NovelToon NovelToon
Terjebak Dalam Dunia Pria Yang Mengaku Suamiku

Terjebak Dalam Dunia Pria Yang Mengaku Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Time Travel / Dokter Genius / Cinta Beda Dunia / Penyeberangan Dunia Lain / Dark Romance
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Azida21

bijak dalam memilih bacaan!


"Kamu... siapa?" bisik Zeya lirih, tangan kirinya memegangi kepala yang berdenyut hebat.

Pria itu tersenyum lembut, menatapnya seolah ia adalah hal paling berharga di dunia ini.
"Aku suamimu, sayang. Kau mungkin lupa... tapi tenang saja. Aku akan membuatmu jatuh cinta lagi...seperti dulu."

*****

Zeya, seorang mahasiswi kedokteran, tiba-tiba terbangun di dunia asing. Ia masih dirinya yang sama,nama, wajah, usia..tak ada yang berubah.

Kecuali satu hal, kini ia punya suami.

Ares Mahendra. Dosen dingin yang terlalu lembut saat bicara, terlalu cepat muncul saat dibutuhkan… dan terlalu mengikat untuk disebut sebagai “suami biasa.”

Zeya tidak mengingat apa pun. Tapi dokumen, cincin, dan tatapan Ares terlalu nyata untuk disangkal. Ia pun mulai percaya...

Hingga satu rahasia terkuak,zeya bukan istri nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azida21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 :Di Balik Matanya yang Penuh Tanya

Cahaya matahari pagi menyusup perlahan dari balik tirai kamar, membentuk pola lembut di dinding dan seprai putih susu yang masih rapi. Udara terasa hangat dan tenang, menenangkan seperti pelukan hangat. Di ranjang besar itu, tubuh Ares Mahendra masih terbaring dengan napas teratur.

Zeya membuka mata lebih dulu. Tubuhnya terasa ringan, mungkin karena tidur cukup nyenyak. Ia menggeser sedikit posisinya, dan pandangannya langsung jatuh pada wajah lelaki di sebelahnya...Ares.

Lelaki itu masih terlelap, wajahnya tampak damai.

Zeya memandangi suaminya dalam diam. Wajah Ares tampak sempurna dari sudut mana pun. Hidungnya tinggi dan tegas, dengan alis hitam tebal yang menyempurnakan kesan maskulin. Bulu matanya panjang dan lentik, seolah milik tokoh dalam drama yang terlalu tampan untuk nyata. Kulit wajahnya halus dan bersih, dengan rahang kokoh dan bibir tipis yang kini sedikit terbuka dalam tidur. Wajah itu nyaris tak punya cela,tampak seperti diukir langsung oleh tangan dewa.

"Benarkah dia suami masa depanku? Atau… ada sesuatu yang tidak aku ketahui?" batinnya penuh tanya.

Zeya menghela napas pelan. "Parasnya sangat tampan, dia baik, perhatian, dan pekerja keras... mungkinkah aku benar-benar mendapatkan suami sempurna seperti ini?"

Namun, pertanyaan lain kembali muncul, membayang-bayangi perasaan hangat itu. Ia tidak bisa mengingat dengan jelas bagaimana ia bisa menikah dengan Ares. Ingatannya masih kabur. Entah ini mimpi, perjalanan waktu, atau sesuatu yang lebih rumit lagi.

"Aku punya dua kemungkinan..." pikirnya. "Antara aku benar-benar melompati waktu dan bertemu suami masa depanku, atau Ares menyembunyikan sesuatu yang belum ku ketahui."

Zeya duduk perlahan, punggungnya bersandar pada headboard. Ia menatap keluar jendela sejenak, mencoba menyusun petunjuk-petunjuk kecil di kepalanya.

"Aku harus mencari tahu kebenarannya," bisiknya pelan.

"Tapi... harus mulai dari mana?"

Saat ia tenggelam dalam pikirannya sendiri, suara berat itu terdengar, membuatnya tersentak.

"Selamat pagi, sayang," ucap Ares, suaranya masih serak karena baru bangun. Ia lalu mendekat dan mencium lembut bibir Zeya.

Zeya terkejut dan refleks memegang bibirnya sendiri. Matanya melebar.

"Kenapa kaget?" Ares tersenyum lembut. "Anggap saja morning kiss dari suamimu."

"Kamu mencium ku tanpa aba-aba, makanya aku kaget," elak Zeya cepat.

