Tidak! "Jawabnya dengan mantap, " Aku tidak pernah menyesalinya. "Dia pria yang baik walaupun terlihat dingin.
Mereka saling menjawab dengan cara berbisik-bisik hingga terlihat begitu dekat dan mesra dari meja Antoni.
" Dan rasa itu masih ada kan? "Tanya Dilan lagi. Inka hanya bisa menunduk tanpa menjawab pertanyaan itu.
" Kau percaya padaku? "
"Tentang apa? " Inka mendongakan wajahnya, pertanyaan Dilan begitu ambigu
"Ayo kita bersenang-senang, hancurkan perasaan pria yang tidak mencintaimu. " Dilan berkata setelah mengelap bibirnya, menyelesaikan makanan nya.
"Apaan sih!? " Inka masih tidak mengerti pria itu berkata apa.
"Genggam tanganku, kita lewati hari ini dengan bersenang-senang.Hari ini kita menjadi sepasang kekasih dalam sehari.Let'go! " Dilan mengulurkan tangan nya . Sesekali membuat Inka bahagia tidak ada salahnya, dan membuat sedikit pelajaran untuk pria itu agar dia tahu bahwa banyak yang menyukai Inka, si gadis periang. Beberapa kali Dilan sempat melirik bahwa pria yang Inka sukai melihatnya dari pantulan kaca. Lelaki pecundang, batin nya
"Sambil menyelam minum air"gumam Dilan dalam hati, ia pun bisa mencari kesempatan untuk menggengam tangan gadis itu. Lumayan.
" Let'go! " Inka pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan bersama Dilan. Tidak terlalu buruk berteman dengan nya karena Dilan masih sopan dan juga ramah.
Mereka saling mengenggam tangan dan pergi dari resto itu , seolah tanpa ada rasa beban Inka melenggang dengan riang diiringi tawa dan senyuman.
"Kalau kau cemburu, katakan pada gadis itu bukan hanya mencuri pandang dan pura-pura tenang seperti ini. " Kali ini suara Arinka terdengar seperti sedang menyindir Antoni.
Beberapa kali pria itu tertangkap sedang mencuri pandang melalui pantulan cermin. Tentu saja Arinka tahu gelagat Antoni karena empat tahun yang lalu ia adalah kekasih nya. Dan sekarang hanya mantan.
"Diamlah, jangan ikut campur! " Antoni berkata dengan penuh penekanan.
"Apa kau butuh bantuanku agar gadis itu tahu perasaanmu. " Godanya
"Jangan ikut campur! " Antoni, ia terlihat begitu kesal karena sang mantan mulai masuk ke area privasinya. Sial sekali bagi Antoni bisa bertemu pacar yang dulu mengkhianatinya malah menikah dengan pria lain yang ternyata dosen nya sendiri. Namun saat dipertemukan kembali status Arinka sudah janda beranak dua. Ia bercerai dengan suaminya yang lebih memilih istri pertamanya . Bertahun-tahun wanita itu selalu meminta maaf dan menghubungi Antoni namun tanpa jawaban. Dan mereka dipertemukan kembali saat Arinka bekerja di administrasi rumah sakit yang dipimpin oleh ayah Antoni, Rizal Kusuma. Sedikit banyak nya Arinka tahu kebiasaan ayah Antoni yang sudah memiliki keluarga lagi.
Arinka meminta bertemu Antoni karena ia pun secara tidak langsung tahu silsilah Antoni yang sebenarnya dan tahu dimana keberadaan anak asli Rizal Kusuma yang menghilang enam tahun yang lalu.
"Jangan sampai kau terluka untuk kedua kalinya. "
Antoni terkekeh mendengar ucapan Arinka yang begitu sok tahu. " Dulu aku begitu bodoh mencintaimu, terlalu percaya padamu tapi nyatanya kau selingkuh dengan temanku dan yang lebih mengejutkan malah menikah dengan dosen bogel, botak, gendut itu! " Antoni berkata dengan mata berkilat dan marah. Kekasih yang ia dambakan untuk masa depan ternyata tidak sebaik yang ia pikirkan. Bahkan dulu ia sempat tidak menerima kenyataan bahwa Arinka telah menikah dan meninggalkan nya.
" Aku melakukannya dengan terpaksa. "Ucapnya untuk yang kesekian kali. Berpuluh-puluh kali ia meminta maaf pada Antoni tidak sekali pun direspon dan hanya dengan informasi tentang pak Rizal ia bisa bertemu lagi dengan mantan nya.
" Orangtuaku bangkrut, hutang menumpuk , dikejar DC membuat mommy stress, papi sakit. Rumah dijual, hidup seperti di neraka, setiap hari yang ada keributan. Papih selalu berkata bagaimana aku bisa membantu nya dan mendapatkan uang dengan cepat. Dan aku berpikir jika Aldo pasti bisa membantuku jika aku menjadi pacarnya, nyatanya dia tidak bisa memberikan aku uang. " Arinka menghela nafas panjangnya
"Aku tidak peduli jika kau menganggapku wanita murahan yang rela menukar tubuhku dengan uang. "
"Kenapa tidak bicara padaku? "
"Jika aku meminta bantuan padamu, apa kau akan membantuku dengan cepat sedangkan kau pun membiayai orangtua dan adikmu juga. " Arinka tersenyum getir
"Bagaimana bisa aku menambah beban pikiranmu sedangkan kau sedang berjuang sendiri, aku tidak bisa An, tidak sanggup jika harus merepotkanmu lagi. " Jelas Arinka. Ia tahu kekasihnya dulu kuliah sembari bekerja untuk membantu ibu dan adiknya.
"Sudahlah, bagaimana pun aku tetap salah. Maafkan kesalahanku dimasa lalu dan jika kau perlu sesuatu katakan padaku." Arinka mengakhiri pembicaraan dan bangkit dari tempat duduknya, ia sudah sedikit lega karena Antoni mau bertemu dengan nya.
"Terimakasih." Ucap Antoni dengan wajah datarnya, dan Arinka menatap kembali pria yang pernah dicintainya. Rasa itu masih ada, tak bisa dipungkiri ia masih menyukai nya. Namun sadar diri, waktu telah berlalu dan tentu saja sang mantan mencintai wanita lain yang sudah jelas terlihat saat mereka duduk bersama.
"Aku pergi. " Arinka berlalu sembari menahan tangisnya. Menahan segala rasa sesak di dada, pengkhianatan yang pernah ia lakukan mungkin tidak isa dimaafkan namun inilah takdir yang harus ia jalani. Arinka lebih memilih orangtuanya daripada Antoni.
wkwkkwkw
🤭🤭