NovelToon NovelToon
Jejak Kelabu

Jejak Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lili

Tetesan-tetesan air hujan meninggalkan jejak basah kilau bening di pucuk-pucuk daun mahoni ditambah semburat cahaya mentari yang mulai meredup bak permata.... indah itulah dipengelihatanku.
Kumengadah ke atas kelabu itu sudah beranjak pergi berganti cahaya kemerahan di sana....kuhirup perlahan aromanya sambil memejamkan mata masih terasa segar....
Ku buka mata....masa itu... kenapa tiba-tiba menyergap ku....kuraba hatiku....masa yang selalu menghantui hidupku....apakah jejak kelabu dihatiku kan berganti ataupun sudah terkikis? kata hatiku berkata....aku rindu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Flashback 6 Tahun Yang Lalu: Layu Sebelum Bersambut

...•...

...•...

...•...

...~Selamat Membaca~...

...°°...

Libur semester mulai berakhir. Sudah berjalan dua minggu. Aktivitas kegiatan kuliah mulai normal kembali. Hilir mudik baik mahasiswa, dosen, pegawai, bahkan petugas kebersihan kampus melakukan aktivitasnya masing-masing.

Tugas dari membuat makalah, jurnal, kerja kelompok, presentasi sudah menjadi rutinitas agenda mahasiswa melaksanakan kegiatan belajar di kampus.

Sore itu di sebuah gedung kampus tepatnya di salah satu ruangan lantai 5. Masih terdapat suara bergema. Tampak sebagai besar orang duduk di tempat duduknya masing-masing dan salah satu orang yang umurnya lebih dewasa sedang berdiri dan sibuk menerangkan terlihat dari kaca balik pintu.

Pemateri berada duduk di depan kelas samping dosen dan seorang dosen berdiri disamping pemateri. Tampak dilihat di dalam lokal dosen dan mahasiswa sudah selesai melakukan diskusi.

"Terimakasih untuk pemateri yang telah mampu menjelaskan materi hari ini. Kita beri tepuk tangan untuk kelompok hari ini."

"Ya pemateri, silahkan untuk kembali ke tempat duduknya masing-masing."

Seorang dosen sedang memberikan masukan materi sore itu. Nama dosen itu adalah Bapak Zaini. Terlihat sibuk menyampaikan kembali tentang materi mata kuliah hari ini.

"Jadi kesimpulan dari materi yang di sampaikan oleh kelompok 3 hari ini. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum 2013 yang meliputi tantangan internal dan tantangan eksternal. Untuk tatangan internal berasal dari kondisi pendidikan yang dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada delapan Standar Nasional Pendidikan itu apa saja itu tadi sudah dijelaskan oleh pemateri."

" Untuk tantangan eksternalnya, adanya arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan informasi dan teknologi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, serta perkembangan pendidikan di tingkat Internasional." Ujar dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum. Bapak Zaini selaku dosen hari ini.

"Dalam implementasi kurikulum 2013 tentunya juga ada faktor pendukung dan faktor penghambat. Adapun faktor pendukung terdiri dari kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. Lalu untuk faktor penghambatnya dari faktor internal dan faktor eksternal yang telah sampaikan oleh para pemateri.

"Ada yang belum jelas atau ada yang ingin bertanya sebelum kegiatan ini di akhiri?" kata Beliau.

Dijawab oleh mahasiswa di dalam ruangan itu.

"Tidak Pak."

"Untuk hari ini sudah cukup, tidak ada pertanyaan."

Lalu ada salah satu mahasiswa yang bertanya.

"Bapak saya izin bertanya untuk materi Minggu depan di buat seperti ini juga ya Bapak?"

"Oh iya seperti hari ini ya, lebih baik daripada hari ini

"Oke kalau, itu saya akhiri selamat, hati-hati di jalan."

"Baik Bapak terimakasih."

"Sekian dari Saya, hati-hati di jalan dan selamat sore."

"Hati-hati di jalan juga Bapak." Jawab mahasiswa

Setelah itu Bapak Zaini keluar ruangan. Mahasiswa yang berada di dalam ruangan tersebut memulai membereskan barang-barangnya.

Beberapa teman yang lain mulai berhamburan meninggalkan ruangan itu. Sebagian ada yang masih duduk mengobrol atau juga masih merapikan barang-barangnya seperti Liona ini.

