NovelToon NovelToon
Gadis Buta Milik Sang Tuan Muda

Gadis Buta Milik Sang Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Oktana

Pertemuan yang tidak di sengaja antara gadis buta bernama Alana Maherwari, dengan seorang pria malah membawanya pada cerita romansa sekaligus awal dari kepahitan.
Siang itu sehabis ia menjual bunga di temani oleh anjing husky kesayangannya tiba-tiba tongkat kayunya mengenai sesuatu. Alana kira itu sebatang kayu namun tak lama terdengar suara melenguh seperti orang yang sedang kesakitan.
Setelah mengetahui itu adalah seseorang, Alana langsung membawanya ke rumah tanpa ia tahu latar belakang orang itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Robin Defalco

Ketika sedang membersihkan taman Agusta tak sengaja mendengar percakapan Alfonso bersama anak buahnya. Pria itu mengatakan Jika ia sudah kesal mencari keberadaan Robin Defalco yang entah seperti ditelan bumi.

"Di mana lagi Kita harus mencari tuan Robin?" kesal Alfonso.

"Sebenarnya waktu itu ketika kita ada di hutan X pertama kali kita menampakan pengkhianatan kepada Tuan Robin dan kita berhasil menembaknya, aku punya feeling kalau tuan Robin memang masih hidup namun ia sembunyi entah di mana" Timpal anak buahnya.

"Kau bener Russel, aku mempunyai feeling yang sama denganmu. Aku yakin jika Tuan Robin masih hidup tapi ia sedang bersembunyi. Bagaimana jika benar itu terjadi dia akan membuat perhitungan yang tidak main-main kepada kita" ujar Alfonso dengan wajah yang tersirat ketakutan di sana.

"Jadi mereka menembak tuan Robin di hutan X" ucap Agusta dalam hatinya.

Alfonso dan anak buahnya tidak menyadari jika Agusta menguping pembicaraannya karena Agusta bersikap seperti biasanya. Dengan tangan yang masih memegang gunting besar untuk mencacah rumput-rumput liar di sekitar Mansion, mereka tidak mengira bahwa Agusta memasang kupingnya lebar-lebar untuk mengorek informasi keberadaan Robin Defalco sang tuan muda mereka.

Sesudah selesai membersihkan rumput-rumput liar, Agusta kembali memasuki dapur Mansion. Ia lalu menemui semua pegawai yang ada di sana.

"Maria kemari kau!" perintah Agusta.

Mendengar namanya di.panggil, Maria dengan sigap berjalan ke arah Agusta.

"Ada apa pak?" tanya Maria.

"Kapan kau akan berangkat ke apartemen tuan Deris?" tanya Agusta.

"Besok aku akan berangkat" jawab Maria.

"Apa kau masih mau jadi mata dan telinga tuan Robin?" tanya Agusta.

"Aku masih setia untuk menjadi mata dan telinga untuk tuan muda kita. Aku yakin jika tuan muda kita masih hidup, aku akan mengorek informasi dari tuan Deriz, aku akan bekerja sebaik mungkin sehingga tuan Deriz tidak akan pernah curiga padaku. Jika pun nantinya nasibku di tangan tuan Deris akan berakhir menjadi gadis yang bukan perawan maka aku akan dengan sukarela memberikannya demi tuan muda yang sudah banyak membantuku" tekad Maria sudah bulat.

"Apa kau tidak bercanda Maria?" Agusta sekali lagi bertanya.

"Tidak pak! Aku serius dengan tekadku. Kebaikan harus dibalas kebaikan walaupun itu perih sekalipun" balas Maria.

"Baiklah jika begitu, semoga pengorbananmu berbuah manis Maria" Agusta mendoakan.

Kini para pegawai dan maid pun kembali ke pekerjaannya masing-masing.

Agusta yang sudah selesai dalam pekerjaannya menghadap kepada Alfonso yang sekarang menjadi orang kepercayaan seorang Deriz.

"Aku ingin bicara padamu" ucap Agusta.

"Bicaralah saja pak tua, apa yang ingin kau katakan" balas Alfonso.

"Keluargaku di kampung halaman baru saja menghubungiku kalau adikku Theresia akan menikah, aku sebagai kakak tertua ingin sekali menghadiri pernikahan adikku si bungsu. Aku ingin izin padamu tuan Alfonso, apakah kau bisa menyampaikan izin ku kepada tuan Deriz?" papar Agusta.

"Kapan kau akan pergi?" tanya Alfonso.

"Aku akan pergi besok, dan apakah aku boleh meminta cuti selama 10 hari? Karena di sana ibuku tidak ada yang membantu menyiapkan acara adikku?" tanya Agusta.

Alfonso tampak menimbang-nimbang pernyataan Agusta. Ia akan terlebih dahulu diskusi kepada Deriz. Kalau di izinkan maka Alfonso pun akan mengijinkan untuk Agusta mengambil cutinya.

"Malam aku akan bicara kepada tuan Deriz. Keputusannya nanti aku akan katakan padamu" ucap Alfonso.

"Baiklah tuan, aku menunggu kabar baik darimu" Agusta pun pamit dari hadapan Alfonso.

Di dalam kamarnya, Agusta sudah mengemasi pakaiannya walaupun belum ada keputusan namun ia percaya bahwa ia akan diberi izin cuti oleh Deriz karena dirinya selama ini belum pernah pulang dalam kurun waktu 5 Tahun lamanya.

"Semoga saja ini akan membuahkan hasil" ucap Agusta dalam hatinya.

