HATI-HATI DALAM MEMILIH BACAAN!
Serena dan Yuan terjebak di satu malam panas yang membuat mereka menyesali semuanya. Yuan yang memiliki kekasih dibuat bingung antara tanggung jawab dengan Serena atau memilih kekasihnya.
Semuanya menjadi rumit karen Yuan yang candu dengan tubuh Serena tidak bisa berhenti memaksa wanita itu untuk melakukannya. Yuan yang egois tidak ingin memutuskan pacarnya bahkan dia berkata tidak akan pernah merusak pacarnya.
Ketika ia mulai sadar bahwa rasa cintanya telah beralih kepada Serena, semuanya semakin rumit karena kekasih Yuan tidak ingin di lepaskan dan mengancam akan mengakhiri hidupnya jika Yuan meninggalkannya.
Kehadiran Johan di antara Yuan dan Serena juga membuat mereka semakin renggang.
Pernikahan Yuan dan Maudy tiba-tiba dipercepat karena wanita itu menjebak Yuan yang sudah menolaknya mentah-mentah padahal hubungan mereka tengah baik-baik saja pada saat itu.
Serena yang mendengar itu pun memilih untuk pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AICE PARK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kondangan Bersama Johan
Serena sudah menjabat sebagai kepala staff, di resmikan beberapa hari yang lalu.
Saat ini ia sedang bersantai di kost an nya, karena memang hari ini adalah weekend.
Saat sedang membaca buku, Serena tiba-tiba di kejutkan dengan sosok lelaki yang berada di depan kost an. Ia dapat melihatnya dari cendela yang sengaja ia buka.
Serena mengenalinya dengan jelas, itu adalah Johan. Ia pun segera keluar dan menghampiri atasannya itu.
"Johan, kok tiba-tiba banget datang?" tanya Serena.
"Maaf aku ngga ngabarin, soalnya ini juga dadakan mampirnya. Mau ngga, jadi partner ku buat dateng ke kondangan? Soalnya mewajibkan membawa pasangan, aku bingung harus bawa siapa dan tiba-tiba terlintas saja di otakku buat bawa kamu!" ajak Johan.
Memang semenjak di angkatnya Serena menjadi kepala staff mereka semakin dekat, sedangkan Serena dengan Yuan sedikit renggang karena jarak yang memisahkan mereka.
"Sekarang banget ini?" tanya Serena.
"Iya, kamu gini aja nanti kita ke butik dan salon buat riasin kamu!"
Serena semakin syok karena semuanya mendadak baginya, namun tanpa pikir panjang lagi ia segera masuk ke kamarnya dan mengambil tas, jaket dan dompet.
Setelah itu Serena bergegas ke depan lagi, Johan sudah menenteng helm dan memasangkannya kepada Serena tanpa turun dari motor besarnya.
Serena pun naik ke jok belakang dan berpegangan erat kepada jaket Johan, lelaki itu menggunakan pakaian serba hitam dengan helm full face yang sangat keren ala orang kaya yang mempunyai hobi bermotor.
Johan memacu gass motornya dan menerobos padatnya kota, senyum sumringah terpatri di bibirnya lantaran mendapat kesempatan bersama kekasih hatinya.
Lelaki itu sudah menyadari perasaannya kepada Serena bukan hanya sekedar kagum saja, ia selalu nyaman berada di dekat Serena, dan selalu ingin bersamanya.
Lupa akan rasanya jatuh cinta, sekarang ia merasa seperti tanah gersang yang sedang di guyur hujan lantaran jatuh cinta.
Sesampainya di sebuah butik, Johan memarkirkan motornya. Lelaki itu langsung membantu melepaskan helm Serena dari kepalanya.
Tangan Serena di tarik perlahan untuk masuk ke butik yang akan menjadi tempat mereka memilih baju.
"Selamat datang Tuan muda, ada yang bisa kamu bantu?" tanya salah seorang penjaga butik itu.
Serena menatap kagum tempat itu, dia benar-benar baru sadar bahwa orang yang menggandeng tangannya ini adalah orang yang sangat kaya raya.
Tak pernah ia bayangkan akan masuk ke sebuah butik ternama seperti ini, bahkan baju termahalnya ia beli di mall dengan diskon 25% karena harus berhemat.
"Saya mau baju untuk wanita cantik ini dan juga saya pribadi, kami akan datang ke acara pernikahan dalam beberapa jam lagi!" perintah Johan kepada orang tadi yang membuat pipi Serena memerah karena sebutan 'wanita cantik' tadi.
"Baik Tuan, kalo boleh tau dress code nya apa?" tanyanya.
"Warna lavender, kalo modelnya terserah."
"Baik, mari Nona!" ajak karyawan itu kepada Serena.