Liona saat sedang fokus merapikan barang-barangnya untuk dimasukkan ke dalam ranselnya. Saat akan memasukkan pulpen kesayangannya dikagetkan dengan tepukan di bahunya. Jatuhlah pulpen Liona.

Tersentak kaget Liona dan menoleh ke samping ke arah orang yang menepuknya. Ah... ternyata Eka dan Farika. Teman sekelas yang termasuk dekat dengannya. Belum sempat mengambil. Temannya berkata.

"Ayo keluar bareng." Ajak mereka

"Ayo." jawabku sambil tersenyum setelah dia selesai merapikan barang-barangnya.

Diliriknya Lionel masih membereskan barang-barangnya dan beberapa teman yang lain masih berada di dalam kelas. Panggilan temanku yang sudah menunggu dari depan pintu memutus lirikanku kepada Lionel.

Liona segera menghampiri temannya itu. Tampak lorong di lantai 5 sudah sepi berkebalikan di lift banyak orang di sana. Semburat merah di langit sudah mulai nampak menandakan waktu akan berganti malam nampak terlihat di balik dinding-dinding kaca tebal di gedung itu.

Liona dan temannya rencana turun menggunakan lift. Jadi harus antre menggunakannya. Di samping lift sebenarnya ada tangga tapi karena sudah capek mereka memiliki menggunakan lift meskipun harus menunggu waktu cukup lama.

Ting....suara bel dari lift menandakan lift terbuka. Segera aku, temanku dan beberapa orang yang kutahu juga mahasiswa masuk ke dalam lift. Ku lihat temanku yang masih berada di ruangan tadi sudah berada di lift. Tapi Lionel masih belum tampak apakah dia tidak menggunakan lift dan memiliki memakai tangga pikir Liona.

Setelah semua naik. Ada yang menekan tombol lalu lift tertutup dan menekan tombol lantai bawah tempat tujuan sama mereka. Saat sudah sampai ke lantai dasar di lift terbuka Liona teringat pulpen kesayangan yang jatuh di bawah bangkunya tadi lupa tidak diambilnya.

"Eh Eka dan Farika aku baru ingat ada barangku yang ketinggalan." kata Liona

"Barang apa lho." kata mereka hampir serempak

"Pulpenku tadi terjadi waktu kalian ngangetin aku. Aku lupa mengambilnya."

"Perlu dianter nggak, berani naik ke lantai 5 sendiri?" kata Eka.

"Nggak perlu toh juga terangkan lampunya sudah dinyalakan."

"Nggak usah diambil beli aja, aku beliiin deh nggak hanya 1 tapi 3." Kata Farika mengimbuhkan

Eka setuju dengan kata Farika dengan mengangguk-menganggukkan kepalanya.

"Nggak perlu, soalnya jarang aku dapat pulpen yang enak digunakan. Sayang itu tadi isinya masih banyak. Kalian pulang dulu nggak papa. Sudah mulai malam ini. Nanti aku habis ini juga langsung ambil lalu pulang." Kata Liona

"Beneran.... kelihatan mulai sepi ini, nggak papa nggak ditemenin." kata Mereka

"Iya, beneran nggak papa kok, ya sudah ambil dulu ya, hati-hati dijalan ya kalian." Kata Liona

"Ya sudah kami duluan dulu ya.... Nanti kabari lewat w.a ya...." kata Farika dan Eka.

"Iya, bye." kata Liona sambil melambaikan tangan kepada sahabatnya.

Mereka membalas dengan lambaian tangan juga. Liona segera berbalik menuju ke lantai 5 dengan naik lift.

Ting.... akhirnya aku sampai di lantai 5. Beneran sepi tidak ada mahasiswa lain lagi. segera Liona masuk ke ruangan tempat mereka kuliah tadi.

Saat akan hampir memasuki ruangan itu. Liona dikagetkan dengan Lionel yang masih berada di sana. Apa yang dilakukan Lionel, Liona tidak tahu. Lionel berdiri membelakanginya jadi dia dan sesosok siluet banyangan yang terlihat seperti perempuan.

Ternyata berhadapan dengan seorang perempuan yang kutahu dia adalah Aura. Aura adalah salah satu teman sekelas mereka tapi Liona tidak begitu dekat dengan Aura.

Apa yang dilakukan mereka berdua pikir Liona. Apa masih membahas materi yang akan dipresentasikan Minggu depan karena setahu Liona. Lionel dan Aura adalah anggota kelompok yang sama.

Maju mundur memikirkan menunggu mereka keluar ruangan dulu atau langsung mengambil. Liona syok atas pemandangan. Di depannya.

