Di balik gemerlap dunia para konglomerat, tersembunyi intrik dan dendam yang membara. Bara Tirtayasa, pewaris tunggal keluarga paling berkuasa, tumbuh dengan luka dan kebencian terhadap ibu tirinya, Marna Aristisa, wanita yang merebut seluruh hidupnya dari kasih sayang ayahnya hingga kendali atas bisnis keluarganya. Namun, dendamnya semakin dalam ketika ia bertemu Celsia Ayunanda, seorang wanita yang juga memiliki masa lalu kelam akibat Marna.
Celsi datang dengan satu tujuan membalas kematian keluarganya. Untuk itu, ia membuat tawaran berani menikahi Bara dalam pernikahan kontrak demi mengguncang dunia Marna. Tanpa cinta, tanpa ikatan sejati, hanya ada satu tujuan: menghancurkan musuh bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bara Tirtayasa
Malam pesta yang sangat di tunggu-tunggu oleh Celsi pun tiba, dia datang bersama dengan bara ke acara bergengsi itu..
Berjalan dengan bergandengan dari ujung pintu masuk hingga kedalam ruangan utama tempat party itu membuat semua mata tertuju pada keduanya
"Wahhhh pernikahan nya di privasi ternyata istrinya juga cantik banget yahhh" kata istri konglomerat yang mulai berbisik karena mendapat gosip hangat terkait yang mereka lihat.
Tapi di tengah banyak nya ibu ibu yang memotretnya dan mengambil rekaman vidio disitu lah asisten bara bertindak "Saya himbau kepada semua yang berada di ruangan ini, apapun itu terkait identitas dari istri Tuan bara agar tidak di sebar luaskan ke ranah publik terutama ke sosial media, jika ada yang ketahuan menyebar akan dikenakan pinalti berupa denda" Ucap nya dengan suara yang lantang dan tegas dari atas panggung.
Lantas semuanya pun menurunkan handphone mereka masing-masing dan tidak jadi menyebar gosip hangat itu.
Kini mata wanita yang berdiri di sudut ruangan itu tertuju dengan tajam kearah keduanya, Celsi pun dengan cepat menangkap sosok wanita yang melihat mereka.
"Aku sudah melihat wanita itu" bisik nya pada suami nya
"Lakukan sesuka hati mu" sahut bara
Senyum penuh arti pun dia pancarkan di wajah nya, namun sebelum bara melepasnya dia di bawa terlebih dahulu ke hadapan papa nya untuk di perkenalkan karna ini juga kali pertama bagi bara membawa Celsi bertemu secara langsung dengan papa nya.
"Pa.... Ini Celsia Ayunanda istri bara yang sudah bara ceritakan sebelumnya" kata bara saat menyapa papa nya.
"Senang bertemu dengan mu Celsi, semoga apa yang kalian berdua bangun di rumah tangga kalian membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan kalian" Ucap papa bara.
Respon papa nya jauh berbeda dengan respon mama nya, karena memang papa bara tak pernah menuntut dan mengekang anak nya itu apapun yang bara lakukan selalu dia anggap menjadi pilihan terbaik oleh bara.
Setelah sesi perkenalan itu selesai, bara pun mulai membiarkan Celsi berkelana di ruangan itu.
"Ehhhh gadis cantik, kamu ini istri yang di privasi sama bara yahh? Pantas aja yahh kamu gak di publish, ternyata kamu secantik ini" Ucap ibu ibu yang hadir disana.
"Hahahha iya Tante benar, saya istri bara" Jawab Celsi dengan sopan.
Tapi dia tak bisa lepas dari seorang wanita yang masih tetap menatapnya sedari tadi, wanita yang tampaknya kini kepanasan dan kebakaran jenggot karena melihat sosok istri sah bara yang hadir disana.
"Ternyata tanpa berkenalan pun sudah kelihatan kalau wanita itu juga menginginkan bara" ucap Celsi dalam hatinya.
Dan ditambah lagi muncullah nenek lampir bermuka plastik yakni mama tiri bara yang menghampiri wanita cantik yang kini sedang di Landa emosi itu.
"Heiii sayang,... Kamu kenapa wajah nya gak ceria sihh, ini kan acara besar jangan cemberut dong" kata Marna saat melihat wajah gadis yang ingin dia jodohkan dengan anaknya itu tampak tak semangat.
