NovelToon NovelToon
Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyeberangan Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Wira, pria pemalas yang sering membuat orang tuanya marah. Selain pemalas, Wira juga seorang pengangguran dan hobby menyaksikan film dewasa.

Suatu hari, Wira mengalami peristiwa yang membuatnya tiba-tiba berada di dunia lain dan terjebak dalam masalah tujuh wanita cantik yang menganggap mereka adalah bidadari.

Untuk memecahkan misteri keberadaannya di dunia itu, mau tidak mau Wira harus menjadi pelindung tujuh bidadari tersebut.

Berbagai masalah pun menghampiri Wira, termasuk masalah asmara terlarang antara manusia dan para bidadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Obrolan Wanita

Kini, malam telah menjelang. Setelah selesai makan, Wira memilih duduk di bangku yang terbuat dari bambu, terletak di bawah pohon, di halaman depan rumah.

Meski terasa menakutkan karena suasana sekitar sangat gelap, Wira memberanikan diri duduk di sana karena teringat dengan keadaan Singa. Namun saat Wira memutuskan keluar rumah, tidak ada sosok Singa di sekitar pohon itu.

Wira sebenarnya cukup terkejut dan kagum dengan semua yang dilakukan para bidadari. Mereka bisa memanfaatkan keadaan sekitar dengan sangat baik. Ketujuh bidadari itu terlihat begitu cerdas dan mereka memang mengunakan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dalam menjalani hidup mereka saat ini.

Seperti yang terlihat saat ini. Entah menggunakan cairan apa sebagai bahan bakar, para bidadari bisa memanfaatkan beberapa batang bambu yang tadinya bekas alat penerang rumah tersebut. Karena pencahayaan dari bambu juga, Wira tidak terlalu takut duduk sendirian di depan rumah.

"Mak, emak lagi ngapain? Apa Emak sekarang sedang mencariku?" gumam Wira dengan mata menerawang langit malam penuh bintang.

Sosok pemuda itu, mendadak diliputi rasa sedih, setelah dia yakin, kalau dia berada di alam yang berbeda. Seketika Wira pun rindu akan suasana rumah dan keluarganya.

Jika dulu Wira sering menggereutu dan bergumam lebih baik tinggal sendiri, hanya karena sering dimarahi orang tuanya. Tapi malam ini Wira jutsru merasa menyesal saat keinginan itu terkabul.

Di saat Wira sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri, telinganya dikejutkan dengan suara berisik dari arah pepohonan dan semak semak, yang ada di samping kirinya.

Wira menoleh dan matanya sedikit menukik tajam saat melihat beberapa pohon yang bergerak. "Sepertinya ada yang datang," gumam Wira dan dia langsung bersembunyi di balik pohon di dekatnya.

Untuk beberapa waktu, tubuh Wira menegang. Matanya terus mengawasi semak yang bergerak kian maju ke arah keberadaannya. Wira sudah bersiap diri untuk melawan jika makhluk yang menyebabkan semak itu bergerak, muncul. Tak lama kemudian, sosok itu muncul. Wira yang sudah siap untuk menyerang, mendadak menghentikan gerakan tubuhnya saat mengetahui sosok yang datang ke tempat itu.

"Singa!" teriak Wira. "Ngagetin aja," sungutnya sambil keluar dari persembunyian. "Kamu darimana? Nyari mangsa?" tanyanya sambil kembali duduk diatas bangku.

Singa sendiri langsung meringkuk di bawah pohon tempat Wira berada. "Kamu kenapa kembali lagi? Apa kamu ingin menjagaku?"

Singa itu hanya bisa menjawab dengan auman. Entah kenapa Singa itu kembali lagi ke tempat itu. Wira hanya mampu bertanya, tanpa menemukan jawabannya.

Namun, walaupun Singa tidak menjawab pertanyaannya, Wira menduga, kalau Singa itu ingin lebih dekat dengannya setelah tadi Wira mengalahkannya.

