Perjalanan (Kereta Hantu - Rumah Horor)

Ternyata Melly belum di izinkan bekerja lagi sama orangtuanya, sebenarnya orangtua Melly pedagang bakso yang cukup besar juga ruko nya, dan mempunyai tiga cabang,

Pas tau Melly udah diphk, abang dan kakaknya melarang Melly bekerja, dan meminta Melly membantu ayah serta ibu nya membuat bakso.

Melly juga bukan anak nya gengsian, dia sangat percaya diri kalau berjualan bakso. Pernah Melly jualan bakso colok pakai gerobak kecil dan berdagang di sekolah, dan Melly terlihat enjoy, walaupun banyak yang mengenali dirinya.

Alam lain

"Kenapa kamu pergi" ucap wanita dengan suara pelan

"Siapa kamu?" tanya ku merasa tidak mengenali sosok wanita tersebut

"Kalian meninggalkan saya" ucap wanita

"Aku tidak mengenal mu sama sekali" jawab ku berpikir siapa wanita ini

"Kita pernah bersama" ucap wanita

"Kapan? aku nggak kenal kamu, dan melihat mu aja baru kali ini" jawab ku

"Kamu berbohong, sebelum nya kamu melihat saya" ucap wanita

"Dimana? Nggak sama sekali, mungkin kamu salah orang" jawab ku takut

"KAMU MENGENALKU" teriak wanita tersebut

Aku ketakutan dan mundur sedikit demi sedikit, tetapi wanita tersebut tersenyum menyeramkan dan mendekat ke arah ku.

"Mau kamu apa?" tanya ku

"Kamu meninggalkan saya sendirian disana" jawab wanita itu

"Sendirian? Disana? Maksudnya apa?" tanya ku masih tidak paham maksud perempuan tersebut

"Kenapa kalian jahat meninggalkan saya, hikkss..." jawab wanita tersebut

"Aku nggak kenal dengan mu, jadi pergi dari sini jangan ganggu aku" ucap ku. Keringat dingin mulai mengalir

"SAYA BUTUH TEMAN" teriak wanita

"Aku bukan teman mu" jawab ku merinding

"Kamu pernah melihat ku disalah satu kamar mandi, kamu jahat ninggalin aku, KAMU JAHAT" ucap sosok wanita semakin lama sosoknya berubah menjadi wanita menyeramkan

Aku berusaha lari, tapi terasa sangat berat sekali melangkah, dan sosok tersebut tersenyum lalu tertawa dengan keras hingga telinga ku terasa sakit.

"SAKIT, AKU NGGAK MENGENALMU" teriak ku sambil menutup telinga dan aku melihat telinga ku keluar da*rah segar

"AAAAHHHH, SAKIT" teriak ku lagi

"Prita, sayang bangun" ucap mama menepuk pipi ku

"Eh Uprit, kenapa. Bangun woi" timpal Arya

"Sayang bangun yuk, ini mama dan bang Arya" ucap mama

Aku pun terbangun dengan keringat yang cukup banyak, padahal kamar ku pakai AC.

"Istighfar, sayang" ucap mama mengelus wajah ku yang penuh keringat

"Astaghfirullah" tutur ku dengan lirih

"Prita kenapa?" tanya mama lembut

"Aku hanya mimpi, mah" jawab ku masih bingung

"Nggak berdoa sebelum tidur, ya" ucap Arya melihat ke arah ku dengan serius

"Baca doa kok" jawab ku

"Berarti kamu baca doa nya ngasal, apa buru-buru" tanya Arya

"Biasa aja, nggak buru-buru" jawab ku

"Ya udah, Prita bobo lagi ya, ini masih jam 02.00 tuh" ucap mama menunjuk jam

"Iya mah, Prita istirahat lagi. Mungkin aku hanya kecapean aja deh" jawab ku pelan

Mama meninggalkan kamar ku, tetapi bang Arya masih setia melihat ke arah ku.

"Uprit kenapa?" tanya Arya masih penasaran

Aku pun menceritakan apa yang aku mimpikan, seperti nyata tapi aku yakin itu hanya mimpi, dan memang mimpi, sebab aku sekarang berada dirumah mama.