"Lihat tuhh Tante... Siapa sih dia? Tante bilang kalau bara bakal jadi milik aku seutuhnya kan? Tapi lihat itu? Yang ada malah kepincut sama tuhh cewek" katanya dengan penuh kekesalan
"Yuli.... Jangan berpikir lebih dulu dong, Tante pastikan hubungannya dengan anak Tante tidak akan berlanjut lama, kamu tenang saja yahh masih banyak cara yang bisa Tante lakuin nak" Ucap Marna menenangkan hati Yuli
Melihat kedua musuh yang ingin di serang oleh Celsi dengan jurus andalan sudah bersatu dia pun berjalan kearah mereka dengan penuh kepercayaan diri.
"Selamat malam Tante...." Katanya menyapa Marna dengan wajah penuh maksud.
"Tidak perlu menyapa saya!!!" Tegas nya menolak uluran tangan dari Celsi.
"Ouhh maaf kalau begitu, ehhh ini anak Tante juga yahh? Ehhh tapi bukannya bara hanya anak tunggal yahh" ucap nya lagi dengan nada menjengkelkan
Bara dari kejauhan tetap memperhatikan istrinya itu, dia harus memastikan keselamatan Celsi juga.
"Aku bukan anak Tante Marna atau saudara bara, aku calon istri bara yang sesungguhnya" jawab Yuki dengan kepedean nya.
"Wahhhhh, aku baru tahu kalau bara sebelumnya punya calon istri yang lain, tunggu yahh aku tanyain ke bara nya dulu" kata Celsi menambah kejengkelan keduanya.
"Jangan berani-berani nya kamu mengurusi hal yang bukan urusan kamu yahh" kata Marna dengan penuh emosi karena tingkah Celsi benar-benar membuatnya tak habis pikir.
"Upsssss aku salah yahh Tante? Maaf yah Tan, berarti wanita muda dan cantik ini bukan calon istri yang di inginkan bara kan? Kalau semisal iya kenapa nikahnya malah sama saya bukan sama kamu" lagi lagi tanpa takut Celsi memancing Marna membuat keributan di pesta itu.
"Jangan sok tahu yahhh, ini urusan aku sama bara bukan urusan kamu" kata Yuli melawannya.
"Tapi sayangnya bara sekarang udah jadi milik aku, dan urusan bara udah pasti urusan Celsi juga" katanya lagi melawan.
"Dasar wanita jalang!!!!!! Paarrrr........." Satu tamparan kencang melayang di pipi Celsi, semua perhatian kini mengarah ke mereka.
Bara yang tadinya melihat dari jauh langsung berlari mendekati Celsi.
"Hiksssss........ Hiksssssss...... Hiksssss....." Aksi Celsi pun kembali dimainkan di depan banyak orang
"Kenapa sihh Tante gak terima sama pernikahan aku.... Hiksssss.... Aku tahu kalau pernikahan kami diadakan secara tiba-tiba, tapi gak Seharus nya Tante nyiapin wanita lain buat suami aku" katanya dengan lantang hingga suara itu terdengar jelas di telinga banyak orang.
Papa dan Mama Yuli yang mendengar itu langsung mendekat ke arah Celsi.
"Apa apaan ini.... Heiii Marna... Apa kamu mau tetap menjodohkan Yuli dengan bara dengan kondisi anak mu yang sudah menikah? Jangan pikir kamu bisa yahh" kata Mama Yuli dengan kesal.
Mama nya pun menarik paksa Yuli dari samping Marna, dan di sana Yuli juga di nasihati oleh mama nya " Mama dan Papa gak akan pernah setuju kalau kamu mau lanjutin hubungan perjodohan antara kamu dan bara, lihat Yuli bara sudah punya istri dan kamu harusnya sadar kalau bara itu bukan lelaki yang tepat buat kamu, kamu cantik dan mandiri dan pasti banyak yang mau sama kamu!!!" Tegas mama nya.
"Tapi ma...."
"Tidak ada tapi tapian, kamu harus menurut Yuli" tegas papa nya menyangkal alasan yang hendak di lontarkan putrinya itu.
Bara kini merangkul erat istrinya, sementara kekacauan yang di sebabkan oleh Marna membuatnya di gosipin secara berlebihan oleh ibu ibu yang hadir disana
"Dasar yah di Marna udah status nya jadi ibu pengganti bukannya bisa nyontohin yang baik di depan umum malah buat keributan gini" kata ibu yang satu
"Iya benar, padahal mantu nya cantik juga kok, bahkan jauh lebih cantik dari Yuli" sambung yang lainnya.
