NovelToon NovelToon
ARCANUM: Perjalanan Menuju Takhta Bintang

ARCANUM: Perjalanan Menuju Takhta Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Transmigrasi
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ilhamkn

Tema cerita: Fantasi, Petualangan, Pedang dan Sihir

Update 1-2 Bab/hari, setiap jam 20:00 WIB.

Caelum Aurelius adalah seorang penyihir dan peneliti dari sebuah organisasi bernama Arcana, sebuah organisasi sihir yang telah berdiri sejak abad pertengahan di bumi dan merupakan salah satu organisasi sihir tertua.

Pada suatu malam Caelum mencoba melakukan penelitian untuk "melintasi dinding realitas". Namun percobaan tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan Caelum terlempar dalam dimensi hampa.

Saat Caelum tersadar dia melihat pemandangan asing disekitarnya.

"Berdasarkan pengamatan awal, lokasi ini tidak identik dengan satupun wilayah yang ada di bumi, terutama bulannya" sambil menatap ke arah langit, Caelum melihat 2 Bulan yang bersinar berdampingan.

Dan semuanya dimulai dari sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilhamkn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30: Kartu Sihir

Setelah menerima pelatihan dari Elvarin selama enam hari, Caelum akhirnya mulai terbiasa dengan beban yang dia selalu kenakan, hal ini juga membuatnya sadar bahwa latihan gila-gilaan yang dia lakukan selama beberapa hari terkahir memberikan dampak yang sangat signifikan pada perkembangan kekuatannya, sekarang dia bisa bekerja lebih cepat di tempat Aylin bahkan tanpa bersusah payah seperti sebelumnya.

Hari ini Caelum akan menerima tes terkahir untuk menjadi murid resmi Elvarin, dia telah selesai membersihkan diri di rumah dan hendak segera menuju kediaman Elvarin, namun dia melihat Lira berjalan ke arahnya.

"Cael, aku dengar kamu akan pergi ke hutan barat bersama Tuan Elvarin hari ini, kamu harus berhati-hati dengan binatang magis" Lira memang selalu perhatian dan itu membuat Caelum tersenyum tanpa sadar.

"Aku yakin tidak ada binatang magis yang akan menyerang kami, melihat ibl... maksudku Tuan Elvarin sudah cukup untuk menakuti mereka" Caelum mencoba meyakinkan Lira, namun dia sendiri tahu bahaya dari hutan bagian barat, karena di tempat itulah dia pertama bertemu dengan Lira dan bersama melawan monster.

"Hahahaha.... aku bisa membayangkannya" Lira menanggapi candaan itu dan mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya.

"Ini adalah artefak perlindungan yang di titipkan oleh Nyonya Maerin, dia tahu kamu akan pergi bersama Tuan Elvarin ke hutan barat dan memintaku memberikannya padamu, dia tidak ingin muridnya terluka bahkan sebelum dia sempat mengajarnya" cincin berwarna silver dengan ukiran Rune dibagian dalamnya, terdapat tiga permata yang menandatangani kemampuannya untuk menahan tiga serangan fatal.

"Nyonya Maerin telah banyak membantuku, aku tidak sabar untuk segera belajar dengannya, aku harap dia tidak sekeras Tuan Elvarin" Caelum menerima cincin itu dan memasang ekspresi getir. Setelah mengetahui dari Lira bahwa Nyonya Maerin akan tinggal di kota ini hingga ekspedisi dimulai, dan dia telah menyepakati pembagian waktu latihan Caelum di akhir pekan dengan Elvarin, sejak saat itu Caelum telah menerima beberapa barang melalui Lira. Mulai dari buku, bahan-bahan untuk menggambar rune dan sekarang artefak yang berharga.

"Kalau begitu, sampaikan ucapan terimakasihku pada Nyonya Maerin"

"Baiklah"

"Kalau begitu, aku berangkat Lira" Caelum kemudian berjalan meninggalkan rumah dan melambai ke arah Lira.