"Harusnya tuh setan ikutin si Melly, kan yang dimakan milik Melly" ucap Arya bingung

"Aku juga nggak tau bang, apa karena aku yang melihat sosok wanita itu ya" jawab ku

"Bisa jadi, kamu perbanyak dzikir jangan tinggalkan shalat, sesulit atau sesenang apapun kamu, tetap letakan nama Allah dalam hati dan pikiran mu, jangan sampai lengah, kita nggak tau kenapa tuh setan bisa ikut sampe ke mimpi mu. Setan memang nggak mungkin membunuh kita, tapi setan bisa menghasut kita untuk melakukan kejahatan entah untuk diri sendiri atau orang lain. Sekarang tidur baca doa lagi yang benar, kalau papa pulang kita cerita lagi" tutur Arya penuh perhatian pada adiknya

Di dalam kamar, aku jadi tidak bisa tertidur.

Apa mau tuh wanita sampai ikutin aku ke dalam mimpi, apa aku ada salah. Tapi kan sebelum pergi aku pamitan di rumah itu dan meminta maaf. Batin ku bertanya-tanya

Pagi hari tubuh ku merasa lemas dan sedikit demam, padahal semalem masih baik-baik saja.

"Abang kerja?" tanya ku pelan ikut bergabung di meja makan

"Mau ke toko sama mama, kamu baik-baik dirumah ya, habis shalat langsung ngaji, dan serta kan aja nama tuh si setan" jawab Arya santai fokus sarapan

"Namanya aja aku ngga tau bang" ucap ku

"Loh kok bisa, emang nggak kenalan tah" ledek Arya

"Ngeselin" jawab ku kesal

"Anak mama pucat, eh ternyata demam" ucap mama khawatir

"Dari kemarin udah merasa nggak enak badan, mah" jawab ku berbohong

"Ya allah, mau ke klinik dulu nggak sebelum bang Arya pergi" ucap mama cemas

"Nggak perlu mah, ini demam biasa nanti minum obat sama tidur sehat lagi" jawab ku

"Arya kamu ke toko sendiri ya, mama dirumah aja temani adikmu, kasihan dia" ucap mama

"Si uprit udah gede, mah. Hari ini ada barang datang, belum Arya ngajarin Aldo" jawab Arya

"Tapi adik mu sakit" ucap mama

"Mama sama bang Arya pergi aja, aku sehat sangat sehat, ini efek kepikiran jadi wanita nganggur" jawab ku

"Tuh si Uprit aman, nanti mama boleh deh pulang duluan" sahut Arya

"Ya udah, habis makan minum obat terus bobo lagi ya, jangan main dulu kondisi lagi sakit" ucap mama

"Siap mama, tenang aja" jawab ku

Mama dan bang Arya sudah pergi ke toko menggunakan motor, dirumah ada mobil tapi jarang dipakai. Papa berangkat kerja naik bus atau kereta. Sedangkan mama lebih sering naik angkutan umum.

"Aku jadi was-was begini, aku chat Melly aja deh" ucap ku

✉️ Prita

Mel, lagi apa?

10 menit kemudian

✉️ Melly

Habis minum obat mau tidur, kenapa Ta?

✉️ Prita

Kamu sakit? Sakit apa. Oh ya Mel semalem aku mimpi menyeramkan sekali, sosok wanita yang pernah aku lihat di kontrakan, dia marah karena kita ninggalin tempat itu.

✉️ Melly

Uaaaaanjaayyyyy, sama Ta. Aku juga mimpi tuh wanita, padahal aku kan nggak lihat sosoknya. di dalam mimpi itu, di sampai mendorong aku hingga terjatuh dari lantai dua, aku langsung bangun dengan kondisi demam. Ini gila

✉️ Prita

Astaghfirullah, kenapa jadi begini. Kita kan nggak pernah ngusik mereka selama ini

✉️ Melly

Ini pengalaman pertama ku, Ta. Nauzubillah jangan sampai aku di dorong dari lantai dua, aku jadi hati-hati banget mau ngelakuin sesuatu. Semoga kita selalu di lindungi sama Allah ya, Ta.