Bisik bisik kecil itu membuat kuping Yuli panas dia pun langsung meninggalkan tempat itu begitu saja..
"Yuli.... Kamu mau kemana?" Marna malah memperdulikan kepergian Yuli bukannya meminta maaf pada Celsi.
Alhasil papa bara akhirnya mengajak istri nya itu untuk masuk ke ruangan pribadi keluarga mereka.
Sementara Celsi di bawa keluar oleh bara dari ruangan itu menuju ke mobil mereka.
Papa bara pun tak kuasa menahan marahnya "Kenapa kamu bisa berbuat seperti itu di depan umum? Apa kamu tidak mau menjaga nama baik keluarga Tirtayasa?" Kata suaminya itu mulai mengomel.
"Nama baik.nama.baik, itu saja kan yang papa harapkan dari dulu, papa mikirin gak sih keadaan Yuli, dia itu tiba-tiba di tinggal nikah sama bara pa... Ya gak mungkin lah mama diam aja, lagian dari awal mama juga pengennya Yuli jadi mantu kita bukan wanita itu" Jawab Marna membela diri nya.
"Kamu tetap saja salah, harusnya kamu tidak bertindak berlebihan di depan banyak orang, ini bukan acara keluarga kita tapi acara dari berbagai keluarga konglomerat kamu tidak memikirkan papa?" Kata nya lagi menyalahkan Marna.
"Ahhhh sudahlah apapun yang akan aku jelaskan pasti kamu mikirin nama baik aja, udah yahh aku mau pulang kamu sendiri yang lanjutin nih acara" ucap nya melawan pada suaminya itu.
Tapi tak di sangka Marna bukannya langsung kembali ke rumah kediaman mereka justru dia pergi ke tempat selingkuhan nya di sebuah apartemen yang tak jauh dari hotel tempat acara itu berlangsung.
Marna benar-benar seperti wanita jalang pada umumnya, dia berlagak menjadi perempuan murahan yang sangat tersakiti di keluarga bara sampai di tempat selingkuhan nya itu dia menghabiskan tenaga nya untuk berhubungan suami istri dengan lelaki yang sudah dia jadikan pelampiasan sepuluh tahun lamanya.
Sementara Celsi dan Bara sampai kini masih menetap di dalam mobil, Celsi sudah tidak menangis lagi, tapi melihat pipinya bertanda merah sebagai bekas dari tamparan maut sang mama tiri bara tak mengijinkan Celsi untuk kembali ke dalam.
"Kita pulang saja, pipi mu bisa bengkak jika tidak di kompres" ujar bara, dia pun langsung melajukan mobil itu menuju ke rumah mereka.
Dan sampai di rumah tanpa basa basi bara menyuruh Celsi untuk duduk di ruang tamu.
"Tunggu disini jangan langsung ke kamar" Pintah nya
Celsi tak menjawab dia hanya menurut saja dan tak lama datanglah bara membawa wadah berisi air dingin yang dia ambil dari dalam pendingin.
Lalu dia mengompres pipi Celsi yang kelihatan sudah mulai memar itu
"Apa tidak sakit?" Tanya bara yang melihat Celsi sangat santai
"Sakit, perih, panas, tapi udah reda dan dingin karena di kompres" jawab nya
"Tapi ekspresi kamu gak menunjukan rasa sakit sama sekali" imbuh bara lagi
"Itu karena ditahan, yakali aku harus nangis terus" jawab Celsi lagi
Selama menikah belum pernah keduanya sedekat ini, baru kali ini Celsi di perlakukan oleh bara layaknya seperti wanita yang dia sayangi
Tapi Celsi menepis itu jauh jauh, bagaimana pun tujuan mereka menikah bukan untuk membangun hubungan romantis tapi untuk menyelesaikan urusan balas dendam masing-masing.
Setelah pipi Celsi agak enakan, dia menghentikan tangan bara "Udah udah, ini udah enakan, makasih yahh aku tidur dulu, kamu juga istirahat saja" ucap Celsi lalu dia pergi menuju ke kamarnya begitu pun bara.
Semoga suka yahh sama kelanjutannya dan nantikan terus update an nya
aku sudah mampir ya thor,like dan iklan buatmu agar semangat 😎