NovelToon NovelToon
Gairah Sang Papa Angkat

Gairah Sang Papa Angkat

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Terlarang / Cerai / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ni Luh putu Sri rahayu

menjadi sukses dan kaya raya tidak menjamin kebahagiaanmu dan membuat orang yang kau cintai akan tetap di sampingmu. itulah yang di alami oleh Aldebaran, menjadi seorang CEO sukses dan kaya tidak mampu membuat istrinya tetap bersamanya, namu sebaliknya istrinya memilih berselingkuh dengan sahabat dan rekan bisnisnya. yang membuat kehidupan Aldebaran terpuruk dalam kesedihan dan kekecewaan yang mendalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Luh putu Sri rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Malam semakin larut, Aldebaran keluar dari kamar pribadinya, rambutnya masih tampak sedikit basah dan aroma sabun masih menempel di kulitnya menandakan ia baru saja selesai mandi.

Di sofa rumah tengah ia masih melihat Lilia tampak berbaring santai di sofa di depan televisi dengan kotak coklat yang sudah terbuka di atas meja, dan beberapa telah di makan.

"Dia belum tidur?" Gumam Aldebaran, matanya menyipit menatap ke arah sofa tempat Lilia berbaring, dengan langkah perlahan Aldebaran mendekat ke sofa untuk memeriksa. Saat ia sampai di dekat sofa ternyata ia sudah mendapati Lilia sudah tertidur pulas dengan beberapa buah coklat di genggamannya, yang sepertinya tidak habis ia makan.

"Dia... Tidur?" Kata Aldebaran pelan, lalu ia duduk di pinggir sofa, untuk beberapa saat ia memandangi wajah Lilia yang sedang tertidur, napasnya yang teratur dan wajah mungilnya yang tampak damai, membuat sesuatu dalam hati Aldebaran seolah memanggilnya untuk lebih dekat dengan gadis itu.

Perlahan tangan Aldebaran terulur, jemarinya mengusap lembut sisa coklat di bibir gadis itu. sentuhan itu lembut seolah ia takut merusak sesuatu yang sangat rapuh.

"Kau sangat manis, Lilia." Gumam Aldebaran, pelan lebih pada dirinya sendiri. Lalu sebuah senyum tipis terukir di bibirnya, namun bukan senyuman kebahagiaan, melarikan sebuah senyuman pahit yang mengingatkannya pada perasaan yang selama ini ia coba tekan dalam-dalam di dalam hatinya.

"Mungkin... Aku hanya bisa jujur pada diriku di saat seperti ini... Lilia," ucapnya lembut penuh pengakuan yang tertahan.

Dengan lembut jemari tangan Aldebaran yang kokoh menyeka beberapa helai rambut Lilia yang jatuh di wajah mungil gadis itu. Tangan besar Aldebaran terlihat kontras dengan kuliat lembut dan pucat gadis itu.

"Kenapa? Kenapa aku merasa seperti ini? Aku ingin dia lebih dari yang seharusnya..." kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Aldebaran, seperti sebuah pengakuan dosa yang selama ini ia simpan dalam dan enggan akui, namun kini perlahan mulai tumbuh semakin besar.

Perlahan, Aldebaran mengulurkan lagi tangannya, ibu jarinya menyentuh lembut sudut bibir Lilia, lalu mengusap sisa coklat itu dengan gerakan hati-hati, dalam momen singkat itu, Aldebaran merasakan kehangatan kulit gadis itu yang begitu nyata di bawah sentuhannya.

Aldebaran membawa ibu jarinya mendekat ke bibirnya sendiri. Dengan perlahan, ia menjilati sisa coklat yang kini melekat di jarinya, membiarkan rasa manis itu menyentuh lidahnya. Tetapi bukan rasa coklat itu yang memenuhi pikirannya, melainkan sebuah sentuhan tanpa sadar yang ia lakukan.

Aldebaran, terdiam membiarkan perasaanya yang rumit bergemuruh dalam hatinya—campuran antara kasih sayang yang tulus dan rasa bersalah karena perasaan yang tak seharusnya ia izinkan tumbuh lebih dalam. Namun, saat itu begitu terasa abadi baginya, sebuah jeda kecil di antara dunia yang penuh tanggung jawab dan luka.

"Aku... Aku ingin merasakannya lebih dari ini." Kata aldebaran dalam hati.

Tanpa ia sadari, dengan perlahan Aldebaran menunduk, kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah mungil Lilia yang masih terlelap di sofa. pandangan Aldebaran menjadi lebih melembut, menelusuri setiap lekuk wajah Lilia—gadis yang telah mengisi kekosongan dalam hidupnya.

Dengan lembut, ia mengecup bibir Lilia. Sentuhan itu singkat, hampir seperti bisikan, namun cukup untuk membuat dunia di sekitar Aldebaran berhenti berputar. Dalam ciuman singkat itu, ada segunung perasaan yang tak terucapkan yang membuat dada Aldebaran terasa sesak dan rasa bersalah yang begitu dalam.

Sesaat stelah ciuman singkat itu Aldebaran menarik diri, ia masih memperhatikan wajah damai Lilia yang masih tertidur pulas. "Maafkan aku Lilia... Aku sudah melampaui batasku sebagai seorang ayah..." Gumam Aldebaran, penuh dengan rasa sakit dan kekecewaan terhadap dirinya sendiri.

Untuk beberapa saat Aldebaran memandangi wajah mungil Lilia sebelum ia mengambil sebuah selimut di yang terlipat rapi di sandaran sofa, dengan perlahan ia menyelimuti tubuh mungil Lilia yang masih tertidur pulas.