"Hati-hati, jangan terlalu memaksakan diri" Lira membalas dengan melambaikan tangannya.

Setelah Caelum cukup jauh dari rumah, Nina berjalan ke arah Lira.

"Dia akan baik-baik saja, anda tidak perlu khawatir Tuan Putri"

"Yah... semoga begitu"

...----------------...

Setelah tiba di depan rumah Elvarin, Caelum segera menuju ke lapangan latihan.

"Kau terlambat dua puluh tarikan nafas" Elvarin berdiri di tengah lapangan dengan mata terpejam.

Caelum menjelaskan alasan keterlambatannya, dan persiapan yang dia lakukan sebelum berangkat.

"Ayo berangkat" Elvarin memimpin jalan menuju kedalaman hutan.

Dalam perjalanan, meskipun Elvarin nampak berjalan dengan santai, namun kecepatannya sama dengan Caelum yang berlari, dia berusaha sekuat tenaga untuk menyesuaikan kecepatan agar tidak tertinggal.

"Kau sangat lambat nak"

"Anda terlalu cepat Tuan" bantah Caelum dengan nafas berat.

Hutan di wilayah barat kota memiliki ciri yang tidak dapat dilupakan oleh Caelum, gugusan pohon yang menjulang tinggi, akar yang mencuat bagaikan lengan-lengan raksasa, semak yang rimbun dan suara hewan yang beraneka ragam.

Suasana yang sama seperti saat Caelum pertama kali tiba di hutan barat, namun kali ini bukan rasa takjub yang dia rasakan melainkan waspada terhadap kemungkinan serangan dari binatang magis.

Dengan susah payah, Caelum melewati hutan dan menghindari setiap rintangan, sedangkan Elvarin yang hanya berjarak lima meter di depannya nampak seperti sedang berjalan-jalan di halaman rumahnya.

Dari kejauhan Caelum melihat pohon yang menjulang tinggi, dia teringat dengan gua yang berada tepat di bawah pohon tersebut, tempat dia pertama kali bertemu dengan Lira.

Setelah tiba di bawah pohon raksasa itu, Caelum mendongak untuk melihat ujung pohon tersebut.

"Ujiannya sederhana, panjat lah pohon ini" Elvarin memberikan isyarat dengan menunjuk pohon raksasa tersebut.

"Siap Tuan" Caelum kemudian melakukan pemanasan dan menstabilkan nafasnya.

Setelah selesai melakukan pemanasan, dia segera mengambil langkah pertama dan meraih sebuah retakan pada batang pohon raksasa itu, memanfaatkan momentum awal itu, Caelum menendang salah satu pijakan dan melompat untuk meraih celah lainnya, dia memanfaatkan setiap celah yang ada serta mengamati setiap titik yang dapat menjadi pijakan.

Dengan kecepatannya saat ini, dia telah berhasil memanjat seperlima total tinggi pohon, Caelum dengan lihai memanjat serta melompat antar celah.

"Seharusnya, ini akan mudah" ia tersenyum dan terus mempertahankan kecepatannya.

Tepat setelah dia memikirkan hal itu, segerombolan hewan yang menyerupai capung berukuran paha orang dewasa, dengan moncong mirip nyamuk, tiba-tiba terbang ke arah Caelum.

"Capung prajurit" ia menamai demikian karena menurut keterangan dari ensiklopedia binatang magis, capung tersebut memiliki kemampuan menembakkan cairan bertekanan tinggi.

Capung-capung tersebut mulai menembaki Caelum, namun dengan latihan yang dia telah lakukan dengan Elvarin, reaksinya lebih cepat sehingga dapat menghindari setiap tembakan yang di arahkan capung-capung tersebut.

Caelum dengan lincah menghindari setiap serangan dengan memanjat lebih tinggi, dan memanfaatkan setiap celah untuk mengambil posisi menghindar, meskipun tambakan dari capung prajurit tidak mematikan namun rasa sakitnya cukup untuk membuat Caelum gagal dalam ujian ini.

