NovelToon NovelToon
Radiant Dawn

Radiant Dawn

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:873
Nilai: 5
Nama Author: chubby Lion

Sepuluh tahun setelah dunia porak-poranda akibat perang nuklir, para penyintas hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Monster hasil mutasi berkeliaran, kelaparan menjadi musuh sehari-hari, dan manusia yang seharusnya saling membantu justru menjadi ancaman paling mematikan.

Di tengah kekacauan itu, sekelompok pejuang mencoba bertahan, menggenggam harapan tipis di dunia yang nyaris mati. Dalam upaya mereka untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi global ini, tentunya dengan satu pertanyaan yang masih menggema.

"Benarkah dunia ini hancur karena nuklir? Atau karena busuknya hati manusia itu sendiri?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chubby Lion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi 1

Kota Gorgon

Gorgon adalah sebuah kota yang dulu pernah terkenal akan sumber daya pangannya, dulu kota ini terkenal sebagai salah satu kota penghasil talas terbaik. Namun sekarang kota ini hanya menjadi bayangan suram dari kejayaannya, kota ini telah lama mati dan ditinggal.

Kini kota terlantar ini mungkin menyimpan bahaya sekaligus harapan baru bagi Radovile untuk berkembang.

Dengan membersihkan wilayah bernama Gorgon dari ancaman mutasi, mereka bisa mendapatkan sumber daya penting, seperti makanan, jantung mutasi, bahkan memperluas wilayah untuk dijadikan salah satu bagian dari markas Radovile.

Semakin besar wilayahnya semakin banyak pula kapasitas yang bisa ditampung oleh Radovile. Daren, Kai, Lira, Kael, dan Elen memulai perjalanan dengan persiapan matang. Persenjataan mereka telah diperiksa, strategi telah disusun, dan semangat mereka dipenuhi keyakinan untuk menghadapi misi hari ini.

Walaupun penuh dengan keyakinan, tetap saja ada perasaan waspada yang terselip didalam pikiran mereka. Gorgon juga merupakan wilayah yang jarang ditelusuri selama bertahun-tahun, tempat di mana hewan-hewan mutasi berkembang biak tanpa kendali.

Memang setelah diperiksa oleh Kai, bahwa wilayah Gorgon ini tidak memiliki banyak makhluk mutasi tingkat tinggi namun populasi mutasi tingkat 1 dan 2 berkembang pesat disana.

"Setelah kita selesai di sini, Radovile akan lebih kuat," kata Lira tiba tiba.

Kai menimpali dengan segera. "Kita hanya perlu bertahan cukup lama untuk memastikan itu terjadi."

Saat mereka melangkah ke Gorgon, pemandangan yang menyambut mereka adalah reruntuhan dan kegelapan, bangunan tua berdiri miring, beberapa di antaranya telah ditelan oleh tanaman mutasi yang menjalar, jalan-jalan dipenuhi puing-puing dan sisa-sisa kehidupan yang pernah ada.

Mayat, rongsokan, dan bangunan runtuh. memenuhi jalan di kota Gorgon.

"Tunggu sejenak"ucap Daren segera berjongkok dan menyentuh tanah dengan telapak tangannya, resonansi sihirnya menjalar ke seluruh area Gorgon, menciptakan getaran kecil di sekitarnya, matanya tertutup saat dia memusatkan konsentrasi.

"Wah ini kah kemampuan unik tipe pelacak?"ucap Kai, "jarang melihat kemampuan seperti ini".

Daren membuka matanya “total terdapat 91 hewan mutasi di sekitar sini dan ada satu mutasi tingkat 3, energinya sangat pekat nampaknya makhluk ini berada di fase terakhir mutasi tingkat 3, kita harus hati-hati.”

"Fase terakhir tingkat 3? apa maksudnya itu?"tanya Kael

"Itu artinya makhluk tersebut bisa berubah menjadi tingkat 4 kapan saja, ketika situasi dan kondisi mendukung nya."ujar Lira

Elen yang sebelumnya berada di samping Daren, telah pergi dan berteriak pada mereka dari dalam sebuah rumah kosong. "Hey kesini lah, bangunan ini kosong kita bisa pakai tempat ini sebagai area peristirahatan"

"Aku akan menunggu kalian di dalam sini, jika kalian terluka segeralah kembali."ucap Elen

Kai menoleh ke Lira. “Kita bersihkan yang kecil dulu, mutasi tingkat tiga fase terakhir itu harus kita hadapi bersama nanti.”

