Nadiva, biasa di panggil Diva adalah gadis manis berusia dua puluh satu tahun yang saat ini masih menjadi mahasiswi semester enam sebuah universitas kesehatan di kota nya.
Kehidupan aman tentram Diva berubah menjadi lebih berwarna setelah memiliki tetangga seorang duda yang di tinggal meninggal istri nya saat melahirkan anak nya. Duda berusia tiga puluh tiga tahun itu bernama Randika Immanuel, memiliki seorang anak perempuan berusia enam tahun yang bernama Cinta.
Sejak awal bertemu Diva, Cinta sudah menyematkan kata Bunda sebagai panggilan kesayangan Cinta buat Diva.
Bagaimana kah kisah Diva dalam menghadapi aneka ulah Cinta yang selalu menginginkan Diva menjadi Ibu nya, sementara Diva sendiri tidak menyukai Ayah Cinta yang terkesan bersikap arogan?.
"Ayah hitung sampai tiga. Kalau ndak mau bangun Ayah gendong kaya karung beras nih!" Ancam Dika yang tak jua di tanggapi oleh Cinta. Hingga ....
"Cinta Oh Cinta ..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choco 33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Waktu Bersama
Sudah dua hari keberadaan Cinta tidak di ketemukan membuat Dika dan juga Diva cemas tak karuan.
Bahkan Dika sempat berpikiran buruk tentang keberadaan Cinta yang masih bisa belum di temukan, namun dengan tegas Diva meminta Dika untuk tidak berpikiran seperti itu.
"Perasanan Aku, bilang Cinta baik-baik saja Mas. Mas jangan punya pikiran jelek kaya gitu. Aku nggak suka!". Bentak Diva saat dalam perjalanan menuju kantor kepolisian saat Dika mengatakan siap menerima kabar terburuk sekalipun dari Cinta.
"Tapi sampai sekarang Kita nggak tau Cinta ada dimana, Diva!". Bentak Dika tak kalah kesal.
Sudah dua hari ini Dia tidak bertemu dan tidak mengetahui keadaan Cinta, membuat Dika pun apatis kalau Cinta masih hidup.
"Cukup. Mas tau kan kalau ucapan itu adalah doa. Tarik ucapan juga pikiran buruk Mas mengenai Cinta. InsyaAllah Cinta bisa kita temukan secepatnya!". Diva menatap tajam Dika yang baru saja memarkirkan mobil nya di parkiran Polsek.
"Sekali lagi Kamu ngomong yang nggak nggak tentang Cinta. Jangan harap Aku akan kasih Cinta ke Kamu lagi kalau Cinta sudah di temukan!".
Brak
Dika mengeram frustasi mengacak acak rambut nya dan kemudian berteriak kencang di dalam mobil, sesaat setelah Diva keluar dari mobil nya dengan menutup pintu mobil Dika dengan kencang.
Setelah meredakan amarah nya, Dika pun segera beranjak keluar dari mobil guna menyusul Diva. Karena tadi Diva mendapat panggilan dari pihak kepolisian untuk di mintai keterangan, dan tentu saja Dika wajib mendampingi Diva.
"Katakan di mana Cinta?". Baru saja Dika memasuki ruangan kepolisian, sudah terdengar suara teriakan yang sangat Dika kenali siapa pemilik suara teriakan tersebut.
Dika segera berlari kearah Diva, memaksa tubuh Diva masuk kedalam pelukan nya saat Mama Jess hendak menyerang Diva.
"Cukup, apa yang Kalian lakukan terhadap Diva?". Tamparan yang akan di layangkan oleh Mama Jess kini bersarang di punggung belakang Dika.
Plak
Dika sampai meringis kecil merasakan nyeri saat telapak tangan Mama Jess menampar punggung belakang nya.
Untung saja Dika segera memeluk Diva, coba kalau tidak. Bisa di pastikan pipi kanan Diva akan langsung memerah akibat tamparan yang di layangkan Mama Jess.
"Kenapa Kamu lindungi Dia, Mas!". Shakirra merangsek menghampiri Dika yang masih memeluk tubuh mungil Diva.
Hendak menarik tangan Diva agar keluar dari pelukan Dika, namun sebelum hal itu terjadi Dika sudah terlebih dahulu mendorong tubuh Shakirra menjauh dari nya.
"Jangan buat kekacauan di kantor polisi!. Atau Saya tidak akan segan segan melaporkan kalian, dengan pasal perbuatan tidak menyenangkan!" Ancaman Dika membuat Mama Jess dan Shakirra menuruti permintaan Papa Kael agar diam.
"Kenapa Kamu membela Dia, Dika. Bisa saja Dia sengaja menyembunyikan keberadaan Cinta, agar Dia memiliki banyak waktu bersama Kamu!". Sentak Mama Jess.
