Satu psikopat mampu menebar teror pembunuhan berantai, bagaimana jika ada enam psikopat berkumpul dalam satu tempat?
Sekelompok mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari kota Jakarta memutusan untuk liburan semester ke sebuah kota Kyoto dinegara matahari terbit, Jepang.
Mereka diajak oleh salah satu teman mereka, yang merupakan seorang blasteran Jepang bernama Ayana dan adiknya Yuki. mereka kemudian bertemu dengan seorang pemuda tampan asal Jepang yang mengajak mereka untuk mengunjungi sebuah kabin mewah ditengah hutan, kaki gunung Kurama.
Sekelompok remaja tersebut tidak tahu bahwa terdapat sebuah misteri dari hutan lebat tersebut, penduduk sekitar percaya bahwa pada saat kabut tebal turun dan menutupi isi hutan maka saat itupun para tentara Jepang jaman dulu keluar untuk mencari potongan tubuh mereka yang terpisah akibat terkena ledakan sebuah bom, penduduk desa meyakini hutan tersebut telah dikutuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SemyAngelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Satoshi pun perlahan-lahan tersadar disebuah ruangan dengan lampu yang terlihat remang-remang, disebelahnya terdapat temannya yang bernama Maso.
Keadaan Satoshi dan Maso terlihat tidak berdaya karena kedua tangan dan kaki mereka tengah dirantai, layaknya seperti sedang disalib mereka diikat dalam keadaan berdiri.
Satoshi sendiri pun adalah pimpinan dari kesepuluh pemuda gangster yang mendatangi sebuah tempat milik Ryu tersebut, mereka datang dengan bermaksud akan membuat kerusuhan seperti, mengeroyok dan memukuli Ryu untuk balas dendam.
Namun nyatanya mereka malah menjadi korban, karena satu persatu dari mereka dibunuh tanpa ampun oleh Ryu dan teman-temannya karena mereka merupakan seorang psikopat yang tidak ragu untuk menyiksa hingga membunuh korbannya.
Dalam keadaan terikat seperti itu, Satoshi pun menjadi panik hingga diliputi oleh rasa takut dan ngeri, reflek Satoshi pun memberontak lalu mencoba melepaskan ikatan rantai yang mengikat kedua tangannya, Maso yang juga sudah tersadar pun ikut panik.
Beberapa saat kemudian, terdengar sebuah suara dari roda kecil yang menggelinding dilantai, suara itupun semakin terdengar mendekat kearah ruangan tempat mereka berada.
Suara gaduh tersebut membuat kedua lelaki itu terdiam dan saling berhadap-hadapan. Mereka berdua pun hanya bisa menunggu dengan menatap dalam-dalam kearah pintu depan yang tertutup, dan beberapa menit kemudian pintu pun terbuka, masuklah sebuah ranjang besi yang biasa mengangkut pasien dirumah sakit, dan terlihat diatasnya terbaring seorang yang tidak asing lagi bagi mereka berdua dan bukan hanya satu, namun dua buah ranjang kemudian memenuhi ruangan tersebut.
Sosok tubuh yang terbaring dan terikat di sebuah ranjang tersebut adalah dua orang teman dari Satoshi dan Maso, mereka bernama Rai dan Seiya, kedua orang tersebut nampak tengah berusaha untuk melepaskan ikatan dari borgol yang mengikat kedua tangan mereka, dalam keadaan terlentang dan kaki mereka juga diikat oleh sebuah kain.
Rai dan Seiya pun dibawa oleh dua orang lelaki yang terlihat menggunakan atribut seperti masker, penutup rambut, kaca mata hingga sebuah jas hujan berwarna bening. Jas hujan tersebut akan digunakan sebagai penahan cipratan darah, agar tidak mengenai dan mengotori baju mereka, namun tampaknya baju jas hujan yang mereka pakai sudah kotor oleh cipratan dari cairan berwarna merah pekat yang berbau amis. Kedua orang yang masuk membawa ranjang besi tersebut adalah Genji dan Yamada.
Genji dan Yamada adalah seorang kakak beradik dan mereka dulunya tinggal di Tokyo. mereka berdua ditinggalkan oleh kedua orangtuanya setelah bercerai, saat itu Yamada yang merupakan kakak dari Genji, diharuskan merawat adiknya disaat usianya yang baru menginjak 15 tahun sedangkan Genji saat itu berusia 13 tahun.
Mereka tinggal disebuah rumah milik orang tuanya, ibunya pergi meninggalkan mereka karena hak asuh jatuh pada sang ayah, namun ayah mereka ternyata jarang berada dirumah, sang ayah pun terkadang pulang dalam keadaan mabuk-mabukan, tidak jarang pula mereka menjadi korban kekerasan dari ayah mereka sendiri.