Lira mengangguk "baik, aku akan pergi sendiri. Kalian berdua” dia menunjuk Kai dan Kael, “bersihkan area lain, kita kembali ke sini saat situasi sudah terkendali.”

Kai dan Kael dengan cepat bergerak menelusuri bangunan bangunan yang runtuh, menyusuri gang-gang sempit setelah diberikan instruksi dan arahan mengenai lokasi mutasi tingkat 1 dan 2 oleh Daren.

Disalah satu gang, mereka melihat tiga tikus raksasa, makhluk-makhluk itu tampak gelisah, bergerak liar di antara reruntuhan.

“Kesempatan bagus untukmu,” ujar Kai pada Kael. “Aku urus dua, kau ambil satu, tunjukkan apa yang bisa kau lakukan.”

Kai menarik belatinya dan segera mengaktifkan Shadow Roots, menciptakan akar-akar bayangan yang mengikat dua tikus sekaligus.

Dia melompat keluar dari balik tong sampai dan menusukkan belatinya ke atas kepala tikus pertama, lalu Kai segera memutarkan badannya beralih kepada tikus kedua yang terkejut.

Tikus kedua menerjang Kai dengan cakarannya, tapi dengan cekatan, Kai menghindari serangan tikus itu dan menusukkan belatinya ke rahang dari tikus tersebut.

Kai memutarkan belatinya saat sudah tertusuk, mengakhiri hidup tikus tersebut dalam hitungan detik, kai mengambil jantung tikus itu dan memasukkan dalam tas kecilnya.

Sementara itu, Kael menghadapi tikus ketiga. Dengan tinjunya, dia menghantam kepala tikus itu berulang kali, menghindari gigi tajamnya. Saat tikus itu membuka mulut untuk menyerang, Kael memukul rahangnya dengan keras dari bawah menggunakan gerakan boxing dan membuatnya pingsan seketika.

Kai melemparkan pisau kepada Kael, “Bunuh dia sekarang, ambil jantungnya, kau bisa menjualnya nanti jika kamu tidak ingin mengkonsumsi nya" perintah Kai.

Kael ragu sejenak, tetapi dia tahu ini adalah bagian dari misinya. Dengan satu tarikan napas, dia menyelesaikan tugasnya dan menyimpan jantung tikus itu di tasnya.

Setelah sedikit berkeliling dan membersihkan area sekitar dengan menghadapi beberapa tikus lainnya, Kai dan Kael menemukan sebuah gorong-gorong besar “Ini pasti sarang mereka,” kata Kai, mengingat laporan Daren, namun, sebelum mereka masuk sebuah suara auman tajam menggema dari arah yang berlawanan.

"Itu bukannya dari arah Lira?"tanya Kael

Telinga mereka berdengung sejenak, Kael terlihat panik.

“itu teriakan pemanggil,” jawab Kai. “Itu pasti mutasi tingkat tiga yang dibicarakan"

"Sialnya kita menemui mutasi dengan kemampuan seperti itu, dia melakukan auman itu untuk memanggil semua hewan mutasi di sekitar kita kearah sana, kita harus cepat mundur”

"Lira pasti dalam bahaya jika berhasil dikepung oleh ratusan mutasi"ucap Kai

Di sisi lain kota, Lira menghadapi situasi serupa. Dengan kekuatan Bear Form-nya, dia membantai anjing-anjing mutasi yang menyerangnya, mencakarnya, merobeknya dan bahkan mencincang para mutasi.

Namun, keributan itu menarik perhatian mutasi tingkat tiga, makhluk besar itu muncul dari reruntuhan, mengeluarkan teriakan yang memekakkan telinga, teriakan itu adalah teriakan pemanggil yang akan memanggil para mutasi ke satu tempat untuk berkumpul.

“Sial,” gumam Lira menyadari situasinya, "Nampaknya aku ketahuan membuat keributan disini, aku harus mundur dulu" Lira segera segera mundur dan berlari menuju area aman.