Malam harinya Alfonso menghadap kepada Deriz, ia berbicara kepada pria itu bahwa Agusta meminta cuti untuk membantu menyiapkan acara pernikahan untuk adik bungsunya. Mendengar itu Deriz diam sekejap memikirkan jawaban yang tepat.

"Dia ingin cuti?" tanya tanya Deriz.

"Ia meminta 10 hari, tuan" jawab Alfonso.

Deriz pun mengangguk.

"Ya aku izinkan dia cuti, jika telat masuk kerja aku akan langsung memecatnya" ucap Deriz.

"Baiklah tuan, aku akan mengatakan itu kepada Agusta" balas Alfonso.

Sesudah itu Alfonso lalu pamit dari hadapan Deriz.

Alfonso tampak menghubungi pantry, kebetulan langsung diangkat oleh Agusta.

"Halo" sapa Agusta.

"Temui aku di ruang billiard" perintah Alfonso.

Tak lama Agusta pun berdiri di hadapan Alfonso.

"Cutimu diterima oleh tuan Deriz! Jika kau tidak kembali dalam waktu 11 hari maka tuhan Deriz akan memecat mu" ucap Alfonso.

"Terima kasih kepada tuan Deriz !Terima kasih juga tuan Alfonso kalau begitu saya pamit untuk membereskan pakaian. Dalam waktu 10 hari kemudian saya sudah ada di sini lagi" ucap Agusta dengan senang.

Ia pun pamit dari ruangan billiard menuju kamarnya. Sore itu pun Agusta langsung pergi ke tempat tujuannya.

Ketika sudah tiba di daerah perkotaan yang terdekat dengan hutan tempat di mana Robin di tembaki, Agusta menyewa sebuah penginapan kecil agar dirinya bisa bermalam di sana. Tekadnya sudah bulat ia ingin mencari keberadaan Robin Defalco sang tuan muda.

"Tuan Robin ,tunggulah Aku akan segera menemukan tuan" ucap Agusta dengan tekad yang kuat.

"keesokan paginya, Agusta segera berjalan masuk ke dalam hutan. Dirinya sudah yakin jika seandainya ia menemukan Robin Falco dengan keadaan yang sudah menjadi bangkai maka ia akan kuburkan dengan keadaan yang layak. Dan jika pun ia menemukan Robin Defalco dengan keadaan hidup maka ia siap untuk melindungi sang tuan.

Agusta menyusuri jalanan setapak karena fisiknya yang sudah tidak mudah lagi, ia mengalami kelelahan. Agusta pun duduk di akar pohon sembari mengambil botol minum yang ada di tasnya.

Sesudah keadaan fisiknya membaik, ia kembali melanjutkan perjalanannya sembari Ia terus saja menajamkan indra penciumannya. Agusta yakin jika Robin Falco sudah menjadi bangkai maka aromanya akan tercium.

Fisiknya Kembali lelah, Agusta pun duduk kembali di atas rerumputan namun intens netranya tertuju pada sinar yang menyilaukan matanya. Ia melihat seperti cermin dari balik rerumputan yang terkena sinar matahari.

"Apa itu?" gumam Agusta.

Agusta lalu berjalan mendekati benda itu semakin dekat dan semakin dekat ia menyibakan rumputan dan ternyata ia menemukan sebuah ponsel mewah yang tergeletak di sana.

"Astaga ini ponsel......." seketika Agusta menutup mulutnya karena ia hafal betul siapa pemilik ponsel itu.

Ia mencoba mendial tombol on off dan ternyata ponsel itu masih menyala.

Terlihat di sana foto seorang pria tampan dengan jas yang membalut tubuhnya tersenyum ke arah kamera.

"Aku menemukan ponsel tuan Robin di sini" ucap Agusta dengan senang hati.

Tetapi ia curiga karena ponsel itu masih dalam keadaan menyala dan ia takut jika ponsel itu sudah disadap oleh mata-mata Deriz. Agusta pun langsung mematikan ponsel itu dan mengambil SIM card-nya.

Sesudah mengambil SIM card, Agusta kembali melanjutkan perjalanannya. Semakin dalam memasuki hutan di sana terdengar burung-burung yang saling bersahutan dan terkadang suara kera dari atas pohon.

"Ya Tuhan mudahkanlah jalanku untuk menemukan tuan Robin" doa Augusta dalam hatinya.

Agusta terus melangkahkan kakinya, namun ia tak sengaja menendang sesuatu.

Agusta melihat di bawah kakinya ada tas pria dan ia pun hafal tas itu milik siapa.

Tas kulit berwarna hitam yang bertuliskan brand ternama itu sering ditenteng sang tuan muda jika ia berburu di hutan bersama Alfonso dan anak buahnya. Agusta masih ingat hari itu ketika sang tuan muda berangkat berburu, itu adalah hari terakhir Robin sebelum menghilang sekaligus mendapatkan fakta bahwa Alfonso telah berkhianat dengan bergabung bersama Deriz untuk menghancurkan dirinya. Entah apa alasannya kenapa Alfonso bisa berkhianat Padahal selama ini Robin Defalco selalu memperlakukan Alfonso seperti keluarga sendiri.

Tetapi Agusta bersyukur dengan adanya pengkhianatan yang terbongkar itu menjadi tahu bahwa Alfonso bukanlah orang yang setia.

1
Bivendra
koq gt sih mnt jd kekasih cm buat kuda²an terus dtggl kmdian hamil kan kasihan
Lembayung Senja: Robin baik kok....😢
total 1 replies
Suanti
cerita menarik, bagus mudah2an cerita nya ngak berbelit-belit 🥰🥰🥰🥰
Lembayung Senja: terimakasih Kak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!