Johan pun melepaskan tangannya dari Serena, mempersilahkan wanita itu untuk mengikuti sang penjaga butik. Sedangkan dirinya mulai memilih baju dengan didampingi karyawan yang lainnya.
Serena di arahkan untuk memilih beberapa baju yang tersedia, baju-baju mewah yang sepertinya harganya kisaran lima juta ke atas.
"Bukankah ini terlalu mewah, nanti malah lebih mewah dari pengantinya?" ujar Serena kepada karyawan yang menemaninya.
"Kalau ada yang tidak disukai bisa bilang saja, kami akan memotong dan mendisainnya ulang dengan singkat!" tawarnya.
"Baiklah, aku mau gaun ini di potong seukuran bawah lutut ku, lalu beberapa hal ini di kurangi! Dadanya terlalu terbuka, tolong diatasi!" ucap Serena.
"Baik Nona! Anda punya selera yang bagus, Tuan Johan tidak salah pilih pasangan!" ucap wanita itu yang mendapatkan wajah tersipu Serena.
Wanita itu pun bergegas mengamankan baju yang telah dipilih Serena, sedangkan Serena melangkah keluar untuk mencari keberadaan Johan.
"Sudah?" tanya Johan saat ia melihat Serena keluar.
"Sudah, kamu?" tanya balik Serena.
"Sudah juga, sekarang ayo ke salon."
Johan hendak menarik tangan Serena, namun wanita itu menghentikan langkah Johan.
"Aku mau bayar dulu bajunya."
"Ngga usah, ini butiknya Mamaku."
Serena berkedip dua kali dengan mata yang terbelalak, ia tak bisa membayangkan seberapa kaya nya keluarga Johan karena memiliki banyak perusahaan, dan sekarang butik ini milik Ibunya? Apalagi butik ini hanya salah satu cabangnya.
"Y-ya aku harus bayar dong!" ucap Serena.
"Nggak perlu, kamu kan berangkat karena aku. Jadi semua hal yang akan kamu kenakan dan juga yang menyangkut kamu hari ini, aku yang bayar. Kalo kamu mau baju yang lain di sini juga boleh ambil!" ucap Johan dengan entengnya.
Serena rasanya mau pingsan diterpa fakta-fakta lelaki kaya di depannya ini, ternyata benar-benar ada lelaki kaya di dunia ini yang apa-apa tidak perlu melihat harga.
"Kali ini jangan menolak ya, karena ini bukan keinginanmu dan kamu membantuku!" pinta Johan.
"B-baiklah!" Serena masih syok dan bingung.
Johan tersenyum lalu menarik wanita itu untuk pergi ke salon, sementara baju mereka akan di antarkan kesana setelah di desain ulang.
*******
Serena tampak begitu cantik dengan balutan gaun yang telah ia pilih. Make-up tipis dan lensa mata yang ia kenakan semakin membuatnya terlihat segar.
Rambut pendeknya diberi aksesoris seperti bunga lavender yang membuatnya terlihat menarik walaupun hanya di blow.
Heels berwarna silver dengan tali dan ujungnya yang tipis menambah kesan indah.
Sebuah tas bermerek dior juga di tentengnya, tentu dibelikan oleh Johan secara dadakan.
Saat ini Serena sedang menunggu Johan, katanya ia sedang mengambil mobilnya.
Johan datang dengan Lamborghini nya, lelaki itu keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Serena.
Saat itu juga Serena terpaku, Johan memang sudah biasa menggunakan jas di kantor namun kali ini vibes nya berbeda.
Lelaki itu berbalutkan jas biru dongker dengan kemeja biru muda di dalamnya, gaya rambutnya sedikit berubah yang membuat Johan terlihat berbeda dari biasanya.
"Serena?" panggilan Johan membuat Serena terkejut dan sadar dari lamunanya.
"Ahh iya!" wanita itu langsung memasuki mobil mewah yang tak pernah sekalipun ia terpikirkan untuk menaikinya.
Johan pun memasuki mobilnya dan menjalankan mobilnya untuk menuju ke hotel tempat pernikahan koleganya di adakan.
*******
Sesampainya di tempat yang mereka tuju, semua mata menatap ke arah Johan dan Serena.
Sangat tidak biasa seorang Johan membawa wanita ke acara seperti ini, apalagi pria itu terkenal karena image nya sebagai pemuda kaya namun tidak gila wanita, tapi memang sifatnya yang dingin mendukung ke jombloannya.
Banyak paparazi memotret mereka berdua, Serena hanya sesekali tersenyum kikuk karena ini benar-benar memalukan dan pengalaman pertamanya seumur hidup.
Johan menggandeng tangan Serena dari mereka datang tadi, maka dari itu semakin membuat orang-orang terkejut.
"Wahh tumben seorang Johan menggandeng wanita, apakah ini calon kaka ipar kami?" goda salah seorang pria yang tengah memegang alkohol di tangannya.
Bersambung