Seorang laki-laki berumur 15 tahun yang Ingin membalas kan dendam nya kepada para iblis yang telah membunuh kedua orang tua nya, namun ia tidak memiliki kekuatan atau pun sihir yang dapat membinasakan para iblis, namun semua itu berubah karna kehadiran kakek kakek misterius
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irvan Al-Lana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 : Menginap
Setelah berhasil menyewa kamar, Radit langsung berbaring di atas kasur yang nyaman, wajarlah kasur dan kamarnya nyaman harga sewanya juga lumayan, ketika berbaring Radit mengeluarkan pedangnya, mengangkatnya ke atas, ke arah langit-langit kamarnya, memandanginya.
"tidak ku sangka kakek memberikan pedang ini kepadaku, pedang yang sangat indah" Ujarnya.
pedang itu masih saja bersinar ketika Radit mengangkatnya, ia heran mengapa pedang itu terus saja bersinar, ia juga bingung mengapa pedang itu terasa sangat tumpul ketika ia menggunakannya. bahkan pedang tidak bisa membelah tubuh monster beruang yang tadi ia tangkap, karna bingung ia akhirnya bertanya kepada Axell, siapa tahu ia mengetahui sesuatu.
"Axell" Ucap Radit memanggil Axell.
"Iya Tuan, pedang itu terus menerus bercahaya karna kau belum membuat kontrak dengannya" Ucap Axell.
"Loh, mengapa kau bisa tau?, padahal aku belum bertanya kepadamu" Ucap Radit heran.
"aku bisa membaca isi pikiranmu Tuan, aku juga bisa membaca isi hatimu" Ucap Axell.
"hmm kontrak ya?, hadeh..., kontrak lagi kontrak lagi, jadi bagaimana cara membuat kontraknya?" Tanya Radit.
"sama seperti kontrak pada umumnya, hanya membutuhkan darah, kau cuma perlu meneteskan darahmu ke bilah pedang itu" Ujar Axell.
Tanpa basa basi Radit langsung melukai tangan nya menggunakan gigi taringnya dan meneteskan setetes darahnya ke bilah pedang itu, seketika pedang itu bercahaya sangat terang lebih terang dari biasanya.cahaya yang sangat menyilaukan sampai membuat Radit tidak bisa membuka matanya. setelah cahaya yang menyilaukan itu menghilang, warna bilah pedang itu seketika berubah yang awalnya berwarna emas pudar, menjadi berwarna emas mengkilap, menunjukkan bahwa pedang itu sangat tajam.
"woahh warnanya jadi lebih mengkilap, jadi keliatan lebih tajam ya, apakah kontraknya berhasil?" tanya Radit kepada Axell.
"Ya tentu saja kontraknya berhasil, bilah pedang itu menjadi lebih tajam dari sebelumnya karna memiliki pemilik baru, semakin besar energi pemiliknya, maka semakin kuat pula pedang itu" Ujar Axell.
"jadi jika aku menjadi semakin kuat, pedang ini akan menjadi semakin kuat juga?" Tanya Radit.
"Tentu saja"
"Kruuukkkk....."
Suara keroncongan terdengar dari perut Radit, seperti dia menjadi lapar kembali, Axell pun terheran padahal dia baru saja menghabiskan Seekor Rusa panggang sendirian, tapi dia malah lapar kembali.
"Aduh lapar nih" Ucap Radit.
"Kau kan baru saja memakan seekor Rusa utuh sendirian, mengapa bisa kau menjadi Lapar kembali?" Ujar Axell.
"Aku makan Rusa kan siang tadi, ini juga sudah malam, wajar dong aku lapar kembali, lagi pula aku tadi kan banyak menghabiskan tenaga karna menyelesaikan Quest dari Guild, jadi waktunya makan malam".
Ucap Radit, kemudian dia berjalan keluar dari kamarnya, menuruni tangga. niat hati ingin mencari makanan yang bisa di makan. setelah berkeliling ia tidak bisa menemukan sesuatu yang bisa untuk dimakan, karna bingung akhirnya dia bertanya kepada salah satu staff yang bekerja sebagai pelayan di penginapan itu.
"permisi Mas, ruang makan di mana ya?, saya mau makan nih laper" Tanya Radit.
"Ruang Makan ada di sebelah mas" pelayan itu menunjukkan sebuah ruangan dengan sebuah papan nama bertuliskan Ruang makan.
"segitu besarnya tulisan Ruang Makan gak keliatan kah?" Ujar Axell.
"hehe maaf, efek lapar jadi gak fokus" Ucap Radit yang kemudian berjalan masuk ke dalam ruangan itu.
Di dalam ruangan itu terdapat meja dengan ukuran yang panjang, di atas meja itu terhidang makanan yang sangat banyak dan keliatannya juga lezat.