"Teman teman di rumah pasti bakalan gempar kalau mereka tahu, aku akrab dengan Singa segede ini," gumam Wira sembari tersenyum sedih.

Sementara itu, di tempat lain. Tepatnya di salah satu kamar yang ada di rumah itu, para bidadari sedang duduk bersama, menghabiskan waktu sembari ngobrol satu sama lain.

"Aku kok merasa ada yang aneh ya dalam tubuhku," ucap Dewi Kuning.

"Aneh kenapa?" tanya dewi Jingga

"Tadi saat aku melihat tubuh kang Wira, aku merasa, di bawah perutku berdenyut gitu. Resah banget," jawab Dewi Kuning.

"Nah, iya, aku juga," sahut dewi hijau. "Aku juga tiba-tiba ingin meraba dada Kang Wira gitu."

"Wah, kirain cuma aku saja," sahut Bidadari yang lain dan ternyata semuanya merasakan hal yang sama. Apa yang terjadi pada tubuh kita ya? Kok bisa sampai seperti ini?"

Para bidadari pun pun menggeleng karena mereka memang tidak tahu.

"Eh, tapi tadi kalian memperhatikan tidak? Gambar sayap yang ada di dada Kang Wira?" tanya dewi Nila.

"Iya, aku memperhatikannya, kenapa?" balas Dewi Hijau.

"Aku merasa gambar itu kok seperti sebuah simbol khusus ya?" tanya Dewi Nila lagi.

"Aku juga merasa gitu,," sahut Dewi Jingga. "Entah kenapa, gambar pada tubuh Akang Wira seperti memiliki kekuatan yang sangat besar. Kalian pasti masih ingat kan? Saat Kang Wira bertarung melawan Singa. Aku yakin gambar itu ada hubungannya dengan kehebatan yang dimiliki Kang Wira."

"Nah, iya," Dewi Ungu ikut bersuara. "Aku malah berpikir apa dia juga sebenarnya titisan dewa. Karena menurutku, tidak mungkin seorang manusia biasa memilki tanda sayap seperti itu.

"Betul juga," seru Dewi kuning. "Aku malah berpikir kalau Kang Wira lebih dari sekedar Dewa. Atau jangan jangan dia itu seorang dewa yang juga mendapat hukuman?" pertanyaan yang terlontar dari dewi kuning membuat para bidadari lainnya seketika menjadi berpikir lebih.

"Bayangkan saja, tanpa ada tanda tanda khusus, Kang Wira tiba-tiba muncul dari dalam air. Bukankah saat kita datang dan berendam, kita tahu kalau saat itu tidak ada hal yang mencurigakan dari dalam air? Bisa saja tanpa kita sadari, saat itu juga kang Wira mendapat hukuman dari langit untuk turun ke bumi dan kebetulan Wira dihukum melalui jalan air."

"Wahh, benar juga ya?" sahut dewi biru. "Kalau langsung turun ke tanah, pasti akan banyak orang yang melihatnya dan hal itu bisa menimbulkan kekacauan. Tapi kalau lewat air, maka lain ceritanya. Mungkin Kang Wira juga lagi kurang beruntung, jadi saat dihukum turun ke bumi, waktunya sama dengan datangnya kita ke main di sungai."

Keenam bidadari lainya kembali mencerna semua ucapan setelah mendengar perkataan Dewi biru. Apa yang dikatakan Dewi biru, menurut mereka sangat masuk akal.

"Kalau dia memang seorang dewa yang sedang dihukum menjadi manusia, berarti kita termasuk beruntung ya? Kita tidak perlu terlalu takut selama kita mencari bulu Angsa emas," ucap Dewi merah.

"Iya juga sih, tapi, kalau suatu saat hukuman Kang Wira telah habis dan kita belum juga menemukan bulu Angsa emas, bagaimana? Kita tidak mungkin, menahannya jika dia harus kembali ke langit, kan?" ucap dewi ungu.