Ares terkekeh pelan. "Baiklah, lain kali aku akan memberitahumu kalau aku mau menciummu."

Zeya menggigit bibirnya, ragu. Tapi kesempatan ini terlalu tepat untuk ia abaikan.

"Ares," panggilnya pelan.

"Hmm?" sahut Ares sambil meregangkan tubuhnya.

"Boleh aku lihat buku nikah kita?"

Ares langsung menghentikan gerakannya. Tatapannya menajam sejenak.

"Kamu meragukan pernikahan kita?"

"Tidak! Bukan seperti itu. Jangan salah paham. Aku cuma... mau lihat saja. Hanya sebentar," ujar Zeya cepat.

Ares diam sejenak. "Apa kamu tidak percaya padaku?"

"Aku percaya. Tapi... bisakah aku melihatnya? Kumohon."

Ada kilatan emosi yang sulit dibaca di wajah Ares. Ia bangkit tanpa berkata apa-apa dan keluar dari kamar.

Zeya memandangi pintu yang tertutup, bingung. "Kenapa dia marah? Bukannya aku cuma minta lihat buku nikah? Aneh. Mana ada pasangan bertengkar cuma karena minta lihat buku nikah?"

Beberapa menit kemudian, Ares kembali. Wajahnya masih datar, tapi tangannya menggenggam buku kecil berwarna cokelat.

Ia meletakkannya di atas pangkuan Zeya.

"Lihatlah sepuas mu. Karena setelah ini, aku tidak akan membiarkanmu melihatnya lagi."

Zeya menatapnya, kaget. "Kenapa kamu melarang ku menyimpannya?"

"Aku cuma takut kamu menghilangkannya," ucap Ares dingin.

Zeya membuka buku itu perlahan. Ada foto mereka berdua, berdiri di pelaminan dengan pakaian pengantin sederhana. Tanggal pernikahan tertera jelas. Semuanya tampak normal. Tidak ada yang mencurigakan. Tapi justru karena terlalu sempurna dan rapi, Zeya merasa semakin curiga.

"Lalu... di mana cincin nikah kita?" tanyanya kemudian.

Ares menatap Zeya beberapa detik sebelum menjawab. "Cincinnya rusak saat kecelakaan."

"Lalu kenapa kamu tidak pakai juga? Cincinmu juga rusak?"

Ares menarik napas pelan. "Aku membuang cincinnya."

"Kenapa?"

"Kalau pasangannya tidak ada, lalu apa gunanya aku memakai cincin itu?"

Zeya terdiam. Ada rasa bersalah yang tiba-tiba menggelayuti hatinya.

"Oh..."

Ares kembali duduk di sampingnya dan menggenggam tangannya.

"Karena kamu sudah sehat kembali, siang nanti kita beli cincin baru. Yang lebih bagus," ucap Ares, suaranya terdengar tegas dan tak bisa dibantah.

Zeya hanya bisa mengangguk kecil.

"Sayang," panggil Ares dengan suara pelan dan lembut,

"Apa kamu masih meragukan pernikahan kita? Kamu tahu, kamu membuatku sedih."

Zeya menunduk. "Aku sama sekali tidak meragukan mu... aku cuma ingin lihat saja. Karena ingatanku hilang, aku berusaha mengingat hal-hal kecil yang bisa membantuku memahami semua ini."

Ares tidak menjawab, tapi ia menarik Zeya ke dalam pelukannya dan membiarkannya bersandar di dadanya.

"Kalau begitu, kita akan buat lebih banyak kenangan bersama, agar kamu tak perlu mencari bukti apa pun lagi."

Zeya menggenggam baju Ares erat-erat, tapi dalam hatinya, pertanyaan itu tetap bergema

" Benarkah ini semua nyata? Atau... ada sesuatu yang sengaja disembunyikan dariku?"gumam zeya nyaris tak terdengar oleh Ares.

1
Gedang Raja
bagus
Azida21: terimakasih🥰
total 1 replies
Kem mlem 🍨🍨🍨
Gimana sih thor, nggak sabar ni...
Azida21: Sabar yah,Author usahain update bab nya banyak hari ini❤️
total 1 replies
Kami
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
Azida21: terima kasih sudah baca,di tunggu kelanjutan nya yah🤭
total 1 replies
kawaiko
Jauh melebihi harapanku.
Azida21: terima kasih☺️,Author senang kalau kamu puas dengan karya nya☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!