Shakirra menyunggingkan senyuman mengejek kearah Diva, yang mulai melepaskan pelukan Dika. Dika terpaksa melepaskan pelukan Divq,
namun begitu Dika masih meminta Diva untuk tetap berdiri di belakang nya, melindungi nya agar tidak kembali di serang oleh keluarga Almarhumah Shanum.
"Diamlah. Biar pihak kepolisian yang menyelidiki nya!". Sentak Dika menarik kembali Diva masuk kedalam pelukan nya, dan berjalan memasuki salah satu ruangan, dimana kehadiran Diva sudah di tunggu oleh salah seorang staf kepolisian untuk meminta keterangan lebih lanjut mengenai hilang nya Cinta.
Hampir dua jam Dika mendampingi Diva yang ternyata menjadi tertuduh atas hilang nya Cinta dari laporan pihak keluarga Almarhumah Shanum. Hal itu tentu saja membuat Dika meradang dan habis habisan membela Diva.
Setelah mendengarkan penjelasan juga mendapatkan jaminan dari Dika kalau Diva sama sekali tidak terlibat dengan hilang nya Cinta, mereka pun akhir di izinkan untuk pulang. Dan pihak kepolisian akan tetap menindak lanjuti laporan keluarga Almarhumah Shanum kepada Diva yang mereka sangkai sebagai otak atas menghilang nya Cinta.
*********
Dika memarkir mobil nya di halaman rumah keluarga Almarhumah Shanum. Setelah mengantarkan Diva kembali kerumah nya, Pria itu memenuhi permintaan keluarga Almarhumah Shanum untuk datang ke rumah mereka.
"Papa tidak habis pikir, bisa bisa nya Kamu malah semakin dekat dengan orang yang sudah menculik Cinta, anak Kamu sendiri!". Bentak Papa Kael saat Dika baru saja mendudukkan tubuh nya di sofa keluarga Almarhumah Shanum.
"Tak ada bukti yang mengarah kepada Diva yang menculik Cinta. Lagi pula buat apa Diva menculik Cinta, kalau setiap hari saja Cinta selalu bersama Diva. Bahkan waktu mereka lebih banyak dibandingkan waktu bersama Saya dengan Cinta!". Jawab Dika tak kalah tegas.
"Jujur saja. Apa yang sebenarnya keluarga Papa inginkan dengan menyembunyikan keberadaan Cinta selama beberapa hari ini dari Saya?".
Kedua bola mata Papa Kael membulat dengan sempurna mendengar ucapan Dika.
"Kamu menuduh Papa menculik cucu Papa sendiri?". Pertanyaan balik Papa Kael di balas Dika di dengan menggendikkan kedua bahu nya seraya membalas ucapan Papa Kael dengan kalimat "Siapa yang tahu. Bukankah terkadang musuh sebenarnya adalah orang yang paling dekat dengan kita?".
Tawa Papa Kael langsung terdengar memenuhi ruang tamu keluarga nya, namun hal itu tak membuat Dika takut. Justru senyuman mengejek kini Dika berikan kepada sang mantan mertua yang saat ini sedang menantap nya dengan tatapan santai tanpa dosa.
"Hebat juga Kamu, Dik. Pantas saja Shanum rela menyerahkan Putri nya kepada Kamu dibandingkan kepada Kami keluarga nya". Rahang Dika mengeras menahan amarah, karena sudah menebak kalau dalang dari menghilang nya Cinta selama beberapa hari ini akibat ulah keluarga kandung nya Cinta sendiri.
"Berhubung sedikit banyak Kamu mungkin sudah mengetahui apa yang menjadi keinginan Kami, maka sekira nya Kamu pasti sudah tahu apa yang harus Kamu lakukan agar Cinta bisa kembali bersama Kamu dan keluarga Kami, bukan?". Senyuman penuh kemenangan menghiasi wajah Papa Kael.
"Hahahaha ... Apa yang sebenarnya kalian inginkan dari Saya?". Dika berusaha santai menanggapi Papa Kael.
Kedua pria beda usia itu saling melemparkan tatapan sengit mengabaikan keberadaan Mama Jess juga Shakirra yang tengah menguping pembicaraan mereka dari balik pintu kamar tamu.
"Nikahi Shakirra, sehingga hak asuh Cinta akan kembali ke keluarga Kami!". Terang Papa Kael yang justru di tertawai kencang oleh Dika.
"Hahahaha... Sangat di sayangkan sekali, kalau wanita sebaik Shanum harus memiliki keluarga busuk seperti Kalian!". Sentak Dika.
Pak Kael yang meradang akan ucapan Dika pun merangsek maju menghampiri Dika untuk kemudian menarik kerah baju Dika, dengan penuh amarah dan ancaman pria paruh baya itu berucap, "Nikahi Shakirra atau Kamu akan kehilangan Cinta untuk selama lama nya!".
Pak Kael mendorong tubuh Dika hingga membentur sofa lalu beranjak pergi meninggalkan Dika di ruang tamu keluarga nya.