Ia mengusap lembut rambut Lilia dan menanamkan sebuah kecupan lembut di puncak kepala gadis itu, "Selamat malam, Lilia." Aldebaran membiarkan ciuman itu bertahan lebih lama , mencium aroma lembut rambut Lilia memenuhi indranya.

Sebelum Aldebaran menarik diri perlahan, dan akhirnya ia pergi ke kamar pribadinya. Ia berbaring di tempat tidurnya yang luas dan mewah dengan furnitur berkelas dan eksklusif, namun kemewahan itu tidak bisa menghilangkan kegelisahan dalam hatinya.

Hingga, akhirnya ia memejamkan matanya, mencoba mengabaikan perasaan dalam hatinya yang mulai bergejolak.

...~o0o~...

Keesokan paginya, Lilia melakukan tugasnya seperti biasa ia menyiapkan pakaian kerja untuk Aldebaran, di dalam kamar pribadi pria itu. Lilia menarik kursi ke dekat lemari pakaian besar di sudut ruangan, lalu dengan hati-hati ia naik ke atasnya, dan meraih sebuah kemeja hitam yang terlihat rapi di antara tumpukan kemeja kerja Aldebaran di dalam lemari.

Lalu Lilia, beralih ke pintu lemari di sebelahnya. Ia mengambil beberapa dasi dengan warna senada dengan kemeja yang ia ambil sebelumnya, namun memiliki motif yang berbeda di masing-masing dasi itu. Lalu dengan hati-hati ia juga mengambil stelan jas abu-abu gelap yang tergantung di dalam gantungan baju di dalam lemari. Lilia menatanya di atas tempat tidur besar, sambil sesekali ia mencocokkan motif dasi dengan kemeja hitam yang telah ia pilih.

"Bagaiman dengan yang ini?" Katanya mencocokkan motif dasi dengan kemeja hitam di depannya. "bagaimana dengan yang ini?, tidak, tidak. Terlalu mencolok. Kalau yang ini? Hm...."

Lilia menimbang-nimbang dua dasi di tangannya, mata besarnya menyipit tajam seperti sedang menilai kandidat pemilu yang sengit.

"Cap,cip,cup! Kembang kuncup! Yang mana yang di cup! Yang ini!" Lilia mengangkat dasi di tangan kirinya tinggi-tinggi seperti mengumumkan pemenang kejuaraan olimpiade. Namun , tak lama ia melirik dasi di tangan kanannya.

"Em... Yang ini saja." Katanya lagi, mengubah pilihannya dengan nada yakin, mengangkat dasi di tangan kanannya kali ini. "Pemenangnya adalah... Si klasik nan elegan!" katanya dengan dramatis, sebelum meletakan dasi terpilih di atas jas.

Setelah ia memilih dasi yang hampir seperti pertandingan gulat, Lilia akhirnya menentukan salah satunya, Lilia menata semua pakaian kerja Aldebaran di atas tempat tidur besar itu. Sesekali, ia mengangguk-anggukkan kepala sambil berkacak pinggang, menatap hasil kerjanya dengan bangga.

"Baiklah ini sudah cocok." Ucapnya puas.

Namun tanpa Lilia sadari, dari celah pintu kamar mandi, Aldebaran tersenyum geli melihat tingkahnya yang begitu serius menyiapkan pakaian kerja untuknya.

"Dia... Benar-benar menggemaskan." Kata Aldebaran lembut.

Perlahan ia menutup pintu kamar mandi setelah Lilia pergi dari kamarnya, dan bersandar di dinding marmer kamar mandi.

Lalu dengan lembut Aldebaran membawa jarinya mendekat ke bibirnya, "aku ingin merasakan ciuman itu lagi..." Gumam Aldebaran, dengan lembut ia mengusap bibirnya, mengingat kembali ciuman singkat yang ia curi secara diam-diam semalam, seolah ia masih merasakan bibir mungil dan lembut milik Lilia di bibirnya.

Bersambung......

1
Bunda
nyimak kak 🙏🏻
DonnJuan
keren kak
Elizabethlizy
kalo berkenan mampir juga yaa kelapak ku makasih
Erlin
mampirr balikk kaaa, semangattt
Erlin
semangat kaa, ceritamu kerenn, dan jangan lupa mampir yaaa
Azthar_ noor
aldebaran .... oh aldebaran ... andin mengkhianatimu jadian lagi sama lilia... heheh semangat thorrr
Serenarara
Lagian sekelas CEO masa kasih yang diskon? /Chuckle/
ARIES ♈: kata papa "Lilia, kita harus berhemat, tanggal tua! kalo gak mau jatah skincare-nya papa potong." 🤭🤭
total 1 replies
Author Sylvia
jangan buat Aldebaran jadi cowok plin plan dan playboy ya Thor.
sukses buat novelnya, jangan lupa support baliknya di novel baru aku ya 🙏☺️
ARIES ♈: terimakasih dukungannya kak, di usahain... biar gak play boy..🫠🫠
total 1 replies
Serenarara
Dasar nggak peka, huh. /Smug/
Serenarara
Wayolo...dia pedo thor?
Serenarara
/Sweat/ Pak, please lah...waras dikit kek
Serenarara
Hajar bang hajar!
Little Fox🦊_wdyrskwt
keren... ceritanya bagus/Determined/
Little Fox🦊_wdyrskwt
semanngat mampir juga say
Anyelir
Aldebaran uy, wkwkwk
Cappie
Jan lupa mampir ya
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Next Thor👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!