Aurora, merupakan gadis cantik yang berusia 21th, dia dijual oleh Ayah kandungnya sendiri untuk menutupi kerugian perusahaanya, akibat hasutan dari ibu dan anak tirinya.
Kevin Alexander, Ceo tampan dan kaya raya, rela membayar Mahal Aurora dari Ayahnya karena ingin memilikinya.
Kevin mengikat Aurora dengan pernikahan tanpa cinta dan sebagai pelampiasan nafsunya saja.
Akankah Aurora bisa lepas dari jerat Ceo bastard itu atau justru mencintainya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Karena terus di tolak, akhirnya Aurora meminta suaminya yang memilih pakaian untuknya.
"Kamu aja yang pilih, aku capek harus gonta ganti baju" rajuk Aurora seraya menjatuhkan tubuhnya di samping Kevin. Dia merasa kesal dengan suaminya itu.
"Jangan marah baby, aku hanya tidak suka melihat tubuhmu dijadikan fantasi liar oleh pria lain" terang Kevin. Aurora adalah miliknya, tidak ada pria lain yang boleh melihat tubuh istrinya itu, biar saja di katakan posesif, tapi begitulah dia.
"Terus, aku harus memakai baju yang seperti apa? Dari tadi kamu tidak menyukai pilihanku" gerutu Aurora.
"Carilah baju yang tertutup, yang tidak memperlihatkan lekuk tubuhmu baby. Terutama bagian yang ini, aku tak suka milik ku di lihat oleh orang lain" ucap Kevin seraya menunjuk bagian dada istrinya.
Akhirnya Aurora beranjak dari tempat duduknya, dan berjalan dengan menghentakkan kakinya kesal.
"Haisss.... Dia sangat menggemaskan, ingin rasanya aku menidurinya sekarang juga" gumam Kevin yang gemas melihat tingkah Aurora.
Aurora menghampiri Kevin sambil membawa beberapa baju, dan memperlihatkannya kepada suaminya itu.
"Bagaimana dengan yang ini sayang?" tanya Aurora.
Kevin tidak langsung menjawab, dia lebih dulu memperhatikan baju yang di tunjukkan oleh istrinya.
"Bagus yang ini daripada yang tadi. Kalau kamu suka, ambil aja semua" ucap Kevin.
"Aku ambil beberapa saja, di rumah masih banyak baju yang belum aku pakai" putus Aurora tidak mau mendengarkan suaminya.
Dia tidak suka terlalu banyak membeli barang yang tidak ada manfaatnya, sayang uangnya. Mungkin karena sudah terbiasa hidup susah, jadi Aurora lebih bisa menghargai uang.
"Kamu itu aneh sekali baby, bukankah semua wanita senang kalau di suruh belanja banyak? tapi kenapa kamu tidak mau" tanya Kevin.
Terkadang dia merasa heran dengan istrinya itu, istrinya itu tidak suka jika diajak pergi belanja, bahkan hampir tidak pernah Aurora menggunakan kartu ATM yang ia berikan.
Padahal kalau wanita lain mereka dengan senang hati akan menghabiskannya, tanpa harus memikirkan yang lain. Tapi Aurora berbeda dengan wanita lain, itulah mengapa Kevin dengan mudahnya membuka hati untuk istrinya. Aurora selalu tampil sederhana meskipun keadaanya sekarang sudah berbeda dari yang dulu.
"Aku tak suka saja, ngapain beli banyak barang kalau ujungnya tidak di pakai" ucap Aurora.
"Baiklah baby, kamu ambil yang menurutmu bagus aja" pasrah Kevin yang tidak bisa memaksa sang istri.
Akhirnya Aurora mengambil tiga potong baju dan membawanya ke kasir. Usai membayar mereka berdua keluar dari toko tersebut.
"Kita mau kemana lagi baby" tanya Kevin sambil merangkul bahu Aurora.
"Aku lapar, bagaimana kalau kita makan dulu" pinta Aurora yang lebih suka makan daripada belanja barang.
"Kamu belum lama makan baby, tapi kenapa sekarang sudah lapar lagi? makanmu banyak tapi tetap saja badanmu kecil" ledek Kevin.
"Biarin saja" cuek Aurora seraya menarik lengan suaminya dan membawanya memasuk kedalam sebuah restoran korea.
Aurora memesan beberapa menu kesukaannya, tak lupa memesankan juga untuk suaminya.
"Kamu yakin memesan semua ini, baby" tanya Kevin meringis membayangkan pesanan istrinya yang lumayan banyak.