"Waduh, iya juga ya? Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?" tanya dewi Nila.

Para bidadari pun mendadak diliputi rasa khawatir dengan apa yang dikatakan Dewi Ungu.

"Gini aja, selagi ada kesempatan, kita selidiki saja dulu, siapa sebenarnya Kang Wira," usul dewi Hijau.

"Nah, ide bagus tuh," seru Dewi merah. "Kita harus bisa membuat Kang Wira terus bersama kita, sampai kita bulu angsa emas."

"Nahh, benar juga," seru Dewi kuning. "Bagaimana kalau mulai malam ini kita selalu mendekati Kang Wira? Kita harus melakukan apapun agar Kang Wira berkesan pada kita."

"Setuju!" Jawab para bidadari kompak.

Sementara itu di tempat lain.

"Mulai detik ini, tugas utama kita adalah menemukan pemilik bulu angsa emas ini. Kita harus menjadi orang pertama yang menangkapnya," ucap seorang pria berwajah seram.

"Kita akan mencarinya kemana, Ketua? Kita sama sekali tidak tahu seperti apa wajah bidadari itu?" tanya salah satu anak buah yang menemukan bulu emas tersebut.

Sang ketua menyeringai. "Cari dia di sepanjang aliran sungai. Aku yakin bidadari itu menyusuri aliran sungai untuk mencari bulu yang terbawa arus. Aku tahu betul seperti apa bidadari itu."

1
Yuliana Purnomo
pinter pinter mbujuk nya,,Wira buat dua mau lepas perawan sm kamu
Yuliana Purnomo
Waaah bahaya mengintai para bidadari niih
Okto Mulya D.
Wira, edan n sinting yaaa...menang banyak! bikin ngiri readers cowok lainnya aja.
Okto Mulya D.
Leo: tentu saja aku lapar Wira! bagaimana kau ini, tapi katanya jangan memangsa manusia?! aku jadi bingung 😕😕
Okto Mulya D.
Wira, mupeng setelah sampai rumah, isi kepalanya sudah penuh dengan belah duren runtuh.... berikutnya.
Okto Mulya D.
goal..Wira berhasil mencetaknya..
Aqlul /aqlan
hhhh modus...
Yuliana Purnomo
menang banyak niihh Wira
Yuliana Purnomo
Hajar gerombolan tengkorak iblis,, Leo,,lumayan untuk santapan mu
®agiel
hmmmmm baru satu bidadari ya Thor...
berarti masih ada enam bidadari lagi yang mesti di cairkan...hahahhaa...

dengan keahlian jemarimu itu Thor, bisalah di selipkan nama nama pembaca cowok sebagai tokohnya, pastinya kan kami pasti mengagumi karyamu ini Thor..

Moso yoo cuma tokoh Wira saja toohh...hihihiiiiii ngarep banget sih saya yaaaa...🤭🤭🤭
Hendra Yana
rejeki nomplok kang wira
Aqlul /aqlan
jooosss lanjut...
Aqlul /aqlan
kok cuma stu bab
..hemmm
Aqlul /aqlan
hari ini kok nggak up thorrr...ditunggu
®agiel
waaadduuuhhhh...Thooorr...
wes, tambah lagi kopinya Thor, gulanya dikiiiiitt aja...
🤭
Okto Mulya D.
Wira bisa aja ngerayunya.. menang banyak dehhh kamu.
Okto Mulya D.
Dewi ungu bisa aja nih
Was pray
wira terasa seperti mendapat bintang jatuh saat dewi ungu bilang boleh senjata warisan leluhur masuk sarang.. 😆😆😆
Okto Mulya D.
waduh Wira.. lagi usaha .
Okto Mulya D.
Raja Wiwaha kelihatan nya baik..saingan donk sama Wira..dan ternyata Wira itu bukan anak kandung emak² itu yaa .koq beda sama saudara nya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!