Berfikir dengan cepat, Caelum segera mengambil sebuah kertas yang dia potong mirip ukuran kartu remi, yang di atasnya terdapat gambar dan pola rune.

Sebelum ujian hari ini dia telah membuat beberapa percobaan mantra dengan menggunakan bahan-bahan yang diberikan oleh Maerin, serta mantra dari buku yang dia terima sebelumnya.

Caelum segera mengarahkan mana untuk mengaktifkan kartu tersebut, ketika pola rune akhirnya menyala dengan warna kuning dia segera melemparkan kartu tersebut ke arah segerombolan Capung yang menembaknya.

Crack... boom!

Sambaran petir menyambar capung-capung itu bagaikan jaring, seketika segerombolan capung itu terjatuh.

Elvarin yang dari tadi memperhatikan Caelum hanya mengangkat kedua alisnya.

"Jadi ini yang dikatakan Maerin, sungguh teknik yang aneh" Elvarin hanya mengelus dagunya dan sedikit mengangguk.

Caelum segera melanjutkan memanjat pohon raksasa itu, menyadari potensi bahaya dia segera menggunakan beberapa kartu mantra lagi untuk meningkatkan kekuatan dan kecepatan, meskipun memiliki durasi singkat namun saat ini dia harus segera mencapai deretan batang pohon agar memiliki pijakan yang lebih stabil.

Saat dia semakin dekat dengan salah satu batang pohon, tiba-tiba terdengar suara kepakan sayap dari arah belakangnya.

"Gagak angin?" ia merasa sangat sial karena bertemu dengan hewan magis ini. Gagak angin dikenal memiliki kemampuan untuk mengendalikan angin.

Seolah telah mengunci targetnya, gagak angin mengepakkan sayapnya dan bilah-bilah angin segera berterbangan ke arah Caelum.

Dia segera mengaktifkan cincin yang dia terima dari Maerin, sebuah bola cahaya muncul dan melindunginya dari serangan bilah angin, namun akibat getaran dari serangan itu Caelum kehilangan salah satu pijakannya. Saat dia hampir jatuh dia segera meraih salah satu lubang yang di tinggalkan oleh serangan gagak angin sebagai pegangannya. Mantra pertahanan saat ini masih aktif dan melindunginya.

Untungnya Caelum masih menggunakan Blue, liontin yang membantunya tetap fokus sehingga dia masih bisa mengambil keputusan cepat sebelum terjatuh. Ia sadar bahwa mantra pertahan tidak dapat bertahan terlalu lama, jadi memanfaatkan itu, Caelum mempercepat laju memanjatnya ketika dia berhasil mencapai salah satu dahan pohon dan melompat untuk berdiri di atasnya.

Caelum segera mengeluarkan beberapa kartu lagi.

"Sekarang giliranku burung jelek"

1
Sunny!!
........
Sunny!!
Yahh, bagus sih udah lulus tapi rada sedih juga
Sunny!!
..
Sunny!!
Lanjut lanjut.....
Sunny!!
Wkwkwkwkwkwk
Sunny!!
Kasih adegan gelut thor
Sunny!!
Wah wahh, tahan... tahannn/Facepalm/
Sunny!!
Tuh kan, udah paling cocok ama Lira
Sunny!!
lanjut....
Sunny!!
lanjut
Akihiko
Bagus sih, bukan tipe novel MC langsung OP /Determined/

Semangat Thorr
Sunny!!
Heheiii
Sunny!!
Hehehehehe Tumben ada bumbu-bumbu
🍃🥀Fatymah🥀🍃
aku suka genre isekai fantasi begini...
tapi ada beberapa bahasa yang baru denger aku tuh 🤭

tetep semangat ya kakak othor
Ilham: Terimakasih
total 1 replies
Sunny!!
Roh penjaga lain?
Sunny!!
...
Sunny!!
akhirnya dapet power up
Sunny!!
Ga expect pake kartu, kirain scroll
Sunny!!
Kejam juga ni guru
Sunny!!
Wkwkwkw pake biji
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!