"silahkan Tuan, di ambil sendiri sepuasnya karna ini prasmanan" Ucap salah satu pelayan yang ada di ruangan itu.
tanpa basa-basi Radit langsung mengambil semua hidangan yang ada di atas meja itu, menyantap nya dengan sangat cepat, sudah seperti orang yang tidak makan sebulan, membuat para pelayan itu termenung keheranan, mereka bingung melihat Radit, bertanya-tanya dalam hati apakah manusia yang ada di hadapan mereka ini manusia atau bukan.
"huaahhh...., kenyang Alhamdulillah, makanannya enak sekali"
Siapa sangka dalam waktu singkat Radit berhasil menghabiskan semua makanan yang ada di meja, di atas meja makan nya bertumpuk piring kotor bekas dia makan, padahal makanan yang di siapkan pelayan itu untuk semua pelanggan yang ada di penginapan, tapi bagi Radit itu hanya untuk sekali makan.
"bagaimana ini, padahal semua makanan itu untuk seluruh tamu yang menginap disini, tapi di habiskan dengan sekali makan oleh satu orang tamu saja, bagaimana jika semua orang yang menginap makan nya begini, bisa bisa penginapan ini tutup" Ucap salah satu pelayan kepada pelayan lainnya.
Ya tentu saja mereka terkejut dengan apa yang mereka lihat, tapi mereka tidak perlu khawatir, karna manusia yang memiliki porsi makan badak hanyalah Radit seorang, pihak penginapan paling hanya Rugi untuk memberi makan Radit saja, atau mungkin mereka akan meminta biaya tambahan karena makanan Radit.
setelah kenyang Radit mengambil beberapa makanan pencuci mulut, lalu berjalan meninggalkan ruang makan menuju Kamarnya, sebelum tidur ia mandi terlebih dahulu, membersihkan badannya dari keringat, debu dan segala macam hal yang dia dapatkan dari petualangan dan misinya siang tadi, setelah selesai mandi ia menarik selimutnya dan akhirnya tertidur lelap.
Keesokan harinya Radit keluar mencari sarapan untuk di santap di pagi yang cerah itu, setelah keluar dari tempat penginapan Radit di hampiri oleh seorang anak kecil yang ingin meminta pertolongan kepadanya. anak itu menuntun Radit ke sebuah gang sempit dan gelap, ternyata di dalam gang itu Radit sudah di tunggu oleh beberapa orang berbadan besar yang kemarin mengolok-olok Radit, anak kecil itu berlari pergi setelah mendapatkan beberapa uang dari orang-orang berbadan besar itu, siapa sangka anak sekecil itu sudah pandai menipu orang.
"kau sudah masuk kedalam perangkapku bocah ingusan hahaha"
Ujar salah satu Orang yang berbadan paling besar dengan warna tubuhnya agak gelap/hitam, ia mempunyai bekas luka di pipi sebelah kanannya, entah itu karna perbuat monster atau iblis, atau mungkin karna kecerobohan dia sendiri, seperti si besar dan hitam itu adalah ketuanya.
"kalian mau ngapain?, mau malak?" Tanya Radit.
"hahaha..., kau peka juga, aku lihat kau banyak mendapatkan hadiah kemarin, entah tipuan apa yang kau gunakan. sekarang berikan semua hartamu, atau kami buat kau menyesal" Ujarnya dengan tampang sangarnya, namun tampangnya tidak membuat Radit gentar sedikit pun.
"kau mau hartaku?, langkahi dulu mayatku"
Radit lalu melayangkan satu pukulan yang tidak serius tepat ke arah perut Manusia besar itu, padahal hanya pukulan tidak serius, namun sudah membuat manusia besar itu tidak bisa berkata-kata bahkan tubuhnya sama sekali tidak bergerak, matanya menjadi kosong, dan akhirnya tumbang ke belakang.
"lah? ada apa big guy?, masa sekali bogem aja langsung tepar hahaha" Ujar Radit menertawakan manusia besar itu. "satu tumbang, siapa selanjutnya?"
Radit menantang semua orang besar lainnya, bukannya melarikan diri karna ketua mereka sudah tumbang, mereka malah berencana menyerang Radit secara bersamaan, mungkin mereka pikir dengan menyerang secara bersamaan dapat mengalahkan Radit, namun ya karna mereka hanya besar badan doang, Radit dengan mudah mengalahkan mereka semua dengan sangat cepat, Radit duduk di tumpukan tubuh manusia-manusia besar itu.
"udah? segitu doang?, cihh gede badan doang, mental patungan, gayanya doang yang sok keras, tapi giliran di gas, sesak nafas awokawok" Ucap Radit, kemudian melompat turun dari tumpukan manusia raksasa itu, kemudian melemparkan sebuah koin perunggu di depan tumpukan manusia itu.
"nih untuk berobat, itupun kalau cukup hahaha"
setelah selesai menertawakan manusia-manusia besar itu, Radit, melanjutkan rencananya tadi yaitu mencari sarapan untuk di santap, sekalian berkeliling desa melihat sesuatu yang menarik.
To be continued...