Kai dan Kael mulai dikepung oleh tikus-tikus dari gorong-gorong yang keluar karena teriak pemanggil.

Kai dan Kael juga memutuskan untuk mundur.

“Kita tidak bisa melawan mereka semua bersamaan ini akan merepotkan,” kata Kai.

Kael mengangguk. “Kita kembali ke Daren dan Alen, kita butuh rencana baru.”

Kai dan Kael berlari dengan kecepatan penuh menuju area aman, di belakang mereka, suara derap kaki tikus-tikus raksasa dan jeritan makhluk-makhluk mutasi menggema, menandakan bahaya yang semakin mendekat. Kael, yang mulai kelelahan, terengah-engah, tapi Kai terus fokus berlari.

“Kael, fokus! Kita harus segera sampai ke tempat Daren dan Elen,” kata Kai sambil sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan mereka tidak dikejar terlalu dekat.

"Aku tidak akan bisa melindungi mu sembari bertarung Kael, lari lah aku akan menyusul, aku akan menghentikan mereka disini"ujar Kai

Sesampainya di area aman, mereka mendapati Lira sudah tiba terlebih dahulu. Wajahnya sedikit kelelahan dan frustrasi. "Itu mutasi tingkat tiga, dia sengaja memanggil semua mutasi di sekitar kita, kita harus bertindak cepat atau mereka akan menyerbu tempat ini!" serunya.

Daren, yang tengah memantau situasi dengan radarnya, segera melaporkan: “Jumlah mereka meningkat drastis. Total ada lebih dari 60 hewan mutasi yang mendekat dan menambah populasi mereka hingga 138 mutasi, mutasi tingkat tiga itu semakin dekat kearah kita, kita harus menyusun strategi baru.”

Elen segera memulai perawatan terhadap luka kecil Lira sambil bersuara, “Kita harus mengeliminasi mutasi tingkat tiga itu, kalau tidak, dia akan terus memanggil makhluk-makhluk lain dan memperburuk situasi.”

"Mutasi tingkat 3 memiliki kemampuan pemanggil dan itu artinya makhluk dibawahnya terkontrol oleh keinginannya, jika kita membunuh sumber pemanggil atau si tingkat 3 maka makhluk mutasi lain akan ketakutan dan ku yakin sebagian daru mereka akan mundur"ucap Lira

"Tapi ini tidak mudah, terutama karena mutasi tingkat 3 ini tidak datang sendirian dan itu bukan tingkat 3 biasa, hampir setara dengan tingkat 4"seru Daren

Akhirnya Kael sampai di sana dengan terengah-engah, "Kai...Kai masih dibelakang"ucap Kael.

Mendengar itu Lira segera berlari kearah Kai, untuk membantunya.

Sedangkan disisi Kai, ia dengan tatapan serius menghadapi 30 mutasi tingkat 1 yaitu tikus raksasa sendirian.

Kai menebas satu persatu, menghindar, menebas, dan kemudian menghindar lagi.

Gerakan Kai mengulang, berusaha membunuh satu dan mundur untuk menghindari serangan, namun tak terduga Kai sudah dikepung oleh tikus tikus itu.

Kai diserang dari segala arah, "oh pintar juga"gumam Kai mengaktifkan Shadow Blink, muncul dibelakang para tikus tikus ini.

dan dengan satu gerakan pamungkas "Shadow Blade Execute" gumamnya, Kai berhasil menebas hampir seluruh tikus tikus tersebut dalam sejenak.

"Huh.... teknik ini masih belum sempurna, energinya terlalu boros"

"Srat!!" sebuah kasaran mengenai kaki Kai, Kai yang mengira para tikus sudah mati ternyata lengah dan menyisakan satu tikus hidup di sana.

"Ck bedebah"ucap Kai, sebuah pukulan menghantam keras kepala tikus tersebut, itu adalah Lira.

"Kamu baik-baik saja Kai?"

"Eh kakimu!!"

"Hanya luka kecil"ucap Kai, Lira segera menggendong Kai.

"Eh eh... apa ini"ucap Kai terkejut.

"Jangan bawel, nurut aja"ucap Lira segera membawa Kai kembali

sesampainya ditempat aman, Kai diobati oleh Elen, mereka kembali berbincang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!