Menutup mulut dengan kedua tangannya dengan mata melotot tak percaya. Dengan kedua matanya menyaksikan Lionel dan Aura berciuman. Kedua tangan Aura menggantung di leher Lionel.

Tanpa membuang waktu lagi. Liona segera berbalik berlari menjauhi ruangan itu. Menjauhi apa yang baru saja yang dilihatnya Menahan sesak dan air mata. Dia turun tidak menggunakan lift dia turun menggunakan tangga turun. Lari tergesa-gesa tanpa memperdulikan dia akan terjatuh atau tidak.

Untungnya kampus sudah mulai sepi. Berlari menuju parkir tempat Liona memakirkan motornya.

Bruk... seperti suara terjatuh. Seperti tidak punya tenaga Liona duduk lemas di samping sepeda motornya.

Air mata yang tadi ditahan akhirnya keluar juga. Semakin deras air yang mengalir di pipinya. Mata dan hidung yang terlihat memerah Meremas baju di bagian dada untuk meremas dan mengurangi sakit di dadanya.

Suara isakannya begitu menyayat hati. Hatinya rasanya ingin meledak. Satu tangannya menutup mulutnya agar suara isakannya tidak terdengar. Pemandangan yang dilihatnya tadi seperti rekaman yang terus menerus berputar di kepalanya. Menyaksikan mereka berciuman sungguh itu membuatnya merana.

Seperti merasakan kesedihan Liona langit yang awalnya menampilkan semburat cahaya merahnya berganti dengan kumpulan awan berwana hitam pekat. Kilat dilangit berwarna putih kuning kekuningan juga mulai terlihat.

Rintik-rintik tesesan air berukuran kecil mulai berjatuhan secara bergantian. Rintik-rintik itu berganti dengan aliran air yang mulai mengucur dari langit mulai membasahi Liona.

Sebenernya Liona tidak memiliki keberanian berharap bahwa perasaannya akan tersambut. Biar hanya dia saja menyimpan perasaan itu.

Liona tidak apa-apa jika Lionel mempunyai kekasih hati. Iya tidak apa-apa sungguh. Tapi saat menyaksikan mereka melakukan adegan mesra membuatnya dia sangat sakit. Rasanya dia ingin berteriak sekencang-kencangnya dan menangis sepuasnya.

Tapi Liona harus mengontrol diri. Dia masih berada di area kampus. Mengusap air yang masih mengalir di kedua matanya dengan kasar. Meskipun badan terasa lemas dan tidak berdaya Liona segera bangkit dari duduknya.

Memakai helm dan menutup kaca helm untuk menutupi wajahnya yang terlihat berantakan. Menyalakan sepeda motor meninggalkan kampusnya.

Di tengah perjalanan pulang dengan mengendarai sepeda motor Liona menangis kembali dengan isakan menandakan betapa sakit hati dan terluka hatinya. Mengeluarkan rasa sakit hatinya dengan isakan dan air matanya. Ditemani oleh air-air yang turun dari langit yang mulai turun secara deras. Apakah perasaannya segera kunjung layu sebelum bersambut.

1
Lili
I have everything I need to be happy right now. Walau belum sesukses orang lain, tapi cukup kok.


Bukan karena cepat puas. Justru karena tujuanku besar yah aku belajar menikmati apa yg aku punya hari ini sambil berjuang untuk mimpi-mimpi berikutnya.


Rasa cukup ini yang bikin hati semakin luas.

I have everything I need to be happy right now. Walau belum sesukses orang lain, tapi cukup kok.


Bukan karena cepat puas. Justru karena tujuanku besar yah aku belajar menikmati apa yg aku punya hari ini sambil berjuang untuk mimpi-mimpi berikutnya.


Rasa cukup ini yang bikin hati semakin luas.
Lili
💪💪💪
Lili
semangat
Lili
semangat terus jangan malas-malasan
Lili
ayo terus berkarya
Lili
tetap berkarya
Lili
tetap fighting
Lili
jangan menyerah
Lili
semangat 💪💪💪
Lili
semangat ya 😇
Lili
👍💜💙💚♥️💛
Lili
semangat jangan pantang menyerah
Lili
💛💪
Lili
terus berkarya ya
Lili
💪💪💪💪
Lili
semangat jangan menyerah
Lili
jangan malas-malasan
Lili
harus benar-benar kuat
Lili
semangat ya
Lili
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!