"Aku sangat yakin sayang, kamu tenang aja aku akan menghabiskan semuanya" kata Aurora santai. Dia memang doyan makan, hanya saja dulu Dena sering kali membatasi porsi makannya.
Tak lama pelayan datang sambil membawakan makanan pesanan mereka.
"Permisi tuan" ucap Sang pelayan dan menyajika pesanan mereka di atas meja.
"Selamat menikmati nona, tuan" ucap Pelayan.
"Terima kasih" ucap Aurora dan di balas dengan anggukan oleh pelayan itu.
Setelah pelayan pergi, Aurora dan Kevin mulai menyantap makanannya, tidak ada obrolan dari keduanya. Mereka fokus dengan makanannya masing-masing.
*************
Keesokan harinya Kevin mengajak Aurora pergi ke dokter kandungan, ia ingin melakukan program hamil, pasalnya selama ini Aurora meminum pil KB sesuai permintaan Kevin.
"Sudah honey" tanya Kevin. Ketika melihat Aurora masuk kedalam mobil.
"Sudah sayang" jawab Aurora seraya memakai sabuk pengamannya.
Perlahan Kevin mulai menginjak pedal gas mobilnya, mobil berjalan menjauh meninggalkan pekarangan Mansion menuju ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit Kevin keluar dari mobil dan di susul Aurora. ia membiarkan petugas parkir untuk memarkirkan mobilnya.
Kevin membawa Aurora ke poli kandungan, dan langsung masuk kedalam ruangan dokter. Karena sebelumnya Kevin sudah membuat janji terlebih dahulu.
"Selamat siang tuan, Nyonya." sapa dokter kandungan tersebut yang bernama sisil.
"Saya kesini mau program hamil, tapi selama ini istri saya tengah meminum pil pencegah kehamilan. Apa itu akan mempengaruhi kesuburannya rahimnya? Ucap Kevin.
"Seharusnya tidak ada masalah sih tuan, yang penting nyonya harus berhenti meminum pil tersebut, dan nanti saya akan menuliskan resep penyubur kandungan. Tapi sebelum itu saya harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu kepada kalian berdua" terang Dokter Sisil.
Dokter pun mulai memeriksa Aurora dan juga Kevin, untuk memastikan keduanya tidak bermasalah.
Setelah selesai dokter pun memberitahu hasilnya kepada mereka berdua.
"Kalian berdua tidak ada masalah, terutama kondisi rahim nyonya juga sangat bagus. Saya sarankan nyonya harus banyak istirahat dan jangan terlalu capek. " kata dokter Sisil.
"Terima kasih dok" ucap Aurora merasa lega dengan hasil pemeriksaannya.
Mereka berdua keluar meninggalkan ruangan dokter.
"Mulai sekarang kita harus sering-sering membuatnya baby, biar Kevin junior cepat launching" bisik Kevin di telinga Aurora sambil berjalan menuju ke parkiran.
Mungkin hari ini merupakan hari yang buruk buat Aurora. Tanpa sengaja mereka berdua bertemu dengan Dena dan Sora loby rumah sakit.
"Hai sayang, kamu di sini juga....Siapa yang sakit?" tanya Dena pura-pura ramah.
"Hmmm....." cuma itu yang keluar dari mulut Aurora, ia terlalu malas meladeni drama mereka.
"Kakak sakit apa kak, kenapa kakak tidak memberi tahu kami" sahut Sora yang sok perhatian.
"Istri saya tidak sakit, kami hanya ke dokter kandungan saja" ucap Kevin yang melihat wajah malas istrinya.
"Kak Kevin lama kita tidak bertemu" sapa Sora mencari perhatian Kevin.
"Cih, terlalu menjijikan" decak Aurora tidak suka melihat suaminya di ganggu.
"Sora hanya menyapa kak Kevin saja kak, kenapa kak Rora terlihat tak suka? kak Kevin juga tidak merasa keberatan dengan sapaan ku" ucap Sora percaya diri.
"Kata siapa aku tidak keberatan, bahkan aku muak melihat kalian berdua" seru Kevin sambil menatap sinis mereka
"Sudahlah ayo sayang kita pulang, aku sudah lelah" Ajak Aurora dengan manja, membuat mereka berdua yang mendengarnya meradang.
"Iya baby" balas Kevin seraya mengecup puncak kepala Aurora di hadapan mereka berdua.
"Kami permisi, istriku butuh banyak istirahat" ucap Kevin dan berlalu meninggalkan mereka berdua.
sabar dikit lagi ketika Kevin menyadari perasaannya padamu semua akan baik baik saja..