Hingga suatu hari ibunya kembali pulang kerumah untuk mengambil sesuatu, setelah ditelpon oleh Yamada. Setelah itu tidak terlihat sang ibu meninggalkan rumah tersebut lagi, hingga malam harinya mobil polisi memenuhi gang komplek yang berada didekat rumah Genji dan Yamada.
Ternyata kedua orang tua dari Genji dan Yamada ditemukan telah meninggal.
Sang ayah telah membunuh istrinya dengan cara menusuk nya dengan sebuah pisau ke jantungnya, dan sang ayah kemudian memilih untuk mengakhiri hidupnya, dengan cara melilitkan seutas tali tambang pada lehernya.
Anak-Anak mereka pun ditemukan dalam keadaan ketakutan dan terlihat babak belur, kakak beradik tersebut juga mengunci diri didalam kamar tidur mereka, sebelum akhirnya polisi datang.
Dari pernyataan Genji, saat kejadian pembunuhan terjadi, dirinya tengah tertidur lelap setelah dirinya dipukuli oleh ayahnya, bersama dengan kakaknya juga yang tak luput ikut dipukuli, sehingga dia tidak tahu soal kematian tragis dari kedua orang tuanya.
Sedangkan Yamada hanya diam dengan tatapan matanya yang terlihat kosong, Genji pun mengatakan bahwa kakaknya sudah lama tidak pernah banyak berbicara, dan dulunya ia pun sempat mendapat sebuah perawatan kejiwaan.
Setelah beberapa hari berlalu, polisi kemudian mencurigai sesuatu, dalam penyelidikan terdapat zat Benzodiazepin atau sejenis obat tidur di aliran darah dari kedua tubuh orang tuanya Genji dan Yamada dalam dosis yang sangat tinggi.
Tak lama kemudian Yamada pun ditangkap lalu diintrogasi oleh pihak kepolisian, dari hasil pemeriksaan, diketahui Yamada sengaja menaruh obat tidur dalam minuman kedua orang tuanya. Dan karena dilandasi oleh dendam, pemuda tersebut pun tega membunuh kedua orang tuanya sendiri, Yamada pun menggantung ayahnya hidup-hidup dengan seutas tali tambang, ditengah ruangan diatas langit-langit atap rumahnya.
Yamada pun memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar. Setelah Yamada menggantung tubuh ayahnya, pemuda itu pun kemudian beralih ke ibunya, iya pun menusukkan sebuah pisau dapur yang sebelum nya, ditempelkan pada tangan ayahnya untuk meninggalkan sebuah sidik jari.
Yamada pun mengenakan sebuah sarung tangan pada saat melakukan nya, kemudian pisau tersebut pun ditancapkan pada jantung ibunya hingga tewas.
Karena perbuatan sadisnya tersebut, Yamada kemudian dijatuhi hukuman penjara selama 20 tahun, namun dikarenakan usianya yang masih dibawah umur maka hukumannya pun dikurangi jadi 12 tahun penjara, ia pun harus mendapat sebuah perawatan dari psikiater anak.
Sedangkan Genji akhirnya dikirim ke sebuah panti asuhan, sontak berita tentang pembunuhan terhadap kedua orang tua, yang dilakukan oleh anak kandung nya sendiri, dengan cara yang sadis itupun menjadi viral. Polisi tidak mengetahui bahwa otak dalam pembunuhan sadis tersebut, sebenarnya dilakukan oleh Genji yang memiliki gen psikopat.
Yamada yang tidak terlalu pintar pun dimanipulasi oleh adiknya sendiri, sehingga ia tidak membuka mulutnya sedikitpun, apalagi berani menceritakan tentang siapa dalang di balik pembunuhan tersebut.
Yamada pun memiliki sifat pendiam dan sangat menyayangi adiknya, sehingga mau melakukan apapun yang dikatakan oleh adiknya Genji. Genji pun mengatakan bahwa, jika kakaknya tidak membunuh kedua orang tuanya terlebih dahulu, maka mereka berdua lah yang akan mati dibunuh oleh ayah mereka, Genji pun memberi tahu idenya dan meminta kakaknya untuk menjadi seorang eksekutor, dikarenakan Genji yang pada saat itu masih kecil.
Psikiater anak yang merawat Yamada pun menyimpulkan bahwa, Yamada mengalami trauma setelah dirinya dan adiknya sering dipukuli oleh sang ayah.
Setelah keluar dari dalam penjara 12 tahun kemudian, Genji pun datang menjemput kakaknya bersama dengan Ryu dengan sebuah mobil Jeep.
Ryu dan Genji ternyata sudah berteman dari sebuah situs blogger, didalam situs tersebut berisi kumpulan orang-orang yang memiliki kecenderungan psikopat, dan dari situs tersebut pula, Ryu berhasil mengumpulkan lima orang psikopat, yang siap membantu untuk memenuhi ambisinya.